Lailatul Aisyah
Program Studi S1 Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Surabaya. Email: lailatul.aisyah950701@gmail.com
Suci Rohayati
Program Studi S1 Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Surabaya. Email: sucirohayati@unesa.ac.id
ABSTRAK
Penelitian pengembangan ini menghasilkan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) mata pelajaran
akuntansi perusahaan dagang kelas XI berbasis problem based learning dengan menambahkan komponen ilustrasi
masalah yang dapat dipecahkan dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
proses pengembangan LKPD, menganalisis kelayakan LKPD, dan menganalisis respon peserta didik kelas XI
Akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya atas LKPD akuntansi perusahaan dagang berbasis problem based learning
yang dikembangkan. Penelitian ini memuat proses pengembangan LKPD dengan menggunakan model
pengembangan 4-D dari Thiagarajan yang telah dimodifikasi dan tanpa melakukan tahap disseminate. Hasil
validasi kelayakan LKPD secara umum mendapat skor sebesar 87,26%. Validasi dari ahli materi mendapatkan
skor sebesar 85%. Skor validasi dari ahli bahasa adalah 96% dan skor validasi dari ahli grafis adalah 80,8%. Hasil
uji coba terbatas terhadap LKPD mendapatkan respon positif dari peserta didik memperoleh skor sebesar 89%.
Kata kunci : Lembar Kegiatan Peserta Didik, Problem based learning, Akuntansi Perusahaan Dagang
ABSTRAC
This development research produce a student worksheet in accounting for trading company material used
by class XI accounting. This student worksheet arranged using problem based learning by adding problem case
illustration which can be used as problem to be solved when teaching learning process. The purpose of this
research are to analyze the development process of this student worksheet, to analyze the feasibility of student
worksheet and to analyze the response from students of class XI accounting at SMKN 1 Surabaya for student
worksheet on accounting for trading company material using problem based learning that has been developed.
This research contains student worksheet development process using 4-D development model from Thiagarajan
which have been modified and without doing disseminate phase. The validation result of student worksheet
feasibility in general got a score of 87.26%. The validation of the material experts’s score is 85%. The validation
score of the linguist experts is 96% and the validation score of the graphic expert is 80,8%. The results of a limited
trial of the student worksheet got a positive reaction from students with score of 89%.
Keywords: Student Worksheet, Problem Based Learning, Accounting For Trading Company
41
Jurnal Pendidikan Akuntansi. Volume 6 Nomor 1 Tahun (2018)
Pendidikan (KTSP), dan yang terbaru adalah pembelajaran khususnya pada pembelajaran
kurikulum 2013 yang juga telah mengalami produktif akuntansi. Perpustakaan di SMK Negeri 1
beberapa revisi sampai dengan tahun 2017. Surabaya tidak begitu banyak menyediakan buku
Kurikulum pendidikan di Indonesia terus diperbarui pembelajaran produktif termasuk pada jurusan
agar output pendidikan yang dihasilkan menjadi akuntansi. Sebagai bahan ajar yang dipergunakan
individu yang lebih kompetitif dan berdaya saing di pada kegiatan pembelajaran, biasanya guru
era global. Perubahan kurikulum tersebut tentu mengandalkan penggunaan handout dan lembar
dilakukan dengan menyesuaikan standar nasional Kegiatan praktikum. Handout merupakan bahan ajar
pendidikan yaitu kriteria minimal mengenai sistem berupa pernyataan materi yang akan disampaikan
pendidikan di seluruh wilayah hukum Indonesia selama proses pembelajaran (Depdiknas, 2008) yang
(BSNP, 2017). Standar Nasional Pendidikan biasanya berupa lembaran print out rangkuman
Indonesia terdiri atas standar kompetensi lulusan, materi. Sedangkan praktikum adalah bagian dari
standar isi, standar proses, standar pendidikan dan kegiatan belajar berupa kesempatan peserta didik
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, untuk mempraktikkan keadaan nyata dari teori yang
standar pengelolaan, standar pembiayaan pendidikan, telah dipelajari atau juga bisa disebut dengan
dan standar penilaian pendidikan. pelajaran praktik (Kemendikbud, 2017).
