Abstract
Almost 65% of high blood pressure cases in old women is caused by estrogen deficiency, while
35% can be influenced by lifestyle factors and other factors. This study aimed to analyze lifes-
tyle factors on hypertension at the age of menopause in Tlogosari Wetan Public Health Center
of Semarang City. As many as 50 people has used as respondent randomly by cross sectional
design study. Analysis of the data in this study using univariate, bivariate using Spearman
rank test, and multivariate analysis using logistic regression test. The results in this study are
there was a significant relationship between physical activity, stress , fat intake, the intake of
sodium (p<0,05) against hypertension at the age of menopause. The results of logistic regres-
sion showed that sodium intake have a higher level of risk to hypertension (0.021). It can be
concluded that food choice, stress, and physical activity are the lifestyle factors that contribute
significantly to the risk of hypertension in menopause women
36
Fera Yulistina, Sri M. Deliana & Eunike R. Rustiana / Unnes Journal of Public Health 6 (1) (2017)
Hipertensi
Correlation
Stres Total Sig.
Pre Coefficient
Hipertensi
hipertensi
N % N % N %
Ringan 12 80% 3 20% 15 100% 0,000 0,614
Sedang 2 9,1% 20 90,9% 22 100%
Berat 1 7,7% 12 92,3% 13 100%
Jumlah 15 35 50 100%
37
Fera Yulistina, Sri M. Deliana & Eunike R. Rustiana / Unnes Journal of Public Health 6 (1) (2017)
bahwa semakin rendah aktivitas fisik yang Wanita menopause memiliki penurunan
dilakukan, maka semakin tinggi risiko ter- daya tahan tubuh yang bersifat fisiologis, sehing-
ga perlunya tubuh yang aktif untuk membantu
jadinya hipertensi pada usia menopause.
proses metabolisme tubuh pada wanita usia me-
Penelitian ini sejalan dengan peneli- nopause dapat meminimalisir terjadinya hiper-
tian di India yang menemukan ada hubun- tensi. Petter at al (2016) menambahkan pening-
gan yang signifikan secara statistik antara katan aktivitas fisik harus menjadi komponen
hipertensi dan waktu luang aktivitas fisik (P penting dari setiap pencegahan hipertensi dan
harus dipromosikan oleh tenaga kesehatan.
= 0,009). Rasio Odds ditemukan menjadi
2,51 menunjukkan tidak adanya aktivitas
Asupan Lemak
fisik waktu luang yang dua kali risiko hi-
Proporsi reponden untuk kategori
pertensi bila dibandingkan dengan aktivitas
asupan lemak lebih dengan hipertensi lebih
fisik waktu luang yang positif (Wang, Ti-
banyak yaitu 21 responden (100%), dengan
wari, & Wang, 2014).
Tabel 2. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Hipertensi Pada Usia Menopause
Hipertensi
Aktivitas Correlation
Total Sig.
Fisik Pre Coefficient
Hipertensi
Hipertensi
N % N % N %
0,017 - 0,335
Ringan 0 0% 7 100% 7 100%
Sedang 8 27,6% 21 72,4% 29 100%
Berat 7 50% 7 50% 14 100%
Jumlah 15 35 50 100%
Namun berbeda dengan hasil dari pen- nilai signifikansinya p = 0,000 < 0,05 maka
elitian yang dilakukan oleh Sase (2013) dengan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan
judul Hubungan Durasi Aktivitas Fisik dan Asu-
yang signifikan antara hipertensi dengan
pan Natrium Dengan Tekanan Darah Pada Wa-
nita Menopause, dengan hasil uji menunjukkan asupan lemak. Hal ini menunjukkan bahwa
bahwa tidak terdapat hubungan bermakna anta- semakin tinggi asupan lemak yang dikon-
ra aktivitas fisik dengan tekanan darah sistolik sumsi, maka semakin tinggi resiko terja-
(r=0,133, p=0,275) maupun tekanan darah dias- dinya hipertensi pada menopause.
