Pemeriksaan Leopold
Pemeriksaan Leopold
Pemeriksaan Leopold I , untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang
berada dalam fundus uteri.
Hasil: jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi akan teraba bagian bulat,
keras dan dapat digerakkan (balotemen). Jika bokong yang terletak di fundus,maka
pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak
dari kepala, tidak dapat digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada letak lintang
palpasi didaerah fundus akan terasa kosong.
Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi
uterus.
Petunjuk pemeriksaan :
pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kepala pasien. Kedua telapak
tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang lembut tetapi
cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi. Secara perlahan geser jari-jari dari satu
sisi ke sisi lain untuk menentukan pada sisi mana terletak pada sisi mana terletak
punggung, lengan dan kaki.
Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian
bawah. Petunjuk cara memeriksa:
Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi janin terhadap ibu. Dengarkan
denyut jantung janin (DJJ) sejak kehamilan 20 minggu. Jantung janin biasanya berdenyut
120-160 kali permenit. Tanyakan kepada ibu apakah janin sering bergerak, katakana pada
ibu bahwa DJJ telah dapat didengar. Mintalah ibu segera bila janinnya berhenti bergerak.
Bila sampai umur kehamilan 28 minggu denyut jantung janin tidak dapat didengar atau
denyutnya lebih dari 160 atau kurang dari 120 kali permenit atau janinnya berkurang
gerakannya atau tidak bergerak, maka ibu perlu segera dirujuk.
6. Pemeriksaan genetalia
cucilah tangan, kemudian kenakan sarung tangan sebelum memeriksa vulva. Pada
vulva terlihat adanya sedikit cairan jernih atau berwarna putih yang tidak berbau. Pada
kehamilan normal, tak ada rasa gatal, luka atau perdarahan. Rabalah kulit di daerah
selangkangan, pada keadaan normal tidak teraba adanya benjolan kelenjar. Setelah selesai
cucilah tangan dengan sarung tangan yang masih terpasang, kemudian lepaskan sarung
tangan dan sekali lagi cucilah tangan dengan sabun.
7. Distansia tuberan
Yaitu ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau
jarak antara tuber iskhiadikum kanan dan kiri dengan ukuran
normal 10,5-11cm
9. Pemeriksaan panggul
pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai
keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat
menimbulkan penyulit persalinan. Ada empat cara melakukan pemeriksaan panggul yaitu
dengan pemeriksaan pangdang (inspeksi) dilihat apakah terdapat dugaan kesempitan
panggul atau kelainan panggul, misalnya pasien sangat pendek, bejalan pincang, terdapat
kelainan seperti kifosis atau lordosis, belah ketupat michaelis tidah simetris. Dengan
pemeriksaan raba, pasien dapat diduga mempunyai kelainan atau kesempitan panggul
bial pada pemeriksaan raba pasien didapatkan: primigravida pada kehmilan aterm
terdapat kelainan letak. Perasat Osborn positif fengan melakukan pengukuran ukuran-
ukuran panggul luar.
Alat untuk menukur luar panggul yang paling sering digunakan adalah jangka
panggul dari martin. Ukuran – ukuran panggul yang sering digunakan untuk menilai
keadaan panggul adalah:
a. Distansia spinarum
b. Distansia kristarum
Yaitu jarak antara Krista iliaka terjauh kanan
dan kiri dengan ukuran sekitar 26-29 cm. bila
selisih antara distansi kristarum dan distansia
spinarum kurang dari 16 cm, kemungkinan
besar adanya kesempitan panggul.
mintalah ibu duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan jelaskan apa yang akan
dilakukan. Rabalah tendon dibawah lutut/ patella. Dengan menggunakan hammer
ketuklan rendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika
tendon diketuk. Bila reflek lutut negative kemungkinan pasien mengalami kekurangan
vitamin B1. bila gerakannya berlebihan dan capat maka hal ini mungkin merupakan tanda
pre eklamsi.
Pemeriksaan Dalam
Genitalia eksterna
Siapkan ibu dalam posisi litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan perineum dengan larutan
antiseptic.
Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka / perdarahan,
discharge, varises, radang, tumor dan
kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan
dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih
jelas.
Genitalia interna
Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk
memperkirakan ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik.
1. Perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan adanya
plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh
dilakukan di meja operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat
hati-hati)
2. Ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi (korioamnionitis).
Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan
antenatal pertama, kecuali ada indikasi.
PEMERIKSAAN LANJUTAN
Jadwal kunjungan
Idealnya seperti di atas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, 29-36 minggu setiap 2 minggu
sekali dan di atas 36 minggu setiap minggu sekali). Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan,
diperiksa :
1. Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus uteri.
2. Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin, presentasi dan letak janin, denyut
jantung janin, aktifitas janin, perkiraan volume cairan amnion dan letak plasenta (jika
memungkinkan dengan USG).
Laboratorium
Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang terus sampai mencapai normal. Jika
sejak awal laboratorium rutin dalam batas normal, diulang kembali pada kehamilan 32-34
minggu.
Aktifitas fisik
Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai sedang), istirahat minimal 15 menit tiap 2
jam. Jika duduk/berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika tingkat aktifitas berat,
dianjurkan untuk dikurangi. Istirahat harus cukup. Olahraga dapat ringan sampai sedang,
dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi 140 kali per menit.
Jika ada gangguan / keluhan yang mencurigakan dapat membahayakan (misalnya, perdarahan per
vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan
Pekerjaan
Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan radiasi /
bahan kimia, terutama pada usia kehamilan muda.
Imunisasi
Terutama tetanus toksoid. Imunisasi lain sesuai indikasi.
Tidak perlu kuatir bepergian dengan menumpang pesawat udara biasa, karena tidak
membahayakan kehamilan. Tekanan udara di dalam kabin kapal penumpang telah diatur sesuai
atmosfer biasa.
