BAB I
DEFINISI
Problem management atau pengelolaan masalah adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
mengelola permasalahan baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi sehingga dapat dihasilkan
rekomendasi tindakan yang tepat untuk mengatasi/mencegah permasalahan tersebut. Masalah tersebut
bisa berupa insiden keselamatan pasien maupun masalah management.
Banyaknya permasalahan yang ada dalam suatu organisasi memerlukan adanya mekanisme baku
yang mudah diaplikasikan serta efektif untuk melakukan pengelolaan masalah dengan baik. Untuk itu
panduan ini dibuat agar semua pihak dapat melakukan pengelolaan masalah di unitnya masing-masing
maupun lintas fungsi dengan cara yang standar di seluruh rumah sakit. Pada prinsipnya terdapat 3 alat
yang dipakai untuk mengelola masalah dan potensi masalah:
1. Investigasi sederhana
- Digunakan untuk masalah dengan derajat ringan – sedang (berdasar hasil grading), baik
untuk insiden keselamatan pasien maupun masalah manajemen.
- Seringkali digunakan untuk menyelesaikan masalah internal sebuah unit yang tidak
memerlukan koordinasi lintas fungsi atau konsultasi dengan manajer senior.
2. RCA/Root Cause Analysis
- Secara istilah, merupakan metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang
sudah terjadi dengan grade sedang –berat; yang memerlukan koordinasi lintas fungsi,
bahkan konsultasi dengan manajer senior.
- Secara metode, RCA adalah alat/cara yang digunakan untuk menggali akar masalah dari
suatu masalah, dan terdapat 4 cara: 5 Why, Fish Bone, Analisa Penghalang dan Analisa
Perubahan. Alat ini juga digunakan untuk melakukan pencarian akar masalah dalam
investigasi sederhana maupun FMEA.
3. FMEA/Failure Modes Effect and Analysis
- FMEA adalah alat yang digunakan untuk mengelola permasalahan yang belum terjadi
(potensi masalah) untuk mengurangi insidensinya atau dampaknya.
Tujuan dari Investigasi Sederhana, RCA maupun FMEA adalah untuk mencari akar penyebab dari
sebuah masalah atau potensi masalah sehingga dapat dihasilkan rencana tindak lanjut atau redesign
proses yang efektif untuk memperbaiki proses. Sehingga Investigasi Sedarhana, RCA maupun FMEA
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses PDSA (Plan – Do – Study – Action). Semua proses
tersebut selalu diawali dengan identifikasi masalah, kemudian penilaian derajat masalah (grading),
penentuan akar masalah, serta rencana tindak lanjut dan evaluasi.
Tidak Berpotensi
berpotensi menimbulkan
menimbulkan masalah berat
masalah
Perlu dianalisa
lebih lanjut
PDSA
*Berat: masalah dengan grade Kuning dan Merah ATAU Minor dan Mayor dalam klausul ISO
*Ringan: masalah dengan grade Biru dan Hijau atau Observasi dalam klausul ISO
2
8. Evaluasi.
9. Tindak lanjut.
C. Langkah FMEA
1. Pilih proses berisiko tinggi dan bentuk tim
2. Diagram/gambarkan alur proses dan brainstorming modus kegagalan
3. Menentukan dampak/effects
4. Prioritas Modus Kegagalan
5. Identifikasi Penyebab/causes
6. Redesign proses
7. Analisa dan uji coba proses
8. Implementasi dan monitor proses baru
BAB II
IDENTIFIKASI DAN GRADING (PENILAIAN DERAJAT MASALAH)
Identifikasi masalah/potensi masalah merupakan langkah pertama dari proses pengelolaan masalah.
Identifikasi masalah klinis/Insiden Keselamatan pasien didapatkan dari laporan insiden keselamatan
pasien dengan formulir yang telah ditetapkan dari Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Nasional
(contoh formulir terlampir). Sedangkan identifikasi masalah dan potensi masalah manajemen didapatkan
dari laporan laporan ketidaksesuaian/NCR/Non Conformity Report (contoh formulir terlampir).
Tahap berikutnya dari manajemen permasalahan adalah penilaian derajat masalah atau yang lebih
dikenal dengan grading untuk menentukan apakah suatu permasalahan cukup diselesaikan dengan
investigasi sederhana atau harus dengan RCA/Root Cause Analysis. Grading (penilaian derajat masalah)
adalah metode yang digunakan untuk menilai secara objektif derajat berat/ringannya sebuah
permasalahan menurut dampak dan frekuensinya. Secara umum, permasalahan terbagi menjadi 4
grade:
1. Biru
3
Tindak lanjut: Investigasi sederhana dengan waktu maksimal 1 minggu, sampai tingkat
kepala ruang.