tolik (r=0,075, p=0,541). Hasil penelitian ini sependapat dengan ha-
Adanya hubungan tersebut dapat dijelas- sil dari penelitian Lidyawati (2014) berdasarkan
kan bahwa aktivitas fisik pada wanita menopause hasil analisis bivariat menunjukkan asupan asam
dikarenakan sebagian besar responden termasuk lemak jenuh memiliki hubungan yang bermak-
kedalam kategori aktivitas fisik sedang dan rin- na dan merupakan faktor risiko hipertensi pada
gan. Intensitas aktivitas fisik yang dilakukan me- wanita menopause dengan nilai P=0,02 < 0,05
liputi pekerjaan, olahraga, dan waktu luang. Tur- (OR=5,76, CI 95%=1,141-29,078), sedangkan
ky et al (2013) berpendapat bahwa memanfaatkan asupan asam lemak tidak jenuh MUFA, PUFA
waktu luang sebagai kegiatan untuk melakukan dan natrium tidak berhubungan dengan kejadian
latihan atau olahraga sebagai pengurangan fak- hipertensi karena nilai P > 0,05.
tor risiko penyakit kardiovaskuler pada wanita WHO menganjurkan konsumsi lemak
pasacamenopause dengan hipertensi dan obesi- sebanyak 20-30 % dari kebutuhan energi total
tas, dapat menurunkan BMI dan tekanan darah dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini me-
secara bersama-sama dengan meningkatkan en- menuhi kebutuhan akan asam lemak esensial
dotel tingkat nitrogen monoxide yang memainkan dan untuk membantu penyerapan vitamin larut-
peranan penting untuk melindungi terhadap hi- lemak. Membatasi konsumsi lemak agar kadar
pertensi. kolesterol darah tidak terlalu tinggi. Kadar ko-
38
Fera Yulistina, Sri M. Deliana & Eunike R. Rustiana / Unnes Journal of Public Health 6 (1) (2017)
Tabel 3. Hubungan Antara Asupan Lemak Dengan Hipertensi Pada Usia Menopause
Hipertensi
Correlation
Lemak Total Sig.
Pre Coefficient
Hipertensi
hipertensi
N % N % N %
Rendah 7 63,6% 4 36,4% 11 100% 0,000 0,573
Sedang 8 44,4% 10 55,6% 18 100%
Lebih 0 0% 21 100% 21 100%
Jumlah 15 35 50 100%
lesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari
terjadinya endapan kolesterol dalam dinding (Muliyati, Syam, & Sirajuddin, 2010) pada lansia
pembuluh darah. Kolesterol didalam tubuh te- diperoleh hasil penelitian menunjukkan bahwa
rutama diperoleh dari hasil sitesis di dalam hati. natrium pola diet memiliki korelasi yang signifi-
Kolesterol hanya terdapat di dalam makanan asal kan (P = 0,000). Responden yang mengkonsumsi
hewan (asam lemak jenuh) (Almatsier, 2009). natrium lebih (93,7%) menderita hipertensi lebih
Berdasarkan penelitian dari Son et al banyak dibandingkan yang kurang mengkonsum-
(2015) perbed aan tekanan darah antara awal si natrium.
dan akhir transisi menopause signifikan pada kes- Dari hasil pengisian Food Frequency Ques-
ehatan wanita Korea, diperoleh hasil hubungan tionry (FFQ) semi kuantitatif asupan natrium
antara hipertensi dan status menopause. Peneli- yang di konsumsi responden sebagian besar be-
ti mengidentifikasi faktor pembaur yang terkait rasal dari lauk pauk misalnya, ikan asin, ikan teri,
dengan hipertensi, antara lain faktor kolesterol telur, dan tanpa disadari penggunaan bahan pe-
HDL, dan LDL- kolesterol, yang berkaitan den- nyedap dan garam dapur yang tidak terkontrol.
gan hipertensi pada menopause. Dalam memasak untuk 3x sehari penggunaan
Kolesterol memberikan indikasi tentang garam minimal 1 sendok teh atau setara dengan
jantung dan penyakit arteri pada umumnya. Be- 2000 mg perhari. Bagi penderita hipertensi hal ini
berapa studi menunjukkan terdapat korelasi yang harus sangat diperhatikan apalagi masih adanya
baik antara kolesterol yang tinggi dengan hiper- penggunaan msg atau bumbu penyedap yang
tensi. Kolesterol hanya ditemukan dalam produk sangat besar kandungan natriumnya.
hewan seperti lemak jenuh hewani, konsumsi Riska (2015) menjelaskan hasil analisis ter-
makanan ini harus dibatasi untuk mengendalikan hadap asupan garam dengan hipertensi diperoleh
kolesterol. Lemak dan minyak juga harus diku- nilai OR = 5,675 (tidak mencakup angka 1) ar-
rangi dalam diet (Sharma, 2015). tinya penderita yang mengkonsumsi garam > 7
Tabel 4. Hubungan Antara Asupan Natrium Dengan Hipertensi Pada Usia Menopause
Hipertensi Correlation
Natrium Total Sig.
