Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

ANALISIS GREEN MARKETING &5R (RECYCLE, REUSE, REDUCE,


REPLANT, REPLACE) DALAM PERUSAHAAN ORIFLAME

Dosen : Dr. Dorothy Rouly Haratua Pandjaitan, S.E.,M.Si

Oleh :
Evi Novitasari 1821011014

JURUSAN MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen Pemasaran dengan judul
“Analisis Green Marketing & 5R (Recycle, Reuse, Reduce, Replant, Replace) dalam
Perusahaan Oriflame”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari ibu Dr. Dorothy Rouly Haratua Pandjaitan, S.E.,M.Si selaku dosen
pembimbing mata kuliah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada ibu Dr. Dorothy Rouly Haratua Pandjaitan, S.E.,M.Si selaku dosen
pembimbing mata kuliah Manajemen Pemasaran yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.

Bandar Lampung, 13 Mei 2019

Evi Novitasari
1821011014

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 7

A. Green Marketing ....................................................................................... 7

B. 5-R (Reduse, Reuse, Recycle, Replace, Repare) ........................................ 8

BAB III. PEMBASAHAN .................................................................................... 11

A. Sejarah Oriflame ...................................................................................... 11

B. Fakta tentang Oriflame ............................................................................. 13

C. green Marketing Oriflame ........................................................................ 16

D. Analisis 5-R (Reduse, Reuse, Recycle, Replace, Repare) ......................... 23

BAB IV. KESIMPULAN ..................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28

3
BAB I
PENDAHULUAN

Fenomena terbesar yang sedang dihadapi dunia ditengah perkembangan era globalisasi
adalah terjadinya pemanasan global dan kerusakan lingkungan. Salah satu penyebab
pemanasan global adalah akibat pemakaian produk yang berbahaya secara terus-menerus.
Globalisasi menjadikan masyarakat dengan mudah memperoleh informasi mengenai isu-isu
lingkungan dunia seperti global warming. Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan, memunculkan upaya untuk ikut mengurangi dampak dari global warming, yaitu
dengan lebih pintar dan selektif membeli produk (smart consumer). Perusahaan yang pintar
akan memandang isu lingkungan sebagai peluang untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Tantangan tersebut berupa barang atau jasa yang disediakan aman bagi
konsumen serta ramah dan tidak merusak lingkungan. Chen (2010) banyak masyarakat kini
termotivasi untuk memulai gerakan gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi produk-produk
ramah lingkungan yang baik bagi kesehatan maupun lingkungan sekitar. Kesediaan
konsumen dalam mengambil keputusan untuk mengkonsumsi atau membeli produk hijau
(produk ramah lingkungan) merupakan salah satu tindakan nyata manusia untuk menekan
laju kerusakan lingkungan (Lee, 2009). Konsumen harus mulai mengerti dengan situasi saat
ini dan mempunyai kesadaran tinggi terhadap lingkungan akan memilih produkproduk ramah
lingkungan walaupun harganya relatif lebih mahal (Nilasari, 2016). Bukti yang mendukung
peningkatan lingkungan ekologikal ini adalah meningkatnya individu yang rela membayar
lebih produk-produk yang ramah lingkungan (Vlosky et al., 1999; Maguire et al., 2004 dalam
Junaedi, 2005). Hal ini akan mendorong perusahaan untuk menerapkan berbagai strategi dan
mengaplikasikan isu- isu lingkungan untuk meningkatkan penjualan. Perusahaan dapat
mengaplikasikan isu-isu lingkungan dalam aktivitas pemasaran sehingga menimbulkan
fenomena baru dalam dunia pemasaran yang berupa konsep pemasaran hijau atau yang
dikenal dengan green marketing (Putripeni dkk., 2014).
Green marketing (pemasaran hijau) merupakan pendekatan pemasaran strategik yang
mulai mencuat dan menjadi banyak perhatian banyak pihak mulai akhir abad 20 (Haryadi,
2009). Banyak perusahaan yang memanfaatkan pelestarian lingkungan sebagai konsep dan
peluang baru dalam mengembangkan bisnis karena kepedulian lingkungan menjadi bisnis
yang potensial dan mendatangkan keuntungan yang lebih efisien. Green marketing
dimaksudkan untuk menjalankan semua kegiatan yang dirancang oleh perusahaan dalam

