Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

ANALISA USAHA PETERNAKAN

Judul
“Analisa usahan Pada Peternakan Ayam Broiler di lambung bukit “

OLEH :
FEBRINO SYAPUTRA 1610611020

DOSEN PENGGAMPU :
Dr. Ir. Hj. DWI YUZARIA, MS

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada
penulis sehingga berkat rahmat dan karunianya itulah sehingga penulis dapat menyelesaikan
paper tentang analisa usaha peternakan tepat pada waktunya.
Paper ini telah penulis susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan paper ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan paper ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki paper ini
Akhir kata kami berharap semoga paper ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca

Padang, 13 Maret 2019

Penulis
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ayam broiler adalah salah satu hewan ternak yang banyak di ternakan saat ini.
Dikarenakan memiliki mutu genetik yang tinggi dan memikki pertumbuhan yang cepat
sehingga banyak para peternak yang beralih dari beternak hewan besar seperti ruminansia
beralih ke ayam broiler ini di karenakan perawatanya yang lebih mudah. Selain karena
memiliki mutu genetik yang tinggi sehingga lebih mudah untuk di kembangkan, pasar dari
ayam broleir ini pun sangat luas. Ayam brolier ini telah menjadi salah satu bahan pakan sumber
protein yang sangat di minati oleh masyarakat saat ini di karenakan telah tumbunya kesadaran
masyarakat tentang perlunya mengkonsumsi bahan pangan sumber protein dan juga kerena
harganya yang lebih murah jika di bandingkan dengan daging sapi.

Setiap tahunya permintaan akan ayam broiler ini juga semakin meningkat. Hal lain yang
menyebabkan perkembangan peternakan ayam broler ini berkembang dengan sangat cepat
adalah karna ketersediaan bibit dan pakan yang mudah di dapatkan oleh peternak di pasaran.
Namun demikian walaupun usaha ini berkembang cukup pesat namun masin belum bisa
memenuhi kebutuhan akan ayam broiler di pasaran di karenakan kebanykan usaha ayam broleir
ini adalah milik perorangan ataupun berkerja sama dengan perusahaan sehingga produksinya
pun tidak terlalu banyak. Usaha peternakan ayam broiler sudah menyebar di seluruh wilayah
di indonesia, untuk di sumatra barat usaha peternakan ayam broiler banyak terdapat di
payakumnuh, kab padang pariaman, padang dan daerah lainya.

