Anda di halaman 1dari 9

Nature vs Nurture

Nature adalah suatu faktor kepribadian tentang kekuatan biologis yang mengatur perkembangan
manusia. Nature dapat di artikan sebagai faktor kepribadian yang berkembang secara alami dan
dipengaruhi oleh genetik. Nurture adalah suatu faktor kepribadian tentang kekuatan lingkungan
yang mengatur perkembangan manusia. Nurture dapat berupa lingkungan keluarga, masyarakat,
bahkan faktor ekonomi dan budaya pun juga termasuk kedalamnya.
Fitur fisik kita dapat diidentifikasi sebagai identik dengan orang tua kita, seperti mata dari ayah ,
dan warna rambut dari ibu. Namun, kepribadian dan bakat kita mungkin bukan berasal dari ayah
atau ibumu. Lingkungan tempat tinggal kita tumbuh mungkin memiliki efek atau pengaruh yang
langgeng dalam cara kita berbicara, berperilaku, dan menanggapi hal-hal di sekitar Anda.
Nature
Pengodean gen di setiap sel dalam diri kita manusia menentukan sifat-sifat berbeda yang kita
miliki, lebih dominan pada atribut fisik seperti warna mata, warna rambut, ukuran telinga, tinggi,
dan sifat-sifat lainnya. Namun, masih belum diketahui apakah atribut yang lebih abstrak seperti
kepribadian, kecerdasan, orientasi seksual, suka dan tidak suka diberi kode gen dalam DNA kita
juga.
Salah satu masalah terpanas terhadap teori alam adalah bahwa mungkin ada "gen gay" yang ada,
yang menjelaskan bahwa kaum gay sebenarnya terlahir seperti itu. Masalah lainnya adalah
bahwa tindakan kriminal, kecenderungan untuk bercerai dan perilaku agresif yang menyebabkan
pelecehan dapat dibenarkan oleh "gen perilaku" begitu para peneliti telah membuktikan
keberadaan mereka.
Di sisi lain, gen perilaku agak terbukti ada ketika kita melihat kembar fraternal. Ketika kembar
fraternal dibesarkan terpisah, mereka menunjukkan kesamaan yang sama dalam perilaku dan
respons seolah-olah mereka telah dibesarkan bersama.
Nurture
Teori pengasuhan berpendapat bahwa pengaruh genetik terhadap sifat-sifat abstrak mungkin ada;
Namun, faktor lingkungan adalah asal mula perilaku kita. Ini termasuk penggunaan
pengkondisian untuk mendorong perilaku baru pada anak, atau mengubah perilaku yang tidak
biasa yang ditunjukkan oleh anak. Menurut John Watson, salah satu psikolog terkuat yang
mengusulkan pembelajaran lingkungan sebagai sisi yang mendominasi dalam perdebatan alam
vs pengasuhan, pernah mengatakan bahwa ia dapat dapat melatih bayi yang dipilih secara acak
dalam kelompok 12 bayi, untuk menjadi semua jenis spesialis Watson inginkan. Dia menyatakan
bahwa dia bisa melatihnya menjadi seperti itu terlepas dari potensi, bakat, dan ras anak itu.
Meskipun benar bahwa saudara kembar yang dibesarkan secara terpisah memiliki kesamaan
yang luar biasa dalam banyak hal, tetap saja intervensi lingkungan telah menyebabkan beberapa
perbedaan dalam cara mereka berperilaku.
Salah satu argumen tertua dalam sejarah psikologi adalah perdebatan Nature vs Nurture. Masing-
masing pihak memiliki poin bagus bahwa sangat sulit untuk memutuskan apakah perkembangan
seseorang memiliki kecenderungan dalam DNA-nya, atau sebagian besar dipengaruhi oleh
pengalaman hidup dan lingkungannya. Sampai sekarang, kita tahu bahwa baik alam maupun
asuhan memainkan peran penting dalam perkembangan manusia, tetapi kita belum tahu apakah
kita dikembangkan secara utama karena alam atau karena asuhan.
Beberapa filsuf seperti Plato dan Descartes menyarankan bahwa hal-hal tertentu adalah bawaan
sejak lahir, atau bahwa mereka terjadi secara alami terlepas dari pengaruh lingkungan. Ahli
natifis mengambil posisi bahwa semua atau sebagian besar perilaku dan karakteristik adalah hasil
dari warisan. Pendukung sudut pandang ini percaya bahwa semua karakteristik dan perilaku kita
adalah hasil dari evolusi. Ciri-ciri genetik yang diturunkan dari orang tua memengaruhi
perbedaan individu yang membuat setiap orang unik.
Pemikir terkenal lainnya seperti John Locke percaya pada apa yang dikenal sebagai tabula rasa,
yang menunjukkan bahwa pikiran dimulai sebagai batu tulis kosong. Menurut pendapat ini,
segala sesuatu yang kita miliki dan semua pengetahuan kita ditentukan oleh pengalaman kita.
Ahli empiris mengambil posisi bahwa semua atau sebagian besar perilaku dan karakteristik
dihasilkan dari pembelajaran. Behaviorisme adalah contoh yang baik dari teori yang berakar
pada empirisme. Para behavioris percaya bahwa semua tindakan dan perilaku adalah hasil dari
pengkondisian. Para ahli teori seperti John B. Watson percaya bahwa orang dapat dilatih untuk
melakukan dan menjadi apa pun, terlepas dari latar belakang genetik mereka.
Saat ini, mayoritas ahli percaya bahwa baik alam maupun asuhan memengaruhi perilaku dan
perkembangan. Namun, masalah ini masih terus merebak di banyak bidang seperti dalam
perdebatan tentang asal-usul homoseksualitas dan pengaruh pada kecerdasan. Sementara
beberapa orang mengambil pendekatan ekstrimis atau empiris radikal, peneliti dan ahli masih
memperdebatkan sejauh mana biologi dan lingkungan mempengaruhi perilaku.
Semakin banyak orang mulai menyadari bahwa bertanya berapa banyak faktor keturunan atau
lingkungan mempengaruhi sifat tertentu bukanlah pendekatan yang tepat. Kenyataannya adalah
bahwa tidak ada cara sederhana untuk mengurai banyak kekuatan yang ada. Pengaruh-pengaruh
ini termasuk faktor-faktor genetik yang berinteraksi satu sama lain, faktor-faktor lingkungan
yang berinteraksi seperti pengalaman sosial dan budaya secara keseluruhan, serta bagaimana
pengaruh herediter dan lingkungan saling berbaur.