2. Hijau
Tindak lanjut: Investigasi sederhana dengan waktu maksimal 2 minggu, sampai tingkat
Manager/Kepala Bagian/Kepala Instalasi.
3. Kuning
Tindak lanjut: RCA dengan waktu maksimal 45 hari, sampai tingkat manajer senior.
4. Merah.
Tindak lanjut: RCA dengan waktu maksimal 45 hari, sampai tingkat Direktur.
4. Jenis Insiden* :
� Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak cedera / KTC (No Harm)
� Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ................................................................................................... (sebutkan)
(Tempat pasien berada)
5
Unit kerja penyebab ........................................................................................... (sebutkan)
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
� Ya � Tidak Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja tersebut
untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
6
Cedera ringan
2 Minor Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,
Cedera sedang
Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau intelektual secara
3 Moderate reversibel dan tidak berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya
Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
Cedera luas / berat
4 Major Kehilangan fungsi utama permanent (motorik, sensorik, psikologis,
intelektual) / irreversibel, tidak berhubungan dengan penyakit yang
mendasarinya
5 Cathastropic Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit yang
mendasarinya
TABEL 3. RISK GRADING MATRIX / MATRIKS PENILAIAN RISIKO IKP
7
Telah ditemukan ketidak-sesuaian pelayanan yang berhubungan dengan salah satu atau beberapa
unsur di bawah ini (beri tanda “V”) :
Grade masalah/risiko dan tindak lanjut penyelesaian (beri tanda √) (pilih A/B ):
A Grading masalah manajemen
8
Pengesahan Manajemen Representative :
Disetujui, untuk ditindaklanjuti Paraf MR/Ketua PMKP : ___________________________
Tidak setuju, alasan :
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
Jika disetujui, buat tindak lanjut dengan Investigasi Sederhana, RCA atau FMEA; lampirkan dalam
dokumen ini sebagai bukti.
Hasil verifikasi:
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
Rekomendasi:
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
9
Domains 1 2 3 4 5
Negligible Minor Moderate Major Catastrophic
Dampak pada Luka minimal Luka atau sakit Luka sedang Luka besar yang Insiden yang
keselamatan tidak minimal, memerlukan membawa akibat mengakibatkan
pasien, staf, memerlukan/ memerlukan penanganan ketidakmampuan kematian; luka
atau publik pengobatan penanganan profesional; jangka panjang / permanen di banyak
(kerugian minimal; minimal; memerlukan cacat; tempat atau yang
fisik tidak perlu memerlukan istirahat selama memerlukan mengakibatkan efek
/psikologis) istirahat istirahat ≤ 3 4-14 hari istirahat > 14 hari kesehatan yang tidak
hari Peningkatan lama dapat
rawat sampai > Dipulihkan
15 hari
Mutu / Keluhan / Keseluruhan Efektivitas Ketidaksesuaian Tingkat ketidaksesuaian
Keluhan / pertanyaan pelayanan pelayanan dengan standar secara keseluruhan dari
Audit tidak resmi, kurang menurun secara nasional dengan mutu pelayanan;
ketidaksesuai optimal, bermakna; resiko yang kegagalan umum dari
an kecil kegagalan kegagalan bermakna bagi keselamatan pasien/
terhadap tunggal untuk berulang untuk konsumen jika pelayanan konsumen
standard memenuhi memenuhi tidak jika temuan tidak
standar standar internal, ditanggulangi; ditindaklanjuti;
internal ketidak-sesuaian keluhan berlipat pemeriksaan /
dengan standard ganda / tinjauan penyelidikan pihak
utama. independen; eksternal; kegagalan
ketidaksesuaian umum untuk
besar terhadap memenuhi standar
standard. nasional; penuntutan.