Pada standar isi, hal yang diperhatikan adalah Pada mata pelajaran akuntansi perusahaan
ruang lingkup isi materi pembelajaran dan tingkat dagang kelas XI akuntansi, pembelajaran
kompetensi yang diinginkan untuk mencapai berlangsung tanpa ada buku diktat yang menjadi
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis sumber belajar peserta didik. Peserta didik hanya
pendidikan tertentu. Standar isi berkaitan dengan menerima penjelasan dan catatan papan tulis atau
perangkat pembelajaran yang digunakan oleh tayangan powerpoint dari guru kemudian
pendidik atau guru. Perangkat pembelajaran yang mencatatnya pada buku tulis masing-masing, tetapi
dimaksud adalah silabus, Rencana Pelaksanaan tidak semua peserta didik mau mencatat. Hal lain
Pembelajaran (RPP), perangkat penilaian hasil yang dilakukan guru agar peserta didik tetap bisa
belajar atau alat evaluasi, dan bahan ajar. Bahan ajar memelajari materi yang diajarkan hari itu adalah
merupakan seluruh bentuk bahan yang dipergunakan guru memberikan lembaran handout materi yang
guru untuk menunjang pelaksanaan kegiatan bersangkutan. Sebagai bahan untuk soal latihan
pembelajaran di dalam kelas (Daryanto dan praktik peserta didik, guru memberikan lembar
Dwicahyono, 2014). praktikum akuntansi perusahaan dagang yang berisi
Pada umumnya guru di Indonesia soal studi kasus disertai dengan kolom-kolom yang
menggunakan bahan ajar konvensional atau bahan digunakan untuk menjawab studi kasus tersebut.
ajar siap pakai yang dibeli dari penerbit buku tanpa Pada Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adanya upaya perencanaan, penyiapan dan dijekaskan bahwa model pembelajaran
penyusunan secara mandiri terhadap bahan ajar yang menggunakan Problem Based Learning (PBL), akan
akan digunakan dalam proses pembelajaran (Zuriah, tetapi keadaan yang demikian membuat proses
dkk, 2016). Bahan ajar yang beredar atau diperjual pembelajaran yang dilakukan masih menggunaakan
belikan umumnya memiliki kekurangan yaitu hanya pendekatan guru (teacher center), karena guru yang
menyajikan materi belajar apa adanya dan sedikit akan menjelaskan dan peserta didik akan tekun
sekali memberikan permasalahan kontekstual di menyimak serta mencatat penjelasan guru tersebut.
dalamnya (Mustafa & Efendi, 2016). Masalah lain Keberadaan bahan ajar yang kurang memadai
mengenai bahan ajar di Indonesia khususnya pada dan alat evaluasi serta praktik yang terpisah dengan
mata pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan materi membuat peserta didik kesulitan dalam
adalah ketersediaan bahan ajar mata pelajaran SMK memahami materi yang dipelajari dan kemudian
yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang masih berdampak pada hasil belajar peserta didik. Pada
terbatas dan juga ditambah dengan kurangnya minat empat kelas dari delapan kelas yang ada terdapat
guru SMK untuk menyelesaikan permasalahan 40,65% dari 164 peserta didik harus menempuh
tersebut atau kurangnya minat guru untuk menyusun program remidial. Hasil wawancara yang dilakukan
bahan ajar yang akan digunakan sendiri untuk peneliti dengan peserta didik dan guru pengajar
mengajar (Muqodas, dkk, 2015). mengenai mata pelajaran Akuntansi Perusahaan
Peneliti telah melakukan observasi Dagang juga menguatkan fakta bahwa bahan ajar
pendahuluan di SMK Negeri 1 Surabaya. Pada dan alat evaluasi dan praktik yang tidak memadai
bidang keahlian keuangan, akuntansi adalah jurusan menyebabkan peserta didik mendapat hasil belajar
yang menjadi favorit para calon peserta didik. Hal kurang dari 75 atau berada di bawah Kriteria Belajar
tersebut dibuktikan dengan jumlah kelas yang Minimal (KBM). Masalah lain yang ditemui peneliti
disediakan untuk jurusan akuntansi lebih banyak adalah ada beberapa kompetensi dasar yang tidak
dibandingkan jurusan pada bidang keahlian diajarkan secara mandiri akan tetapi disisipkan pada
keuangan lainnya. Namun, banyaknya kelas yang kompetensi dasar yang lain. Materi kompetensi
disediakan tidak disertai dengan penyediaan bahan dasar yang biasanya tidak disampaikan secara
ajar yang memadai yang dapat digunakan dalam mandiri sesuai dengan silabus adalah materi
42
Pengembangan lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Akuntansi Perusahaan Dagang Berbasis Problem Based
Learning Pada Kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya
ketentuan bisnis, potongan dan retur pada jaran Problem Based Learning yaitu orientasi
perusahaan dagang. Materi ini tersebut biasanya peserta didik pada masalah, organisasi peserta didik
akan disampaikan di sela-sela materi pencatatan untuk belajar, membimbing penyelidikan kelompok
transaksi dalam jurnal sehingga peserta didik tidak maupun individual, mengembangkan dan
dapat memahami materi tersebut. menyajikan hasil karya, menganalisis dan
Sesuai dengan beberapa permasa-lahan di mengevaluasi proses pemecahan masalah (Trianto,
atas, peneliti mencoba untuk mengembangkan 2015).