Fakta Sosial
Dalam buku Rules of Sociological Method, Durkheim mengatakan bahwa Fakta sosial adalah
setiap cara bertindak, baik tetap maupun tidak, yang bisa menjadi pengaruh atau hambatan
eksternal bagi seorang individu. Ini berarti bahwa fakta sosial adalah cara bertindak, berfikir dan
merasa yang ada diluar individu dan sifatnya memaksa serta terbentuk karena adanya pola di
dalam masyarakat. Dengan demikian berarti, sejak manusia dilahirkan secara tidak langsung ia
diharuskan bertindak sesuai dengan lingkungan sosial dimana ia dididik dan sangat sulit baginya
untuk melepaskan diri dari aturan tersebut.
Fakta sosial memiliki 3 sifat yakni , umum (general), memaksa dan eksternal (dari luar).
1. General (umum)
Sifat pertama yang menjadi karakteristik fakta sosial adalah general atau umum, artinya dalam
penjelasan ini fakta sosial tidak hanya dimiliki oleh perseorangan/individu melainkan juga
dimiliki oleh kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Contoh nyata bahwa fakta sosial
bersifat general misalnya saja prilaku seseorang yang selalu mengutamakan keluarga, kerabat
atau sahabat dekatnya dibandingkan orang lain yang bukan siapa-siapanya.
2. Memaksa
Fakta sosial memiliki kekuatan untuk menekan dan memaksa individu menerima dan
melaksanakannya. Dalam fakta sosial sangat nyata bahwa individu itu dipaksa, dibimbing,
diyakinkan, didorong dengan cara tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai tipe fakta sosial
dalam lingkungan sosialnya. Contoh bahwa fakta sosial bersifat memaksa, misalanya saja ketika
seseorang melakukan tindakan korupsi. Tindakan ini disadari bahwa salah, akan tetapi karena
adanya tekanan perekonomian dan keadaan ingin menang sendiri pada akhirnya
mengenyampingkan perosalan dan akibat tindakannya.
3. Eksternal (dari luar)
Fakta sosial memiliki karakteristik berasal dari luar diri manusia atau diluar pertimbangan-
pertimbangan seseorang.
Macam-macam Fakta Sosial
Menurut Durkheim fakta sosial terdiri atas dua macam yaitu:
1. Fakta soaial dalam bentuk material, yakni sesuatu yang dapat disimak, ditangkap, dan
diobservasi. Fakta sosial inilah yang merupakan bagian dari dunia nyata contohnya
arsitektur dan norma hukum.
2. Fakta sosial dalam bentuk non-material adalah salah satu jenis fakta sosial yang dianggap
secara tidak nyata karena hakekatnya bentuk fakta sosial ini berasal dari eksternal.
Contoh bentuk fakta sosial ini antara lain, yakni sikap egoisme, altruisme, atau tindakan
manusia berupa opini. Contoh lainnya tentang fakta sosial non material antara lain
berkenanan dengan dorongan seseorang kepada orang lain yang sedang mengalami
permasalahan (problem). Setiap orang pada faktanya selalu memiliki identitas
menghargai kepada sesama. Melalui munculnya sikap untuk memberikan saran,
dorongan ataupun simpati kepada orang lain ini disebutkan sebagai salah satu pola non
material dalam fakta sosial, sehingga disadari atau tidak tindakan prilaku ini seringkali
dijalankan.
Contoh mengenai fakta sosial dalam kehidupan sehari-hari adalah :
- Misalnya saja untuk pelajar SD mengenakan seragam Merah Putih pada hari Senin
sampai Kamis, atau SMP yang harus menggunakan Biru dan Puti, dan SMA yang
menggunakan pakain seragam abu-abu dan putih. Contoh menggunakan seragam yang
bisa dilihat dalam rutinistas kita terbut adalah fakta sosial yang memaksakan kehendak
dan akhirnya bisa di dapatkan sebagai sebuah aturan sosial yang baku dalam lembaga
pendidikan yang ada.
- Tindakan gotong royong yang dilakukan masyarakat bisa disebut sebagai salah satu
contoh fakta sosial yang berkembang atas dasar penilaian kebutuhan, sehingga keadaan
ini menimbulkan persepsi untuk menjadi budaya yang patut dilasterikan.
- Contoh lainnya yang berhubungan erat dengan lembaga agama, terutama tentang fakta
sosial ini misalnya saja proses penjalananan Sholat yang dilakukan oleh Umat Islam.
Prilaku Sholat bagian daripada kepercyaan yang tidak bisa untuk ditinggalkan.Sehingga
pada proses penilaian yang dilakukan seseorang dalam cangkupan ini, apabila seseorang
tidak menjalankan ritual ibdah, berupa sholat maka ia akan menjadi inividu yang tidak
taat dan mendapatkan ganjaran di akhirat kelak.