10
Pemberitaan Rumor, Peliputan Peliputan media Peliputan media Peliputan media
yang potensi media lokal, lokal, penurunan nasional dengan < nasional dengan > 3
merugikan / perhatian penurunan jangka panjang 3 hari pelayanan hari pelayanan jauh
Reputasi public sementara dari kepercayaan jauh dibawah dibawah harapan publik
dari publik harapan publik yang wajar, kehilangan
kepercayaan yang wajar total dari kepercayaan
public, bagian- publik
bagian dari
harapan publik
tidak tercapai
Sasaran Peningkatan < 5 persen 5–10 persen 10–25 persen Insiden menyebabkan
bisnis / proyek biaya yang melampaui melampaui melampaui >25 persen melampaui
tidak anggaran anggaran anggaran proyek; anggaran proyek;
berarti / proyek; proyek; elesetnya jadwal; melesetnya jadwal,
melesetnya melesetnya melesetnya sasaran utama sasaran utama tidak
jadwal jadwal jadwal tidak tercapai tercapai
11
Pengalaman/ Ketidakpuasan Ketidakpuasan Kesalahan Kesalahan serius Ketidakpuasan
Kepuasan pasien, tidak pasien, pengelolaan dalam menyeluruh atas
Pasien berhubungan berhubungan pelayanan pengelolaan pelayanan pasien /
langsung langsung pasien / pelayanan prosedur kerja.
dengan dengan pelanggaran pasien /
pelayanan pelayanan prosedur kerja pelanggaran
pasien. pasien – prosedur kerja.
mudah diatasi.
1 2 3 4 5
Konsekuensi
Likelihood
1 2 3 4 5
Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic
1 Rare 1 2 3 4 5
2 Unlikely 2 4 6 8 10
3 Possible 3 6 9 12 15
4 Likely 4 8 12 16 20
5 Almost
5 10 15 20 25
Certain
Peringkat resiko saat ini (Consequence (Dampak) X Likelihood (Frekuensi) ……… X ……… = ………
Merah/Extreme (15-25) Kuning/High (8-12) Sedang/Moderate (4-6) Biru/Low (1-3)
12
BAB III
INVESTIGASI SEDERHANA
A. Definisi
Investigasi sederhana adalah metode untuk melakukan analisa permasalahan untuk masalah
dengan grade biru dan hijau. Investigasi sederhana cukup dilakukan secara terbatas oleh unit
dimana masalah tersebut teridentifikasi. Waktu untuk melakukan investigasi sederhana adalah 1
minggu untuk grade biru dan 2 minggu untuk grade hijau.
Pada investigasi sederhana, pencarian akar masalah bisa menggunakan metode 5 Why, Fish
Bone, Analisa Penghalang maupun Analisa Perubahan. Apabila setelah dilakukan investigasi sederhana
didapatkan bahwa masalah perlu dilakukan investigasi lanjutan, maka dapat dilakukan RCA, atau dapat
juga dilakukan FMEA jika dinilai masalah tersebut memiliki potensi dampak yang besar.
13
LEMBAR KERJA INVESTIGASI SEDERHANA
untuk Bands Risiko BIRU / HIJAU
MASALAH/INSIDEN:
(Tuliskan akar masalah yang ditemukan di lembar ini dan lampirkan metode RCA yang digunakan untuk
menganalisis akar masalah di lembar ini atau di lembar lain).
ANALISIS PENGHALANG
Masalah:
FISH BONE
1. Penyebab Langsung :
Individu :
Menggunakan alat tanpa wewenang : Merubah panduan pemakaian alat
Perilaku tidak benar
Alat : Tidak ada panduan
Menggunakan alat tidak sesuai tujuan
Alat rusak
Konstruksi Alat tidak kuat
16
Disain alat tidak adekuat
Fasilitas penyimpanan tidak adekuat
Kurang pemeliharaan/Inspeksi
Tidak ada Pelatihan
Komunikasi buru, Instruksi tidak sampai
3. Contoh untuk Rekomendasi :
Jika memungkinkan buat maksimum 3 rekomendasi. Juga buat rekomendasi dalam jangka pendek,
menengah, dan panjang untuk menjaga proses.
Contoh :
JANGKA PENDEK : Pasang tanda keselamatan contoh: Jalan keluar saat kebakaran, pindahkan alat.
JANGKA MENENGAH : Persiapkan & gunakan penilaian risiko, prosedur, rujuk ke K-3
JANGKA PANJANG : Implementasi program pelatihan, mengembangkan kebijakan, menggunakan alat
alternative.
