Anda di halaman 1dari 9

ISSN 0125-9849, e-ISSN 2354-6638

Ris.Geo.Tam Vol. 27, No.2, Desember 2017 (123-131)


DOI: 10.14203/risetgeotam2017.v27.450

STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DI GARUT


SELATAN BERDASARKAN DATA ELEKTROMAGNETIK
SUBSURFACE GEOLOGICAL STRUCTURE IN SOUTH GARUT BASED
ON ELECTROMAGNETIC DATA

Eddy Zulkarnaini Gaffar


Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI

ABSTRAK Penelitian struktur geologi dengan akibat penunjaman lempeng Samudera Hindia
menggunakan metoda elektromagnetik telah dari arah selatan. Ke arah utara berkembang sesar
dilakukan di lintasan yang memotong Jawa Barat normal yang dapat diasosiasikan sebagai zona
bagian selatan untuk mempelajari struktur- ektensi, serta dapat dikaitkan dengan potensi
struktur yang dipengaruhi oleh aktifitas subduksi. panas bumi di pegunungan selatan Pulau Jawa.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
Kata kunci: struktur geologi, elektromagnetik,
perangkat lunak SSMT 2000, MT Editor, dan
tahananjenis, Garut Selatan.
WinGLink. Model 2D yang dihasilkan
memperlihatkan konfigurasi bawah permukaan ABSTRACT Research on geological structures
yang terdiri dari blok-blok dengan nilai using electromagnetic method was conducted
tahananjenis tertentu. Model tahananjenis daerah along a line that crossed the southern part of West
Garut Selatan memperlihatkan kehadiran batuan Java to understand structures controlled by
yang memiliki nilai tahananjenis <128 Ohm.m subduction process. Data processing was
dengan ketebalan 2–3 km yang diinterpretasikan performed by using SSMT 2000, MT Editor, and
sebagai batuan sedimen Kuarter. Batuan ini WinGLink softwares. Results of 2D model reveal
menutupi batuan yang memiliki nilai tahananjenis subsurface configuration that consists of blocks
128–1024 Ohm.m yang kemungkinan adalah with different resistivity values. The subsurface
batuan sedimen Tersier. Unit batuan yang lebih model of Southern Garut shows a rock unit with
dalam dan lebih resistif dengan tahanan jenis resistivity <128 Ohm.m a and 2–3 km thick that
1024–4096 Ohm.m diinterpretasikan sebagai may be interpreted as Quaternary sedimentary
batuan yang telah terkompaksi cukup kuat dan rocks. This unit covers the lower block with
batuan beku. Blok batuan dengan nilai resistivity 128–1024 Ohm.m that possibly
tahananjenis > 4096 Ohm.m diinterpretasikan represents the Tertiary sedimentary rocks. The
sebagai batuan dasar dan batuan beku berumur deeper layer with resistivity 1024–4096 Ohm.m is
pra-Tersier. Struktur yang berkembang adalah interpreted as strong compacted rocks and
struktur sesar naik pada bagian selatan sebagai igneous rocks. A layer with resistivity >4096
Ohm.m is interpreted as pre-Tertiary bedrocks
_______________________________
and igneous rocks. Structures developed in the
Naskah masuk : 07 April 2017 Southern Garut consist of reverse faults that might
Naskah direvisi : 16 Mei 2017 be correlated to the subduction of Indian plate
Naskah diterima : 31 Mei 2017 farther south. To the north, normal faults
____________________________________
developed that are associated with extension
Eddy Zulkarnaini Gaffar zones, which can be related to geothermal
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI potentials in the Java southern mountains of the
Kompleks LIPI Gd. 70, Jl Sangkuriang Bandung 40135 Java Island.
Email : eddy_gaffar@yahoo.com
Keywords: geological structure, electromagnetic,
resistivity, South Garut.
©2017 Pusat Penelitian Geoteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

