Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : CA KOLOREKTAL

Hari/ tanggal : Senin, 23 APRIL 2018

Waktu : 30 Menit

Tempat : STIKES GRAHA MEDIKA

Sasaran : MAHASISWA DAN MASYARAKAT

Metode : Ceramah dan Tanya jawab.

Media : Lefleat

Materi : Terlampir

I. Tujuan Intruksional umum :


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan ini masyarakat mampu memahami
tentang penyakit CA koloektal

II. Tujuan instruksional khusus :


Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat diharapkan dapat :
1. Menyebutkan pengertian CA koloektal
2. Mengetahui etiologi CA koloektal
3. Mengetahui manifsetasi kliniks
4. Mengetahui komplikasi CA koloektal
5. Mengatahui pelaksannan medis
III. Strategi pembelajaran

No Tahap Waktu Kegiatan


1. Pembukaan 5Menit  Memberikan salam
 Menjelaskan tujuan tentang pemberian penkes
2 Inti 15menit 1. Menjelaskan materi
 Menyebutkan pengertian dari struma
 faktor penyebab struma
 Menyebutka tanda gejala struma
 Menjelaskan cara pencegahan dari struma
2. Memberikan kesempatan bertanya
3. Menjawab pertanyaan
3 Penutup 10menit 4. Menyimpulkan materi
5. Mengevaluasi dengan cara memberikan
pertanyaan tentang materi yang telah di berikan.
6. Menjelaskan bahwa kegiatan penkes telah
selesai dan mengucapkan salam penutup

IV. Evaluasi
1. Evaluasi
 Masyarakat mendengarkan dan memahami apa yang di jelaskan
oleh tenaga kesehatan
 Masyarakat berani mengutarakan pendapat maupun bertanya
tentang apa yang kurang dimengerti
 Klien mengikuti ceramah dan bertanya.
 Klien mengobservasi/mengikuti dengan saksama.
Materi Penyuluhan

1. Definisi
Kanker kolorektal merupakan suatu tumor malignant yang muncul pada
jaringan epithelial dari colon / rectum.Umumnya tumor kolorektal adalah
adenokarsinoma yang berkembang dari polyp adenoma.

2. Etiologi

Penyebab dari Ca Colorektal tidak diketahui secara pasti, namun terdapat


factor-factor predisposisi yang terdiri dari:

1. Usia lebih dari 40 tahun


2. Riwayat keluarga
3. Riwayat kanker di bagian tubuh yang lain
4. Polip Benigna, Polip Kolorektal, Polip Adematosa atau adenoma Villus
5. Kolitis ulseratif lebih dari 20 tahun
6. Sedentary Life style, merokok, Obesitas.
7. Kebiasaan makan tinggi kolesterol/lemak dan protein (konsumsi daging) serta
rendah serat / Karbohidrat Refined yang mengakibatkan perubahan pada flora
feses dan perubahan degradasi garam-garam empedu atau hasil pemecahan
protein dan lemak yang bersifat karsinogenik.
3. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis sangat bervariasi dan tidak spesifik. Bisa dijumpai tanpa
keluhan sampai adanya keluhan berat dan tergantung pada lokasi /
besarnya tumor. Pada karsinoma kolon kanan, klien datang dengan keluhan
ada masa di abdomen kanan, obstruksi akan timbul bila tumor sudah besar.
Tumor kolon kiri lebih cepat terjadi obstipasi dan tanda-tanda obstruksi.