BAB IV
RCA/ROOT CAUSE ANALYSIS
I. DEFINISI
Root Cause Analysis (RCA) atau analisa akar masalah adalah suatu metode reaktif yang
digunakan untuk melakukan investigasi terhadap suatu permasalahan yang bertujuan untuk
mengidentifikasi penyabab yang sebenarnya dari permasalahan tersebut dan tindakan yang
diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam pelaksanaannya, RCA dilakukan
untuk permasalahan dengan grade Merah dan Kuning. Karena masalah tersebut dinilai
kompleks, RCA akan melibatkan beberapa unit dan bahkan manajer senior yang dianggap
mampu memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah tersebut. Meskipun
langkah-langkah RCA secara lengkap hanya dilakukan untuk masalah dengan grade Merah
dan Kuning, namun metode penggalian akar masalah dalam RCA dapat diterapkan dalam
pencarian masalah dalam investigasi sederhana.
Untuk memudahkan penerapan RCA dalam kegiatan sehari-hari, RS Islam Klaten
membuat instrumen RCA yang bisa diterapkan baik untuk insiden keselamatan pasien
maupun untuk masalah manajemen.
.
II. LANGKAH RCA
1. Identifikasi insiden yang akan diinvestigasi
2. Tentukan tim investigator/RCA
3. Kumpulkan data dan informasi
4. Petakan Kronologi Kejadian (terutama pada IKP)
5. Identifikasi CMP (Care Management Problem): metode RCA yang digunakan masing-
masing permasalahan yang ditemukan.
6. Analisis informasi (RCA)
7. Rekomendasi dan rencana kerja untuk improvisasi/redesign.
8. Evaluasi.
9. Tindak lanjut.
A. 5 Why
Merupakan alat sederhana untuk menggali lapisan penyebab sampai menemukan
akar masalahnya dengan menggunakan pertanyaan mengapa sebanyak 5x.
Tujuan: untuk secara konstan bertanya “mengapa?” melalui lapisan penyebab
sehingga mengarah ke akar permasalahan dari problem yang teridentifikasi.
Kapan menggunakan teknik ini:
1. Untuk menanyakan setiap penyebab masalah yang teridentifikasi dan untuk
mengidentifikasi:
- Gejala (symptom)
- Proximate cause (penyebab terdekat/termungkin)
- Factor-faktor yang berpengaruh (influencing factor)
- Akar masalah (root cause)
2. Untuk melanjutkan pencarian akar masalah yang sebenarnya, meskipun telah
diketahui kemungkinan penyebab.
Tips:
1. Hindari bias dalam menjawab pertanyaan
2. Temukan orang yang tepat untuk menjawab 5 Why
3. Gunakan alat RCA yang lain jika mendapatkan jawaban diluar konteks
Keuntungan: sederhana, efektif, dapat digunakan untuk individu/kelompok
Kerugian: sebagian tidak setuju dengan 5x karena akar masalah bisa >5 atau <5,
tapi umumnya dengan 5x bertanya sudah dapat menentukan akar masalah.
Contoh melakukan metode 5Why:
18
B. Change Analysis (Analisa Perubahan)
Metode ini dikembangkan oleh Kepnev Treque (1976).
Merupakan metode untk membandingkan proses yang terjadi dengan proses
seharusnya (digunakan untuk menganalisa proses yang tidak bekerja sesuai rencana
(apa dan mengapa berubah).
Metode sederhana yang dapat membantu membandingkan proses yang berjalan
efektif atau gagal:
- Analisis komparatif
- Apa yang berubah sehingga menimbulkan kejadian/permasalahan
- Mencari dampak dari perubahan (potensial dan aktual)
Kapan digunakan:
1. Bila suatu system/tugas yang awalnya berjalan efektif kemudian terjadi
kegagalan/terdapat sesuatu yang menyebabkan perubahan situasi.
2. Mencurigai suatu perubahan yang menyebabkan ketidaksesuaian tindakan
atau kerusakan alat.
19
Merupakan analisa kritis pengawasan untuk mengidentifikasi gagalnya
pertahanan/penghalang.
Penghalang yang dimaksud adalah sistem yang sudah dimiliki yang memungkinkan
masalah/insiden dapat dicegah kejadiannya.
Analisa penghalang didesain untuk mengidentifikasi:
1. Penghalang mana yang seharusnya untuk mencegah insiden?
2. Mengapa penghalang gagal?
3. Penghalang apa yang dapat digunakan untuk mencegah permasalahan terulang
kembali?
20
RCA ANALISIS PENGHALANG
Masalah: pasien yang perlu tim Code Blue di selasar tidak mendapat pertolongan
D. Fish Bone
Digunakan untuk mengetahui faktor kontributor suatu masalah.
Digunakan pada masalah dengan penyebab yang kompleks.
