PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Good Governance adalah sebagi suatu paradigm yang dapat terwujud apabila ketiga pilar pendukungnya
dapat berfungsi secara baik yaitu negara, sector swasta dan masyarakat madani. Istilah good governance
di Indonesia dipahami sebagai kinerja suatu pemerintahan, perusahaan atau organisasi kemasyarakatan.
istilah good governance muncul karena tiga sebab utama, pertama: krisis ekonomi dan poloitik yang
masih terus menerus berlombak untuk menjadi partai politik yang unggul sehingga sehingga
menimbulakan persaingan yang tidak sehat, kedua masih banyaknya korupsi dan berbagai bentuk
penyimpangan dalam penyelenggaraan negara; ketiga kebijakan otonomi daerah yang merupakan
harapan besar bagi proses demokratisasidan sekaligus kekhawatiran akan kegagalan program tersebut.
Untuk mewujudkan good governance di suatu negara maka harus memahami prinsip-prinsip good
governance itu sendiri, adapun prinsip-prinsip itu adalah;
Perinsip penegakan hukum artinya segala kehidupan umum dan negara mengaku
Prinsip tranparansi
Prinsip responsive
Orientasi kesepakatan
Prinsip keadilan
Prinsip efektifitas
Prinsip akuntabilitas
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Good Governance berasal dari bahasa Inggris yaitu governing yang berarti mengarhkan atau
mengendalikan atau mempengaruhi masalah public dalam suatu negara. Good governance dapat juga
diartikan sebagai tindakan atau atau tingkah laku yang didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat
mengarahkan mengendalikan atau mempengaruhi masalah public untuk mewujudkan nilai-nilai itu di
dalam tindakan dan keseharian.
Menurut Taylor good governance adalah suatu pemerintahan yang demikratis seperti yang dipraktekkan
dalam negara demikrasi maju seperti di Eropa Barat dan Amerika. Demikrasi sebagai suatu pemerintahan
yang baik karena paling merefleksikan sifat-sifat good governance yang secara normative dituntut
kehadirannya bagi suksesnya suatu bantuan badan-badan dunia diantara asas demokrasi yang
menyerupai prinsip-prinsip good governance adalah
Sesuai dengan pengertian diatas maka pemerintahan yang baik iatu adalah pemerintahan yang baik
dalam ukuran proses maupun hasil-hasilnya. Pemerintah yang baik juga dapat dinilai dari segi
pembangunan yang dalam prosesnya dilakukan dengan biaya yang sangat minimal menuju cita-cita
kesejahteraan dan kemakmuran sebagi basis modal dari pemerintahan.
Good governance bermakna tata pemerintahan yang baik. Disatu sisi istilah Good Governance dapat
dimaknai secara berlainan. Sedangkan sisi yang lain dapat diartikan sebagai kinerja suatu lembaga,
misalnya kinerja atau pemerintahan, perusahaan atau orgnisaasi kemasyarakatan, apabila istilah ini
dirujuk pada asli kata dalam Bahasa Inggris. Pemerintah yang baik adalah baik dalam proses maupun
hasilnya. Semua unsur dalam pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak saling berbenturan
memperoleh dukungan dari rakyatserta terbebas dari gerakan-kgerakan anarkis yang bisa mengahmbat
proses dan laju pembangunan. Pemerintahan juga bisa dikatakan baik jika produktif dan memperlihatkan
hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat meningkat, baik dalam aspek produktifitas maupun
dalam daya belinya. Kesejahteraan spiritualnya meningkat denga indikator rasa, aman, bahagia, dan
memilikirasa kebangsaan yang tinggi.
Pembangunan adalah rangkaian usaha yang mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara
terencana dan sadar yang ditempuh oleh suaut negara, bangsa menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa.
Usaha sadar dititipkan sebagai sesuatu untuk dititipkan sebagai sesuatu untuk
untuk dilaksanakan
keniscayaan yang tidak dapat dielakkan sehingga mau tidak mau, pluralitas ntelah
Tingginya sikap toleransi, baik terhadap saudara sesama agama maupun terhadap
sejahtera.
Penerapan good govenance di Indonesia dilatar belakangi oleh dua hal yang sangat mendasar yakni;
Tuntutan eksternal
Pengaruh globalisasi telah memaksa kita untuk menerapkan good governance. Telah menjadi ideologi
baru negara dan lembaga donor Internasional dalam mendorong negara-negara anggotanya
menghormati prinsip-prinsip ekonomi pasar dan ekonomi sebagai prasyarat dalam pergaulan
internasional.
Tuntutan Internal
Masyarakat melihat dan merasakan bahwa salah satu penyebab terjadinya krisis multidimensional saat
ini adalah terjadinya Juse Of Power yang terwuud dalam bentuk KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
dan sudah sedemikian rupa mewabah dalam segala aspek kehidupan.
Good Governance sebagai sebuah paradigma dapat terwujud bila ketiga pilar pendukungnya dapat
berfungsi secara baik yaitu negara, sector swasta, dan masyarakat madani (civil society). Negara dengan
birokrasi pemerintahannya dituntut
untuk berubah pola pelayanan dari birokrasi elitis menjadi birokrasi populis. Sector swasta menjadi
sumber daya diluar negara dan birokrasi pemerintahan pun harus memberikan kontribusi dalam
pengusahann pengelolaan sumber daya tersebut. Penerapan cita good governance pada akhirnya
mensyaratkan keterlibatan organisasi kemasyarakatan sebagai sumber kekuatan penyeimbangan negara.