123
Gaffar et al. / Struktur Geologi Bawah Permukaan Di Garut Selatan Berdasarkan Data Elektromagnetik

PENDAHULUAN magnetotelurik dimulai dari Papandayan daerah


Cisurupan, Cikajang, Bungbulang sampai ke
Terdapat beberapa cekungan yang terdapat di
pantai Cijayana.
Pulau Jawa diantaranya Cekungan Jawa Barat
Laut (Northwest Java Basin) dan Cekungan Jawa Daerah Jawa Barat terletak di arah timur dari zona
Timur (East Java Basin). Melimpahnya akumulasi transisi antara subduksi frontal Jawa dan subduksi
hidrokarbon pada Cekungan Jawa Barat Laut miring Sumatera. Van Bemmelen (1949),
akibat perkembangan karbonat yang baik pada membagi daerah Jawa Barat ke dalam 4 besar zona
akhir miosen awal karena kurangnya aktivitas fisiografi, masing-masing dari Utara ke Selatan
tektonik regional, sehingga cekungan relatif stabil. adalah Zona Dataran Pantai Jakarta, Zona Bogor,
Sedangkan material vulkanik yang terdapat pada Zona Bandung, dan Zona Pegunungan Selatan.
cekungan ini berasal dari sedimentasi vulkanik Zona Dataran Pantai Jakarta menempati bagian
darat-laut dangkal. Hal tersebut diakibatkan oleh utara Jawa membentang Barat-Timur mulai dari
naiknya aktivitas antar lempeng di selatan Pulau Serang, Jakarta, Subang, Indramayu, hingga
Jawa pada kala Eosen Tengah – Oligosen Awal. Cirebon. Daerah ini bermorfologi dataran dengan
Sub-Cekungan Jatibarang merupakan salah satu batuan penyusun terdiri atas aluvium
bagian dari Cekungan Jawa Barat Utara yang sungai/pantai dan endapan gunungapi muda. Zona
sudah terbukti menghasilkan hidrokarbon di Bogor terletak di sebelah Selatan Zona Dataran
Indonesia. Oleh karena itu survey geofisika daerah Pantai Jakarta. Zona Bogor umumnya
ini sangat banyak dilakukan untuk eksplorasi bermorfologi perbukitan yang memanjang barat-
minyak bumi dan gas, antara lain dengan seismic. timur. Batuan penyusun terdiri atas batuan
sedimen Tersier dan batuan beku baik intrusif
Akan tetapi daerah Selatan Jawa Barat kurang
maupun ekstrusif. Van Bemmelen (1949),
prospek untuk migas, oleh sebab itu penelitian
menamakan morfologi perbukitannya sebagai
dengan memakai metoda seismic belum pernah
antiklinorium kuat yang disertai oleh pensesaran.
dilaksanakan di daerah Selatan Jawa Barat.
Zona Bandung letaknya di bagian selatan Zona
Walaupun di daerah selatan Jawa Barat tidak ada
Bogor, membentang mulai dari Pelabuhanratu,
prospek migas, namun masih terdapat daerah yang
menerus ke timur melalui Cianjur, Bandung
prospek ekonomi nya bisa dikembangkan seperti
hingga Kuningan. Sebagian besar Zona Bandung
prospek panas bumi.
bermorfologi perbukitan curam yang dipisahkan
Puslit Geoteknologi – LIPI terhimbau untuk oleh beberapa lembah sebagai lembah depresi di
mengadakan penelitian dengan menggunakan antara gunung yang prosesnya diakibatkan oleh
metode geofisika elektromagnetik. Penelitian tektonik. Batuan penyusunnya terdiri atas batuan
sudah dilakukan pada daerah Garut Selatan yang sedimen berumur Neogen yang ditindih secara
merefleksikan daerah akresi dan punggungan tidak selaras oleh batuan vulkanik berumur
muka. Pengukuran geofisika gaya berat dan Kuarter. Akibat tektonik yang kuat, batuan
magnet untuk struktur geologi sudah pernah tersebut membentuk struktur lipatan besar yang
dilakukan di daerah Garut Selatan, namun disertai oleh pensesaran. Zona Bandung
pengukuran elektromagnetik belum pernah merupakan puncak dari geantiklin Jawa Barat
dilakukan. Penelitian direncanakan secara yang kemudian runtuh setelah proses
bertahap untuk memotong pulau Jawa pada pengangkatan berakhir.
segmen Garut – Bandung- Subang- Indramayu.
Zona Pegunungan Selatan terletak di bagian
Hal ini dilakukan untuk melihat struktur bawah
selatan Zona Bandung. Pegunungan Selatan, lebar
permukaan daerah Jawa Barat guna penerapan
sekitar 50 km, membentang dari teluk
pada model eksplorasi panas bumi dimasa
Pelabahanratu ke Pulau Nusakambangan. Daerah
mendatang.
pegunungan Garut Selatan merupakan jalur
LOKASI DAN GEOLOGI DAERAH gunungapi Pegunungan Selatan, yang secara
PENELITIAN tektonik termasuk ke dalam busur magmatis
Lokasi penelitian terletak di kabupaten Garut. akibat proses subduksi kerak samudera India ke
Untuk mencapai lokasi tersebut diperlukan waktu bawah kerak benua Eurasia (Clement, 2007).
tempuh sekitar 2,5 jam, dari Bandung melalui Pannekoek (1946) menyatakan bahwa batas antara
Garut, Cisurupan - G. Papandayan. Pengeukuran kedua zona fisiografi tersebut adalah Lembah
Cimandiri yang merupakan sesar Cimandiri.