Budaya dan Tradisi

Definisi

Bagi sebagian orang mungkin beranggapan bahwa budaya dan tradisi adalah sama.
Berkaitan dengan adat atau kebiasaan suatu masyarakat. Namun pada kenyataannya jika
detelusuri lebih mendalam, keduanya ini tentu memiliki arti yang berbeda. Keduanya
memang memiliki kaitan yang sangat erat. Namun definisi keduanya bisa menjadi suatu
perbedaan yang signifikan.

Pertama, mari kita bahas mengenai pengertian budaya itu sendiri. Kata budaya berasal
dari bahasa Sansekerta yaitu Buddhayah, yang merupakan jamak dari kata buddi yang
berarti budi atau akal. Yaitu semua hal yang berkaitan dengan akal dan budi manusia.
Kata budaya ini diambil dari bahasa Latin Colere yang berarti mengolah atau
mengerjakan. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan kata Culture.

Budaya secara umum adalah cara hidup yang mengatur agar setiap manusia mengerti dan
memahami bagaimana mereka harus bertindak, berlaku, berbuat dan menentukan sikap
saat berhubungan dengan orang lain. Semua hal ini berkaitan dengan cara komunikasi
atau bahasa, adat istiadat dan kebiasaan yang terjadi di lingkungan tersebut.

Kedua, Tradisi atau disebut juga dengan kebiasaan merupakan sesuatu yang sudah
dilaksanakan sejak lama dan terus menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok
masyarakat, seringkali dilakukan oleh suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang
sama.

Tradisi dari sudut aspek benda materialnya adalah benda material yang menunjukkan dan
mengingatkan hubungan khususnya dengan kehidupan masa lalu. Misalnya adalah candi,
puing kuno, kereta kencana, beberapa benda-benda peninggalan lainnya, jelas termasuk
ke dalam pengertian tradisi.
Perbedaan Budaya dan Tradisi

Budaya dan tradisi tentu memiliki perbedaan. Budaya adalah istilah kolektif untuk
mengidentifikasi gagasan, adat istiadat dan perilaku sosial orang atau masyarakat
tertentu. Ini bisa menjadi cara hidup yang dibangun oleh sekelompok orang. E.B. Taylor,
pendiri antropologi budaya mendefinisikan, budaya sebagai "keseluruhan kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan
serta kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat."

