Matek Statistika
Matek Statistika
PENDAHULUAN
Kista endometriosis adalah suatu tumor dengan permukaan licin yang pada
dinding dalamnya terdapat suatu lapisan sel–sel endometrium dan cairan coklat
yang terdiri dari sel–sel endometriosis, eritrosit, hemosiderin, serta sel–sel
makrofag yang berisi hemosiderin. Angka kejadian kista endometriosis adalah
30 – 40 % dari jumlah populasi penderita endometriosis. (1)
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Meningkatkan kemampuan dan pemahaman mengenai penanganan dalam
kasus Endometriosis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Endometriosis adalah suatu keadaan ditemukannya jaringan ektopik (tidak
pada permukaan dalam uterus) yang memiliki susunan histologi kelenjar dan
stroma endometrium atau kedua–duanya dengan atau tanpa makrofag yang
termuati hemosiderin dan fungsinya mirip endometrium di luar kavum uteri dan
myometrium. (1,3)
2.2 Prevalensi
2.3 Etiologi
Pembahasan tentang patogenesa endometriosis membutuhkan pemeriksaan
histogenesis, penyebab dan faktor-faktor yang penting untuk pertumbuhan dan
yang mempertahankannya. Penelitian awal ditujukan untuk mempelajari
histogenesis, sedangkan dewasa ini peneliti memfokuskan pada faktor-faktor
pertumbuhan dan mekanisme etiologi lainnya yang mungkin berkontribusi
terhadap timbulnya penyakit ini. (4)
Faktor penyebab yang mungkin terakhir dengan asumsi teori transplantasi benar,
adalah kapasitas endometrium berimplantasi dan adanya satu atau lebih faktor-
faktor yang penting untuk implantasi, seperti matriks protein ekstraseluler seperti
fibronektin, laminin dan kolagen type I dan IV, reseptor seluler untuk integrin dan
glikoprotein endometrial (4)
Genetik
Risiko terkena endometriosis 7 kali lebih besar jika ada hubungan kerabat
tingkat satu yang terkena endometriosis. Karena tidak terdapat pola hukum
Mendel yang spesifik, diduga faktor keturunan yang multi-faktor berperan
didalamnya. (3)
Imunologis
Tidak semua wanita dengan menstruasi retrogard akan mengalami
endometriosis. Sistem imun mungkin berubah pada wanita dengan endometriosis,
dan kelainan ini timbul akibat ketidakmampuan sistem imun untuk membersihkan
sel-sel endometrium dari rongga pelvis.(3)
1. Gejala klinis
Biasanya pasien datang dengan keluhan infertilitas, nyeri haid, nyeri saat
senggama atau dengan keluhan nyeri kronik pada daerah pelvis. Pada pemeriksaan
dalam kadang didapatkan benjolan–benjolan di kavum douglas, daerah
ligamentum sakrouterina yang sangat nyeri pada penekanan. Uterus biasanya retro
fleksi, sulit digerakan. Di parametrium teraba adanya masa kistik yang terasa bila
disentuh.(5)
2. Laparoskopi
Oleh karena gejala endometriosis ini sangat bervariasi maka anamnesa dan
pemeriksaan fisik masih dianggap sebagai suatu diagnosa awal. Untuk
menegakkan diagnosa diperlukan visualisasi langsung melalui rongga abdomen
perlaparoskopi, walaupun idealnya diagnosa pasti ditegakkan dari pemeriksaan
patologi anatomi pada lesi. Ketepatan diagnosa perlaparoskopi ini sangat
tergantung kepada kemampuan operator, adanya inflamasi pelvis serta adanya
perlekatan. Warna merah, coklat, kehitaman, berbentuk polipos, vesikel, atau
hemoragik, umumnya merupakan lesi aktif / banyak komponen kelenjar,
sedangkan warna putih, kuning, abu-abu, atau lesi seperti parut, umumnya lesi
nonaktif / banyak komponen stroma. (1,2,3,5)
3. Ultrasonografi
Ultrasonografi pelvis tidak dapat membuat diagnosa endometriosis . Bila
ditemukan masa kistik didaerah parametrium maka pada USG hanya didapatkan
gambaran sonulusen dengan echo dasar kuat tanpa gambaran yang spesifik untuk
suatu endometriosis. (1,2)
2.6 Patofisiologi
Nyeri
Banyak mekanisme untuk menjelaskan nyeri pada endometriosis telah
diajukan, tetapi semuanya bersifat spekulatif. Penelitian terakhir memperlihatkan
bahwa semakin dalam implantasi, semakin menimbulkan nyeri. Implantasi yang