124
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.27, No.2, Desember 2017, 123-131

Dardji et al., (1994) menafsirkan sesar Cimandiri Terdapat tiga pola kelurusan struktur di Jawa
sebagai zona sesar sinistral berdasarkan Barat yaitu : Timurlaut – Baratdaya (Pola Meratus
perhitungan paleostres, sedangkan Martodjojo Mesozoik), Utara Baratlaut – Selatan Tenggara
(2003) dan Haryanto (2014) menunjukkan bahwa (Pola Sunda, Tersier Paleogen), dan Barat – Timur
sesar Cimandiri adalah sesar normal. Pendapat (pola Jawa, Tersier Neogen - Kuarter)
yang berbeda disajikan oleh Hall et al., (2007), (Pulunggono dan Martodjojo, 1994). Adapun
yang menyarankan bahwa zona sesar Cimandiri Purnomo dan Purwoko (1994) menggambarkan
adalah sesar naik. Berdasarkan data kegempaan, tahapan pembentukan struktur di Jawa Barat
Sesar Cimandiri ini dinyatakan masih aktif adalah : 1) tahap extensional rifting (Paleogen), 2)
(Febriani, 2015). Sistim sesar lainnya adalah sesar tahap compressional wrenching ( Neogen) dan 3)
anjak yang berarah relatif baratlaut-tenggara tahap compressional thrust-folding (Neogen).
antara lain Sesar Walat, Sesar Cikalong, Sesar Gaya regangan/tension dapat menghasilkan
Saguling, Sesar Cirata dan Sesar Baribis seperti bukaan, dan gaya kompresi dan geseran dapat
terlihat pada Gambar 1 (Martodjojo, 2003). membentuk daerah gerusan. Keduanya berupa
zona lemah yang dapat dilalui oleh fluida
Batuan tertua di pegunungan selatan adalah sekis,
hidrotermal yang mungkin membawa
filit kuarsit yang diterobos batuan ultrabasa.
mineralisasi. Kelurusan lembah dan punggungan
Batuan ini, yang tersingkap di sudut barat daya
didominasi oleh arah-arah Baratlaut - Tenggara
pulau (Jampang), ditutupi tidak selaras oleh
dan Timurlaut – Baratdaya.
pembentukan Formasi Ciletuh yang terdiri dari
dari konglomerat dan batu pasir dari akhir Eosen Stratigrafi daerah penelitian menurut M. Alzwar,
– Oligosen awal. Ketidak selarasan di atas formasi N. Akbar dan S. Bachri (1992) terdiri atas satuan
Ciletuh, adalah pembentukan Formasi Jampang batuan berumur Miosen hingga Holosen.
usia Miosen awal. Formasi Jampang terdiri dari Stratigrafi daerah ini mulai dari umur tua ke muda,
sediment vulkanik seperti breksi dan lempung. yaitu Formasi Jampang (Miosen Awal), Formasi
Formasi Ciletuh diterobos oleh intrusi porfiri Bentang (Miosen Akhir-Pliosen), Breksi Tufaan
kuarsa, yang membawa bijih dari tambang emas (Pliosen), Intrusi Andesit (Pliosen), dan sisanya
Cibitung (Nishimura & Hehuwat, 1980).

