Anda di halaman 1dari 7

Pengembangan lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Akuntansi Perusahaan Dagang Berbasis Problem Based

Learning Pada Kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) AKUNTANSI


PERUSAHAAN DAGANG BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA KELAS XI
AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 SURABAYA

Lailatul Aisyah
Program Studi S1 Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Surabaya. Email: lailatul.aisyah950701@gmail.com
Suci Rohayati
Program Studi S1 Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Surabaya. Email: sucirohayati@unesa.ac.id

ABSTRAK
Penelitian pengembangan ini menghasilkan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) mata pelajaran
akuntansi perusahaan dagang kelas XI berbasis problem based learning dengan menambahkan komponen ilustrasi
masalah yang dapat dipecahkan dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
proses pengembangan LKPD, menganalisis kelayakan LKPD, dan menganalisis respon peserta didik kelas XI
Akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya atas LKPD akuntansi perusahaan dagang berbasis problem based learning
yang dikembangkan. Penelitian ini memuat proses pengembangan LKPD dengan menggunakan model
pengembangan 4-D dari Thiagarajan yang telah dimodifikasi dan tanpa melakukan tahap disseminate. Hasil
validasi kelayakan LKPD secara umum mendapat skor sebesar 87,26%. Validasi dari ahli materi mendapatkan
skor sebesar 85%. Skor validasi dari ahli bahasa adalah 96% dan skor validasi dari ahli grafis adalah 80,8%. Hasil
uji coba terbatas terhadap LKPD mendapatkan respon positif dari peserta didik memperoleh skor sebesar 89%.

Kata kunci : Lembar Kegiatan Peserta Didik, Problem based learning, Akuntansi Perusahaan Dagang

ABSTRAC
This development research produce a student worksheet in accounting for trading company material used
by class XI accounting. This student worksheet arranged using problem based learning by adding problem case
illustration which can be used as problem to be solved when teaching learning process. The purpose of this
research are to analyze the development process of this student worksheet, to analyze the feasibility of student
worksheet and to analyze the response from students of class XI accounting at SMKN 1 Surabaya for student
worksheet on accounting for trading company material using problem based learning that has been developed.
This research contains student worksheet development process using 4-D development model from Thiagarajan
which have been modified and without doing disseminate phase. The validation result of student worksheet
feasibility in general got a score of 87.26%. The validation of the material experts’s score is 85%. The validation
score of the linguist experts is 96% and the validation score of the graphic expert is 80,8%. The results of a limited
trial of the student worksheet got a positive reaction from students with score of 89%.

Keywords: Student Worksheet, Problem Based Learning, Accounting For Trading Company

PENDAHULUAN dan kebutuhan pembangunan di kalangan


Era globalisasi menuntut manusia untuk masyarakat (Roesminingsih & Susarno, 2015).
berpikir lebih kreatif dan kritis dalam menghadapi Perma-salahan yang dimaksud adalah tidak
dan memecahkan segala permasalahan dalam sesuainya kompetensi lulusan dengan kebutuhan
hidupnya. Pembangunan sumber daya manusia masyarakat khususnya dalam dunia kerja.
bermutu tinggi di era global dapat dilakukan melalui Pendidikan khusus yang digunakan untuk
sebuah proses yaitu pendidikan (Trianto, 2015). menyiapkan sumber daya manusia untuk sebagai
Pembangunan tersebut dapat ditingkatkan dengan sumber daya siap kerja adalah SMK atau Sekolah
mengutamakan inovasi pendidikan. Salah satu Menengah Kejuruan.
masalah yang mendorong perlunya inovasi Inovasi pendidikan yang dilakukan
pendidikan di Indonesia selain dalam rangka pemerintah Indonesia secara sentral adalah
mencapai pendidikan yang lebih berkualitas adalah melakukan perubahan kurikulum. Kurikulum di
kurangnya kesesuaian antara program pendidikan Indonesia diantaranya Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan

