MORBILI
Disusun Oleh :
Pembimbing:
1
KATA PENGANTAR
jauh dari sempurna, oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan
Penulis,
2
DAFTAR ISI
3
4.7 Diagnosa Banding .......................................................................... 18
4.8 Penatalaksanaan ............................................................................. 19
4.9 Komplikasi ..................................................................................... 20
4.10 Prognosis ...................................................................................... 21
4
BAB I
PENDAHULUAN
juga orang dewasa. Seseorang yang terkena penyakit ini ditandai dengan demam
tinggi, terjadi peradangan pada mata (mata merah), serta timbul bercak kemerahan
pada kulit.Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah dari mulut, hidung,
penyakit ini adalah bayi dan anak-anak yang belum pernah mendapatkan
tingginya angka kesakitan dan angka kematian pada bayi dan anak-anak.1
Virus Campak dapat menekan imunitas atau daya tahan tubuh pada anak-
anak. Umumnya Penyakit Campak akan muncul dengan gejala demam, batuk,
lelah, hidung berair, mata merah, dan muncul ruam beberapa hari kemudian.
Ruam akan muncul mulai dari wajah dan selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh
dan berlanjut selama 4-7 hari. Kondisi ini akan menjadi lebih parah jika disertai
enchepalitis, dan otitis media. Jika komplikasi ini tidak ditangani dengan cepat,
yang dianggap paling efektif adalah dengan cara imuniasasi, dengan tujuan
5
Pemberian vaksin Campak dapat memberikan kekebalan terhadap penyakit
kemudian pada tahun 1991 berhasil dicapai status imunisasi dasar lengkap atau
Univesal Child Imunization (UCI) secara nasional. Sejak tahun 2000 imunisasi
Campak kesempatan kedua diberikan kepada anak sekolah kelas I-VI secara
anak di seluruh dunia yang meningkat sepanjang tahun. Pada tahun 2005 terdapat
345.000 kematian di dunia akibat penyakit Campak dan sekitar 311.000 kematian
terjadi pada anak - anak usia dibawah lima tahun. Pada tahun 2006 terdapat
242.000 kematian karena campak atau 27 kematian terjadi setiap jamnya. Menurut
laporan World Health Organization (WHO) tahun 2008 kematian Campak yang
meliputi seluruh dunia pada tahun 2007 adalah 197.000 dengan interval 141.000
hingga 267.000 kematian dimana 177.000 kematian terjadi pada anak- anak usia
dibawah lima tahun. Lebih dari 95% kematian Campak terjadi di negara - negara
cukup tinggi.Pada tahun 2008, angka absolut Campak di Indonesia adalah 15.369
kasus. Data dari profil kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2010 dilaporkan
Incidence Rate (IR) penyakit Campak di Indonesia sebesar 0,73 per 10.000
penduduk, sedangkan Case Fatality Rate (CFR) pada KLB campak pada tahun
6
BAB II
KASUS
Nama : M.H
No CM : 10 99 48
Agama : Islam
1.2 ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
demam sejak 7 hari yang lalu, demam naik turun. Pasien mengeluhan timbul ruam
merah diwajah kemudian menjalar keseluruh tubuh sejak 2 hari yang lalu, disertai
dengan gatal. Pasien juga mengeluhkan sakit kepala, mata merah, batuk disertai
dengan nyeri menelan. Nafsu makan menurun. BAB dan BAK dalam batas
normal.
7
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
Tidak ada.
F. Riwayat Kelahiran
.Lahir secara normal, Cukup bulan, normal, BBL : 2500 gram dan PBL
lupa.
H. Riwayat Imunisasi
BCG : 1x bulan ke 2
Campak : 1x bulan ke 9
I. Riwayat Nutrisi
8
Makanan tambahan diberikan sejak usia 6 bulan.
A. Status Umum
B. Vital Sign
dextra : sinistra.
- Suhu : 38,5oC.
C. Status Gizi
Antropometri
9
D. Status Generalisata
10
1.4 DIAGNOSA BANDING
2. Eksantema subitum
3. Rubella
Darah rutin.