lebih dalam lebih responsif terhadap hormon dibanding yang superfisial dan yang
dalam lebih sering berlokasi pada cul-de-sac sepanjang ligamentum sakro-uterina
Infertilitas
2.7 PENGOBATAN
A. MEDIKAMENTOSA
Pengobatan Nyeri
Danazol
Gestrinone
B. PEMBEDAHAN
BAB III
ANALISIS KASUS
e. Riwayat Perkawinan
f. Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan
1/0/1
g. Riwayat Kontrasepsi
Tidak ada
h. Riwayat Imunisasi
Imunisasi TT (-)
i. Riwayat Pekerjaan
j. Riwayat Kebiasaan
Status Umum
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis Cooperatif
Tinggi Badan :157 cm
Berat Badan sekarang : 60 kg
Vital Sign :- Tekanan Darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 80 x/ menit
- Nafas : 20 x/menit
- Suhu : 36,50C
Kulit dan Selaput Lendir : Tidak ada kelainan
Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba pembesaran KGB
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
Leher : Inspeksi : JVP 5-2 cmH2O
Palpasi : Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari LMCS RIC V
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-),
gallop (-)
Paru : Inspeksi : Gerak nafas simetris kiri dan kanan
Palpasi : Fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen :
- Inspeksi : Sikatrik (-), Tumor (-)
- Palpasi : Terbaba massa di bagian perut kanan bawah
sebesar telur ayam, nyeri tekan (+), nyeri lepas (-)
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Bising usus (+) normal
VT Bimanual :
- Vagina : Tumor (-)
- Portio : Multipara sebesar jempol kaki dewasa, arah
posterior, perabaan kenyal padat, permukaan
licin, nyeri tekan (-), nyeri goyang (-), mobile,
tumor (-). OUE tertutup. Tidak ikut bergerak jika
masa digerakkan
- CUT : Retroflexi, ukuran telur ayam kampung,
permukaan rata, konsistensi kenyal padat,
pergerakan terbatas, tidak nyeri.
- Andexa & : Dextra : Teraba masa, sebesar bola golf,
konsistensi kenyal, permukaan licin, nyeri (-)
parametrium Sinistra : Tidak ada
- C. Douglas : Tidak menonjol
b. USG
3.5 Diagnosa
Kista Coklat (Endometriosis)
3.7 Laporan Operasi
Tanggal 31 Oktober 2015 pukul 10.30 WIB, operasi Kystektomi
Marsupilisasi Kista Endometriosis Dextra + Ovarian DrillingKista Ovarium
Sinistra dimulai, dengan prosedur operasi sebagai berikut:
- Pasien tidur terlentang dalam spinal anestesi
- Dilakukan tindakan aseptik dan antispetik di lapangan operasi
- Dilakukan pemasangan duk steril pada lapangan operasi
- Dilakukan insisi di linea mediana sampai menembus peritoneum
- Tampak kistaendometriosis beraal dari ovarium dextra dan kista
ovarium berasal dari ovarium kiri.
- Dilakukan kystektomi marsupialisasi kista endometriosis dextra dan
ovarian drilling kista ovarium sinistra.
- Dipastikan tidak ada pendarahan, dinding abdomen ditutup lapis
demi lapis.
- Kondisi post op baik.
3.8 Follow Up
01 November 2015
S/ Demam (-), BAK (+), BAB (-),PPV (-), nyeri pada luka operasi (+)
O/ KU : sedang, Kes : CMC
TD : 110/70 Nadi : 82x/m Nfs : 18x/m Suhu : 36,70C
Abd : I : Luka operasi tertutup perban
Pal : NT (-), NL (-), DM (-)
Per : Timpani
Aus : BU (+), normal
Genitalia :I : V/U tenang, PPV (-)
A/ Post kystektomi marsupialisasi kista endometriosis dextra + Post ovarian
drilling kista ovarium sinistra
P/ Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
Inj. Gentamisin 2x1 amp
Asam Mefenamat 3x1
SF 1x1
Vit C 3x1
02 November 2015
S/ Demam (-), BAK (+), BAB (-),PPV (-), nyeri pada luka operasi (+),
O/ KU : sedang Kes : CMC
TD : 120/80 Nadi : 83x/m Nfs : 20x/m Suhu : 360C
Abd : Ins : Luka operasi tertutup perban
Pal : NT (-), NL (-), DM (-)
Per : Timpani
Aus : BU (+), normal
Genitalia : Ins : V/U tenang, PPV (-)
A/ Post kystektomi marsupialisasi kista endometriosis dextra + Post ovarian
drilling kista ovarium sinistra
P/ Asam Mefenamat 3x1
SF 1x1
Vit C 3x1
Cefixime 2x1 (Acc Pulang )
BAB IV
ANALISIS KASUS
DAFTAR PUSTAKA