Beberapa aspek perilaku manusia, seperti bahasa, bentuk ekspresif seperti ritual, agama,
seni, musik, tarian dan praktik seperti memasak, tempat tinggal, pakaian ditemukan di
semua masyarakat manusia. Namun, praktik-praktik ini berbeda menurut etnis,
kebangsaan, dan bahkan kelompok umur yang berbeda pula. Misalnya, perbedaan antara
bentuk tarian di Jawa dan bentuk tarian di Papua adalah akibat dari perbedaan etnis dan
kebangsaan. Budaya adalah fenomena sosial, dan perilaku individu tertentu dibentuk oleh
budaya.

Istilah budaya dapat merujuk pada berbagai konsep. Misalnya, Budaya dapat merujuk
pada makanan apa yang dimakan oleh sekelompok orang tertentu (bahan: kelapa, tepung
gandum, dll.), Bagaimana makanan disiapkan (metode: memanggang, merebus, mentah,
dll.) Dan kebiasaan yang terkait dengan makan (penggunaan sumpit, pria dan wanita
tidak duduk di meja yang sama, dll.)
Tradisi adalah ide, kepercayaan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lain. Tidak
seperti aturan dan regulasi, mengikuti tradisi tidak wajib.
Tradisi dapat umum untuk kelompok etnis tertentu, budaya atau bahkan keluarga.
Misalnya, Di Indonesia pada hari idul fitri ada tradisi sungkeman kepada orang yang lebih
tua.
Terlebih lagi, tradisi baru dapat diciptakan dari waktu ke waktu. Misalkan dua orang
memulai sesuatu setiap tahun, selama bertahun-tahun, itu akan menjadi tradisi keluarga,
dan bahkan dapat ditularkan ke generasi mendatang.
Jadi selain dari definisinya kita dapat melihat perbedaan budaya dan tradisi di dalam :
 Grup social
- Budaya dapat dilihat dalam kelompok sosial.
- Tradisi bahkan dapat dilihat dalam sebuah keluarga.
 Penciptaan
- Budaya diciptakan oleh kelompok sosial tertentu orang, selama periode waktu tertentu.
- Tradisi dapat dibuat oleh individu.
Interaksi Sosial
Agar lebih memahami apa itu interaksi sosial, maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli
berikut ini:
1. Kimball Young dan Raymond W. Mack
Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, pengertian interaksi sosial adalah hubungan
sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu, antara individu dengan kelompok
maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.
2. Philip Selznick dan Leonard Broom
Menurut Philip Selznic dan Leonard Broom (1961:11), arti interaksi sosial adalah proses
tindakan yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses respon terhadap tindakan
orang lain tersebut.
3. John Lewis Gillin
Menurut John Lewis Gillin, pengertian interaksi Sosial adalah suatu hubungan-hubungan sosial
yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu dan kelompok atau antar kelompok.
4. Astrid. S. Susanti
Menurut Astrid. S. Susanti, pengertian interaksi Sosial adalah hubungan antar manusia yang
menciptakan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembuatan struktur sosial. Hasil
interaksi sangat tergantung oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan pihak yang ikut
terlibat dalam interaksi ini.
5. Selo Soemardjan
Menurut Selo Soemardjan, pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara
manusia (individu) dengan berbagai segi kehidupan bersama.
Pengertian interaksi soaial menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, interaksi
adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang
terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar
terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi.
Bentuk Interaksi Sosial
Berdasarkan bentuknya, interaksi sosial dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Asosiatif
Interaksi soaial berbentuk asosiatif adalah hasil dari hubungan timbal balik yang positif sehingga
menghasilkan persatuan. Adapun beberapa macam interaksi sosial asosiatif adalah sebagai
berikut:
 Kooperasi, yaitu usaha yang dilakukan banyak orang untuk kepentingan bersama dan
dilakukan dengan cara saling mendukung, bersinergi, dan saling membantu. Misalnya,
kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan.
 Akomodasi, yaitu suatu cara untuk menyelesaikan masalah antara beberapa pihak tanpa
menjatuhkan salah satu pihak. Beberapa bentuknya adalah eliminasi segregasi,
adjudikasi, konsiliasi, mediasi, kompromi, dan koersi.
 Asimilasi, yaitu suatu peleburan antara dua kebudayaan yang berbeda sehingga menjadi
kebudayaan yang baru untuk kepentingan bersama.
 Akulturasi, yaitu suatu peleburan dua kebudayaan namun kebudayaan asli dari masing-