41
Jurnal Pendidikan Akuntansi. Volume 6 Nomor 1 Tahun (2018)

Pendidikan (KTSP), dan yang terbaru adalah pembelajaran khususnya pada pembelajaran
kurikulum 2013 yang juga telah mengalami produktif akuntansi. Perpustakaan di SMK Negeri 1
beberapa revisi sampai dengan tahun 2017. Surabaya tidak begitu banyak menyediakan buku
Kurikulum pendidikan di Indonesia terus diperbarui pembelajaran produktif termasuk pada jurusan
agar output pendidikan yang dihasilkan menjadi akuntansi. Sebagai bahan ajar yang dipergunakan
individu yang lebih kompetitif dan berdaya saing di pada kegiatan pembelajaran, biasanya guru
era global. Perubahan kurikulum tersebut tentu mengandalkan penggunaan handout dan lembar
dilakukan dengan menyesuaikan standar nasional Kegiatan praktikum. Handout merupakan bahan ajar
pendidikan yaitu kriteria minimal mengenai sistem berupa pernyataan materi yang akan disampaikan
pendidikan di seluruh wilayah hukum Indonesia selama proses pembelajaran (Depdiknas, 2008) yang
(BSNP, 2017). Standar Nasional Pendidikan biasanya berupa lembaran print out rangkuman
Indonesia terdiri atas standar kompetensi lulusan, materi. Sedangkan praktikum adalah bagian dari
standar isi, standar proses, standar pendidikan dan kegiatan belajar berupa kesempatan peserta didik
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, untuk mempraktikkan keadaan nyata dari teori yang
standar pengelolaan, standar pembiayaan pendidikan, telah dipelajari atau juga bisa disebut dengan
dan standar penilaian pendidikan. pelajaran praktik (Kemendikbud, 2017).
Pada standar isi, hal yang diperhatikan adalah Pada mata pelajaran akuntansi perusahaan
ruang lingkup isi materi pembelajaran dan tingkat dagang kelas XI akuntansi, pembelajaran
kompetensi yang diinginkan untuk mencapai berlangsung tanpa ada buku diktat yang menjadi
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis sumber belajar peserta didik. Peserta didik hanya
pendidikan tertentu. Standar isi berkaitan dengan menerima penjelasan dan catatan papan tulis atau
perangkat pembelajaran yang digunakan oleh tayangan powerpoint dari guru kemudian
pendidik atau guru. Perangkat pembelajaran yang mencatatnya pada buku tulis masing-masing, tetapi
dimaksud adalah silabus, Rencana Pelaksanaan tidak semua peserta didik mau mencatat. Hal lain
Pembelajaran (RPP), perangkat penilaian hasil yang dilakukan guru agar peserta didik tetap bisa
belajar atau alat evaluasi, dan bahan ajar. Bahan ajar memelajari materi yang diajarkan hari itu adalah
merupakan seluruh bentuk bahan yang dipergunakan guru memberikan lembaran handout materi yang
guru untuk menunjang pelaksanaan kegiatan bersangkutan. Sebagai bahan untuk soal latihan
pembelajaran di dalam kelas (Daryanto dan praktik peserta didik, guru memberikan lembar
Dwicahyono, 2014). praktikum akuntansi perusahaan dagang yang berisi
