METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
development).
didasarkan pada model penelitian dan pengembangan pada industri, di mana hasil
sampai memenuhi kriteria yang spesifik yaitu efektifitas, kualitas, dan memenuhi
standar.
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan yaitu suatu penelitian
yang menghasilkan suatu karya yang memiliki nilai guna serta tersusun secara
Dalam model penelitian R&D yang dipilih yaitu model penelitian dan
pengembangan yang dikembangkan oleh Borg & Gall (2003). Adapun tahapan
langkah dalam penelitian R&D yang dikembangkan oleh Borg & Gall (2003)
meliputi:
Analisis
Pengumpulan Informasi Validasi Ahli dan
Data Pengembangan Revisi
Produk Awal
B. Prosedur Pengembangan
tahap dalam melakukan penelitian pengembangan, Borg & Gall (2003). Sugiyono
(2015) 10 tahap penelitian R&D adalah sebagai berikut: (1) Research and
produk awal), (4) Preliminary field testing (uji coba lapangan awal), (5) Main
product revision (revisi hasil ujicoba), (6) Main filed testing (uji coba lapangan
Operational field testing (melakukan uji coba lapangan operasional), (9) Final
Setiap peneliti dapat memilih dan menentukan langkah yang paling tepat
penelitian ini. Dalam kajian awal yang dilakukan adalah kajian tentang isi dari
Sleman dan SMAN 1 Ngaglik. Adapun fokus dari wawancara adalah pada proses
pengembangan model.
Analisis dilakukan pertama adalah studi pustaka dan yang kedua studi
hasil observasi. Studi pustaka adalah pengumpulan teori-teori yang ada dengan
penerapan permasalahan yang ada di lapangan. Selain itu analisis studi pustaka
belum diterapkan serta kreativitas guru dalam mengelola sarana belum maksimal.
Dari hasil hasil wawancara, observasi dan didukung hasil catatan lapangan
berupa produk awal. Produk yang akan dibuat juga berdasarkan pada kebutuhan
yang diperlukan dalam proses pembelajaran PJOK di SMA. Produk yang akan
dibuat masih dalam produk awal dan dalam pengembangan produk berdasarkan
pada:
Kompetensi Dasar.
b. Disesuaikan dengan ketersediaan sarana dan pra sarana SMA pada umumnya.
c. Pembuatan produk awal (draf) atau desain juga mempertimbangkan akan hasil
Sebelum dilakukan uji coba skala kecil terhadap produk awal, maka
produk harus mendapat validasi oleh para ahli. Dalam hal ini validasi dilakukan
produk yang dibuat sesuai dan layak digunakan, serta untuk mendapatkan
masukan terhadap draf produk awal yang dikembangkan. Tujuan lain dari validasi
penggunaan produk. Pada proses validasi, para ahli menilai dan memberi masukan
terhadap produk awal. Expert judgment dengan menggunakan 2 orang ahli yaitu:
(1) Dr. Sugeng Purwanto, M. Pd. sebagai ahli materi penjas, (2) Agus Susworo D.
M., M. Pd. sebagai ahli permainan penjas. Berdasarkan hal tersebut dilakukan
revisi terhadap produk awal. Proses revisi tersebut terus dilakukan sampai produk
awal mencapai batas nilai tertentu yang ditetapkan, yang menunjukkan bahwa
Draf awal atau produk awal yang sudah mendapatkan validasi dari expert
judgmen (ahli materi), maka produk awal sudah dapat dilakukan uji coba
lapangan. Uji coba pertama adalah uji coba skala kecil atau skala terbatas. Uji
coba skala kecil dilakukan untuk mengetahui tingkat implementasi produk yang
dikembangkan. Uji coba skala kecil ini dilakukan dengan menerapkan produk
yang telah dibuat. Uji coba skala kecil dilaksanakan di SMAN 9 Yogyakarta pada
kelas X MIA 1 dengan jumlah 35 siswa. Kemudian dalam uji coba produk dengan
ahli materi digunakan sebagai revisi produk untuk di perbaiki dan selanjutnya
Proses yang dilakukan pada tahap uji coba lapangan skala besar serupa
dengan proses yang dilakukan pada tahap uji coba skala kecil. Hal yang
membedakan terletak pada jumlah subjek uji coba skala besar yang lebih banyak
daripada uji coba skala kecil serta hasil revisi produk. Pada uji coba skala besar
banyak siswa yang dilibatkan. Uji coba skala besar sudah tidak melibatkan siswa
pada uji coba skala kecil. Uji coba skala besar dilaksanakan di SMAN 9
Yogyakarta pada kelas X MIA 2 dengan jumlah 35 siswa dan kelas X MIA 3
dengan jumlah 35 siswa. Alur dari penelitian yang dilaksanakan juga relatif sama
dengan uji coba skala kecil. Proses revisi produk dilakukan setelah mendapat
masukan dari para ahli materi untuk menghasilkan produk yang final. Proses
7. Uji Operasional
Setelah produk yang dibuat dan ditetapkan sebagai produk akhir, maka
sudah dihasilkan layak dan efektif serta memiliki keunggulan dalam tataran
produk, karena produk media yang dibuat sudah bisa dikatakan mendekati
Hasil dari penelitian yang dibuat nantinya dapat digunakan oleh praktisi
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Dari produk yang sudah melewati
proses tahap demi tahap, jika sudah melewati validasi ahli produk dan melalui
revisi serta uji coba selanjutnya dibuat produk yang final. Dalam hal ini
pembuatan produk yang final dalam penelitian pengembangan ini berupa buku
I. Tahap Perencanaan
Analisis Kebutuhan
Observasi Wawancara
Produk Awal
Validasi Produk
Analisis Analisis
Revisi Revisi
Analisis Analisis
Revisi Revisi
Uji Operasional
V. Produk Akhir
Buku Panduan Model Pemanasan dalam Bentuk Permainan
Pada Pembelajaran PJOK bagi Siswa SMA
Uji coba produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian
produk juga melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan
tujuan. Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang digunakan
sebagai dasar untuk menetapkan kualitas produk yang dihasilkan. Data yang
produk penelitian ini. Dengan uji coba kualitas produk yang dibuat benar-benar
Sebelum dilakukan uji coba, produk divalidasi terlebih dahulu oleh para ahli
produk dilakukan uji coba produk yang terdiri dari dua tahap yakni uji coba
kelompok kecil dan uji coba kelompok besar serta uji operasional. Uji coba ini
menghasilkan produk yang valid dan layak digunakan dalam proses pembelajaran
Subjek uji coba yang terlibat dalam penelitian pengembangan ini setelah
penelitian ini dilakukan uji coba lapangan dengan skala kecil dan skala besar serta
uji operasional.