1.2 Tujuan

Tujuan dari analisa usaha peternakan ayam broler ini adalah untuk menegtahui secara langsang
bagaima usaha peternakan ayam broiler ini berjalan dan bagaiman manejan usaha yang di
lakukan oleh peternakn agar usahanya berjalan lancar
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ayam Broiler
Ayam broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya di panen pada umur 4-5
minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).
Karakteristik ayam broiler yang baik adalah ayam aktif, lincah, nafsu makan dan minum lebih
baik, dan pertumbuhan badan menjadi cepat (Suprijatna et al., 2005). Pertumbuhan merupakan
perubahan ukuran dan pertambahan berat, dalam jaringan-jaringan tubuh seperti otak, jantung,
tulang, berat daging dan jaringan lainnya. Pertambahan bobot badan merupakan manifestasi
dari pertumbuhan yang dicapai selama penelitian. Proses pertumbuhan membutuhkan energi
dan substansi penyusun sel atau jaringan yang diperoleh ternak melalui pakan yang
dikonsumsinya.
Pertumbuhan yang paling cepat terjadi sejak menetas sampai umur 4-6 minggu,
kemudian mengalami penurunan dan terhenti sampai mencapai dewasa (Kartasudjana dan
Suprijatna, 2006). Berdasarkan dua kriteria utama, yaitu hasil utama dan pertumbuhannya, dari
semua jajaran bangsa ayam yang diseleksi, ternyata hanya ayam broiler yang memenuhi
kriteria. Ayam broiler sudah dapat dipanen pada umur 5-6 minggu dengan bobot hidup 1,3-1,6
kg per ekor. Broiler pada saat sudah masuk masa akhir mempunyai kemampuan mengkonsumsi
lebih banyak, sehingga kebutuhan protein harus dikurangi agar pemborosan dapat dihindari
(Saputra, 2013).
Ayam broiler merupakan hasil genetik yang memiliki karakteristik ekonomis,
pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan rendah, dipanen cepat karena
pertumbuhannya yang cepat, dan sebagai penghasil daging dengan serat lunak (Murtidjo,
1994). Ayam broiler memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihannya adalah dagingnya
empuk, ukuran badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi, efisiensi terhadap pakan cukup
tinggi, sebagian besar dari pakan diubah menjadi daging dan pertambahan bobot badan sangat
cepat, sedangkan kelemahannya adalah memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat,
relatif lebih peka terhadap suatu infeksi penyakit dan sulit beradaptasi (Murtidjo, 1994).
Kandang harus memenuhi beberapa persyaratan seperti mampu menampung sejumlah
ayam tanpa memberikan cekaman karena kepenuhan. Ruang suhu kandang harus dapat
melindungi ayam dari cekaman panas terutama di daerah tropis seperti di Indonesia, pendirian
kandang harus dilengkapi dengan ventilasi dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang baik.
Kandang yang dibangun dengan ventilasi yang cukup memberikan kenyamanan, sehingga
ayam yang dipelihara dapat tumbuh, kembang dan berkembangbiak tanpa dibebani dengan
kondisi udara yang kotor di dalam kandang (Sadarman, 2011).
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibi tatau Day Old Chicken (DOC) atau
ayam umur sehari yang baik yaitu pusarnya menutup rapi, kakinya besar dan basah seperti
berminyak pantatnya tidak kotor atau tidak terdapat pasta putih, DOC terlihat aktif, dan berat
DOC tidak kurang dari 37 gram. DOC memerlukan tempat yang bersih dan steril dari bibit
penyakit. Peternak juga harus memperhatikan suhu ruang kandang, pemberian vitamin dan
antibiotik. Pemantauan DOC harus dilakukan secara teratur (Santoso dan Sundaryani, 2011).
DOC datang akan sangat dipengaruhi oleh tersedianya 5 faktor penting yaitu: kualitas
udara, air, nutrisi, suhu dan cahaya. Kualitas udara butuh dijaga keersihannya dari abu dan
asap. Air diberikan secara ad libitum dan diusahakan dihangatkan terlebih dahulu hingga
bersuhu 20-24ºC agar DOC tidak trauma saat minum air. Lokasi kandang pada saat
pemeliharaan dekat dengan sumber air hal inidiharapkan untuk ketersediaan air yang cukup.
Air merupakan kebutuhan yangpenting untuk ayam karena kandungan air dalam tubuh atam
dapat mencapai 70%. Jumlah air yang dikonsumsi ayam bergantung pada jenis ayam, umur,
jenis kelamin, berat badan ayam dan cuaca. Pemberian nutrisi saat DOC berperan besar bagi
pertumbuhan berikutnya, karena 48 jam setelah menetas, villi usus menigkat 200% sehingga
meningkatkan kemampuan DOC menyerap nutrisi dari ransum dan air. Pengaturan suhu yang
ideal bagi DOC adalah 33-350C, hal ini dikarenakan DOC belum mampu mengatur suhunya
dengan baik. Pencahayaan penting bagi DOC untuk merangsang makan dan minum serta
menstimulasi hormon pertumbuhan di tubuh ayam. DOC butuh pencahayaan 24 jam yaitu 12
jam cahaya lampu berkekuatan 15-20 lux dan cahaya matahari (Nastiti, 2012)
Permasalahan yang sering timbul pada pemeliharaan broiler yaitu buruknya
manajemen pemeliharaan. Permasalahan tersebut diantara adalah sirkulasi udara yang kurang
baik karena sistem ventilasi yang tepat akan membantu pertumbuhan anak ayam. Manajemen
pemberian pakan juga menjadi insikasi permasalahan karena pakan memiliki presentase yang
paling besar dalam variabel produksi. Pemberian air minumsangatpentingkarena air
minumadalahkebutuhan yang dibutuhkan oleh unggas sehingga ketersediaannya harus
diperhatikan, karena air minum adalah pendamping pakan yang di butuhkan unggas (Sutomo,
2016).
2.2 Usaha Ayam Broiler
Usaha peternakan ayam dibagi menjadi tiga kategori, yaitu peternakan rakyat, usaha
kecil peternakan dan perusahaan peternakan. Peternakan rakyat yaitu usaha peternakan ayam
yang jumlahnya tidak melebihi 15.000 ekor per periode produksi. Usaha kecil peternakan
adalah usaha budidaya ayam ras yang jumlahnya tidak melebihi dari 65.000 ekor per periode
produksi. Perusahaan peternakan adalah usaha menengah dan besar di bidang usaha budidaya
ayam yang jumlahnya lebih besar dari 65.000 ekor per periode produksi (Suharno, 2000).
Tujuan setiap perusahaan adalah meraih keuntungan semaksimal mungkin dan
mempertahankan kelestarian perusahaan, tetapi untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan
harus bisa menghadapi banyak tantangan. Beberapa tantangan dalam usaha budidaya ayam
broiler, diantaranya (a) kelemahan manajemen pemeliharaan, karena broiler merupakan hasil
dari berbagai perkawinan silang dan seleksi yang rumit, kesalahan dari segi manajemen
pemeliharaan akan mengakibatkan kerugian; (b) fluktuasi harga produk, harga ayam broiler di
Indonesia sangat fluktuatif, disebabkan oleh faktor keseimbangan antara permintaan dan
penawaran; (c) fluktuasi harga Day Old Chick (DOC) yang bermuara pada keseimbangan
penawaran dan permintaan di pasar; (d) tidak ada kepastian waktu jual, dimana dalam kondisi
normal peternak broiler mandiri menjual ayam siap potong tetapi berbeda dalam kondisi
penawaran lebih tinggi dari permintaan, peternak dapat menjual murah hasil ternaknya atau
menunggun harga yang lebih baik tapi sekaligus mengeluarkan biaya ekstra untuk ransum; (e)
margin usaha rendah, margin usaha budidaya ayam broiler keuntungannya sangat tipis sekitar
5-10% dari setiap siklus produksinya; (f) faktor lain yang menghambat, lebih dari sebagian
harga sapronak misalnya vaksin, obat-obatan, feed supplement dan bahan baku ransum
merupakan produk impor.
Rasyaf (2004) menyatakan bahwa ada tiga unsur dalam beternak ayam yaitu (1) unsur
produksi; (2) unsur manajemen; dan (3) unsur pasar dan pemasaran. Satu masa produksi adalah
satu kurun waktu dimana dilakukan.produksi atau pembesaran anak ayam broiler mulai umur
sehari hingga siap jual.
III METODE
3.1 Metode Analisa dan pengumpulan data
Metode analisis adalah studi kasus dan observasi di peternakan ayam broiler “Pak
Yusril “ yang merupakan peternakan kemitraan dengan perusahaan PT ciomas adisatwa
yang berlokasi di Lambung Bukit, kota Padang