Pada umumnya guru di Indonesia soal studi kasus disertai dengan kolom-kolom yang
menggunakan bahan ajar konvensional atau bahan digunakan untuk menjawab studi kasus tersebut.
ajar siap pakai yang dibeli dari penerbit buku tanpa Pada Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adanya upaya perencanaan, penyiapan dan dijekaskan bahwa model pembelajaran
penyusunan secara mandiri terhadap bahan ajar yang menggunakan Problem Based Learning (PBL), akan
akan digunakan dalam proses pembelajaran (Zuriah, tetapi keadaan yang demikian membuat proses
dkk, 2016). Bahan ajar yang beredar atau diperjual pembelajaran yang dilakukan masih menggunaakan
belikan umumnya memiliki kekurangan yaitu hanya pendekatan guru (teacher center), karena guru yang
menyajikan materi belajar apa adanya dan sedikit akan menjelaskan dan peserta didik akan tekun
sekali memberikan permasalahan kontekstual di menyimak serta mencatat penjelasan guru tersebut.
dalamnya (Mustafa & Efendi, 2016). Masalah lain Keberadaan bahan ajar yang kurang memadai
mengenai bahan ajar di Indonesia khususnya pada dan alat evaluasi serta praktik yang terpisah dengan
mata pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan materi membuat peserta didik kesulitan dalam
adalah ketersediaan bahan ajar mata pelajaran SMK memahami materi yang dipelajari dan kemudian
yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang masih berdampak pada hasil belajar peserta didik. Pada
terbatas dan juga ditambah dengan kurangnya minat empat kelas dari delapan kelas yang ada terdapat
guru SMK untuk menyelesaikan permasalahan 40,65% dari 164 peserta didik harus menempuh
tersebut atau kurangnya minat guru untuk menyusun program remidial. Hasil wawancara yang dilakukan
bahan ajar yang akan digunakan sendiri untuk peneliti dengan peserta didik dan guru pengajar
mengajar (Muqodas, dkk, 2015). mengenai mata pelajaran Akuntansi Perusahaan
Peneliti telah melakukan observasi Dagang juga menguatkan fakta bahwa bahan ajar
pendahuluan di SMK Negeri 1 Surabaya. Pada dan alat evaluasi dan praktik yang tidak memadai
bidang keahlian keuangan, akuntansi adalah jurusan menyebabkan peserta didik mendapat hasil belajar
yang menjadi favorit para calon peserta didik. Hal kurang dari 75 atau berada di bawah Kriteria Belajar
tersebut dibuktikan dengan jumlah kelas yang Minimal (KBM). Masalah lain yang ditemui peneliti
disediakan untuk jurusan akuntansi lebih banyak adalah ada beberapa kompetensi dasar yang tidak
dibandingkan jurusan pada bidang keahlian diajarkan secara mandiri akan tetapi disisipkan pada
keuangan lainnya. Namun, banyaknya kelas yang kompetensi dasar yang lain. Materi kompetensi
disediakan tidak disertai dengan penyediaan bahan dasar yang biasanya tidak disampaikan secara
ajar yang memadai yang dapat digunakan dalam mandiri sesuai dengan silabus adalah materi

