Anda di halaman 1dari 7

Nama : Thania Mayanantha

Nim : 0120840265
TUGAS RADIOLOGI

A. Pengertian Kamar Gelap

Kamar gelap merupakan suatu ruangan khusus yang digunakan sebagai tempat
untuk proses pengolahan film, yang di dalamnya terjadi proses pembangkitan secara
kimiawi. Kamar gelap merupakan suatu ruangan khusus yang digunakan sebagai tempat
untuk proses pengolahan film dan sebagai tempat berlangsungnya proses awal dan akhir
dari pembuatan radiograf, dan pada proses tersebut kamar gelap ikut berperan penting,
karena mempengaruhi kualitas radiograf yang dihasilkan .

B. Fungsi Kamar Gelap

Beberapa fungsi kamar gelap adalah sebagai berikut :

1. Menerima dan memberikan kaset yang berisi film.


2. Identifikasi film.
3. Mengisi film ke dalam kaset dan mengeluarkan film dari kaset dengan penerangan
lampu pengaman.
4. Memelihara dan merawat lembar penguat dan kaset.
5. Pengolahan film.
6. Membuat duplikasi dan substraksi film.
7. Menyimpan persediaan film dan pengujian lampu pengaman.

C. Syarat – syarat Kamar Gelap

Kamar gelap harus memenuhi syarat-syarat tertentu supaya radiograf yang


dihasilkan baik sehingga informasi diagnosis yang diperoleh juga akan maksimal, syarat
– syarat kamar gelap antara lain :

I. Lokasi kamar gelap (Chesney, 1989)


Kamar gelap harus diatur sedemikian rupa sehingga mudah dicapai dari tiap-tiap
kamar pemeriksaan.
a. Keadaan kamar gelap tidak lembab dan panas.
b. Dapat memperoleh suplai air dan listrik yang cukup.
c. Dekat dengan ruang pengecekan film.
II. Susunan kamar gelap
a. Ukuran kamar gelap harus ditentukan menurut kapasitas dan beban kerja
harian pada semua pemeriksaan.
b. Cukup terlindung dari cahaya matahari dan cahaya dari ruangan lain.
c. Proteksi bahaya radiasi dari ruang pemeriksaan.
d. Ventilasi yang memadai.
e. Pengaturan suhu udara dalam kamar, sehingga cairan pencuci film dapat
mempertahankan suhu pencucian.
f. Persediaan air yang cukup dan sistem pembuangan yang efisien.
g. Lantai yang dilapisi ubin.
h. Dinding kamar yang dilapisi ubin setinggi 1,5-2 m dan disela-sela ubin ditutup
dengan semen murni, langit-langit dicat dengan warna cerah.(Hoxter, 1973)
III. Konstruksi Kamar Gelap
1. Ukuran kamar gelap
Sebuah kamar gelap minimal berukuran 10 m2 dan tinggi dinding kurang lebih
2,5 – 3 m.kamar gelap ini digunakan secara konstan dan mempunyai petugas
kamar gelap yang bekerja penuh (Chesney, 1989)
2. Lantai kamar gelap
Kamar gelap seharus mempunyai lantai berwarna terang untuk mempermudah
pekerjaan pada ruangan yang sedikit cahaya. Selain itu juga harus memenuhi
syarat tidak mudah keropos, tidak licin, tahan terhadap zat kimia serta dilapisi
ubin.
3. Dinding kamar gelap
Dinding kamar gelap sebaiknya berwarna cerah dan tidak mudah luntur,
cahaya yang dipantulkan dinding tidak memberikan efek pada proses
pencucian radiograf yang dihasilkan dan mudah dibersihkan.
4. Langit-langit kamar gelap
Langit-langit kamar gelap harus dibuat dari bahan yang tidak mengelupas,
juga mempunyai ketebalan yang sesuai dengan ketentuan proteksi radiasi.
5. Ventilasi kamar gelap
Ventilasi yang kurang akan menyebabkan proses pencucian yang tidak efisien
karena adanya peningkatan suhu. Selain penggunaan ventilasi, terutama pada
ruangan tertutup, untuk mencegah kenaikan suhu tersebut yaitu penggunaan
sistem AC yang baik, yang memberikan kelembaban dan suhu antara 18-20
0
C. Selain itu juga dapat digunakan kipas angin pada dua sudut ruangan yang
berlawanan.
6. Proteksi radiasi
Proteksi radiasi diperlukan karena hal – hal sebagai berikut :
 Ada petugas di dalamnya
 Ada bahan – bahan yang peka terhadap cahaya
 Letak kamar gelap dekat dengan sumber radiasi yaitu kamar
pemeriksaan Syarat proteksi pada kamar gelap harus mempunyai
bangunan penahan radiasi yang baik dan dirancang untuk melindungi
dari bahaya radiasi, baik radiasi primer maupun radiasi sekunder.
Untuk itu struktur ruangan tempat penyimpanan film harus memiliki
ketebalan ekuivalen 2 mm Pb. Dinding kamr gelap bias dibuat dari
berbagai bahan dengan ketenalan tertentu, misalnya 1 bata atau 22,5
cm jika dinding dari batu bata dmn 15 cm jika dinding dari beton.
7. Penerangan kamar gelap
Sistem pencahayaan kamar gelap ada dua yaitu :
 Penerangan khusus (safetylight)
Semua bahan film akan secara langsung terkena fog jika dieksposi
dengan lampu putih. Safetylight adalah lampu yang bercahaya tapi
suram dan memberikan pencahayaan yang secukupnya. Apabila
terjadi eksposi yang singkat maka fog yang timbul tidak begitu
mengganggu gambaran radiograf tetapi sebaliknya nial dieksposi
dibawah safetylight terlalu lamaakan menimbulkan fog yang dapat
merugikan
 Penerangan umum
Syarat – syarat dari lampu penerangan umum antara lain :
- Sakelar lampu diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga tidak
terjadi kontak yang tidak disengaja.
- Sebaiknya ditempatkan tertutup permukaanya guna menghindari
bayangan yang kuat
8. Sistem pintu kamar gelap
Pintu yang digunakan pada kamar gelap harus ringan, dapat dikunci, dapat
berfungsi sebagai ventilasi, memenuhi syarat proteksi radiasi, tidak ada
kebocoran cahaya, dan petugas dapat keluar masuk tanpa mengganggu proses
pencucian film. Beberapa sistem pintu kamar gelap, meliputi :
1. Sistem satu pintu
Kamar Gelap sistem satu pintu merupakan suatu konstruksi kamar gelap
yang sederhana dimana digunakan satu daun pintu sebagai jalan keluar masuk
ke dalam kamar gelap. Pintu yang digunakan harus memiliki syarat sebagai
berikut
a. Ringan
b. Dapat dikunci denan baik
c. Memenuhi syarat proteksi radiasi
d. Tidak ada kebocoran cahaya