Gambar 1. Pola umum struktur geologi daerah Jawa bagian barat. Warna menunjukkan zona
fisiografi yaitu zona Dataran Pantai Batavia, zona Bogor, zona Bandung dan zona Pegunungan
Selatan (Permana, 2015).

125
Gaffar et al. / Struktur Geologi Bawah Permukaan Di Garut Selatan Berdasarkan Data Elektromagnetik

Gambar 2. Peta Geologi daerah Penelitian berdasarkan Peta Geologi Lembar Garut-Pengalengan
dari Alzwar dkk (1992).
merupakan endapan hasil gunungapi berumur Formasi Bentang dan diduga berumur Pliosen.
Pliosen-Kuarter seperti pada Gambar 2. Tebal satuan ini lebih kurang 600-700 m. Batuan
Gunungapi Tua Tak Teruraikan (Qtv) berumur
Formasi Jampang (Tomj) adalah Formasi tertua di
Kuarter. Endapan Kuarter di daerah penelitian
daerah penelitian. Formasi Jampang yang terdiri
yaitu tuf, breksi tuf dan lava. Tuf terdiri dari tuf
dari lava andesit, menunjukkan kekar dan breksi
hablur yang halus, tersilikakan dan terpropilitkan
andesit. Sisipan tuf hablur halus berumur Miosen
secara setempat. Breksi tuf berkomponen andesit
Awal sampai Miosen Tengah. Pemiritan terbentuk
dengan masa dasar tuf batuapung. Lava
di sekitar kontak dengan batuan terobosan diorite
bersusunan andesit piroksen dan basal,
kuarsa. Formasi Bentang (Tmpb) terdiri dari
menunjukkan kekar lembar, kekar meniang dan
batupasir tuf, tuf batuapung, batulempung,
struktur aliran. Singkapan satuan ini terdapat di
Konglomerat dan lignit. Formasi Bentang (Tmpb)
daerah selatan G. Papandayan dan G. Cikuray.
yang mengandung sisipan konglomerat atau
Sumber asal batuan gunungapi ini tak teruraikan,
batupasir kasar gampingan dan batugamping
diduga sebagian besar terbentuk melalui erupsi
pasiran hanya terdapat di beberapa titik saja.
celah. Umur satuan ini diduga Plio-Plistosen.
Sebarannya meluas ke ujung barat dan sedikit di
Batuan terobosan yang terdapat pada daerah
ujung timur dari bagian selatan. Kumpulan Dari
penelitian yaitu intrusi Andesit (Tpi-a) yang
fosil, menunjukkan umur Miosen Akhir hingga
berumur Pliosen. Intrusi andesit dicirikan oleh
Plio-Plistosen. Breksi Tufaan (Tpv) dicirikan oleh
andesit hornblende dan andesit piroksen.
breksi, tuf dan batupasir. Tuf terdiri dari tuf hablur
dan tuf sela, padat dan juga sebagai masa dasar di METODE
dalam breksi. Satuan ini di beberapa tempat
Metode MT adalah metode elektromagnetik pasif
diterobos oleh andesit piroksen dan andesit
yang melibatkan pengukuran fluktuasi medan
hornblende Tpi(a). Satuan ini menindih tak selaras
listrik dan medan magnet alami yang saling tegak

126
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.27, No.2, Desember 2017, 123-131

Gambar 3. Peta lintasan pengukuran magnetotelurik Garut Selatan.