Berupa diagram yang digunakan untuk menemukan factor penyebab.
Kelebihan: mudah dilaksanakan dan terdapat display visual dan proses analisis
Kerugian:
- Tidak semua orang merasa nyaman dengan perangkat ini
- Memerlukan waktu agar familiar
- Memerlukan pandangan yang luas dan kejadian yang diidentifikasi tidak
berhubungan dengan masalah
Dalam mengelola masalah manajemen, analisa Fish Bone dinilai dari 4 hal/faktor
kontributor: Man, Money, Material dan Methode.
Sedangkan dalam mengelola masalah IKP, analisa Fish Bone dinilai dari 8 hal/faktor
kontributor: Faktor Pasien, Faktor Tugas, Faktor Komunikasi, Faktor Tim, Faktor Staf,
Faktor Lingkungan Kerja, Faktor Organisasi dan Manajemen.
Contoh RCA Fish Bone IKP pasien jatuh:
21
FORMULIR ROOT CAUSE ANALYSIS
22
FOMULIR RCA/ROOT CAUSE ANALYSIS
1. Identifikasi insiden/masalah yang akan diinvestigasi
JENIS MASALAH/INSIDEN:
.......
5. Identifikasi CMP (Care Management Problem): metode RCA yang digunakan masing-masing
permasalahan yang ditemukan.
Tool RCA yang digunakan (5 Why, Fish Bone,
Permasalahan yang ditemukan
Analisa Penghalang, Analisa Perubahan
23
untuk menganalisis akar masalah di lembar ini atau di lembar lain).
METODE 5-WHY
PROBLEM WHY-1 WHY-2 WHY-3 WHY-5 WHY-5 KETERANGAN
ANALISIS PERUBAHAN
Apakah Apakah
Prosedur yang dilakukan
terdapat bukti perubahan
Prosedur yang normal saat terjadi
perubahan menyebabkan
insiden/masalah
dalam proses? masalah?
ANALISIS PENGHALANG
Masalah:
FISH BONE
PERENCANAAN PENYELESAIAN
24
Tingkat
Rekomendasi Sumber Tanggal dan
AKAR Penanggung- Target
Tindakan (individu, tim, daya yang Bukti Paraf
MASALAH jawab Waktu
manager, dibutuhkan Penyelesaian
direktur)
PDSA
Masalah:
Harapan:
BAB V
25
A. DEFINISI
Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk
strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Strategi yang dapat digunakan
antara lain: mentransfer risiko pada pihak lain, mengindari risiko, mengurangi efek buruk dari
risiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu. Manajemen
risiko memiliki cakupan yang cukup luas, mulai dari kegiatan dengan skala kecil dengan
dokumentasi yang terbatas sampai dengan kegiatan skala besar dengan dokumentasi yang
lengkap. Sebuah metode yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen risiko secara
terstruktur di RS adalah FMEA (Failure Modes Effect and Analysis).
FMEA adalah sebuah alat dengan pendekatan berbasis tim, sistematis dan proaktif untuk
mengidentifikasi cara-cara dari sebuah proses/system dapat menjadi gagal, dan bagaimana agar
system tersebut bisa dibuat menjadi lebih aman. Langkah awal dari FMEA adalah
mengidentifikasi semua risiko yang mungkin muncul dalam organisasi, kemudian memberikan
nilai untuk memprioritaskan risiko mana yang harus segera dikelola dibanding risiko yang lain.
Risiko yang terpilih untuk dikelola akan dicara akar penyebab masalah yang potensial untuk
menimbulkan kegagalan/risiko tersebut, lalu dilakukan manajemen/tindakan untuk mengurangi
kemungkinan kegagalan atau keparahan dampaknya. Panduan ini menjelaskan bagaimana
penggunaan FMEA dalam kegiatan sehari-hari.
ALUR UMUM MANAJEMEN RISIKO
Ruanglingkup
IdentifikasiResiko
Analisa Resiko
Evaluasi Resiko
Pengendalian Resiko
B. LANGKAH FMEA
Langkah FMEA
1. Pilih proses berisiko tinggi dan bentuk tim
Pemilihan proses berisiko tinggi dilakukan dengan cara:
- Menginventarisir berbagai risiko yang diperkirakan akan muncul dengan membuat
daftar permasalahan beserta skor risikonya dilihat dari kemungkinan dampak yang
26
dapat ditimbulkan, kemungkinan frekuensi kemunculannya dan kesiapan sistem yang
telah dimiliki saat ini yang ditulis dalam Form Risk Register setiap tahunnya. Nilai
risiko didapat dari perkalian dari ketiga faktor tersebut:
Nilai Risiko = nilai dampak x nilai frekuensi x nilai kesiapan sistem.