4
rangka memenuhi kebutuhan manusia dengan mengurangi dampak yang merugikan bagi
lingkungan (Polonsky et al., 1997). Mangkono (2011) mengungkapkan bahwa pemasar perlu
memandang fenomena tersebut sebagai satu hal yang berpotensi sebagai peluang bisnis.
Green marketing memanipulasi empat elemen dari bauran pemasaran (marketing mix) dalam
4P yaitu product, price, place, dan promotion untuk menjual produk yang ditawarkan dengan
menggunakan keunggulan pemeliharaan lingkungan hidup yang dibentuk dari pengelolaan
limbah, efisiensi energi, dan penekanan pelepasan emisi beracun (Menon, 1997). Zeithaml
(1988) menyatakan perbedaan bauran pemasaran hijau (green marketing mix) dengan bauran
pemasaran (marketing mix) konvensional terletak pada pendekatan lingkungan.
Bauran pemasaran hijau mempertimbangkan aspek lingkungan, sedangkan bauran
pemasaran (marketing mix) konvensional tanpa memperhatikan aspek lingkungan. Salah satu
perusahaan di Indonesia yang sudah terkenal sebagai pelopor green marketing dalam industri
kosmetik adalah Oriflame. Pada tahun 1967 dua orang bersaudara, Jonas dan Robert af
Jochnick, memutuskan untuk memulai bisnis. Mereka masih muda, berambisi dan memiliki
jiwa wirausaha dan mereka mempunyai visi yang kuat. Mereka ingin menciptakan
perusahaan kosmetika yang menawarkan jenis kosmetika yang berbeda dari yang telah ada
pada waktu itu salah satunya berbahan dasar alami. Mengetahui bahwa wanita Swedia
terkenal akan kecantikan alaminya, mereka berpikir: "Bagaimana jika kita mengemasnya
dalam botol?" Maka mereka mulai memformulasikan produk perawatan kulit berbahan dasar
alami dari Skandinavia, seperti cloudberry, birch bark, dan lainnya. Mereka mengembangkan
formulasi yang aman, efektif, serta dengan wewangian yang lembut. Produk Oriflame terdiri
dari aneka kosmetik, perawatan badan (silt beauty white glow, Giordani gold), rambut
(Nature Secrets shampoo, milk honey gold shampoo), wajah (novaga bright sublime, Optimal
white, milk &honey gold nourishing) dan wewangian (Eclat femme, Zignature Zoom Eau,
Men Collection Dark Wood Eau)yang hanya menggunakan bahan – bahan dan saripati alami.
(kosmetikoriflame.blogspot.co.id/2012/03/sejarahoriflame) .
Oriflame telah digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia. Sejak awal, Oriflame
merupakan pelopor kosmetik yang produknya "tidak diuji cobakan pada hewan", jauh
sebelum industri lain melakukan hal ini. Sejalan dengan itu, af Jochnick bersaudara
mengembangkan dan memulai sebuah metode penjualan langsung dimana sales consultant
yang terlatih langsung membawa produk langsung ke rumah pelanggan mereka. Oriflame
telah menjadi perusahaan kecantikan internasional dengan sistem penjualan langsung di lebih
dari 60 negara di seluruh dunia. Portofolio yang luas dari produk-produk kecantikan Swedia
yang alami, inovatif dipasarkan melalui tenaga penjualan sekitar 1,6 juta konsultan mandiri,

5
yang bersama-sama membuat penjualan tahunan melebihi 1,5 miliar euro. Oriflame ingin
menciptakan perusahaan kosmetika yang menawarkan jenis kosmetik yang berbeda dari yang
lain, yaitu yang mengandung bahan dasar alami. Mereka juga ingin memperkenalkan metode
distribusi produk yang baru yang inovatif yaitu menjual produk yang dihasilkannya kepada
teman- teman, tetangga, dan saudara mereka melalui sistem Direct Selling (penjualan
langsung). (indonesiakosmetikoriflame.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-oriflame).

Perusahaan Oriflame merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan konsep green
marketing. Oriflame juga menawarkan produk yang terbuat dari bahan baku alami dan
menggunakan kemasan yang dapat di daur ulang. Oriflame menjunjung tinggi nilai-nilai
penting seperti meminimalisasi kerusakan lingkungan, tidak menguji coba produknya pada
binatang, dan terus menerapkan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat selaku konsumen
produk hijau dan lingkungan sekitar. Dengan menggunakan bahan baku alami memberikan
peluang besar bagi Oriflame untuk menguasai pasar dengan kualitas produknya, harga yang
terjangkau serta sistem penjualannya yang unik. Ditengah – tengah banyaknya perusahaan
yang sejenis yang menawarkan produknya dipasaran. Terdapat berbagai merek pesaing
produk kosmetik Oriflame yang beredar di kalangan konsumen saat ini, antara lain The Body
Shop, The Face Shop, L’Occitane, Avalon Organics yang didatangkan dari luar negeri.
(berbisnisaja.blogspot.co.id/2014/02/keunggulan-oriflame.html).