lurus dipermukaan bumi. Metode ini dapat besarnya kontras konduktivitas atmosfer dan bumi
digunakan untuk mengetahui nilai konduktivitas (Grandis, 2010).
batuan bawah permukaan bumi dari kedalaman
Data yang diperoleh dalam metode MT dalam
beberapa meter hingga ratusan kilometer
bentuk time series, sedangkan data yang
(Simpson & Bahr, 2005). Cakupan nilai dari
diperlukan adalah data resistivity dan phase fungsi
medan elektromagnetik alami yang terekam
dari frekuensi sehingga data tersebut harus
adalah 400 – 0,001 Hz (Daud, 2011). Metode MT
dikonversi kedalam bentuk domain frekuensi
dapat menggambarkan kondisi struktur batuan di
dengan menggunakan transformasi Fourier.
bawah permukaan hingga kedalaman ratusan
Langkah awal yang harus dilakukan adalah
kilometer. Hal ini disebabkan metode MT
membuat paremeter untuk transformasi Fourier,
menggunakan sumber sinyal dengan nilai
setelah data MT dikonversi menjadi domain
frekuensi yang sangat kecil sehingga kemampuan
frekuensi, kemudian kita melakukan teknik
gelombang untuk melakukan penetrasi menjadi
Robust processing untuk menghilangkan data
lebih tinggi untuk kedalaman tertentu. (Kadir,
pencilan sehingga membuat data menjadi smooth.
2011). Medan elektromagnetik alami (medan
Untuk melakukan transformasi Fourier dan
elektromagnetik primer) sebagai sumber metode
Robust processing menggunakan perangkat lunak
MT sampai ke bumi memiliki variasi terhadap
SSMT 2000 yang merupakan produk dari
besaran waktu. Medan elektromagnetik tersebut
Phoenix, Ltd. Pengaruh noise outlier pada Robust
menginduksi ore body di bawah permukaan bumi
processing lebih sedikit dibandingkan dengan
sehingga timbul eddy current (arus telluric) yang
least square. Sehingga grafik hasil dari teknik
menimbulkan medan elektromagnetik sekunder.
Robust processing akan terlihat lebih baik
Lalu receiver yang berada dipermukaan
dibandingkan dengan least square. (Rusbiyanto,
menangkap total medan elektromagnetik primer
2011). Hasil akhir dari Robust processing pada
dan elektromagnetik sekunder (Daud, 2011).
SSMT 2000 berupa file dengan format *.MTH dan
Gelombang elektromagnetik dapat dianggap
*.MTL. Setelah SSMT 2000 selesai, kita dapat
sebagai gelombang bidang yang merambat secara
membuat grafik resistivitas semu dan fase menjadi
vertical ke dalam bumi berapapun sudut jatuhnya
lebih smooth lagi dengan melakukan pemilihan
terhadap permukaan bumi. Hal ini mengingat
signal (signal sorting). Dalam proses ini signal