- Potensi masalah dapat diketahui dari:
1) Keluhan/komplain pelanggan
2) Hasil ronde pelayanan
3) Hasil rapat/pertemuan
4) Sasaran/indikator mutu yang tidak tercapai
5) Laporan IKP
6) Hasil audit internal/SPI
7) Hasil audit eksternal/survey
8) Penyimpangan prosedur
9) Pelanggaran aturan pemerintah
10) Lain-lain
- Potensi masalah dengan skor yang paling tinggi adalah potensi masalah yang akan
dipilih untuk dilakukan FMEA.
EVALUASI
IDENTIFIKASI RISIKO
RISIKO
Nilai Risiko
Dampak
Probabilitas
Kesiapan Sistem
10)Sumber identifikasi risiko (1-
PEMILIK
RISIKO/
No Jenis Risiko PJ
1 Ka. Inst.
Kesalahan identifikasi pada pemeriksaan radiologi 5 3 4 3 36
Radiologi
2 Ka. Inst.
Kecepatan pemeriksaan radiologi X-ray Thorax 4 3 4 3 36
Radiologi
3 Ka. Inst.
Kecepatan pemeriksaan radiologi CT Scan kepala 4 4 4 3 48
Radiologi
4 Kesalahan identifikasi pada pemeriksaan Ka. Inst.
5 5 3 3 45
laboratorium Laboratorium
Dokumen RISK REGISTER merupakan dokumen yang dinamis, artinya dapat diperbarui setiap
saat apabila ada risiko baru yang teridentifikasi, namun maksimal di pertengahan tahun, harus sudah
ditetapkan risiko mana yang akan dilakukan FMEA sehingga setiap tahun minimal terdapat 1 FMEA.
Nilai Definisi
1 Terdapat prosedur baku yang berjalan efektif
2 Terdapat prosedur baku, implementasi belum optimal
3 Tidak terdapat prosedur baku , impelementasi berjalan baik/cukup baik
4 Terdapat prosedur baku tapi tidak ada implementasi
5 Tidak terdapat prosedur baku dan tidak ada implementasi
28
2. Diagram/gambarkan alur proses dan sub proses
Ini adalah langkah untuk menggambarkan alur dari proses atau kegiatan yang dianalisa. Dari
setiap kegiatan utama dalam sebuah proses, dijelaskan pula sub prosesnya.
2. SUB PROSES
Dokter menulis Pasien Farmasi Kasir melakukan
identitas pasien menyerahkan melakukan verifikasi asuransi
a resep telaah resep dan atau tagihan
Rekomendasi
RPN
31
1 Pembacaan resep Resep tidak Waktu Ada, 5 4 2 40 Resep elektronik
lama bisa/sulit dibaca tunggu lama verifikasi
verbal
2 Dosis meragu- Pengetahu- Waktu Ada, 3 2 1 6 Penyegaran
kan, perlu an dokter tunggu lama verifikasi
konfirmasi verbal
3 Aturan pakai tak Pengetahu- Waktu Ada, 3 2 1 6 Penyegaran
lazim, perlu an dokter tunggu lama verifikasi
konfirmasi verbal
4 Obat tidak ada di Formularium Waktu Ada, 3 5 1 15 Sosialisasi ulang
formularium kurang tunggu lama verifikasi formularium
tersosialisasi verbal
Setelah semua modus kegagalan teridentifikasi, tetapkan cut off point nilai RPN yang mulai
harus dikelola.
6. Redesign proses
Redesign proses dilakukan untuk menurunkan beratnya dampak dari kegagalan
7. Analisa dan uji coba proses
8. Implementasi dan monitor proses baru
Langkah 6,7,8 dituangkan dalam formulir PDSA.
PERENCANAAN PENYELESAIAN
Tingkat
AKAR rekomendasi Sumber Tanggal dan
Kegagalan Target
MASALAH Tindakan (individu, tim, PJ daya yang Bukti Paraf
Waktu
manager, dibutuhkan Penyelesaian
direktur)
FORMULIR PDSA
(untuk mendokumentasikan proses perbaikan yang dilakukan)
PDSA
Masalah:
Harapan:
32
DO (Implementasi tindakan yang direncanakan)
33