6
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Green Marketing
Green marketing atau environment marketing itu berkembang sejalan dengan adanya
perhatian masyarakat akan isu-isu lingkungan, sehingga masyarakat menuntut adanya
tanggung jawab pelaku bisnis dalam melakukan aktivitas bisnis Istilah green marketing
(pemasaran hijau) sebagai salah satu usaha strategis dalam menciptakan usaha yang berbasis
lingkungan dan kesehatan telah dikenal pada akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an.
The American Marketing Asociate (AMA) pada tahun 1975 mengadakan seminar
pertama tentang “ecological marketing” dan seminar ini menghasilkan buku pertama tentang
pemasaran hijau (green marketing) yang berjudul “Ecological Marketing” (Hennion,
Kinnear 1978). Ada beberapa alasan mengapa perusahaan meningkatkan pemakaian green
marketing, salah satu alasan tersebut adalah organisasi menerima enviromental marketing
menjadi suatu kesempatan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Mintu dan Lozada (1993) dalam Lozada (2000) mendefinisikan pemasaran hijau (green
marketing) sebagai aplikasi dari alat pemasaran untuk memfasilitasi perubahan yang
memberikan kepuasan organisasi dan tujuan individual dalam melakukan pemeliharaan,
perlindungan, dan konservasi pada lingkungan fisik. Ottman (2006) mengemukakan bahwa
dimensi pemasaran hijau (green marketing), dengan mengintegrasikan lingkungan ke dalam
semua aspek pemasaran pengembangan produk baru (green product) dan komunikasi (green
communication). Tujuan dari green marketing adalah untuk memperbaiki hubungan antara
industri dengan lingkungan, untuk mengawasi dampak dari perekonomian, dan sebagai
respon terhadap peraturan pemerintah akan lingkungan hidup.
Menurut Czinkota & Ronkainen (1992) dalam Lozada (2000), perusahaan akan dapat
memperoleh solusi pada tantangan lingkungan melalui strategi marketing, produk, dan
pelayanan agar dapat tetap kompetitif. Hal ini termasuk pada:
a. Teknologi baru untuk menangani limbah dan polusi udara.
b. Standarisasi produk untuk menjamin produk yang ramah lingkungan.
c. Menyediakan produk yang benar-benar alami, dan
d. Orientasi produk lewat konservasi sumber daya dan yang lebih memperhatikan
kesehatan.
Solusi tersebut dapat memastikan peran serta perusahaan dalam memahami kebutuhan
masyarakat dan sebagai kesempatan bagi perusahaan menekankan perlindungan lingkungan

7
bukan erarti menghilangkan kesejahteraan ekonomi, tetapi sebaliknya mendorong pemikiran
kembali tentang bagaimana mengaitkan pemasaran dan perlindungan lingkungan.
Polonsky (dalam Wu and Chen, 2014) mendefinisikan pemasaran hijau (green
marketing) sebagai semua kegiatan yang dirancang oleh perusahaan dalam rangka memenuhi
kebutuhan manusia dengan mengurangi dampak yang merugikan bagi lingkungannya. Dalam
green marketing terdapat beberapa konsep, yang diantaranya:
a. Green customers, merupakan orang-orang yang melakukan pembelian dan
mengkonsumsi produk-produk yang aman bagi tubuh dan lingkungannya, untuk
tetap menjaga lingkungannya.
b. Green production process, merupakan suatu cara memproduksi dengan teknologi
yang membatasi polusi atau memiliki manfaat terhadap lingkungan.
c. Green financial affairs, merupakan jenis-jenis pendekatan akuntansi yang mencoba
untuk mempertimbangkan nilai-nilai keuangan dan moneter untuk investasi ekologi
dan kerusakan hutan.
d. Reasons of being green, merupakan sebuah alasan seseorang atau perusahaan untuk
mengubah perilakunya untuk peduli terhadap lingkungan.