127
Gaffar et al. / Struktur Geologi Bawah Permukaan Di Garut Selatan Berdasarkan Data Elektromagnetik

pencilan dan yang dianggap noise yang belum lunak WinGLink yang menshasilkan penampang
hilang pada proses robust bisa dihilangkan, 2D (dua dimensi) tahanan jenis seperti pada
sehingga trend data lebih jelas. Perangkat lunak Gambar 5.
yang digunakan dalam proses ini adalah MT-
Berdasarkan rentang harga tahanan jenis berbagai
Editor. Hasil dari MT-Editor berupa file
batuan (Grandis, 2010) maka lapisan pada
berekstensi *.EDI, setelah itu dapat kita inversi
penampang tahanan jenis antara Papandayan
dengan perangkat lunak WinGLink. Perangkat
sampai Cijayana dapat dibagi atas tiga bagian
lunak ini digunakan untuk pemodelan inversi data
besar yaitu tahanan jenis rendah (lebih kecil dari
MT secara 1-D dan 2-D. Pengambilan data
128 Ω.m), tahanan jenis sedang (antara 128 - 1024
dilakukan pada 17 titik dengan jarak antara 500
Ω.m), tahanan jenis tinggi (antara 1024 – 8192
meter sampai 4 kilometer tergantung kondisi
Ω.m) dan batuan dengan tahanan jenis sangat
geologi dan topografi lapangan, mulai dari gunung
tinggi yaitu lebih besar dari 8192 Ω.m. Batuan
Papandayan sampai Cijayana di pantai selatan
dengan nilai tahanan jenis kecil (berwarna merah
melewati Cikajang, Ciarinem dan Bungbulang.
sampai hijau muda) berasosiasi dengan batuan
Lintasan ini dipilih melewati daerah prospek
sedimen lunak/lepas atau batuan yang telah
panas bumi Papandayan dan Ciarinem serta
teralterasi, batuan dengan tahanan jenis sedang
memotong beberapa sesar naik pada peta struktur
(hijau muda sampai biru muda) berasosiasi dengan
Jawa Barat dari martodjojo (2003). Lintasan ini
batuan sedimen yang telah terkompaksikan atau
bisa dilihat pada Gambar 3.
batuan metamorfik sedangkan batuan dengan nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN tahanan jenis tinggi (biru muda sampai biru tua)
berasosiasi dengan batuan sedimen yang sangat
Data lapangan yang diperoleh masih berupa time
keras, batuan metamorfik atau batuan beku, dan
series dan pada beberapa titik menghasilkan data
batuan dengan nilai tahanan jenis sangat tinggi
yang cukup baik dengan sedikit noise sehingga
(pink) berasosiasi dengan batuan dasar atau batuan
dalam memprosesnya tidak dilakukan signal
beku (Locke, 2015).
sorting. Kualitas data yang baik tercermin dari
pola kurva resistivity dan phase yang smooth. Daerah Garut Selatan ini merupakan bagian dari
Contoh kualitas data yang baik bisa dilihat pada Pegunungan Selatan (Bemmelen, 1949) yang telah
Gambar 4 yaitu kualitas sempurna dan kualitas mengalami beberapa kali proses tektonik antara
kurang baik. Dari hasil pengolahan, kualitas data lain perlipatan, pensesaran, proses sedimentasi.
kurang baik ini dismoothing lagi sehingga Proses tektonik itu dapat diilustrasikan pada
menghasilkan data terbaik untuk diproses Gambar 6 sebagai berikut. Pada umur Tersier
pemodelan 1D dan 2D menggunakan perangkat Awal terendapkan Formasi Jampang (Tomj),

Gambar 4. Contoh kualitas hasil pengolahan (a) sempurna dan (b) kurang baik.

128
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.27, No.2, Desember 2017, 123-131

Gambar 5. Penampang dua dimensi lintasan Papandayan – Cijayana dari tahanan jenis.

Gambar 6. Sketsa evolusi tektonik Garut Selatan terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap pertama kompresi
karena subduksi dari arah selatan berumur Tersier, tahap kedua yaitu sedimentasi karena berkurangnya
kompresi dari selatan pada akhir Tersier dan tahap ketiga munculnya gunungapi Kuarter (Papandayan
dan Cikuray) dan kompresinya aktif kembali yang mengakibatkan sesar naiknya mengalami proses
reaktifasi.