14/10/2018
Darah Rutin
Hb 12,9 g/dlL
Eritrosit 5,19106ulH
Ht 37,8%L
MCV 72,8 flL
MCH 24,9 pg L
MCHC 34,1 g/d N
RDW-SD 33,5 flL
RDW-CV 12,8 %H
Leukosit 4,2 103ul N
HITUNG JENIS
Eosinofil 1,7 %N
Basofil 0,2 % N
Neutrofil 76,6 % H
Limfosit 17,5 %L
Monosit 4,0 %H
Trombosit 253 103/uL N
PCT 0,24 -
P-LCR 21,4 -
11
1.6 DIAGNOSA
Morbili
1.7 PENATALAKSANAAN
a. Terapi suportif.
- Bed rest.
b. Medikamentosa.
- Paracetamol 3xcth 2
- Ambroxol ½ tab
Salbutamol 2 mg 3xPulv 1
Metylpednisolon 2 mg
1.8 PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
1.9 FOLLOW UP
15/10/2018
S: Demam (+), batuk (+), seluruh tubuh terdapat bercak kemerahan (+),
O: Nadi : 108x/i
Pernafasan : 22x/i
Temperature : 38,0 oC
12
P: - IVFD 2:1 14 gtt/i (macro)
- Paracetamol 3xcth 2
- Ambroxol ½ tab
Salbutamol 2 mg 3xPulv 1
Metylpednisolon 2 mg
16/10/2018
O: Nadi : 107x/i
Pernafasan : 20x/i
Temperature : 36,6 oC
- Paracetamol 3xcth 2
- Ambroxol ½ tab
Salbutamol 2 mg 3xPulv 1
Metylpednisolon 2 mg
13
17/10/2018
S: Batuk (+), demam (-), pusing (+), bercak merah berkurang (+)
O: Nadi : 100x/i
Pernafasan : 20x/i
Temperature : 36,5 oC
- Paracetamol 3xcth 2
- Ambroxol ½ tab
Salbutamol 2 mg 3xPulv 1
Metylpednisolon 2 mg
14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morbili
2.1.1 Definisi
infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh virus, dengan gejala-
gejala eksantem akut, demam, kadang kataral selaput lendir dan saluran
penderita. Penyakit ini memiliki masa inkubasi 8-13 hari. Campak ditandai
atas dan bercak koplik yang diikuti dengan rash makula popular kehitaman
Morbili adalah penyakit infeksi virus akut yang ditandai oleh 3 stadium
15
Morbili adalah penyakit virus akut dengan demam, radang selaput
lendir dan timbulnya erupsi kulit berupa bercak dan bintik merah, disusul
pengelupasan.3
2.2. Epidemiologi
penyakit. Di dunia secara global 10% dari semua penyebab kematian balita
penyakit utama pada bayi (0,7%) dan urutan ke-5 dari 10 macam penyakit
menderita campak adalah <12 bulan, diikuti kelompok umur 1-4 dan 5-14
tahun.4
16
2.3. Etiologi
dengan genus Morbilivirus. Sampai saat ini hanya diketahui 1 tipe antigenik
pada sekret nasofaring, darah dan urin paling tidak selamamasa prodromal
hingga beberapa saat setelah ruam muncul. Virus campak adalah organisme
yang tidak memiliki daya tahan tinggi apabila berada di luar tubuh manusia.
Pada temperatur kamar selama 3-5 hari virus kehilangan 60% sifat
35˚C, beberapa hari pada suhu 0˚C, dan tidak aktif pada pH rendah.1
2.4. Patofisiologi
antara 1 – 2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul
berinti banyak.