42
Pengembangan lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Akuntansi Perusahaan Dagang Berbasis Problem Based
Learning Pada Kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya

ketentuan bisnis, potongan dan retur pada jaran Problem Based Learning yaitu orientasi
perusahaan dagang. Materi ini tersebut biasanya peserta didik pada masalah, organisasi peserta didik
akan disampaikan di sela-sela materi pencatatan untuk belajar, membimbing penyelidikan kelompok
transaksi dalam jurnal sehingga peserta didik tidak maupun individual, mengembangkan dan
dapat memahami materi tersebut. menyajikan hasil karya, menganalisis dan
Sesuai dengan beberapa permasa-lahan di mengevaluasi proses pemecahan masalah (Trianto,
atas, peneliti mencoba untuk mengembangkan 2015).
sebuah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Penggunaan model pembelajaran problem
cetak untuk mata pelajaran akuntansi perusahaan based learning pada pembelajaran akuntansi dapat
dagang dengan menggunakan Problem Based meningkatkan aktivitas belajar peserta didik seperti
Learning (PBL). Lembar Kegaitan Peserta Didik bertanya dan mengemukakan pendapat sehingga
(LKPD) problem based learning adalah bahan ajar akan mendukung terlaksananya pembelajaran
berupa kumpulan lembar kertas berisi tugas-tugas student center (Nisak dan Sari, 2013). Lembar
belajar disertai dengan petunjuk pengerjaan dan Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis problem
disusun dengan pendekatan problem based learning based learning yang sebelumnya dikembangkan
dilengkapi dengan penyajian masalah pada pada materi akuntansi perusahaan dagang
kehidupan nyata yang berhubungan dengan materi menunjukkan hasil bahwa LKPD tersebut memiliki
yang akan dipelajari dan dipecahkan oleh peserta kuliatas yang sangat baik dan layak untuk diterapkan
didik. LKPD dipilih karena merupakan bahan ajar dalam pembelajaran sebagai bahan ajar (Nurhayati,
yang memuat materi, ringkasan, dan juga tugas- dkk, 2015). Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
tugas belajar yang dikemas dalam satu bahan ajar berbasis problem based learning juga dapat menjadi
sehingga akan memudahkan pengerjaan tugas bahan ajar yang membantu dalam pelaksanaan
karena didalamnya sudah disertai dengan materi model pembelajaran tersebut. LKPD berbasis
yang berkaitan dengan tugas-tugas tersebut problem based learning secara efektif dapat
(Prastowo, 2015). LKPD berbasis problem based meningkatkan sikap kreatif peserta didik, aspek
learning akan membantu meminimalisasi peserta tanggung jawab dan juga peningkatan keterampilan
didik yang sering kehilangan atau lupa handout dan dalam proses pembelajaran (Andarwati, 2016).
juga malas mencatat materi. Kelebihan LKPD yaitu Berdasarkan beberapa masalah dan juga
memudahkan peserta didik karena memiliki materi penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas,
yang lebih ringkas (Nurdin & Andrianto, 2016). maka diperlukan adanya pengembangan lembar
Materi yang dikembangkan dalam LKPD adalah kegiatan peserta didik (LKPD) akuntansi perusahaan
ketentuan bisnis, potongan dan retur pada dagang berbasis problem based learning pada kelas
perusahaan dagang. Materi tersebut perlu diberi XI akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya pada materi
latihan lebih banyak karena masih banyak peserta ketentuan bisnis, transaksi retur dan potongan harga
didik yang merasa kesulitan untuk menghitung dan yang ada pada perusahaan dagang.
melakukan pencatatan transaksi beban angkut,
potongan harga, dan juga retur yang ada pada METODE
perusahaan dagang yang disebabkan karena guru Jenis penelitian yang dilakukan merupakan
yang jarang menjelaskan materi-materi tersebut. penelitian pengembangan (Research &
Model pembelajaran Problem Based Development). Penelitian pengembangan adalah
Learning sebelumnya telah dicantumkan guru dalam jenis penelitian yang bertujuan untuk melakukan
RPP. Model ini dipilih karena dapat memberikan inovasi dengan metode campuran dan menggunakan
pengalaman belajar yang lebih bermakna dan lebih teori multidisiplin serta interdisiplin yang dilakukan
luas mulai dari memahami konsep sampai dengan secara bertahap, berkelanjutan, terstruktur, dan
bagaimana mengaplikasikan konsep yang dipelajari terukur (Hasyim, 2016). Model pengembangan yang
(Mudlofir dan Rusydiyah, 2017), sehingga untuk digunakan dalam penelitian ini adalah 4-D yang
meningkatkan pemahaman ketentuan bisnis, disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel
transaksi retur dan potongan yang ada pada yang terdiri dari empat tahap pengembangan yaitu
perusahaan dagang dapat dilakukan dengan tahap pendefinisian (define), tahap perancangan
memelajari kasus-kasus yang disajikan pada (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap
pembelajaran PBL. Pembelajaran PBL akan penyebaran (dessiminate) (Trianto, 2015). Pada
menuntut peserta didik untuk menyusun penelitian ini, pengembangan hanya dibatasi sampai
pengetahuan mereka sediri, membangun dengan tahap pengembangan (develop) karena
pemahamannya melalui tahap-tahap ilmiah dan juga pengembangan LKPD ini bertujuan untuk
menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan memenuhi kebutuhan bahan ajar pada mata pelajaran
berpikir ke tingkat yang lebih tinggi dan sangat akuntansi perusahaan dagang di lingkungan SMK
fleksibel untuk dilaksanakan karena dapat digunakan Negeri 1 Surabaya sendiri tanpa ada tujuan untuk
untuk desain pembelajaran individu (individual disebarluaskan.
learning) maupun pembelajaran secara kelompok
(cooperative learning) dan Tahap-tahap pembela-