Pada penderita Ca Colorektal umumnya Asymptomatis atau relative bergejala


ringan pada saat penyakit ditemukan. Gejala yang muncul dapat berkaitan
dengan saluran cerna. Tanda dan gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker,
tahap penyakit dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Rasa tidak
enak di perut atau Nyeri abdomen merupakan keluhan paling sering
disampaikan penderita. Namun keluhan ini berhubungan dengan kanker kolon
bukan dengan kanker rectum.
4. Komplikasi
a. Obstruksi usus parsial atau lengkap diikuti penyempitan
lumen akibat lesi.

b. Haemorrhagi/ perdarahan

c. Pembentukan Abses akibat Perforasi dinding usus oleh tumor diikuti


kontaminasi dari rongga peritoneal oleh isi usus.

d. Shock akibat peritonitis dan sepsis

e. Mestatase ke organ lain yang berdekatan. Terjadi fistel pada kantong


kemih, vagina / usus

5. pemeriksaan diagnostik dan laboratorium:


Adapun tes laboratorium yang dianjurkan sebagai berikut:
1. Jumlah sel-sel darah untuk evaluasi anemia. Anemia mikrositik, ditandai
dengan sel-sel darah merah yang kecil, tanpa terlihat penyebab adalah indikasi
umum untuk tes diagnostic selanjutnya untuk menemukan kepastian kanker
kolorektal.
2. Test Guaiac pada feses untuk mendeteksi bekuan darah di dalam feses, karena
semua kanker kolorektal mengalami perdarahan remitten.
3. CEA (carcino Embrioniogenic Antigen) adalah ditemukannya glikoprotein
dimembran sel pada banyak jaringan, termasuk kanker kolorektal. Antigen ini
dapat dideteksi oleh Radioimmunoassay dari serum atau cairan tubuh lainnya
dan sekresi.
4. Pemeriksaan kimia darah alkaline phospatase dan kadar bilirubin dapat
meninggi, indikasi telah mengenai hepar. Tes laboratorium lainnya hanya
meliputi serum protein, kalsium, dan kreatinin.
5. Barium Enema sering digunakan untuk deteksi atau konfirmasi ada tidaknya
dan lokasi tumor.
6. X-ray dada untuk mendeteksi metastase tumor ke paru-paru.
7. CT (computed tomography)- Scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau
pemeriksaan ultrasonic dapat digunakan untuk mengkaji apakah sudah ada
metastase.
8. Endoskopi (sigmoidoscopy atau Colonoskophy) adalah test diagnostic
utamadigunakan untuk mendeteksi dan melihat tumor. Sekalian dilakukan
biopsy jaringan.Pemeriksaan endoskopi dari kolonoskopi direkomendasikan
untuk mengetahui lokasi dan biopsy lesi pada klien dengan perdarahan rectum.
9. CT Scan

6. Penatalaksanaan Medik
Keberhasilan pengobatan kanker kolorektal ditentukan oleh stadium saat
diagnosis dibuat. Terdapat berbagai macam stadium penyakit kanker kolorektal.
Penentuan stadium sebelum tindakan operasi, khususnya pada kanker rectum,
berguna untuk menentukan strategi pengobatan seperti pemberian khemoterapi
ajuvan, pemilihan jenis operasi yang akan dilakukan. Pemerikasaan Ro foto dada
harus dikerjakan untuk memastikan ada tidaknya proses metastasis di paru. Test
fungsi hati tidaklah terlalu diperlukan, Pemeriksaan CEA kadang-kadang
diperlukan untuk menilai keberhasilan pengobatan.

Penatalaksanaan Medik berdasarkan stadium:

Pada stadium 0, Berupa polip di mukosa colon disebut juga dengan precursor Ca.
Penatalaksanaannya dengan pemotongan polip (colonoskopi)
Pada stadium 1, Tumor tumbuh di mukosa usus. Penatalaksanaanny dengan
pembedahan.
Pada stadium 2, Tumor menyebar hingga lapisan muskularis mukosa (lap Usus).
Penatalaksanaanya: pembedahan.
Pada Stadium 3, Tumor menyebar ke kelenjar getah bening.
Penatalaksanaannya: pembedahan, kemoterapi, Radiasi terapi.

Pada Stadium 4, Tumor bermetastase. Penatalaksanaannya: kemoterapi.

Anda mungkin juga menyukai