17
Virus masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke
kemih, dan usus. Pada hari ke 9 – 10 fokus infeksi yang berada di epitel
klinis dari sistem saluran nafas adalah batuk, pilek, disertai konjungtivitis,
makulopopular dan saat itu antibodi humoral dapat dideteksi. Daya tahan
terjadilah ruam pada kulit. Daerah epitel yang nekrotik di nasofaring dan
akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul eksantema, timbul bercak
Koplik. Bercak Koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum timbul
pertama kali pada mukosa bukal yang menghadap gigi molar dan
18
sampai seluruh mukosa mulut. Secara klinis, gambaran penyakit
palatum durum dan palatum mole. Kadang terlihat pula bercak Koplik.
akhirnya mencapai anggota bagian bawah pada hari ketiga dan akan
menghilang dengan urutan seperti terjadinya yang berakhir dalam 2-3 hari.
19
2.5.3. Stadium konvalesensi
ada komplikasi
2.6. Diagnosis
atau lebih disertai batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah, dan silau kena
cahaya, sering kali diikuti diare. Pada hari ke 4- 5 demam timbul ruam
kulit didahului oleh suhu yang meningkat lebih tinggi dari semula. Saat
ruam timbul, batuk dan diare tambah parah sehingga anak mengalami
20
Pemeriksaan fisik pada stadium kataral manifestasi yang tampak
dan konjungtivitis, pada umumnya anak tampak lemah, koplik spot pada
hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral), pada stadium erupsi timbul ruam
seluruh tubuh.
1. Rubela
Gejala lebih ringan dari morbili, terdiri dari gejala infeksi saluran
regional di daerah suboccipital dan post aurikuler. Ruam lebih halus yang
mula-mula timbul pada daerah wajah lalu menyebar ke batang tubuh dan
21
2. Eksantema subitum
batuk ada pada banyak infeksi ricketsia, ruam biasanya tidak melibatkan
muka, yang pada campak khas terlibat. Tidak adanya batuk atau riwayat
ruam yang agak serupa dengan ruam campak, tetapi batuk dan
rashnya lebih besar, luas, menonjol dan umumnya tidak disertai panas.1
3. Erupsi obat
Ruam kulit tidak disertai batuk dan umumnya timbul ruam setelah
22
2.8. Komplikasi
1. Bronkopneumonia
basah halus. Pada saat suhu menurun, gejala pneumonia karena virus akan
menghilang, kecuali batuk yang masih terus sampai beberapa hari lagi.
Apabila suhu tidak juga turun pada saat yang diharapkan, dan gejala
karena bakteri yang telah mengadakan invasi pada sel epitel yang telah
dirusak oleh virus. Gambaran infiltrat pada foto thoraks dan adanya
2. Ensefalitis
Gejala, ensefalitis dapat berupa kejang, letargi, koma dan intobel. Keluhan
23
3. SSPE (Subacute Sclerosing PanEncepluilitis)
degeneratif susunan saraf pusat yang jarang disebabkan oleh karena infeksi
pada anak yang sebelumnya pernah menderita campak adalah 0,6-2,2 per
100.000 infeksi campak. Risiko lebih besar pada umur yang lebih muda,
dengan gangguan tingkah laku dan intelektual yang progresif, diikuti oleh
terhadap campak dalam serum (CF dan HAI) meningkat (1:1280). Tidak
ada terapi untuk SSPE. Rata-rata jangka waktu timbulnya gejala sampai
4. Otitis media
stadium erupsi. Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang
5. Enteritis
mencret pada fase prodromal. Keadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel
mukosa usus.
24
6. Konjungtivitis
kebutaan.5
2.9 Penatalaksanaan
jam.
25
Antibiotika
sekunder
masuk Rumah
pneumonia
Dehidrasi berat
PEM berat
2.10 Prognosis
prognosis buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita
26
BAB IV
Kesimpulan
Morbili adalah penyakit infeksi virus akut yang ditandai oleh 3 stadium
genus Morbilivirus.
Virus bisa ditemukan pada sekret nasofaring, darah dan urin paling tidak
jika diare.
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Nelson E waldo, et.al, Morbili dalam Bab infeksi virus Buku ilmu
from: http://data.go.id/dataset/jumlah-kasus-campak
Soedarmo, dkk. (ed.) Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi & Penyakit
Availableat:http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs286/en/.
6. Soedarno, P.S. S, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi Dan
28