43
Jurnal Pendidikan Akuntansi. Volume 6 Nomor 1 Tahun (2018)

Instrumen yang digunakan untuk mengukur HASIL DAN PEMBAHASAN


kelayakan LKPD yang dikembangkan adalah angket Proses Pengembangan LKPD
dan lembar telaah. Angket digunakan untuk Proses pengembangan dimulai dengan tahap
mengumpulkan data hasil vailidasi materi, bahasa tahap pendefinisian. Tahap tersebut dimulai dengan
dan grafik dari para ahli serta angket yang digunakan analisis ujung depan dengan menganalisis proses
untuk mengetahui respon peserta didik terhadap pembelajaran mata pelajaran akuntansi perusahaan
LKPD akuntansi perusahaan dagang kelas XI yang dagang kelas XI di SMK Negeri 1 Surabaya, yang
dikembangkan. Lembar telaah digunakan untuk menghasilkan informasi bahwa pembelajaran
mengetahui masukan, pendapat dan saran dari para menggunakan kurikulum 2013 revisi 2016 yang
ahli pada saat melakukan telaah draf pertama LKPD mengacu pada permendikbud nomor 22 tahun 2016
akuntansi perusahaan dagang kelas XI. dengan menggunakan model pembelajaran problem
Data yang diperoleh dari lembar telaah ahli based learning. Pada proses pembelajaran, guru
baik ahli materi, ahli bahasa, maupun ahli grafis menggunakan bahan ajar berupa handout dan media
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis pembelajaran berupa power point. Handout
deskriptif. Angket validasi ahli yang digunakan memiliki struktur isi yang terdiri dari judul dan
untuk menilai kelayakan LKPD diukur dengan informasi pendukung atau ringkasan materi
menggunakan ukuran skala likert dan diolah (Depdiknas, 2008). Kurikulum 2013 menekankan
menggunakan teknik analisis kuantitatif deskriptif pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan
dengan menggunakan teknik persentase yang pendekatan kontekstual yang tidak hanya
kemudian digolongkan ke dalam kelompok mempelajari materi pembelajaran secara konsep dan
persentase kelayakan berikut ini. teoritis akan tetapi juga mengedepankan fakta dan
Tabel 1. Interpretasi Perolehan Persentese aplikasi dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2015).
Kriteria Kelayakan LKPD Langkah kedua pada tahap pendefinisian
Persentase Kriteria Kelayakan adalah analisis peserta didik. Sikap peserta didik
0% - 20% Sangat tidak sesuai selama pembelajaran akuntansi perusahaan dagang
21% - 40% Kurang sesuai menunjukkan bahwa rata-rata peserta didik kelas XI
41% - 60% Cukup akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya merupakan
61% - 80% Sesuai peserta didik yang cenderung aktif berpartisipasi
81% - 100% Sangat sesuai dalam pembelajaran. Kriteria partisipasi aktif dalam
(Sumber : Riduwan, 2016 dan diadaptasi oleh peneliti) kelas peserta didik adalah (1) pro aktif dalam
kegiatan kelas baik kegiatan individu, pasangan
Uji respon peserta didik terhadap LKPD yang maupun kelompok, (2) memberikan jawaban
dikembangkan dilakukan dengan cara uji coba sukarela atas pertanyaan guru, (3) bertanya kepada
terbatas terhadap 20 peserta didik kelas XI guru tentang materi yang dipelajari, (4) mengikuti
Akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya. Angket instruksi guru dan memberi instruksi kepada teman
respon peserta didik yang digunakan untuk sebaya, (5) menyelesaikan tugas tepat waktu, (6)
mengetahui pendapat peserta didik terhadap LKPD berdiskusi dengan teman tentang materi yang belum
yang diuji cobakan terbatas juga menggunakan dimengerti, (6) datang dengan bahan belajar yang
ukuran skala likert dan kemudian diolah dengan diperlukan, dan (7) membuat catatan tentang materi
teknik persentase dan diinterpretasikan pada kriteria yang dipelajari (Crosthwaite, dkk, 2015).
sebagai berikut. Langkah selanjutnya pada tahap
Tabel 2. Interpretasi Perolehan Persentase pendefinisian adalah analisis tugas dan analisis
Respon Peserta didik terhadap LKPD yang konsep. Guru akuntansi perusahaan dagang kelas XI
Diuji Cobakan di SMK Negeri 1 Surabaya memberikan tugas
Kriteria Respon Peserta meliputi tugas pengetahuan maupun tugas
Persentase keterampilan, serta tugas tugas menganalisis
didik
0% - 20% Sangat tidak setuju masalah sesuai dengan model pembelajaran problem
21% - 40% Tidak setuju based learning. Beberapa kriteria instrumen
41% - 60% Netral penugasan yang baik adalah (1) tugas bertujuan
61% - 80% Setuju untuk memberikan kesempatan peserta didik untuk
81% - 100% Sangat setuju menunjukkan kompetensi individu meskipun
(Sumber : Riduwan, 2016 dan diadaptasi oleh peneliti) merupakan tugas kelompok, (2) untuk tugas
kelompok disertai dengan rincian tugas untuk tiap
Hasil validasi dari para ahli dan juga hasil anggota kelompok, (3) tampilan kualitas hasil tugas
respon peserta didik dapat dikatakan baik jika dapat diharapkan disampaikan dengan jelas
memperoleh skor persentase minimal 61% atau (Kemendikbud, 2017).
dapat dikategorikan “layak” untuk hasil validasi dan Analisis konsep dilakukan untuk
juga dikategorikan “setuju” untuk respon peserta menjabarkan KI-KD yang yang ada pada mata
didik. pelajaran akuntansi perusahaan dagang. Analisis
konsep juga digunakan untuk menjabarkan materi

44
Pengembangan lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Akuntansi Perusahaan Dagang Berbasis Problem Based
Learning Pada Kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya

dan sub materi yang akan dikembangkan dalam LKPD secara umum mendapatkan skor persentase
LKPD yang kemudian disusun konsep penyajian sebesar 82% dan dapat diintrepretasikan sebagai
materinya dalam LKPD. Materi yang ada pada LKPD yang memiliki penyajian materi “sangat
kompetensi dasar ketentuan bisnis untuk perusahaan sesuai”. Materi yang disajikan dalam LKPD berbasis
dagang, potongan pemasaran, retur & potongan problem based learning mendukung pembelajaran
harga, disajikan dengan memaparkan satu materi berpusat kepada peserta didik disertai dengan
pokok untuk satu kegiatan pembelajaran. Tahap ilustrasi atau contoh yang relevan serta disajikan
akhir yang harus dilakukan setelah melakukan secara konsisten (BSNP, 2014). Penyajian materi
analisis konsep adalah menentukan tujuan dalam LKPD yang baik juga dapat meningkatkan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran dalam LKPD keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
dijelaskan untuk setiap pertemuan. Setiap kegiatan disajikan sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin
pembelajaran, akan disertai dengan penjelasan dicapai (Nurdin & Andrianto, 2016).
tujuan kegiatan pembelajaran yang akan membantu Hasil validasi selanjutnya adalah validasi
guru dan peserta didik untuk memiliki arah bahasa dari ahli bahasa. Secara umum, hasil validasi
pembelajaran yang lebih jelas pada pelaksanaannnya. ahli bahasa atas LKPD yang dikembangkan
Setelah selesai melalui tahap pendefinisian, memperoleh rata-rata skor 4,8 dengan persentase 96%
dilakukan tahap perancangan dengan melakukan dan dapat dikategorikan “sangat sesuai”. Hal
penyusunan standar tes sesuai dengan instrumen tersebut mendukung penelitian sebelumnya dan
penilaian yang baik mencakup seluruh kompetensi mendapat persentase yang lebih baik dari pada
dasar (Kemendikbud, 2017). Selanjutnya dilakukan pengembangan LKPD berbasis problem based
pemilihan format LKPD berbasis problem based learning yang mendapat persentase kebahasaan
learning sesuai dengan yang dikemukakan oleh sebesar 83% (Nurhayati, dkk, 2015), akan tetapi
Depdiknas (2008) dengan sedikit perubahan pada materi yang berbeda yaitu akuntansi
disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran perusahaan jasa. Bahasa LKPD yang baik adalah
akuntansi perusahaan dagang khususnya pada bahasa yang dapat menarik perhatian peserta didik
kompetensi dasar yang dikembangkan dan juga untuk belajar lebih rajin (Nurhayati, dkk, 2015).
disesuaikan dengan bahan ajar yang sesuai dengan Ketepatan tata bahasa dan ejaan yang digunakan
struktur bahan ajar berbasis problem based learning dalam LKPD juga telah sesuai dengan Pedoman
(Bridges & Hallinger, 2007). Perbedaan LKPD pada Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
umumnya dengan LKPD berbasis problem based (Kemendikbud, 2016).
learning adalah LKPD umum terfokus pada tugas- Selanjutnya secara umum, hasil validasi ahli
tugas yang harus dikerjakan secara individu oleh grafis terhadap LKPD yang dikembangakan
peserta didik sedangkan LKPD berbasis problem mendapatkan persentase sebesar 80,8% dengan
based learning dilengkapi dengan soal yang interpretasi “sangat sesuai”. Hal tersebut didukung
mengharuskan peserta didik berdiskusi baik diskusi dengan pengembangan LKPD berbasis problem
kelas maupun diskusi kelompok (Andarwati, 2016). based learning sebelumnya yang mendapat
LKPD akuntansi perusahaan dagang berbasis persentase sebesar 89,3% (Ashshidieqi, 2014).
problem based learning digunakan mulai dari sintak Ukuran LKPD yang baik adalah disesuaikan dengan
awal pembelajaran. Langkah pertama pembelajaran materi yang akan disajikan di dalamnya (BSNP,
problem based learning adalah orientasi peserta 2014).
didik pada masalah (Trianto, 2015). Berdasarkan hasil validasi yang telah
dijelaskan sebelumnya, berikut ini adalah tabel
Kelayakan LKPD rekapitulasi akhir persentase skor atas kelayakan atas
Secara umum, hasil validasi atas materi LKPD Akuntansi Perusahaan Dagang berbasis
LKPD mendapat persentase kelayakan sebesar 85% problem based learning yang telah dikembangkan .
dan dapat dikategorikan “sangat sesuai” untuk
digunakan sebagai bahan ajar. Hal tersebut sejalan Tabel 3. Rekapitulasi Akhir Persentase
dengan pengembangan LKPD berbasis problem Kelayakan LKPD yang dikembangkan
based learning sebelumnya yang mendapat Komponen Persenta Interpretasi
kelayakan materi dengan kategori “sangat sesuai” se
dengan persentase sebesar 87,27% (Hasanah, 2017). Kelayakan Materi 85% Sangat sesuai
Hasil validasi ahli materi atas isi materi yang Kelayakan Bahasa 96% Sangat sesuai
disajikan dalam LKPD mendapat rata-rata Kelayakan Grafis 80,8% Sangat sesuai
persentase kelayakan isi materi sebesar 84 % dan Rata-rata 87,26% Sangat sesuai
interpretasikan sebagai LKPD yang memiliki isi (Sumber: Data primer, diolah oleh peneliti, 2018)
materi “sangat sesuai”. Cakupan materi disusun
berisi materi yang bersifat ringkas, padat dan Respon Peserta Didik Terhadap LKPD
dianggap penting serta disajikan sesuai dengan Pada saat pelaksaan uji coba terbatas, LKPD
kurikulum yang berlaku (Hamdani, 2011). Hasil yang dikembangkan mendapat respon yang baik dari
validasi ahli materi atas penyajian materi dalam peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan dan