Uji coba kelompok kecil melibatkan satu sekolah yaitu SMA Negeri 9
Yogyakarta dengan satu kelas, jumlah subjek 35 siswa. Uji coba kelompok besar
melibatkan dua kelas, jumlah subjek 70 siswa. Uji operasional dan instrumen
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data kualitatif dan
data kuantitatif. Data kualitatif yaitu berupa data yang diperoleh berdasarkan hasil
validasi para ahli, guru PJOK, dan siswa yang berupa komentar, masukan atau
berdasarkan data yang diperoleh dari skor tanggapan para ahli dan siswa untuk
lembar evaluasi ahli materi, dan lembar evaluasi siswa. Instrumen berupa
selanjutnya dipakai sebagai alat pengumpul data dari para ahli dan siswa terkait
Instrumen yang digunakan oleh peneliti diadopsi dari instrumen yang telah
ada atas nama Diki Pratama selanjutnya instrumen dilakukan dengan pengujian
waktu.
Tujuan dilakukan uji validitas dan reliabilitas adalah syarat mutlak dalam
penelitian untuk mendapatkan data dari instrumen yang telah teruji dan mampu
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
1) Wawancara
dilakukan secara empiris, tetapi melalui analisis isi, yang mengaitkan relevansi
2) Kuesioner
dikembangkan sebelum pelaksanaan uji coba skala kecil. Setelah para ahli menilai
bahwa pengembangan model sudah sesuai dengan unsur-unsur dalam skala nilai,
pengembangan model baru dapat diujicobakan dalam uji coba skala kecil.
Dijabarkan dan disusun secara teratur menjadi daftar klasifikasi yang digunakan
skala nilai.
beberapa pendapat ahli. Kisi-kisi instrumen mencakup dua aspek yaitu aspek
pembelajaran terdiri dari 11 butir dan aspek isi materi terdiri dari 6 butir dengan
3) Observasi
pencatatan perilaku subjek penelitian yang dilakukan secara sistematik. Alat yang
digunakan untuk mengobservasi dapat berupa lembar pengamatan atau check list.
di dalam setiap gejala, sebagai klasifikasi data yang perlu dihimpun. Dengan
instrumen skala nilai, tugas pengamat menjadi sangat sederhana dan dapat
yang ditetapkan secara pasti dan digunaan secara seragam dan konsekuen selama
pengamatan dilakukan.
Data hasil penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dan analisis
data kuantitatif. Isi atau materi data berupa komentar, saran para ahli dan siswa,
serta hasil pengamatan peneliti selama proses uji coba dianalisis secara deskriptif
produk yang telah dikembangkan. Sementara data yang berupa skor tanggapan
ahli materi, ahli media dan siswa yang diperoleh melalui angket dianalisis secara
1) Mengubah data yang diperoleh dari angket berupa tanggapan menjadi data
baik mendapat skor 5, kategori baik mendapat skor 4, kategori cukup mendapat
skor 3, kategori kurang mendapat skor 2, dan kategori sangat kurang mendapat
skor 1.
Skor
Kriteria
Rumus Perhitungan
𝑋 > 𝑋𝑖 + 1,80𝑆𝐵𝑖 𝑋 > 4,21 Sangat Baik
0,60𝑆𝐵1 < 𝑋 ≤ 𝑋𝑖 + 1,80𝑆𝐵𝑖 3,40 < 𝑋 ≤ 4,21 Baik
0,60𝑆𝐵1 < 𝑋 ≤ 𝑋𝑖 + 0,60𝑆𝐵𝑖 2,60 < 𝑋 ≤ 3,40 Cukup
1,80𝑆𝐵1 < 𝑋 ≤ 𝑋𝑖 − 0,60𝑆𝐵𝑖 1,79 < 𝑋 ≤ 2,60 Kurang
𝑋 ≤ 𝑋𝑖 − 1,80𝑆𝐵𝑖 𝑋 ≤ 1,79 Sangat Kurang
Sumber: (Eko Putro Widyoko, 2009: 238)
Keterangan:
1
Rerata skor ideal (𝑋𝑖 ) : 2 (Skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
1
Simpangan baku skor ideal (𝑆𝐵𝑖 ) : 6 (Skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
𝑋 : Skor empiris
∑𝑋
𝑋𝑖 =
𝑛
Keterangan:
𝑋𝑖 = skor rata-rata
𝑛 = jumlah responden
kategori “cukup baik” berdasarkan hasil penilaian dari para ahli maupun siswa.
Jika hasil penilaian akhir (secara keseluruhan) pada aspek materi dengan nilai
minimal “cukup baik” oleh para ahli dan siswa, maka produk hasil pengembangan
b. Analisis Data
Produk yang telah dibuat dan ditetapkan sebagai produk akhir, maka
implementasi pembelajaran.