Formasi Bentang (Tmb) dan Breksi Tufaan (Tpv),


129
Gaffar et al. / Struktur Geologi Bawah Permukaan Di Garut Selatan Berdasarkan Data Elektromagnetik

Formasi Bentang (Tmb) dan Breksi Tufaan (Tpv), dan Cilayu berada pada daerah yang dikarenakan
bersamaan dengan Tersier awal ini terjadi pula oleh keberadaan sesar.
tahapan pemben tukan struktur compressional
UCAPAN TERIMAKASIH
wrenching (Neogen) dan tahap compressional
thrust-folding (Neogen) (Purnomo, 1994) yang Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
mengakibatkan terbentuknya sesar naik yang tua Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI dengan
(Neogen) (Gambar 6.a). Pada umur Plio-Plistosen menggunakan anggaran DIPA TA 2015 yang telah
diendapkan Batuan gunungapi tak teruraikan memberikan kesempatan melakukan penelitian.
(Qtv) selanjutnya Andesit Waringin Bedil Demikian juga kepada bapak Sri Indarto yang
Malabar Tua (Qwb). (Gambar 6.b). Pada umur telah mengijinkan data magnetotelurik daerah
Holosen terbentuk Lava Andesit Kancana (Qkl), Garut Selatan ini untuk dipublikasikan. Tidak lupa
Batuan Gunungapi Muda Cikuray (Qyc) dan diucapkan banyak terimakasih kepada saudara
Batuan Gunungapi Muda Papandayan (Qyp) Yayat Sudrajat yang telah membantu dalam proses
disertai oleh kompresi akibat subduksi lempeng data lapangan, Sunardi, Sutarman, Nyanjang dan
samudera dari arah selatan yang mengakibatkan semua pihak di lapangan yang telah membantu
reaktifasi dari sesar naik yang tua Sesar Walat, kelancaran penelitian.
Sesar Cikalong, Sesar Saguling, Sesar Cirata dan
DAFTAR PUSTAKA
Sesar Baribis tetapi ditutupi oleh sedimen yang
lebih muda (Martodjojo, 2003) (Gambar 6.c). Alzwar, M., Akbar N., dan Bachri S., 1992.
Geologi lembar Garut dan Pamengpeuk,
Pada daerah Papandayan, Ciarinem dan Cilayu
Jawa, Lembar 1208-6 dan 1208-3,
terdapat manifestasi berupa mata air panas dan
Sekala 1: 100.000. Pusat Penelitian dan
batuan alterasi yang berpotensi untuk daerah
Pengembangan Geologi. Departemen
panas bumi (Indarto, 2015). Daerah prospek
Pertambangan dan Energi.
Papandayan adalah prospek yang berada pada
daerah gunung api (Hochstein, 2015) sedangkan Clements, B., and Hall R., 2007. Cretaceous to
daerah prospek Ciarinem dan Cilayu berada pada Late Miocene Stratigraphic and
daerah yang dikarenakan oleh keberadaan sesar Tectonic Evolution of West Java,
(Purnomo, 2014). Proceedings, Indonesian Petroleum
Association, Thirty-First Annual
KESIMPULAN
Convention and Exhibition, May 2007.
Lintasan magnetotelurik Papandayan – Cijayana
Daud, Y., 2010. Diktat Kuliah : Metode
menghasilkan penampang tahanan jenis yang
Magnetotelluric (MT). Laboratorium
terdiri dari tahanan jenis rendah yang
Geofisika, FMIPA Universitas
diinterpretasikan sebagai batuan sedimen lunak
Indonesia.
atau batuan alterasi, lapisan dengan tahanan jenis
sedang yang diinterpretasikan sebagai batuan Dardji, N., Villemni, T. and Rampnoux, J. P.,
sedimen yang telah terkompaksikan atau batuan 1994. Paleostresses and strike-slip
metamorf dan lapisan dengan tahanan jenis tinggi movement; The Cimandiri Fault Zone,
yang diinterpretasikan dengan batuan beku atau West Java, Indonesia. Journal of
metamorfik Evolusi tektonik Garut Selatan terdiri Southeast Asian Earth Sciences, 9(1-
dari tiga tahapan yaitu tahap pertama kompresi 2):3–11.
karena subduksi dari arah selatan berumur Tersier,
Febriani, F., 2015. Seismicity around the
tahap kedua yaitu sedimentasi karena
Cimandiri Fault Zone, West Java,
berkurangnya kompresi dari selatan pada akhir
Indonesia, Proceedings of International
Tersier dan tahap ketiga kompresinya aktif
Symposium on Frontier of Applied
kembali yang mengakibatkan sesar naiknya
Physics (ISFAP) Bandung, 2015.
reaktifasi kembali disamping munculnya
gunungapi Papandayan dan Cikuray pada zaman Grandis H., 2010. Magnetotellurik. Penerbit ITB.
Kuarter. Hall, R., Clements, B., Smyth, H. R., and Cottam,
Daerah prospek panas bumi Papandayan adalah M. A., 2007. A new interpretation of
prospek yang berada pada daerah gunung api Java’s structure, Proceedings Indonesian
sedangkan daerah prospek panas bumi Ciarinem