45
Jurnal Pendidikan Akuntansi. Volume 6 Nomor 1 Tahun (2018)

analisis terhadap data yang diperoleh dari instrumen Saran


respon peserta didik terhadap LKPD yang Berikut adalah saran yang dapat peneliti
dikembangkan, diperoleh persentase akhir untuk berikan atas hasil dan kesimpulan dari penelitian
respon peserta didik terhadap LKPD sebesar 89%. pengembangan yang telah dilakukan.
Besar persentase tersebut dapat diinterpretasikan 1. Pengembangan LKPD akuntansi perusahaan
sebagai kriteria “sangat setuju”. Hal tersebut sejalan dagang berbasis problem based learning ini
dengan hasil uji coba pada pengembangan LKPD menggunakan model pengembangan 4-D dari
berbasis problem based learning sebelumnya yang Thiagarajan, Semmel dan Semmel dan masih
mendapatkan persentase respon peserta didik terbatas pada tahap develop, pada penelitian
sebesar 95,41% (Hasanah, 2017). lebih lanjut dapat dilaksanakan tahap
Peserta didik sangat setuju bahwa LKPD dissaminate yaitu mengujicobakan produk
yang dikembangkan untuk dijadikan bahan ajar kepada peserta didik atau sekolah lain diluar
dalam proses pembelajarannya. Peserta didik subjek uji coba terbatas.
memberikan respon yang positif terhadap LKPD 2. Cakupan materi yang dikembangkan dalam
berbasis problem based learning (Nurhayati, dkk, LKPD akuntansi perusahaan dagang berbasis
2015). Peserta didik berpendapat bahwa LKPD yang problem based learning yang dikembangkan
dikembangkan menarik karena memiliki warna yang terbatas pada materi materi ketentuan bisnis
cerah, LKPD memiliki banyak latihan soal, LKPD untuk perusahaan dagang, potongan pemasaran,
memiliki fitur “investigating corner” yang disajikan retur & potongan harga, sehingga pada
pada awal kegiatan pembelajaran dan terlihat seperti penelitian lebih lanjut dapat dikembangkan
materi tematik yang membuat peserta didik tertarik LKPD akuntansi perusahaan dagang berbasis
untuk memecahkan masalah yang disajikan dalam problem based learning dengan cakupan materi
fitur tersebut. lain yang lebih luas.

Tabel 4. Hasil Respon Peserta Didik atas LKPD DAFTAR PUSTAKA


Akuntansi Perusahaan Dagang yang
Dikembangkan Andarwati, I’in. 2016. Pengembangan Lembar
Pernyataan % Kategori Kerja Siswa Akuntansi Berbasis Problem
Based Learning Di Sekolah Menengah
Isi LKPD 88,1% Sangat Setuju Kejuruan Taruna Pulokulon Grobogan.
(online), (http://eprints.ums.ac.id/45394/
Bahasa LKPD 93% Sangat Setuju 16/PUBLIKASI%20ILMIAH%20-%20IIN
Desain LKPD 89% Sangat Setuju %20F.pdf, diunduh 22 Maret 2018)
Rata-rata 90,3% Sangat setuju Ashshidieqi, M. Hilal. 2014. Pengembangan Lembar
(Sumber: Data primer, diolah oleh peneliti, 2018) Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Problem
Based Learning Pada KD 1.4 Menganalisis
SIMPULAN DAN SARAN Aspek Kependudukan Di kelas XI SMA.
(online), (http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/
Kesimpulan article/10105/40/article.pdf, diunduh 20
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang
Maret 2018).
dijelaskan sebelumnya, berikut ini adalah
kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2014.
1. Pengembangan LKPD akuntansi perusahaan Intrumen Penilaian Buku teks Pelajaran
dagang berbasis problem based learning untuk SMA/MA. (online), (http://bsnp-
kelas XI akuntansi di SMK Negeri Surabaya indonesia.org/ id/wp-content/uploads/2014
dilaksanakan dengan menggunakan model /05/04-EKONOMI.rar, diunduh 23
pengembangan 4-D dari Thiagarajan, Semmel Desember 2017)
dan Semmel (Trianto, 2015), tanpa melakukan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2017.
tahap penyebaran (disseminate).
Standar Nasional Pendidikan. (online),
2. Kelayakan atas LKPD akuntansi perusahaan
(http://bsnp-indonesia.org/standar-nasional-
dagang berbasis problem based learning untuk
pendidikan/, diakses 5 maret 2018)
kelas XI akuntansi di SMK Negeri Surabaya
yang dikembangkan mendapat interpretasi skor Bridges, Edwin M., dan Hallinger, Phillip. A
dengan kategori “sangat sesuai”. Problem Based Aprroach for Management
3. Peserta didik kelas XI akuntansi di SMK Negeri Educational. (online), (https://www.springer.
1 Surabaya memberikan respon yang baik com/gp/book/9781402057557, diunduh 3
terhadap LKPD akuntansi perusahaan dagang Mei 2018)
berbasis problem based learning yang
Crosthwaite, Baely, dan Meeker. 2015. Assessing in-
dikembangkan dengan hasil akhir yang dapat
class participation for EFL: considerations of
diinterpretasikan sebagai kategori “sangat
effectiveness and fairness for different
setuju”.

