Anda di halaman 1dari 11

Hormon Secara Umum

I. Definisi

Hormon berasal dari bahasa Yunani, horman berarti yang

menggerakkan. Hormon adalah senyawa organik yang membawa pesan

kimia di dalam aliran darah menuju ke sel-sel atau jaringan tubuh. Jumlah

hormon dalam aliran darah hanya sedikit. pengaruhnya terhadap jaringan

tubuh dapat terjadi dalam waktu singkat (beberapa detik) hingga beberapa

tahun. Hormon hanya dapat memengaruhi sel-sel target yang memiliki

reseptor khusus. (Tortora & Derrickson, 2014)

Menurut Dorland, hormon adalah substansi kimia yang diproduksi

di dalam tubuh oleh organ, sel dari organ, atau sel-sel yang tersebar,

memiliki efek regulasi yang spesifik pada akivitas sebuah organ atau lebih.

Terminologi ini awalnya digunakan untuk substansi yang disekresikan

oleh kelenjar endokrin dan diangkut dalam aliran darah menuju organ

target, tetapi kemudian digunakan untuk berbagai substansi yang memiliki

aksi yang serupa tetapi tidak diproduksi oleh kelenjar khusus. (Dorland,

2011)

II. Fungsi

1. Membantu regulasi:

a. Komposisi kimia dan volume cairan interstisial

b. Keseimbangan metabolisme dan energi

c. Kontraksi serabut otot polos dan otot jantung

d. Sekresi kelenjar

e. Beberapa aktivitas sistem imunitas


2. Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan

3. Regulasi sistem reproduksi

4. Membantu menetapkan circadian rhytms

Circadian rhytms adalah ritme biologis yang dibentuk oleh tubuh

pada periode waktu sekitar 24 jam, mengacu pada ritme fisik, mental, dan

tingkah laku. Dalam kondisi normal, berubah-ubah secara teratur dan

konsisten. Circadian rhytms merespon kondisi lingkungan seperti terang

dan gelap, digunakan untuk ritme pengulangan dari fenomena tertentu

pada organisme hidup pada waktu yang sama setiap harinya. (Dorland,

2011)

III. Karakteristik

1. Konsentrasi dalam plasma rendah karena laju yang rendah dari kelenjar

endokrin.

2. Periode laten (interval waktu antara pelepasan hormon dan inisiasi efek

atau respons yang dihasilkan) untuk hormon bekerja biasanya lambat.

Dapat beberapa detik, jam, atau hari.

3. Hormon beredar dalam plasma dengan berikatan pada protein. Fungsi

dari protein yang mengikat hormon adalah mencegah ekskresi

circulating hormone pada urin dan memperlambat laju degradasi oleh

hati sehingga menyediakan cadangan sirkulasi hormon.

4. Hanya sebagian kecil hormon dalam bentuk tidak terikat pada protein

yang melewati kapiler untuk menghasilkan efek atau respons.


5. Jaringan target memiliki reseptor untuk hormon. Spesifikasi hormon

bergantung pada kekuatan ikatan kovalen dengan reseptor hormon.

Reseptor hormon terdapat pada permukaan membrane sel, sitoplasma,

nukelus, dll.

6. Kebanyakan hormon dimetabolisme dengan cepat setelah disekresikan

terutama hormon peptida.

7. Interaksi hormon dan sel target diikuti dengan degradasi intaselular.

8. Hanya sebagian kecil circulating hormone yang didegradasi oleh

jaringan target. Hormon-hormon didegradasi di hati dan ginjal dengan

mekanisme enzimatik. Fraksi hormon (kurang dari 1%) diekskresikan

pada urin dan feses tanpa proses degradasi. (Marieb & Hoehn, 2013)

IV. Klasifikasi

Molekul hormon dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara

berbeda, yaitu :

1. Berdasarkan Fungsi Umum (Hall & Guyton, 2014)

Secara umum, hormon dapat diklasifikasikan menjadi hormon

trofik, hormon kelamin, hormon anabolik, dan banyak nama

fungsional lain.

a. Hormon Trofik (Tropic Hormone)

Hormon trofik adalah hormon yang menstimulasi pertumbuhan

dan sekresi dari kelenjar lain.

b. Hormon Kelamin (Sex Hormone)

Target dari hormon ini adalah organ reproduksi.


c. Hormon Anabolik (Anabolic Hormone)

Hormon anabolisme menstimulasi anabolisme pada sel target.

2. Berdasarkan Kelas Kimia (Tortora & Derrickson, 2014)

Secara kimia, hormon dapat dibagi menjadi dua kelas besar:

mereka yang larut dalam lemak, dan yang larut dalam air. Klasifikasi

kimia ini juga berguna secara fungsional karena dua kelas

memberikan efek yang berbeda.