Pre Coefficient
Hipertensi
hipertensi
N % N % N %
Rendah 10 90,9% 1 9,1% 11 100% 0,000 0,614
Sedang 3 33,3% 6 44,6% 9 100%
Lebih 2 6,7% 28 93,3% 30 100%
Jumlah 15 35 50 100%
Proporsi reponden yang untuk kategori gram per memiliki risiko 5,675 kali mengalami
asupan natrium lebih dengan hipertensi lebih hipertensi dibandingkan penderita yang meng-
banyak yaitu 28 responden (93,3%), dengan nilai konsumsi garam ≤ 3 gram per hari. Hal ini didu-
signifikansinya p = 0,000 < 0,05 maka Ha dite- kung dengan teori Kaplan (2006) bahwa garam
rima yang berarti terdapat hubungan yang signi- menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh,
fikan antara hipertensi dengan asupan natrium. karena menarik cairan diluar sel agar tidak kelu-
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi asu- ar, sehingga akan meningkatkan volume dan te-
pan natrium yang dikonsumsi, maka semakin kanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi
tinggi resiko terjadinya hipertensi pada meno- garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan
pause. darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam
39
Fera Yulistina, Sri M. Deliana & Eunike R. Rustiana / Unnes Journal of Public Health 6 (1) (2017)
sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-rata lebih garuhi hipertensi pada usia menopause dengan
tinggi. Peningkatan asupan garam dapat mem- nilai p=0,021 < 0,05, dengan nilai OR: 15, 40.
pengaruhi peningkatan tekanan darah, teruta- Asupan natrium yang > 2000 mg / hari dapat
ma pada wanita menopause dengan penurunan meningkatkan 15,40 kali terhadap hipertensi.
fungsi tubuh dapat mempermudah penumpukan Natrium terutama terdapat dalam cairan
cairan tubuh. di luar sel seperticairan dalam pembuluh darah
Schulman & Raij (2006) menjelaskan bah- dan cairan dalam jaringan di antara sel–sel. Ga-
wa pada wanita setelah menopause, kejadian ram dapur mengandung natrium yang dibutuh-
hipertensi meningkat ke tingkat yang sama atau kan oleh tubuh untuk menjalankan fungsi tubuh.
melebihi pada pria, hal ini menunjukkan peran Ginjal akan menahan natrium saat tubuh keku-
protektif dari hormon seks wanita. Beberapa pen- rangan natrium dan sebaliknya saat kadar nat-
elitian telah menunjukkan bahwa setelah meno- rium tinggi, ginjal akan mengeluarkan kelebihan
pause, prevalensi sensitivitas garam meningkat, natrium melalui urin. apabila fungsi ginjal tidak
menunjukkan bahwa hormon seks perempuan optimal, kelebihan natrium tidak bisa dibuang
(esterogen) mempengaruhi penanganan natrium dan menumpuk di dalam darah. Volume cairan
pada ginjal dan regulasi tekanan darah. tubuh akan meningkat dan membuat jantung
Berdasarkan hasil dari penelitian (Kim, dan pembuluh darah bekerja lebih keras untuk
Kim, Lee, Lee, & Wang, 2014) dengan judul memompa darah, tekanan darah pun akhirnya
Postmenopausal hypertension and sodium sensitivity, meningkat (Almatsier, 2009).