B. 5 - R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace, Replant)


Metode pengolahan sampah dengan Penerapan Prinsip 5-R dari penanganan sampah dengan
cara reduce, reuse dan recycle, replace, replant (menanam kembali).
a. Reduce Prinsip reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin melakukan minimalisasi
barang atau material yang digunakan. Menurut Suyoto (2008) tindakan yang dapat
dilakukan berkaitan dengan program reduce antara lain :
 Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan jumlah sampah yang
besar.
 Gunakan wadah untuk fungsi yang sama atau yang lain.
 Gunakan baterai yang dapat di charge kembali.
 Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan.
 Ubah pola makan (Kurangi membeli makanan kaleng/instan)
 Membeli barang dalam kemasan besar.
 Membeli barang dengan kemasan yang dapat di daur ulang (Kertas, daun dan lain-lain).
 Bawa kantong/tas belanja ketika berbelanja.
 Tolak penggunaan kantong plastik.
 Pakai serbet/saputangan sebagai pengganti tisu.

8
 Kembali kepemakaian popok kain bagi para ibu.

b. Reuse Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin memilih barang yang dapat
dipakai kembali dan hindari pemakain barang yang hanya sekali pakai. Menurut Suyoto
(2008) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program reuse:
 Pilih produk yang kemasannya dapat di daur ulang.
 Gunakan produk yang dapat diisi ulang.
 Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
 Plastik kresek digunakan untuk tempat sampah.
 Kaleng/baskom besar digunakan untuk pot bunga atau tempat sampah.
 Bekas kemasan plastik tebal isi ulang dapat dibuatkan tas
 Stryrofoam dapat digunakan sebagai alas pot atau lem.
 Potongan kain/baju bekas dapat dibuatkan sebagai lap, keset dan lainlain.
 Majalah atau buku untuk perpustakaan.

c. Recycle Prinsip recycle dilakukan dengan sebisa mungkin barang yang sudah tidak
berguna lagi, bisa didaur ulang dimanfaatkan sebagai barang lain. Menurut Suyoto (2008)
tindakan yang berkaitan dengan program recycle:
 Mengubah sampah plastik menjadi souvenir.
 Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.
 Mengubah sampah kertas menjadi lukisan atau mainan miniatur.

d. Replace Prinsip replace dilakukan denga cara lebih memperhatikan barang yang
digunakan sehari-hari. Prinsip ini mengedepankan penggunaan bahan-bahan yang ramah
lingkungan seperti mengganti kantong plastik dengan keranjang belanja.

e. Replant Prinsip replant dapat dilakukan denga cara membuat hijau lingkungan sekitar kita,
baik lingkungan rumah, perkantoran, pertokoan, lahan kosong, dan lain-lain.
http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00700-IF%20Bab2001.pdf.
Gambar 1. Animasi 5- R untuk Bumi

9
Sumber : https://www.webstagram.one/tag/infolingkungan, diakses pada hari selasa tanggal 13 Maret 2019

10
BAB III
PEMBASAHAN

A. Sejarah Oriflame

Pada tahun 1967 dua orang bersaudara, Jonas dan Robert af Jochnick, memutuskan
untuk memulai bisnis. Mereka masih muda, berambisi dan memiliki jiwa wirausaha - dan
mereka mempunyai visi yang kuat. Mereka ingin menciptakan perusahaan kosmetika yang
menawarkan jenis kosmetika yang berbeda dari yang telah ada pada waktu itu: salah satunya
berbahan dasar alami. Mereka juga ingin memulai metode distribusi produk yang baru yang
inovatif, yaitu menjual produk yang dihasilkannya langsung kepada pelanggan.

Gambar 2. Foto Jonas dan Robert af Jochnick

Sumber : https://id.oriflame.com/about/our-story

Mengetahui bahwa wanita Swedia terkenal akan kecantikan alaminya, mereka berpikir:
"Bagaimana jika kita mengemasnya dalam botol?" Maka mereka mulai memformulasikan
produk perawatan kulit berbahan dasar alami dari Skandinavia, seperti cloudberry, birch bark,
dan lainnya. Mereka mengembangkan formulasi yang aman, efektif, serta dengan wewangian
yang lembut. Seri perawatan kulit Oriflame Swedish Care diluncurkan dalam waktu singkat.
Saat ini, telah digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia. Sejak awal, Oriflame merupakan
pelopor "tidak diuji cobakan pada hewan", jauh sebelum industri lain melakukan hal ini.
Sejalan dengan itu, af Jochnick bersaudara mengembangkan dan memulai sebuah metode
penjualan langsung dimana Sales Consultant yang terlatih langsung membawa produk
langsung ke rumah pelanggan mereka. Orang senang untuk membeli produk kecantikan alami
yang langsung ditunjukkan kepada mereka oleh seorang teman yang telah mereka kenal dan

