Jepang selama ini kita kenal sebagai salah satu negara di dunia yang
memiliki etos kerja yang hebat. Etos kerja yang baik ini menimbulkan suatu
dampak kemajuan teknologi dan penguasaan teknologi, serta
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara Jepang itu sendiri.
Semangat dan pantang menyerah merupakan ciri khas orang Jepang, hal
ini disimbolkan dengan berbagai semboyan semacam "samurai" yang
menyatakan “Lebih baik mati dari pada berkalang malu”, ada juga istilah
MAKOTO yang artinya "bekerja dengan giat,semangat, jujur serta ketulusan".
Belum lagi semangat dan semboyan serta falsafah yang lain yang dapat
memacu kerja dan membentuk etos kerja para pekerja di luar negara
Jepang.
Sikap patriotisme bangsa Jepang juga menjadi salah satu faktor yang
membantu keberhasilan ekonomi negaranya. Bangsa Jepang bangga
dengan produk buatan negerinya sendiri. Mereka juga menjadi pengguna
utama produk lokal dan pada saat yang sama juga mencoba
mempromosikan produk made in Japan ke seluruh dunia mulai dari
makanan, teknologi sampai tradisi dan budaya. Dimana saja mereka
berada bangsa Jepang selalu mempertahankan identitas dan jatidiri
mereka. Minat dan kecintaan bangsa Jepang terhadap ilmu membuat
mereka merendahkan diri untuk belajar dan memanfaatkan apa yang telah
mereka pelajari. Mereka menggunakan ilmu yang diperoleh untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan "produk Barat" demi memenuhi
kepentingan pasar dan kebutuhan konsumen. Bangsa Jepang memang
pintar meniru tetapi mereka memiliki daya inovasi yang lebih tinggi. Pihak
Barat memakai proses logika, rasional dan kajian empiris untuk
menghasilkan sebuah inovasi. Namun bangsa Jepang melibatkan aspek
"emosi dan intuisi" untuk menghasilkan inovasi yang sesuai dengan selera
pasar.
1. Prinsip Bushido
Bushido yang mengandung arti ‘ksatria’ ini merupakan kode etik golongan samurai pada masa
feodal Jepang. Seorang samurai memiliki loyalitas dan totalitas terhadap tuannya. Ia bahkan rela
melakukan harakiri (bunuh diri dengan menusuk perut) untuk mengembalikan kehormatan dirinya.
Nah, semangat bushido ini ternyata mengakar dalam etos kerja masyarakat Jepang. Mereka
memiliki loyalitas dan pengabdian tinggi terhadap perusahaan dan bekerja dengan penuh
kehormatan dan totalitas. Hal ini membuat orang Jepang cenderung loyal dan jarang berpindah-
pindah perusahaan.
Makoto bisa diartikan sebagai kejujuran dan ketulusan. Dalam melakukan pekerjaannya, orang
Jepang memegang teguh prinsip ini, yaitu bekerja keras dengan semangat, kejujuran, dan
ketulusan.
Sementara, ganbatte kudasai adalah kata-kata penyemangat yang kerap diucapkan orang Jepang,
yang dalam konteks bekerja berarti semangat pantang menyerah sampai tujuan tercapai.
Konsep Keishan
3. Konsep Keishan
Keishan berarti kreatif, inovatif, dan produktif. Lewat prinsip ini, orang Jepang nggak takut untuk
berkarya secara kreatif dan melakukan inovasi-inovasi yang berbeda.
Inilah mengapa kita kerap menemui hal-hal yang unik di Jepang. Selain itu, konsep ini juga
membuat orang Jepang selalu terbuka mempelajari hal-hal baru saat bekerja.
4. Prinsip Kaizen
Prinsip kaizen menekankan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Artinya, kamu harus
fokus dan tidak boleh menunda-nunda agar pekerjaanmu selesai sesuai jadwal yang ditentukan.
Keterlambatan akan menjadi sebuah kerugian bagi diri sendiri, perusahaan, dan konsumen. Untuk
menghasilkan produk yang berkualitas, waktu dan biaya haruslah optimal.
Makanya, jarang kita lihat ada orang Jepang yang datang terlambat ke tempat kerja. Mereka juga
umumnya malu pulang lebih awal dan disiplin dalam membedakan waktu kerja dan istirahat.
Sekecil apapun, orang Jepang tidak pernah menganggap remeh suatu pekerjaan. Faktanya,
perusahaan Jepang mendidik karyawannya untuk bekerja mulai dari tingkat terbawah.
Tanpa pandang bulu, karyawan baru di sana bisa saja diminta untuk mengelap meja, merapikan dan
memfotokopi berkas, maupun hal-hal lain yang sering kita anggap sebagai pekerjaan sepele.
Lewat prinsip ini, karyawan di sana diajarkan tentang kemandirian dan mengenal semua lini
produksi perusahaan dengan baik.
Bagi perusahaan di Jepang, karyawan adalah sebuah investasi berharga. Makanya, ia harus
mengenal perusahaannya dengan baik dari level terendah.
Nah, buat meningkatkan produktivitas kerja, sudah selayaknya kita meniru etos kerja orang Jepang
di atas.