masing kelompok tetap ada. Dengan kata lain, dua budaya berpadu dan menghasilkan
budaya baru tanpa menghilangkan budaya yang asli.
Contoh asosiatif:
 Kegiatan musyawarah masyarakat desa untuk memilih ketua RT/ RW.
 Proses tawar menawar barang yang dilakukan oleh pedagang dan pembeli.
2. Disosiatif merupakan hubungan timbal balik yang sifatnya negatif dan dapat mengakibatkan
perpecahan. Berikut ini adalah beberapa jenis interaksi sosial disosiatif:
 Oposisi, yaitu individu atau kelompok yang bertentangan dengan pihak lain atau sesuatu
yang sudah lama. Pelaku oposisi disebut dengan oposan.
 Kompetisi, yaitu persaingan antara dua belah pihak yang terjadi karena masing-masing
pihak ingin menjadi yang terbaik.
 Kontravensi, yaitu pihak yang berada di tengah-tengah kompetisi atau oposisi. Dalam hal
ini pihak kontravensi merasa bimbang karena ketidakpastian dari pihak lain atau
merahasiakan perasaannya karna pihak lain.
Contoh disosiatif:
 Perdebatan antara dua orang/ kelompok karena perbedaan pandangan politik.
 Tawuran antara dua kelompok suporter sepak bola.
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut John Lewis Gillin, proses interaksi sosial hanya dapat terjadi jika memenuhi dua
syarat, yaitu; adanya komunikasi dan kontak sosial.
1. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan gagasan
dari satu pihak kepada pihak lainnya yang dilakukan untuk saling mempengaruhi satu sama
lain. Proses komunikasi tersebut dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
 Komunikasi Verbal; yaitu bentuk komunikasi secara lisan dan tulisan, misalnya berbicara
atau surat-menyurat.
 Komunikasi Non verbal; yaitu bentuk komunikasi dengan memakai simbol-simbol,
misalnya gestur tubuh, atau bahasa isyarat.
2. Kontak Sosial
Pada dasarnya kontak sosial adalah suatu hubungan antara satu pihak dengan pihak lainnya.
Kontak sosial merupakan awal dari social interactions dimana setiap pihak akan saling
merespon tindakan satu sama lainnya meskipun tidak ada kontak fisik.
Proses kontak sosial dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
 Kontak Sosial Primer atau kontak sosial langsung; yaitu hubungan timbal bali antar
individu atau antar kelompok masyarakat yang terjadi dengan cara tatap muka (fisik).
Misalnya, berjabat tangan, melakukan dialog/ berbicara.
 Kontak Sosial Sekunder atau kontak sosial tidak langsung; yaitu hubungan timbal bali
antar individu atau antar kelompok yang dilakukan dengan bantuan perantara.
Misalnya, berkomunikasi melalui telepon, chatting, atau mengirim pesan melalui
orang lain.
Proses i n t e r a k si sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi,
sugesti, simpati, identifikasi dan empati.
 Imitasi merupakan suatu tindakan sosial seseorang untuk meniru sikap, tindakan, atau
tingkah laku dan penampilan fisik seseorang.
 Sugesti merupakan rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang
kepada orang lain sehingga ia melaksanakan apa yang disugestikan tanpa berfikir
rasional.
 Simpati merupakan suatu sikap seseorang yang merasa tertarik kepada orang lain
karena penampilan,kebijaksanaan atau pola pikirnya sesuai dengan nilai-nilai yang
dianut oleh orang yang menaruh simpati.
 Identifikasi merupakan keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan orang lain
yang ditiru (idolanya)
 Empati merupakan proses ikut serta merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain.
Proses empati biasanya ikut serta merasakan penderitaan orang lain.
Jika proses interaksi sosial tidak terjadi secara maksimal akan menyebabkan terjadinya
kehidupan yang terasing. Faktor yang menyebabkan kehidupan terasing misalnya sengaja
dikucilkan dari lingkungannya, mengalami cacat, pengaruh perbedaan ras dan perbedaan
budaya.
Sumber :
 https;//explorable.com/nature-vs-nurture-debate
 https;//www.verywellmind.com/what-is-nature-versus-nurture
 dosensosiologi.com/4-pengertian-fakta-sosial-bentuk-sifat-dan-contohnya-lengkap/
 https;//www.pelajaran.id/2017/02/pengertian-fakta-sosial-sifat-macam-dan-contoh-fakta-
sosial.html
 informazone.com/pengertian-budaya
 https;//hisham.id/2018/08/perbedaan-budaya-dan-tradisi.html.
 https;//pediaa.com/difference-between-culture-anf-tradition/
 www.maxmanroe.com/vid/sosial/interaksi-sosial.html.
 https;//belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/

Anda mungkin juga menyukai