Oleh:
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3
2.1 Definisi ..................................................................................................3
2.2 Jenis Transfusi dan Penggunaan ...........................................................3
2.2.1 Whole blood ................................................................................3
2.2.2 Packed red cell ............................................................................3
2.2.3 Konsentrat trombosit ...................................................................4
2.2.4 Granulosit ................................................................................... 4
2.2.5 Fresh frozen plasma ...................................................................5
2.3 Indikasi khusus transfusi darah .............................................................5
2.3.1 Transfusi gawat darurat ..............................................................5
2.3.2 Transfusi darah masif .................................................................6
2.4 Pemberian transfusi darah pasca bedah................................................ 6
2.5 Komplikasi paska transfusi ...................................................................8
2.5.1 Komplikasi non-infeksius ...........................................................8
2.5.1.1 Reaksi transfusi akut ............................................................8
2.5.1.2 Komplikasi lanjut ...............................................................10
2.5.2 Komplikasi infeksius ................................................................11
BAB III SIMPULAN ...........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................14
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi perdarah akut menurut American College of Surgeon .........7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hal yang paling utama dari semua pembedahan dan anestesi bertujuan untuk
mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pasien. Kehilangan darah dan kondisi
hipovolemik merupakan salah satu risiko yang dihadapi.2 Transfusi darah bertujuan
1
2
2.1 Definisi
Definisi transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau komponen
darah yang bisa berasal dari berbagai sumber ke dalam makhluk hidup.3Transfusi
darah umumnya berhubungan dengan kehilangan darah dalam jumlah besar yang
disebabkan oleh trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel
darah merah.3 Dalam transfusi, orang yang memberikan darahnya disebut sebagai
donor, sedangkan yang menerima darah disebut resipien.3
3
4
2.2.4 Granulosit
Transfusi granulosit dapat ditunjukkan pada pasien neutropenik
dengan infeksi bakteri yang tidak merespons antibiotik. Transfusi granulosit
memiliki masa hidup yang pendek pada sirkulasi resipien. Ketersediaan
faktor penggabungan koloni granulocyte (G-CSF) dan faktor timulasi
koloni granulosit-makrofag (GM-CSF) telah sangat mengurangi
penggunaan transfusi granulosit.7
5
strategi liberal yang mengindikasikan transfusi bila kadar Hb <10 gr/dL dan
dipertahankan pada rentang 10 – 12 gr/dL9
Pada pasien trauma bila kadar Hb >7 gr/dL, perlu dilakukan
evaluasi keadaan hipovolemia pada pasien. Bila terjadi hypovolemia
berikan cairan intravena untuk mengembalikan volume darah. Bila
normovolemia lakukan evaluasi lebih lanjut terkait gangguan hantaran
oksigen dengan menilai SpO2. Saat hantaran oksigen terganggu,
pertimbangkan pemasangan kateter arteri pulmonal serta ukur curah
jantung pasien. Jika hantaran oksigen masih baik, lakukan pemantauan
kadar Hb.9
Disamping manfaat yang didapat, transfusi darah bukan berarti bebas risiko.
Komplikasi terkait transfusi dapat dikategorikan menjadi komplikasi akut dan
lanjut, dapat dikategorikan lagi secara lebih terperinci yaitu komplikasi infeksius
dan non-infeksius. Komplikasi akut dapat terjadi dalam hitungan menit sampai 24
jam, sedangkan komplikasi tertunda dapat terjadi dalam hitungan hari, bulanan,
hinggan beberapa tahun setelahnya. Komplikasi infeksi yang disebabkan karena
transfusi sudah jarang terjadi seiring perkembangan proses screening darah. Risko
infeksi yang ditimbulkan sudah berkurang 10.000 kali sejak tahun 1980.
Komplikasi transfusi non-infeksius 1000 kali lebih sering terjadi daripada
komplikasi yang bersifat infeksius karena tidak ada perkembangan dalam
pencegahannya. Beberapa contoh komplikasi transfusi yang terjadi antara lain:
Reaksi akut adalah reaksi yang terjadi selama transfusi atau dalam
24 jam setelah transfusi. Reaksi akut dapat dibagi menjadi tiga kategori
yaitu ringan, sedang-berat dan reaksi yang membahayakan nyawa. Reaksi
ringan ditandai dengan timbulnya pruritus, urtikaria dan skin rash. Reaksi
ringan ini disebabkan oleh hipersensitivitas ringan. Reaksi sedang-berat
ditandai dengan adanya gejala gelisah, lemah, pruritus, palpitasi, dispnea
ringan dan nyeri kepala. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya
warna kemerahan di kulit, urtikaria, demam, takikardia, kaku otot yang
dapat terjadi di seluruh tubuh. Reaksi sedang-berat biasanya disebabkan
oleh hipersensitivitas sedang-berat, demam akibat reaksi transfusi non-
hemolitik (antibodi terhadap leukosit, protein, trombosit), kontaminasi
pirogen dan/ atau bakteri. Pada reaksi yang membahayakan nyawa
ditemukan gejala gelisah, nyeri dada, nyeri di sekitar tempat masuknya
infus, napas pendek, nyeri punggung, nyeri kepala, dan dispnea. Terdapat
pula tanda-tanda kaku otot, demam, lemah, hipotensi (turun ≥20% tekanan
darah sistolik), takikardia (naik ≥20%), hemoglobinuria dan perdarahan
9
yang tidak jelas. Reaksi ini disebabkan oleh hemolisis intravaskular akut,
kontaminasi bakteri, syok septik, kelebihan cairan, anafilaksis dan gagal
paru akut akibat transfusi.10
Transfusi Darah Masif adalah penggantian sejumlah darah yang hilang atau
lebih banyak dari total volume darah pasien dalam waktu <24 jam (dewasa: 70
ml/kg, anak/ bayi: 80-90 ml/kg). Morbiditas dan mortalitas cenderung meningkat
pada beberapa pasien, bukan disebabkan oleh banyaknya volume darah yang
ditransfusikan, tetapi karena trauma awal, kerusakan jaringan dan organ akibat
perdarahan dan hipovolemia.11
Seringkali penyebab dasar dan risiko akibat perdarahan mayor yang
menyebabkan komplikasi, dibandingkan dengan transfusi itu sendiri. Namun,
transfusi masif juga dapat meningkatkan risiko komplikasi.16 Berikut merupakan
komplikasi akibat transfusi masif yang dapat terjadi12:
2.6.1 Hiperkalemia
Penyimpanan darah menyebabkan konsentrasi kalium ekstraselular
meningkat, dan akan semakin meningkat bila semakin lama disimpan.12
12
Kehilangan darah dan hipovolemia dapat terjadi pada periode pasca operasi.
Pencegahan, deteksi dini dan perawatannya sangat penting untuk kesehatan pasien
dan mungkin mengurangi kebutuhan akan transfusi. Pada periode paska bedah,
terutama pasien yang sudah atau sedang memperoleh transfusi darah, segera
lakukan evaluasi status hematologi dan pemeriksaan faal hemostasis untuk
mengetahui sedini mungkin setiap kelainan yang terjadi Tujuan pemberian transfusi
darah pasca bedah yaitu untuk mengoreksi komponen darah yang belum terpenuhi
selama operasi, dan mengisi volume sirkulasi.
13
DAFTAR PUSTAKA
14