130
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.27, No.2, Desember 2017, 123-131

Petroleum Association 31st Annual Pannekoek, A. J., 1946. Geomorfologische


Convention, May 2007. waarnemingen op het Djampang-
Plateau in West Java. Tijdschrift Kon.
Haryanto, I., 2014. Evolusi Tektonik Pulau Jawa
Nederlands Aardrijkskundig Gen. 63(3),
Bagian Barat Selama Kurun Waktu
340-367.
Kenozoikum, Disertasi Doktor, Pasca
Sarjana UNPAD (Tidak Permana, H., 2015. Struktur dan Tektonik Lereng
dipublikasikan). Selatan Kaldera Purba Garut-Bandung,
Jawa Barat, Prosiding Seminar
Hochstein, M. P., and Sudarman, S., 2015.
Geoteknologi.
Indonesian Volcanic Geothermal
Systems, Proceedings World Pulunggono dan Martodjojo, S., 1994. Perubahan
Geothermal Congress, Melbourne, Tektonik Paleogene – Neogene
Australia, April 2015, 19-25. Merupakan Peristiwa Tektonik
Terpenting di Jawa, Proceeding Geologi
Indarto, S., Permana, H., Gaffar, E. Z., Sudarsono,
dan Geotektonik Pulau Jawa, Percetakan
Bakti, H., Andrie Al Kausar, A.,
NAFIRI, Yogya.
Yuliyanti, A., Nurohman, H. dan Jakah.
2015. Mineral Alterasi hidrotermal Pada Purnomo, J., dan Purwoko, 1994. Kerangka
Batuan Volkanik dan Alternatif Tektonik dan Stratigrafi Pulau Jawa
Penggunaannya, Studi Kasus: Cekungan Secara Regional dan Kaitannya Dengan
Kaldera Garut-Bandung dan Sekitarnya, Potensi Hidrokarbon, Proceeding
Jawa Barat. Laporan Teknis Hasil Geologi dan Geotektonik Pulau Jawa
Penelitian Puslit Geoteknologi LIPI, Sejak Akhir Mesozoik Hingga Kuarter,
tidak terbit. Teknik Geologi UGM, Yogyakarta.
Kadir, T. V. S., 2011. Metode Magnetotellurik Purnomo, B. J., and Pichler T., 2014. Geothermal
(MT) Untuk Eksplorasi Panas Bumi systems on the island of Java, Indonesia,
Daerah Lili, Sulawesi Barat dengan Data Journal of Volcanology and Geothermal
Pendukung Metode Gravitasi, Research 285, 47–59.
Universitas Indonesia, Kekhususan
Rusbiyanto, A., 2011. Reduksi Noise Pada
Geofisika Program Studi Fisika,
Pemrosesan Data Magnetotellurik (MT)
Fakultas Matematika dan Ilmu
dengan Menggunakan Remote
Pengetahuan Alam, Depok, (Skripsi).
Reference. Skripsi pada Universitas
Loke, M. H., 2015. Tutorial : 2-D and 3-D Indonesia.
electrical imaging surveys.
Simson, F., Bahr, K., 2005. Practical
www.geotomosoft.com.
Magnetotelluric, Cambridge University
Martodjojo, S., 2003. Evolusi Cekungan Bogor. Press, 254pp.
238 hal. Penerbit ITB.
Van Bemmelen, R. W., 1949. The Geology of
Nishimura, S., K. H. Thio and F. Hehuwat, 1980. Indonesia, vol.1A. General Geology of
Fission-track ages of tephras and tuffs Indonesia and Adjacent Achipelagoes.
from Bayat and Karansambung, Central Martinus nijhof, The Hague, 732pp.
Jawa. Physical Geology of Indonesian
Island Arcs, Kyoto University, Kyoto,
81-87.

131

Anda mungkin juga menyukai