Penentuan lokasi di lakukan dengan cara mencari peternakan yang paling dekat
dengan daerah kampus dan peternakan itu potensial untuk di lakukan analisa usaha Metode
yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan observasi dan wawancara dengan
pemilik peternakan tersebut sebagai narasumber.

3.2 Waktu dan Tempat


Pengumpulan data dan analisis dilakukan pada tanggal 10 Maret 2019 yang
bertempat di peternakan ayam broiler “Pak Yusril” yang merupakan peternakan kemitraan
dengan PT Ciomas Adisatwa yang berlokasi di Lambung Bukit, kecamatan Limau Manis,
Kota Padang.

3.3 Data Analisa

Data yang dipakai merupakan data utama yang mencakup identitas responden,
keadaan umum usaha peternakan, pendapatan usaha, kebutuhan tenaga kerja, upah tenaga
kerja, struktur penerimaan, faktor-faktor produksi, biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel
(variabel cost) yang dikeluarkan dalam usaha peternakan tersebut. Data-data tersebut
dianalisis dalam satu kali siklus produksi atau satu kali panen.
IV ANALISA USAHA

4.1 Profi Peternakan Pak Yusril


Jenis Peternakan : Ayam Pedaging (Broiler)
Alamat : Lambung Bukit , kuranji, Kota padang, Provinsi sumatra barat
Populasi : 5000 ekor
Pemilik : Bp Yusril ( 56 thn )
Lama Beternakn : 6 tahun
Model Usahan : Kemitraan dengan PT Ciomas Adisatwa

Usaha peternakan ayam broiler pak Yusril ini sudah berdiri sejak tahun 2013.
Peternakan pak yusril ini memiliki satu buah kandang berjenis panggung dengan ketinggian
± 6 M degan panjang kandang ± 50 M. Dengan kondisi kadang yang seperti itu peternakan pak
yusril ini mampu menampung hingga ± 5000 ekor ayam dalam satu periode pemeliharaan.
Peternakan pak hendri ini hanya di jalankan bersama dengan anak dan istinya, namu pada saat
awak berdiri pak yusril memang menggunkan ternaga luar untuk membantunya karna beliau
masih belum memiliki banyka penggalama saat itu.

Gambar 1.1 Kandang ayam broier

Peternakan pak yusril ini berjenis peternakan Kemitraan dengan PT Ciomas Adisatwa.
Peternakan ini memaang sejak wak berdiri adalah peternakan kemitraan, alasan pak yusril
membuat peternakannya menjadi peternakan kemitraan adalah karena keterbatasan modal
awak dan juga karna beliau juga belum memiliki pasar dan di takutkan bila iya beteranak
mandiri ternaknya akan sulit di jual nantinya, dan juga di kemitraan ini beliau sudah mersa
mendapat pengghasila yang cukup.
Gambar 1.2 Doc Yang baru masuk
Pemeliharaan ayam brolier di lakukan selama 28 – 30 hari sesuai dengan permintaan
perusahaan mitra pak yusril. Jenis pakan yang di berikan oleh pask yusri adalah pakan jenis SB
– 10 untuk pemakaian 1 – 25 hari , SB – 11, SB – 12 dimana semua pakan tersebut di berikan
oleh perusahaan mitra pak yusril. Pada setiap periode pemeiharaan tingkat mortalitas dapat
mencapai 300 – 400 ekor.
4.2 Modal Usaha
Modal usaha milik pak yusril ini terdiri dari modal tetap dan modat variabel. Modal
teatap / biaya tetap terdiri dari kandang, sarana produksi ternak, lahan. Biaya Variabel terdiri
dari DOC, pakan, listik, obat -obatan, pekerja membersihkan kandang.
4.2.1 Biaya tetap
Kandang : Rp 140.000.000
Sapronak : Rp 40.000.000
Lahan : milik sendiri