1) Lipid Soluble Hormone

a. Steroid, Hormon steroid berasal dari kolesterol. Setiap hormon

steroid adalah unik karena adanya kelompok kimia yang

berbeda yang terpasang di berbagai situs pada empat cincin di

inti strukturnya. Perbedaan kecil ini memungkinkan

keragaman fungsi yang besar.

b. Dua hormon tiroid (T3 dan T4) disintesis dengan menempelkan

yodium ke tirosin. Cincin benzena tirosin ditambah yodium

yang melekat membuat T3 dan T4 sangat larut dalam lemak.

c. Gas nitric oxide (NO) adalah hormon dan neurotransmitter.

Sintesisnya dikatalisis oleh enzim nitric oxide synthase.

2) Water Soluble Hormone

a. Hormon amina disintesis oleh dekarboksilasi (menghilangkan

molekul CO2) dan memodifikasi asam amino tertentu. Mereka

disebut amina karena mereka mempertahankan gugus amino


(-NH3+). Katekolamin - epinefrin, norepinefrin, dan dopamin -

disintesis dengan memodifikasi asam amino tirosin. Histamin

disintesis dari histidin asam amino oleh sel mast dan platelet.

Serotonin dan melatonin berasal dari triptofan.

b. Hormon peptida dan hormon protein adalah polimer asam

amino. Contoh-contoh hormon peptida adalah hormon

antidiuretik dan oksitosin; hormon protein termasuk hormon

pertumbuhan manusia dan insulin. Beberapa hormon protein,

seperti hormon perangsang tiroid, telah menempel pada

kelompok karbohidrat dan karenanya merupakan hormon

glikoprotein.

c. Hormon eikosanoid berasal dari asam arakidonat, asam lemak

20-karbon. Dua jenis utama eikosanoid adalah prostaglandin

dan leukotrien. Eikosanoid adalah hormon lokal yang penting,

dan mereka dapat bertindak sebagai hormon yang beredar juga.


V. Prinsip Kerja Hormon

Hormon memberi sinyal pada sel dengan berikatan pada reseptor

spesifik yang berada di luar atau di dalam sel. Hormon akan melekat pada

molekul reseptor yang cocok seperti pada mekanisme “lock-and-key”.

Satu sel mungkin saja menjadi sel target dari banyak hormon karena

memiliki banyak tipe reseptor yang berbeda untuk berbagai hormon.

Pada proses transduksi sinyal, setiap interaksi hormon-reseptor

menghasilkan perubahan regulasi yang berbeda di dalam sel. Perubahan

ini biasanya dihasilkan dengan merubah reaksi kimia di dalam sel. Contoh

perubahan yang terjadi adalah beberapa interaksi hormon-reseptor

menginisiasi sintesis protein baru. Interaksi hormon-reseptor yang lain

adalah memicu aktivasi atau nonaktivasi suatu enzim yang mempengaruhi

reaksi metabolisme yang diatur oleh enzim tersebut. Contoh interaksi

hormon-reseptor yang lain adalah regulasi sel dengan membuka atau

menutup saluran ion yang spesifik pada membran plasma.

Hormon akan menuju sel target dengan cara beredar melalui aliran

darah di seluruh tubuh. Walaupun beredar di seluruh tubuh, hormon hanya

akan mempengaruhi sel target. Hormon yang beredar dalam aliran darah

dapat berbentuk bebas (tidak berikatan dengan molekul lain) atau

berikatan dengan protein plasma atau protein transpor.

Sebagian besar molekul hormon yang larut dalam air bersirkulasi

dalam plasma darah berair dalam bentuk "bebas" (tidak melekat pada

molekul lain), tetapi sebagian besar molekul hormon yang larut dalam
lemak terikat dengan transport protein. Protein transpor, yang disintesis

oleh sel-sel di hati, memiliki tiga fungsi:Secara umum,

1. Mereka membuat hormon yang larut dalam lemak sementara larut

dalam air, sehingga meningkatkan kelarutannya dalam darah.

2. Mereka memperlambat perjalanan molekul hormon kecil melalui

mekanisme penyaringan di ginjal, sehingga memperlambat laju

hilangnya hormon dalam urin.

3. Mereka menyediakan cadangan hormon siap, sudah ada dalam aliran

darah. (Tortora & Derrickson, 2014)

Hormon berbasis lemak akan berikatan dengan protein transpor.

Sekitar 0,1 ̶ 10% molekul hormon berbasis lemak tidak terikat pada protein

transport, Hormon yang berikatan dengan protein transpor perlu

melepaskan diri dari protein tersebut untuk melekat pada reseptor.