Kamar gelap sistem ini beresiko tinggi terhadap keselamatan film,


sehingga untuk menunjang hasil radiograf yang baik perlu adanya petugas
khusus kamar gelap. Untuk menghindari penundaan pengolahan film
ditambahkan adanya kotak pergantian kaset (Chesney, 1989). Kelebihan dari
sistem ini yaitu biaya yang diperlukan lebih murah, tidak memerlukan tempat
yang luas, dapat memuat barang yang relatif besar.

Kekurangan dari sistem satu pintu adalah, bila pintu dibuka cahaya
langsung masuk, apabila akan masuk kamar gelap sampai harus menunggu
pengolahan film yang sedang berlangsung.

2) Sistem dua pintu

Keuntungan dari sistem ini dapat menghindari cahaya yang masuk


meskipun salah satu pintu dibuka. Sedang kelemahannya adalah memerlukan
sistem kunci untuk menghindari pintu terbuka secara bersamaan, sistem ini
juga memerlukan tempat yang luas (Chesney, 1989)
3) Sistem labirin

Pintu jenis labirin tidak memerlukan daun pintu serta dat pula dihadiri
oleh fasilitas. Dengan pintu ini petugas dapat masuk dan kluar kamar gelap
tanpa mengganggu aktivitas kerja didalamnya, selain itu masuknya cahaya
dapat dihindari. Tetapi pintu jenis ini memiliki kelemahan yaitu memerlukan
tempat yang lebih luas dan barang – barang yang besar sulit dimasukkan .
Pintu jenis labirin mempunyai beberapa bentuk (Chesney, 1981)

4) Sistem pintu putar

Sistem pintu putar mempunyai beberapa kelebihan yaitu petugas


dapat keluar masuk ke dalam kamar gelap tanpa harus menunggu proses
pencucian yang di dalam selesai. Selain itu pintu jenis ini tidak
memerlukan kunci khusus dan tidak terlalu banyak memerlukan tempat,
juga cahaya dari luar tidak dapat masuk. Tetapiu pintu jenis ini tidak sering
ditemui karena pintunya terbuat dari bahan khusus yang harganya mahal.