menjelaskan bahwa mekanisme pengaturan gin- Khasiat diet rendah garam pada penuru-
jal untuk perbedaan gender dalam tekanan darah nan tekanan darah pada wanita sensitif-garam
dan mengeksplorasi efek dari asupan garam pada tergantung pada jumlah pembatasan garam. Hal
tekanan darah (sensitivitas garam) pada wanita ini dijelaskan oleh Arbuto et al (2013) dalam meta
pra dan pasca-menopause. Diperoleh hasil bah- analisis tentang pengaruh asupan natrium lebih
wa prevalensi garam-sensitivitas meningkat den- rendah terhadap peningkatan tekanan darah,
gan usia dan diet rendah garam telah terbukti ketika asupan natrium adalah < 2 gr/hari, teka-
membantu mengurangi tekanan darah sistolik nan darah sistolik dan tekanan darah diastolik
(SBP) dan diastolik BP. Sementara terapi hor- berkurang 3,47 mmHg dan 1,81 mmHg. Garam
mon pengganti lisan telah menghasilkan hanya menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh,
efek netral atau minimal pada ketinggian tekanan karena menarik cairan diluar sel agar tidak kelu-
darah sistolik (SBP). ar, sehingga akan meningkatkan volume dan te-
kanan darah.
Asupan Natrium
Tabel 5. Hasil analisis Multivariat variabel stres, aktivitas fisik, asupan lemak, dan asupan natrium
terhadap hipertensi pada menopause
95%
Variabel P-Value OR
Lower Upper
Asupan Lemak 0,416 2,205 0,328 14843
40
Fera Yulistina, Sri M. Deliana & Eunike R. Rustiana / Unnes Journal of Public Health 6 (1) (2017)
Fisman, E.Z., Tenenbaum, A., & Pines, A. 2002. Sys- Sase, A. F. 2013. Hubungan Durasi Aktivitas Fisik dan
temic hypertension in postmenopausal women: Asupan Natrium Dengan Tekanan Darah Pada
a clinical approach. Current hypertension reports, Wanita Menopause. Skripsi. Semarang: Program
4(6): 464-470. Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universi-
tas Diponegoro Semarang.
Fitriani, A. 2012. Kondisi Sosial Ekonomi dan Stres
pada Wanita Hipertensi Anggota Majelis Tak- Schulman, I. H., & Raij, L. 2006. Salt sensitivity and
lim Social Economic and Stress. Jurnal Kesehat- hypertension after menopause: Role of nitric
an Masyarakat Nasional, 7(5): 215-218. oxide and angiotensin II. American Journal of
Nephrology, 26 (2): 170–180.
Son, M. K., Lim, N.-K., Lim, J.-Y., Cho, J., Chang, Y.,
Ryu, S., Park, H.-Y. 2015. Difference in blood Sharma, S. 2015. Hypertension with special reference
pressure between early and late menopausal to causes and diet. Indian Journal Of Applied Re-
transition was significant in healthy Korean search, 5 : 12.
women. BMC Women’s Health, 15 (1): 64.
Izumi, Y., Matsumoto, K., Ozawa, Y., Kasamaki,
Kearney, P.M., Whelton, M., Reynolds, K., Muntner, Y., Shinndo, A., Ohta, M., Jumabay, M., Na-
P., Whelton, P.K., He, J. 2005. Global burden kayama, T., Yokoyama, E., Shimobukuro, H.,
of hypertension: analysis of worldwide data. Kawamura, H., Cheng, Z., Ma, Y., Mahmut,
Lancet, 365: 217–223 M. 2007. Effect Of Age At Menopause On
41
Fera Yulistina, Sri M. Deliana & Eunike R. Rustiana / Unnes Journal of Public Health 6 (1) (2017)
Blood Pressure In Postmenopausal Women. Turky, K., Elnahas, N., & Oruch, R. 2013. Effects of
American Journal Hypertens, 20 (10): 45-50. exercise training on postmenopausal hyperten-
sion: Implications on nitric oxide levels. Medi-
Steptoe, A., & Kivimaki, M. 2013. Stress and cardio- cal Journal of Malaysia, 68 (6): 459–464.
vascular disease: an update on current knowl-
edge. Annu Rev Public Health, 34: 337–354. Wang, F., Tiwari, V. K., & Wang, H. 2014. Risk Fac-
tors for Hypertension in India and China : a
Steptoe, A., Kivimäki, M., Lowe, G., Rumley, A., & Comparative Study. Health and Population - Per-
Hamer, M. 2016. Blood Pressure and Fibrino- spectives and Issues. 37(1&2): 40–49.
gen Responses to Mental Stress as Predictors of
Incident Hypertension over an 8-Year Period. World Health Organization. 2013. A global brief on Hy-
Annals of Behavioral Medicine, 10 (5): 1–9. pertension.World Health Day.
42