LP Cva
LP Cva
Konsep Teori
1. Pengertian
ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang
otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Pinzon & Asanti, 2015).
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak
(Corwin, 2009). Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah
2. Etiologi
a. Thrombosis Cerebral
dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang
sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas
serebral. Tanda dan gejala neurologis memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:
- Aterosklerosis
pengerasan arteri besar dan menengah seperti koronaria, basilar, aorta dan
darah.
4) Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan
terjadi perdarahan.
- Emboli
darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di
jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut
berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa
2) Myokard infark
b. Haemoragi
ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat
c. Hipoksia Umum
3. Klasifikasi
(Muttaqin, 2013)
1) Stroke Hemoragi
saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya
- Perdarahan subaraknoid
Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi willisi dan
hemisensorik, dll)
terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari.
selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan
hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
atau permanen . Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh
4. Patofisiologi
pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh
pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin
lmbat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme
vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan
thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area
yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli
dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan; iskemia jaringan otak yang disuplai
oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti disekitar area.
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu
sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah
Oleh karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif.
Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan
nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding
pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi
pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan perdarahan cerebral, jika aneurisma
karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak, peningkatan tekanan
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan
Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak
Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu
4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral
dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya henti jantung.
Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif banyak
elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya
Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila volume darah lebih
pada perdarahan lobar. Sedangkan bila terjadi perdarahan serebelar dengan volume
5. Manifestasi Klinis
darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah
aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak
b. Lumpuh pada salah satu sisi wajah anggota badan (biasanya hemiparesis) yang
timbul mendadak.
h. Gangguan persepsi
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Angiografi serebral
obstruksi arteri.
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga
pemindaian CT).
c. CT scan
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara
pasti.
terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak
dari jaringan yang infark sehingga menurunya impuls listrik dalam jaringan otak.
f. Pemeriksaan laboratorium
- Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian berangsur-
- Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.
7. Penatalaksanaan
d. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin
pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
e. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang
berlebihan,
Pengobatan Konservatif
arterial.
Pengobatan pembedahan
Stroke/ CVA
Disfagia Afasia Kelainan Hemipel Hemipel Nervus 1 Nervus 2 Nervus Nervus 7 Nervus 8 Nervus Nervus
visual gi kanan gi kiri 3,4,6 5,9,10,11 12
kanan Menutup Pandang
Hambat Daya Daya
an pencium penglihat Lapang nya an & Kemamp Reflek
komunik Kelemahan fisik an an pandang kelopak keseimba uan menguny
asi verbal mata & ngan menelan ah
fungsi tubuh
Kerusak Risiko Perubaha pengecap
an Defisit Hambat n bentuk Obstruk
cedera
menelan perawat an pupil si jalan
an diri mobilitas nafas
fisik
Perubaha
Ganggu Ketidak
n bentuk
an efektifan
pupil
persepsi bersihan
sensori jalan
Ketidakseimbangan nutrisi
nafas
kurang dari kebutuhan tubuh
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata Pasien
Nama klien :
Jenis kelamin :
Suku/ bangsa :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti
militus.
2. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a. Bernafas
b. Nutrisi
c. Eliminasi
Terjadi kelemahan otot panggul dan springter pada anus sehingga dapat
d. Aktivitas
Terjadi gangguan mobilitas akibat hemiparesis pada satu sisi anggota gerak.
e. Istirahat
f. Pengaturan Suhu
g. Kebersihan/Hygine
Pasien dan keluarga biasanya merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi
i. Rasa Nyaman
Kadang pasien akan mengalami nyeri hebat pada bagian kepala yang
j. Sosial
k. Pengetahuan/Belajar
l. Rekreasi
Pasien tidak dapat bangun dari tempat tidur atau pun keluar rumah karena
m. Prestasi
n. Spiritual
3. Pengkajian Fisik
a. Keadaan Umum
yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara/ afaksia. Tanda – tanda vital :
Tidak tampak ikterus, permukaan kulit kering, tekstur kasar, perubahan warna
c. Kepala
d. Muka
e. Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+/+), pupil isokor, sclera
ikterus (-/ -), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan tidak dapat
f. Telinga
g. Hidung
Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan cuping hidung
tidak ada.
i. Leher
j. Thoraks
Gerakan dada simetris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste (-), perkusi
resonan, rhonchi -/- pada basal paru, wheezing -/-, vocal fremitus tidak
teridentifikasi.
k. Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal
kanan dan ics 5 mid axilla kanan.perkusi dullness. Bunyi S1 dan S2 tunggal;
l. Abdomen
m. Genitalia-Anus
kateter.
n. Ekstremitas
Akral hangat, kaji edema, kaji kekuatan otot, gerak yang tidak disadari , atropi
4. Diagnosa Keperawatan