sebuah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Penggunaan model pembelajaran problem
cetak untuk mata pelajaran akuntansi perusahaan based learning pada pembelajaran akuntansi dapat
dagang dengan menggunakan Problem Based meningkatkan aktivitas belajar peserta didik seperti
Learning (PBL). Lembar Kegaitan Peserta Didik bertanya dan mengemukakan pendapat sehingga
(LKPD) problem based learning adalah bahan ajar akan mendukung terlaksananya pembelajaran
berupa kumpulan lembar kertas berisi tugas-tugas student center (Nisak dan Sari, 2013). Lembar
belajar disertai dengan petunjuk pengerjaan dan Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis problem
disusun dengan pendekatan problem based learning based learning yang sebelumnya dikembangkan
dilengkapi dengan penyajian masalah pada pada materi akuntansi perusahaan dagang
kehidupan nyata yang berhubungan dengan materi menunjukkan hasil bahwa LKPD tersebut memiliki
yang akan dipelajari dan dipecahkan oleh peserta kuliatas yang sangat baik dan layak untuk diterapkan
didik. LKPD dipilih karena merupakan bahan ajar dalam pembelajaran sebagai bahan ajar (Nurhayati,
yang memuat materi, ringkasan, dan juga tugas- dkk, 2015). Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
tugas belajar yang dikemas dalam satu bahan ajar berbasis problem based learning juga dapat menjadi
sehingga akan memudahkan pengerjaan tugas bahan ajar yang membantu dalam pelaksanaan
karena didalamnya sudah disertai dengan materi model pembelajaran tersebut. LKPD berbasis
yang berkaitan dengan tugas-tugas tersebut problem based learning secara efektif dapat
(Prastowo, 2015). LKPD berbasis problem based meningkatkan sikap kreatif peserta didik, aspek
learning akan membantu meminimalisasi peserta tanggung jawab dan juga peningkatan keterampilan
didik yang sering kehilangan atau lupa handout dan dalam proses pembelajaran (Andarwati, 2016).
juga malas mencatat materi. Kelebihan LKPD yaitu Berdasarkan beberapa masalah dan juga
memudahkan peserta didik karena memiliki materi penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas,
yang lebih ringkas (Nurdin & Andrianto, 2016). maka diperlukan adanya pengembangan lembar
Materi yang dikembangkan dalam LKPD adalah kegiatan peserta didik (LKPD) akuntansi perusahaan
ketentuan bisnis, potongan dan retur pada dagang berbasis problem based learning pada kelas
perusahaan dagang. Materi tersebut perlu diberi XI akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya pada materi
latihan lebih banyak karena masih banyak peserta ketentuan bisnis, transaksi retur dan potongan harga
didik yang merasa kesulitan untuk menghitung dan yang ada pada perusahaan dagang.