Berpakaian sebaiknya yang memungkinkan pergerakan, pernapasan dan perspirasi yang leluasa.
Sanggama / coitus
Dapat seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan, harus
dihentikan (abstinentia). Jika ada riwayat abortus sebelumnya, coitus ditunda sampai usia
kehamilan di atas 16 minggu, di mana diharapkan plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi
dan fungsi yang baik. Beberapa kepustakaan menganjurkan agar coitus mulai dihentikan pada 3-4
minggu terakhir menjelang perkiraan tanggal persalinan. Hindari trauma berlebihan pada daerah
serviks / uterus.
Pada beberapa keadaan seperti kontraksi / tanda-tanda persalinan awal, keluar cairan pervaginam,
keputihan, ketuban pecah, perdarahan pervaginam, abortus iminens atau abortus habitualis,
kehamilan kembar, penyakit menular seksual, sebaiknya coitus jangan dilakukan.
Jika terjadi papila retraksi, dibiasakan papillla ditarik manual dengan pelan. Striae /
hiperpigmentasi dapat terjadi, tidak perlu dikuatirkan berlebihan.
Hewan piaraan
Hewan piaraan dapat menjadi carrier infeksi (misalnya, bulu kucing / burung, dapat mengandung
parasit toxoplasma). Dianjurkan menghindari kontak.
Harus dihentikan sekurang-kurangnya selama kehamilan dan sampai persalinan, nifas dan
menyusui selesai. Obat-obat depresan adiktif (narkotik dsb.) mendepresi sirkulasi janin dan
menekan perkembangan susunan saraf pusat pada janin.
Gizi / nutrisi
Makanan sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu hamil.
Untuk pencegahan anemia defisiensi, diberi tambahan vitamin dan tablet Fe.
Pada pemeriksaan kehamilan pertama, perhatikan apakah berat badan ibu sesuai dengn tinggi
badan ibu dan usia kehamilan. Bila berat badan ibu kurang atau lebih, cari dan atasi peyebabnya.
Pada pemeriksaan selanjutnya, perhatikan peningkatan BB ibu. BB ibu hamil bertambah 0,5 kg
perpekan atau 6,5 sampai 16 kg selama kehamilan. Bila peningkatan BB kurang dari 0,5 kg
perpekan, perhatikan apakah ada malnutrisi, malabsorbsi dan pemakaian alcohol, obat-obatan
atau rokok. Awasi adanya pertumbuhan janin terhambat, insufisiensi plasenta, kemungkinan
kelahiran premature. Sebaliknya, bila peningkatan BB lebih dari 0,5 kg perpekan, perhatikan
adanya DM, kehamilan ganda, hidramnion, atau edema. Perhatikan adanya makrosomia,
disproporsi sefalopelvik, atau distosia bahu.
Bila ibu memiliki tinggi badan kurang dari 140 cm, curigai adanya disproporsi sefalopelvik.
Tekanan Darah
Apabila kenaikan TD sistol lebih dari 30 mmHg atau mencapai ≥ 140 mmHg; atau kenaikan TD
diastole lebih dari 15 mmHg atau mencapai ≥ 90 mmHg, pertimbangkan adanya preeklampsi,
eklampsi, atau hipertensi dalam kehamilan.
Tinggi Fundus
Tinggi fundus uteri meningkat sesuai usia kehamilan. Peningkatan tinggi fundus uteri terutama
pada kehamilan trimester ke tiga.
Dalam keadaan normal, frekuensi BJJ berkisar 120-160 x /menit. Berdasarkan partograf WHO,
denyut kurang dari 120 detak permenit (bradikardi) atau lebih dari 160 kali detak permenit
(takikardi) saat ibu tidak sedang his menunjukkan adanya gawat janin. BJJ kurang dari 100 detak
permenit menunjukkan adanya gawat janin hebat dan tindakan harus segera diambil. BJJ yang
tidak teratur dan variabilitas yang menurun serta adanya mekonium dalam air ketuban juga
merupakan tanda gawat janin. Sebaliknya BJJ didengar segera setelah fase terkuat his lewat.
Bila tidak ditemukan BJJ pada daerah punggung janin, pikirkan adanya kematian janin, mola
hidatidosa, atau pertumbuhan janin terhambat.
Ditemukannya dua bunyi jantung di tempat yang berbeda dengan perbedaan frekuensi paling
sedikit 10 detak permenit merupakan salah satu diagnosis pasti kehamilan ganda.
Edema
Edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan hal fisiologis. Namun bila disertai
udem di tubuh bagian atas seperti tubuh dan lengan, terutama bila diikuti peningkatan TD, curigai
adanya preeclampsia.
Ukuran uterus yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebih kecil) dapat disebabkan oleh
terhambatnya pertumbuhan janin dan kematian janin intrauterine. Sedangkan bila lebih besar
karena mungkin disebabkan makrosomia, kehamilan mola atau kehamilan ganda.
Perdarahan
Perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan hal fisiologis yaitu tanda Hartman,
erdarahan pervaginam akibat proses nidasi blastosit ke endometrium yan menyebabkan
perlukaan. Perdarahan berlangsung sebentar, sedikit dan tidak membahayakan kehamilan.
Perdarahan trimester pertama dapat merupakan hal patologis yaitu abortus, kehamilan ektopik
atau mola hidatidosa. Setelah kehamilan 22 pekan, perdarahan yang terjadi disebut perdarahan
antepartum, yang banyak disebabkan oleh plasenta previa dan solusio plasenta.
s
GADAKAN UANG!!!
<p>Your browser does not support in iframe</p>
http://s3.amazonaws.com/mf1/ad/be00817b8802826cc57
31236236639/blogspot.rss
Post
Semua Komentar