Total : Rp 180.000.000

Kadang milik pak yusril dapat di pakai hingga 15 tahun, nilai penyusukan kadang pak
yusril adalah Rp140.000.000 : 15 tahun = Rp 9.300.000 / tahun, pada setiap tahunya pak yusril
mampu berproduksi sebanyak 7 kali, maka nilai penyusutak per periode produksinya adalah
Rp 9.300.000 : 7 = Rp 1.330.000 / periode
4.2.2 Biaya variabel
Biayan variabel disiki bagi 2 biaya variabel perusahaan mitra dan biaya
variabel dari pak yusril
Variabel Mitra
DOC 5000 ekor : Rp 40.000.000
Pakan 12 ton / 240 sak : Rp 84.000.000 ( jika 350.000 / sak )
Total : Rp 124.000.000
Karna biayan di atas ini adalah biaya variabel dari perusahaan jumlah pastinya pak
yusril juga tidak mengetahuinya jadi biaya di atas adalah biaya dari dugaan pak yusril
Varabel Pak Yusril
Listrik : Rp 300.000
Gula merah 2 kg : Rp 45.000
Leter sekam : gratis
Obat obatan : Rp 150.000
Pekerja pembersih kandang : Rp 1.000.000

Total Rp 1.495.000

4.3 Penghasilan
Penghasian yang di dapatkan oleh pak yusril per periode pemeiharaan tergantung pada
FCR ayam yang iya pelihrara semakin kecil FCR yang iya dapatkan maka penhasilnya pun
semakin tinggi adalah sekitar Rp 16.000.000 – Rp 18.000.000 dan bila penghasia RP
16.000.000 tersebut di keluarkan biaya penyusutkan kandang dan baiaya variabel maka
penghasian berseih pak yusril adalah :
Rp 16.000.000 – Rp 1.495.000 – RP 1.330.000 = Rp 13.175.000 dan pak yusli juga
mendapatkan penghasiln tambahan dari menjual pupuk feses ayam dengan harga Rp 10.000/
karung dan jumlah yang di dapatkan oleh pak yusril dari menjual 80 katung feses adalah Rp
800.000 maka penghasila pak yusril per periode pemeliharaan adalah :
Rp 13.175.000 + Rp 800.000 = 13.975.000
PENUTUPAN

KESIMPULAN
Ayam broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya di panen pada umur 4-5
minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).
Karakteristik ayam broiler yang baik adalah ayam aktif, lincah, nafsu makan dan minum lebih
baik, dan pertumbuhan badan menjadi cepat. Usaha ayam broiler adalah usaha yang sangat
manjanjikan mengigat pasar yang masih terbuka lebar.
Salah satu usaha peternakan ayam broiler yang ada di pinggir kota padang adalah
peternakan milik pak yusri 56 thn. Peternakanya berbentuk peternakan kemitraan dengan PT
Ciomas Adisatwa dan telah berjalan selama 6 thn dengan kemampuan pemeliharaan sebanyak
5000 ekor dan berproduksi debanyak 7 kali dalam setahun. Pedapatan yang di dapatkan oleh
pak yusril adalah sekitar Rp 16.000.000 – Rp 18.000.000. / periode pemeliharaan.
LAMPIRAN GAMBAR
DAFTAR PUSTAKA

Maulidah, Silvana. 2014. Rancangan Usaha Agribisnis. Malang: Lab of Agribusiness


and Management Faculty of Agriculture University of Brawijaya
Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Siregar, A.P., M. Sabrani dan S. Pramu. 1980. Teknik Beternak Ayam Pedaging di
Indonesia. Penerbit Margie Group, Jakarta.

Suharno, B. 2000. Kiat Sukses Berbisnis Ayam. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suryanto, B. 2004. Peran Usahatani Ternak Ruminansia dalam Pembangunan


Agribisnis Berwawasan Lingkungan, Disampaikan pada pidato Pengukuhan Guru Besar dalam
Ilmu Manajemen Usahatani pada Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, 6 Oktober
2004. Semarang: Badan Penerbit Undip.

Anda mungkin juga menyukai