melakukan pencatatan transaksi beban angkut,
potongan harga, dan juga retur yang ada pada METODE
perusahaan dagang yang disebabkan karena guru Jenis penelitian yang dilakukan merupakan
yang jarang menjelaskan materi-materi tersebut. penelitian pengembangan (Research &
Model pembelajaran Problem Based Development). Penelitian pengembangan adalah
Learning sebelumnya telah dicantumkan guru dalam jenis penelitian yang bertujuan untuk melakukan
RPP. Model ini dipilih karena dapat memberikan inovasi dengan metode campuran dan menggunakan
pengalaman belajar yang lebih bermakna dan lebih teori multidisiplin serta interdisiplin yang dilakukan
luas mulai dari memahami konsep sampai dengan secara bertahap, berkelanjutan, terstruktur, dan
bagaimana mengaplikasikan konsep yang dipelajari terukur (Hasyim, 2016). Model pengembangan yang
(Mudlofir dan Rusydiyah, 2017), sehingga untuk digunakan dalam penelitian ini adalah 4-D yang
meningkatkan pemahaman ketentuan bisnis, disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel
transaksi retur dan potongan yang ada pada yang terdiri dari empat tahap pengembangan yaitu
perusahaan dagang dapat dilakukan dengan tahap pendefinisian (define), tahap perancangan
memelajari kasus-kasus yang disajikan pada (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap
pembelajaran PBL. Pembelajaran PBL akan penyebaran (dessiminate) (Trianto, 2015). Pada
menuntut peserta didik untuk menyusun penelitian ini, pengembangan hanya dibatasi sampai
pengetahuan mereka sediri, membangun dengan tahap pengembangan (develop) karena
pemahamannya melalui tahap-tahap ilmiah dan juga pengembangan LKPD ini bertujuan untuk
menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan memenuhi kebutuhan bahan ajar pada mata pelajaran
berpikir ke tingkat yang lebih tinggi dan sangat akuntansi perusahaan dagang di lingkungan SMK
fleksibel untuk dilaksanakan karena dapat digunakan Negeri 1 Surabaya sendiri tanpa ada tujuan untuk
untuk desain pembelajaran individu (individual disebarluaskan.
learning) maupun pembelajaran secara kelompok
(cooperative learning) dan Tahap-tahap pembela-
43
Jurnal Pendidikan Akuntansi. Volume 6 Nomor 1 Tahun (2018)
44
Pengembangan lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Akuntansi Perusahaan Dagang Berbasis Problem Based
Learning Pada Kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya
dan sub materi yang akan dikembangkan dalam LKPD secara umum mendapatkan skor persentase
LKPD yang kemudian disusun konsep penyajian sebesar 82% dan dapat diintrepretasikan sebagai
materinya dalam LKPD. Materi yang ada pada LKPD yang memiliki penyajian materi “sangat
kompetensi dasar ketentuan bisnis untuk perusahaan sesuai”. Materi yang disajikan dalam LKPD berbasis
dagang, potongan pemasaran, retur & potongan problem based learning mendukung pembelajaran
harga, disajikan dengan memaparkan satu materi berpusat kepada peserta didik disertai dengan
pokok untuk satu kegiatan pembelajaran. Tahap ilustrasi atau contoh yang relevan serta disajikan
akhir yang harus dilakukan setelah melakukan secara konsisten (BSNP, 2014). Penyajian materi
analisis konsep adalah menentukan tujuan dalam LKPD yang baik juga dapat meningkatkan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran dalam LKPD keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
dijelaskan untuk setiap pertemuan. Setiap kegiatan disajikan sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin
pembelajaran, akan disertai dengan penjelasan dicapai (Nurdin & Andrianto, 2016).
tujuan kegiatan pembelajaran yang akan membantu Hasil validasi selanjutnya adalah validasi
guru dan peserta didik untuk memiliki arah bahasa dari ahli bahasa. Secara umum, hasil validasi
pembelajaran yang lebih jelas pada pelaksanaannnya. ahli bahasa atas LKPD yang dikembangkan
Setelah selesai melalui tahap pendefinisian, memperoleh rata-rata skor 4,8 dengan persentase 96%
dilakukan tahap perancangan dengan melakukan dan dapat dikategorikan “sangat sesuai”. Hal
penyusunan standar tes sesuai dengan instrumen tersebut mendukung penelitian sebelumnya dan
penilaian yang baik mencakup seluruh kompetensi mendapat persentase yang lebih baik dari pada
dasar (Kemendikbud, 2017). Selanjutnya dilakukan pengembangan LKPD berbasis problem based
pemilihan format LKPD berbasis problem based learning yang mendapat persentase kebahasaan
learning sesuai dengan yang dikemukakan oleh sebesar 83% (Nurhayati, dkk, 2015), akan tetapi
Depdiknas (2008) dengan sedikit perubahan pada materi yang berbeda yaitu akuntansi
disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran perusahaan jasa. Bahasa LKPD yang baik adalah
akuntansi perusahaan dagang khususnya pada bahasa yang dapat menarik perhatian peserta didik
kompetensi dasar yang dikembangkan dan juga untuk belajar lebih rajin (Nurhayati, dkk, 2015).