46
Pengembangan lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Akuntansi Perusahaan Dagang Berbasis Problem Based
Learning Pada Kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya

learning styles. Language Testing in Asia index.php/jmee/article/download/1160/808,


Springer Open Journal Vol 5(9). (online), diunduh 31 Maret 2018).
(https://link.springer.com/content/pdf/10.118
Mustafa, D.A. Ina, dan Efendi Anwar. 2016.
6%2Fs40468-015-0017-1.pdf, diunduh 15
Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran
Mei 2018).
Menulis Cerita Berbasis Pendekatan Proses
Daryanto dan Dwicahyono, Aris. 2014. Bagi Siswa SMP. Jurnal Lingteria Vol 3(1)
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Hal 1-8. (online), (http://jurnal.fkip.
(Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar). uns.ac.id/index.php/snip/article/download/89
Yogyakarta: Gava Media. 22/6484, diunduh 31 Maret 2018).
Departemen Pendidikan Nasional. 2008 Panduan Nisak, Choirun dan Sari, Annisa Ratna. 2013.
Pengembangan Bahan Ajar Cetak. Jakarta: Penerapan Model Problem Based Learning
Departemen Pendidikan Nasional. untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi
Belajar Akuntansi. Jurnal Pendidikan
Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar.
Akuntansi Indonesia Vol 9(1) hal 82-99.
Bandung: Pustaka Setia.
(online), (https://journal.uny.
Hasanah, Anisaul. 2017. Pengembangan Lembar ac.id/index.php/jpakun/article/download/168
Kerja Siswa (LKS) Berbasis Problem Based 1/1395, diunduh pada 22 Maret 2018)
Learning Pada Mata Pelajaran Administrasi
Nurdin, Syafruddin dan Andrianto, 2016. Kurikulum
Pajak Materi Pajak Pertambahan Nilai Kelas
dan Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo
XII Akuntansi SMK Negeri 4 Surabaya.
Persada.
Jurnal Pendidikan Akuntansi. Vol 5(2).
(online), (http://jurnalmahasiswa.unesa. Nurhayati, Fitri, Widodo, Joko dan Soesolowati,
ac.id/article/24789/52/article.pdf, diunduh 22 Etty. 2015. Pengembangan LKS Berbasis
Maret 2018) Problem Based Learning (PBL) Pokok
Bahasan Tahap Pencatatan Akuntansi
Hasyim, Adelia. 2016. Metode Penlitian dan
Perusahaan Jasa. Journal of Economic
Pengembangan di Sekolah. Yogyakarta:
Education Vol 4(1) hal 14-19. (online),
Media Akademi.
(https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jee
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2016. c/article/download/6834/4902, diunduh 22
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Maret 2018)
Dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Prastowo, Andi. 2015. Panduan Kreatif Membuat
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Dan Menengah.
Riduwan. 2016. Skala Pengukuran dan Variabel-
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017.
variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Panduan Penilaian Hasil Belajar pada
Sekolah Menengah Kejuruan. (online), Roesminingsih, M.V., dan Susarno, L. Hadi. 2015.
(https://jadwalku. files.wordpress.com/ Teori dan Praktek Pendidikan. Surabaya:
2017/02/pand-penilaian-smk-2017.pdf, lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmu
diunduh 14 April 2018) Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya.
Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Trianto. 2015. Mendesain Model Pembelajaran
(online), (http://badanbahasa.kemdik Inovativ, Prograsif, dan Kontekstual. Jakarta:
bud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/PU Kencana Prenamedia Grup.
EBI.pdf, diunduh 21 April 2018).
Zuriah, Nurul, Sunaryanto, Hari, dan Yusuf Nurbani.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. 2016. IbM Guru Dalam Pengembangan
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bahan Ajar Kreatif Inovatif Berbasis Potensi
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan. Lokal. Jurnal Dedikasi Vol 13 Hal 39-49.
(online), (http://ejournal.umm.ac.id
Mudlofir, Ali dan Rusydiyah E. Fatimatur. 2017.
/index.php/dedikasi/article/viewFile/3136/37
Desain Pembelajaran Inovatif Dari Teori ke
74 diunduh 31 Maret 2018).
Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.
Muqodas, R. Zaenal, Sumardi, Kamin, dan Berman,
E. Tawali. 2015. Desain Pembuatan Bahan
Ajar Berdasarkan Pendekatan Saintifik pada
Mata Pelajaran Sistem Instalasi Refrigerasi.
Journal of Mechanical Engineering
Education Vol 2(1) Hal. 106-115. (online),
(http://ejournal.upi.edu/

47

Anda mungkin juga menyukai