Kendati diawali oleh tawaran badan-badan internasional, namu, cita good governance kini sudah
menjadi bagian khusus serius dalam wacana pengembangan padigma birokrasi dan pembangunan ke
depan. Dari berbagai hasil kajiannya, Lembaga Administrasi negara (LAN) telah mengumpulkan Sembilan
aspek fundamental dalam perwujudan good governance. Yaitu:
1. Partisipasi (participation)
Semua warga negara berhak terlibat dalam pengambilan keputusan baik langsung maupun melalui
lembaga perwakilan yang sah untuk mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut
dibangun berdasarkan kebebasan dan mengungkapkan pendapat serta kapasitas untuk berpartisipasi
secara konstruktif. Prinsip good governance ini dalam demikrasi disamakan untuk mengutamakan
kadaulatan rakyat artinya bahwa kekuasaan dan pemerintahan negara dilaksanaka berdasarkan dari oleh
dan untuk rakyat secara umum.
Segala kehidupan umum dan negara mengakui dan menjunung keberadaan hukum dan norma-norma
yang berlaku lainnnya yang meliputi asas “ rule of law” pengakuan hukum sevara konstitusional, hukum
diatas segala-galanya, kesamaan manusia didepan hukum, peradilan yang bebas dan tidak memihak,
pemilu yang jujur dan adil, menghindari perbuatan anarkis, dan mau menang sendiri. Tanpa diimbangi
oleh sebuah hukum dan penegakannya yang kuat, partisipasi akan berubah menjadi proses politik yang
anarkis
3. Transparansi (transparency)
Menurut Gafar ada 8 aspek mekanisme pengelolaan negara yang harus dilakukan secara transparan yaitu
penetapan posisi (jabatan, kedudukan) kekayaan pejabat public. Peberian penghargaan, pemecahan
kebijakan yang terkait denga perencanaan kehidupan, kesehatan, moralitas pada pejabat dan aparatu
pelayanan public. Keamanan dan ketertiban dan kebijakan strategi untuk pemecahan masalah kehidupan
masyarakat.
4 Responsive (responsiveness)
Salah satu asas fundamental untuk menuju cita good governance adalah responsive yakni pemerintah
harus peka dan cepat tanggap terhadap persoalan-persoalan masyarakat. Pemerintah harus mamahami
keinginan rakyat angan sampai menuggu. Mereka menyamoaikan keinginan-keinginan itu, namun, harus
priaktif mempelajari, menganalisis mengenai kebutuhan mereka.
5. Orientasi kesepakatan
Consensus adalah pengembilan keputusan melalui proses musyaewarah dan semaksimal mungkin
berdasarkan pada putusan bersama.
Yaitu persamaan dalamhal perlakuan (treatment) dan pelayanan. Asas ini dikembangkan berdasarkan
pada sebuah kenyataan bahwa Bangsa Indonesia ini tergolong bangsa yang pluralbaik dilihat dari segi
etik, agama dan budaya.
7 . Efektifitas (effectiveness) dan efesiensi (efficiency)
Pemerinyahan yang baik juga harus memnuhi criteria efektiitas dan efisiensi yakni berdaya guna dan
berhasil guna.
8. Akuntabiilitas (accountability)
Untuk mewujudkan cita good governance denga asas-asas fundamental sebagimana telah dipaparkan
diatas setidaknya harus melakukan lima aspek prioritas. Sebagi langkah perwujudan dari good
governance
Desentralisasi bagi penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) dan pembangunan
regional menjadi topic utama di United Nation Centre for Regional Development (UNCRD) sejak
pertemuan Nagoya tahun 1981. Hal itu diikuti dengan perhatian yang lebih mendalam terhadap berbagai
pandangan dan pengaaman negara-negara dalam mendesain dan mengimplementasikan program-
program pembangunan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Good Governance berasal dari bahsa Inggris yaitu governing yang berarti mengarhkan atau
mengendalikan atau mempengaruhi masalah public dalam suatu negara. Good governance dapat juga
diartikan sebagai tindakan atau atau tingkah laku yang didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat
mengarahkan mengendalikan atau mempengaruhi masalah public untuk mewujudkan nilai-nilai itu di
dalam tindakan dan keseharian. Dari berbagai hasil kajiannya, Lembaga Administrasi negara (LAN) telah
mengumpulkan Sembilan aspek fundamental dalam perwujudan good governance. Yaitu:
1. Partisipasi (participation)
3. Transparansi (transparency)
4. Responsive (responsiveness)
5. Orientasi kesepakatan
6. Keadilan (equity)
8. Akuntabiilitas (accountability)
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi, Prof., Dr., MA., “Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani”, Jakarta : Tim
ICCE UIN Jakarta
http://www.wikipedi.org/good-governance
http://www.studymode.com/subject/makalah-good-governance
http://www.Fauzur.Blogspot.Com/2012/07/makalah-good-governance
Categories: Makalah
Tags: good gavernance, kewarganegaraan, makalah, makalah pkn, pengertian good governance, pkn
Leave a Comment