disesuaikan dengan bahan ajar yang sesuai dengan Ketepatan tata bahasa dan ejaan yang digunakan
struktur bahan ajar berbasis problem based learning dalam LKPD juga telah sesuai dengan Pedoman
(Bridges & Hallinger, 2007). Perbedaan LKPD pada Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
umumnya dengan LKPD berbasis problem based (Kemendikbud, 2016).
learning adalah LKPD umum terfokus pada tugas- Selanjutnya secara umum, hasil validasi ahli
tugas yang harus dikerjakan secara individu oleh grafis terhadap LKPD yang dikembangakan
peserta didik sedangkan LKPD berbasis problem mendapatkan persentase sebesar 80,8% dengan
based learning dilengkapi dengan soal yang interpretasi “sangat sesuai”. Hal tersebut didukung
mengharuskan peserta didik berdiskusi baik diskusi dengan pengembangan LKPD berbasis problem
kelas maupun diskusi kelompok (Andarwati, 2016). based learning sebelumnya yang mendapat
LKPD akuntansi perusahaan dagang berbasis persentase sebesar 89,3% (Ashshidieqi, 2014).
problem based learning digunakan mulai dari sintak Ukuran LKPD yang baik adalah disesuaikan dengan
awal pembelajaran. Langkah pertama pembelajaran materi yang akan disajikan di dalamnya (BSNP,
problem based learning adalah orientasi peserta 2014).
didik pada masalah (Trianto, 2015). Berdasarkan hasil validasi yang telah
dijelaskan sebelumnya, berikut ini adalah tabel
Kelayakan LKPD rekapitulasi akhir persentase skor atas kelayakan atas
Secara umum, hasil validasi atas materi LKPD Akuntansi Perusahaan Dagang berbasis
LKPD mendapat persentase kelayakan sebesar 85% problem based learning yang telah dikembangkan .
dan dapat dikategorikan “sangat sesuai” untuk
digunakan sebagai bahan ajar. Hal tersebut sejalan Tabel 3. Rekapitulasi Akhir Persentase
dengan pengembangan LKPD berbasis problem Kelayakan LKPD yang dikembangkan
based learning sebelumnya yang mendapat Komponen Persenta Interpretasi
kelayakan materi dengan kategori “sangat sesuai” se
dengan persentase sebesar 87,27% (Hasanah, 2017). Kelayakan Materi 85% Sangat sesuai
Hasil validasi ahli materi atas isi materi yang Kelayakan Bahasa 96% Sangat sesuai
disajikan dalam LKPD mendapat rata-rata Kelayakan Grafis 80,8% Sangat sesuai
persentase kelayakan isi materi sebesar 84 % dan Rata-rata 87,26% Sangat sesuai
interpretasikan sebagai LKPD yang memiliki isi (Sumber: Data primer, diolah oleh peneliti, 2018)
materi “sangat sesuai”. Cakupan materi disusun
berisi materi yang bersifat ringkas, padat dan Respon Peserta Didik Terhadap LKPD
dianggap penting serta disajikan sesuai dengan Pada saat pelaksaan uji coba terbatas, LKPD
kurikulum yang berlaku (Hamdani, 2011). Hasil yang dikembangkan mendapat respon yang baik dari
validasi ahli materi atas penyajian materi dalam peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan dan
45
Jurnal Pendidikan Akuntansi. Volume 6 Nomor 1 Tahun (2018)
46
Pengembangan lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Akuntansi Perusahaan Dagang Berbasis Problem Based
Learning Pada Kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya
47