VI. Mekanisme Feedback Homeostatik

Dua jenis mekanisme umpan balik adalah umpan balik negatif dan

umpan balik positif. Umpan balik negatif mengurangi penyimpangan dari

nilai normal ideal, dan penting dalam mempertahankan homeostasis.

Sebagian besar kelenjar endokrin berada di bawah kendali mekanisme

umpan balik negatif.

1. Umpan balik negatif adalah pengaturan kadar kalsium darah. Kelenjar

paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid, yang mengatur jumlah

kalsium darah. Jika kalsium menurun, kelenjar paratiroid merasakan

penurunan dan mengeluarkan lebih banyak hormon paratiroid.

Hormon paratiroid merangsang pelepasan kalsium dari tulang dan

meningkatkan penyerapan kalsium ke dalam aliran darah dari tubulus

pengumpul di ginjal. Sebaliknya, jika kalsium darah meningkat terlalu

banyak, kelenjar paratiroid mengurangi produksi hormon paratiroid.

Kedua tanggapan adalah contoh umpan balik negatif karena dalam

kedua kasus efeknya negatif (berlawanan) dengan stimulus.

2. Mekanisme umpan balik positif mengontrol peristiwa yang terus

berlangsung sendiri yang bisa di luar kendali dan tidak memerlukan

penyesuaian terus menerus. Umpan balik positif meningkatkan

penyimpangan dari nilai normal ideal. Tidak seperti umpan balik

negatif yang mempertahankan kadar hormon dalam rentang yang

sempit, umpan balik positif jarang digunakan untuk mempertahankan

fungsi homeostatis. Umpan balik positif dapat ditemukan saat

melahirkan. Hormon oksitosin menstimulasi dan meningkatkan


kontraksi persalinan. Saat bayi bergerak menuju vagina (saluran lahir),

reseptor tekanan di dalam serviks (saluran keluar otot rahim)

mengirim pesan ke otak untuk memproduksi oksitosin. Oksitosin

berjalan ke rahim melalui aliran darah, merangsang otot-otot di

dinding rahim untuk berkontraksi lebih kuat (peningkatan nilai normal

ideal). Kontraksi meningkat terus sampai bayi berada di luar jalan

lahir. Ketika stimulus ke reseptor tekanan berakhir, produksi oksitosin

berhenti dan kontraksi persalinan berhenti.

VII. Komunikasi Sel

Aktivitas sel, jaringan, organ tubuh berkoordinasi dengan bantuan

beberapa sistem sinyal kimia, seperti: (Hall & Guyton, 2014)

1. Neurotransmitter yang dihasilkan oleh akson terminal dari neuron

menuju celah sinapsis dan bekerja secara lokal untuk mengontrol fungsi

sel saraf.

2. Hormon endokrin yang dihasilkan oleh kelenjar atau sel khusus menuju

aliran darah dan mempengaruhi fungsi sel target pada bagian tubuh

yang lain.

3. Hormon Neuroendokrin yang disekresikan oleh neuron menuju aliran

darah dan mempengaruhi fungsi sel target pada lokasi yang lain di

tubuh. Contohnya medulla adrenal dan kelenjar pituitari menyekresikan

hormonnya utamanya sebagai respon terhadap stimulus neural.

4. Parakrin disekresikan oleh sel menuju cairan ekstraseluler dan

mempengaruhi sel target yang berdekatan dengan tipe yang berbeda.


5. Autokrin disekresikan oleh sel menuju cairan ekstraseluler dan

mempengaruhi sel yang sama (sel itu sendiri).

6. Sitokin adalah peptida yang disekresikan oleh sel-sel menuju cairan

ekstraseluler dan dapat berfungsi sebagai autokrin, parakrin, atau

hormon endokrin. Contoh dari sitokin adalah interleukin dan limfokin

yang disekresikan oleh sel pembantu dan bekerja pada sel lain dalam

sistem imunitas. Hormon sitokin (leptin) diproduksi oleh sel adiposit

yang terkadang disebut adipokin.

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W. A. N. (2011). Dorland’s Illustrated Medical Dictionary32:

Dorland’s Illustrated Medical Dictionary. Elsevier Health Sciences.

Hall, J. E., & Guyton, A. C. (2014). Guyton dan Hall buku ajar fisiologi

kedokteran. Elsevier.

Marieb, E. N., & Hoehn, K. (2013). Human Anatomy & Physiology Volume 2:

Second Custom Edition for Arapahoe Community College. Peason

Education, Incorporated.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. H. (2014). Principles of anatomy and physiology.

New York: Wiley.

Anda mungkin juga menyukai