IV. Perlengkapan kamar gelap

a. Film Rontgen

Didasarkan pada kecepatan atau speednya, film rontgen dibedakan


menjadi tiga yaitu :

1. High Speed
2. Medium Speed
3. Low Speed
- Sedangkan ukuran yang digunakan adalah ; 18 x 24 cm, 24 x 30 cm,
30 x 40 cm, 35 x 35 cm, 35 x 43 cm.
- Untuk film dental : 2 x 3 cm, 3 x 4 cm (Hoxter, 1973)

b.Kaset

Merupakan kotak gepeng yang dapat diisi film. Fungsi kaset adalah :

1. Melindungi film dari pengaruh cahaya


2. Melindungi tabir penguat dai tekanan mekanik
3. Menjaga agar kontak antara screen dan film tetap terjaga rata
(Chesney, 1989)

c. Tabir penguat (Screen)

Yaitu lembaran yang dapat memancarkan cahaya tampak bila terkena


sinar-X. Tabir penguat dibedakan menjadi tiga jenis menurut kecepatanya:

1. Tabir penguat dengan kecepatan rendah (low speed)


2. Tabir penguat dengan kecepatan sedang (medium speed)
3. Tabir penguat dengan kecepatan tinggi (High Speed)

d. Kotak pergantian kaset (transfer box)


Kotak ini berfungsi menghubungkan ruang pemeriksaan dengan kamar gelap
sehingga petugas tidak perlu keluar masuk kamar gelap dengan membawa
kaset.
e. Meja tempat pembongkaran film
Meja ini mempunyai panjang ±3-4 kali kaset berukuran terbesar dalam
keadaan terbuka, dengan lebar 60 cm dan tinggi 90 cm. Sebaiknya terbuat dari
kayu yang keras.
f. Kotak penyimpan film
Kotak ini digunakan untuk menyimpan film yang belum disinari yang terdiri
dari beberapa bagian sesuai dengan ukuran film yang ada. Kotak ini
dilengkapi dengan rangkaian elektronik yang dihubungkan dengan pintu
kamar gelap dan lampu penerangan umum, sehingga keamanan film dari
cahaya lebih terjamin karena pintu kamar gelap tidak dapat dibuka dan lampu
penerangan umum tidak dapat dinyalakan pada saat kotak ini terbuka.
g. Rak kaset
Rak kaset merupakan tempat untuk menyimpan kaset yang terdiri dari
sejumlah bagian vertikal dengan ketinggian yang bervariasi sesuai dengan
ketinggian yang disimpan.
h. Lemari
Lemari yang berada dalam meja tempat bingkar muat film ke dalam kaset
yang digunakan untuk tempat persediaan film dalam jumlah yang sedikit juga
dapat digunakan sebagai penambah kotak untuk menyimpan film.
i. Alat pencetak identitas
Yaitu alat yang digunakan untuk mencetak identitas pasien dengan cara
fotografis yang menggunakan cahaya lampu, dengan adanya identitas pada
radiograf maka dapat dibedakan antara radiograf satu dengan yang lainnya.
j. Processing film
Processing film secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu processing
otomatis dan manual. Ciri khas processing manual adalah pengolahan secara
manual terdiri dari tangki besar dan tangki yang lebih kecil yang disusun dari
kiri ke kanan atau sejajar. Urutan isi tangki dari kiri ke kanan adalah :

1. Tangki yang paling kiri berisi larutan developer


2. Tangki yang berisi air yang berguna untuk mencuci film setelah dari
larutan developer (pembilasan awal)
3. Tangki yang berisi fixer
4. Tangki yang berisi air yang berguna untuk mencuci film setelah dari
larutan fixer (pembilasan akhir)

Sedangkan Alat processing film otomatis bekerja secara elektrik


dalam pengolahan larutan yang digunakan juga berbeda dengan
pengolahan manual. Alat processing otomatis sebaiknya dipilih dengan
bentuk sedemikian rupa sehingga dapat diatur antara kamar gelap dan
ruang pengecekan film. Film yang telah diekspos dimasukkan ke dalam
kamar gelap, dan menghasilkan radiograf yang keluar langsung pada
tempat pengecekan film. Hal ini supaya mempercepat dalam pengecekan
film.

Anda mungkin juga menyukai