11
percaya. Para consultant memberikan saran dan kesempatan untuk mencoba produk sebelum
membelinya.
Pabrik Oriflame di Polandia Perluasan wilayah penjualan merupakan konsekwensi
alami dari kesuksesan Oriflame di Swedia. Hanya dalam waktu dua tahun, perusahaan
berkembang ke Finlandia, Denmark dan Norwegia, dan pada pertengahan tahun 80-an,
Oriflame telah digunakan oleh wanita di negara-negara yang sangat jauh seperti di Indonesia.
Untuk memenuhi permintaan, pabrik Oriflame yang pertama didirikan di Dublin, Irlandia
pada tahun 1978. Perusahaan semakin dapat fokus pada pengembangan formulasi perawatan
kulit, dan kosmetika yang terbukti efektif dan aman, berbahan dasar alami. Pembukaan
cabang di negara Eropa Timur pada tahun 1990 memberikan peluang besar bagi Oriflame
untuk menguasai pasar dengan kualitas produknya, harga yang terjangkau serta sistem
penjualannya yang unik.
Pabrik kedua di Warsawa pun didirikan pada tahun 1995 untuk memenuhi permintaan
yang meningkat secara drastis. Tahun 90-an telah menunjukkan perkembangan spektakuler
dalam sejarah perusahaan – total penjualan naik hingga 500%, menjadikan Oriflame sebagai
perusahaan dengan sistem penjualan langsung yang paling cepat berkembang di dunia. Tahun
1997 Oriflame Eastern Europe S.A. dan Oriflame International S.A. melebur menjadi satu
untuk menggabungkan sumber daya masing-masing untuk menghadapi tantangan investasi di
tahun-tahun mendatang.
Gambar 3. Pasar Oriflame di Dunia

Sumber : https://id.oriflame.com/about/our-story

12
B. Fakta Tentang Oriflame

 Didirikan pada tahun 1967 di Swedia

 Terdaftar pada bursa saham Stockholm (Stockholm Stock Exchange)

 Kini telah berada di lebih dari 60 negara di dunia

 1.600.000 Consultants tersebar di seluruh dunia

 4.200 karyawan di seluruh dunia

 Penjualan tahunan mencapai 600 juta EURO

 Oriflame mencetak 72 juta katalog dalam 35 bahasa dalam setahun.

1. Perusahaan
Oriflame Indonesia mulai beroperasi sejak tahun 1986. Indonesia hingga tulisan ini
dibuat telah berganti presiden sebanyak 6x, menghadapi beberapa terpaan krisis
ekonomi, namun Oriflame tetap berkembang dan memiliki 13 cabang di beberapa
kota besar di Indonesia.

2. Produk
Oriflame berkomitmen menyediakan produk berbahan dasar alami berkualitas tinggi,
sesuai dengan slogannya, “Natural Swedish Cosmetics”. Produk-produk Oriflame
tidak diujikan kepada hewan, dan setiap bahan aktif baru dapat diluncurkan setelah
minimal melalui penelitian seksama selama min 5tahun di laboratorium Oriflame di
Stockholm, Swedia. Oriflame menyediakan variasi produk yang beragam, sesuai
dengan jenis kelamin, usia, dan berbagai jenis kulit. Dalam setiap katalog terdapat
kurang lebih 700 produk yang dijual.

3. Kontak Informasi
Tabel 1. Alamat Kantor Oriflame di Indonesia
No Alamat Lengkap
1 Kantor Pusat : Menara Standard Chartered lantai 2 Podium unit 1-4
Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164, Jakarta 12930, Telp : (021) 2553 2244 (Hunting),
Fax: (021) 2553 2345, Website: www.oriflame.co.id
2 Jakarta Call Center: (021) 2991 8500
Sudirman : Menara Standard Charteredlantai Gf Podium Unit 1 & Jl. Prof. Dr. Satrio No.

13
No Alamat Lengkap
164, Jakarta 12930, Fax Order (021) 2553 2177, Customer Care Fax (021) 2553 2155, Email:
Order@Oriflame.Co.Id , C.Care-Mail : Sudirmancc@Oriflame.Co.Id ,
Jam Operasional: Senin – Jum’at: 09.00-19.00, Sabtu : 09.00-15.00
3 Daan Mogot : Jl. Daan Mogot No. 50 Jelambar, Fax. (021) 5696 0824, C.Care-phone (021)
567 0124, Email: orderdmg@oriflame.co.id C.Care-mail: Daanmogotcc@oriflame.co.id ,
Jam operasional: Senin – Kamis: 09.30-18.30, Jumat: 09.00-19.00, Sabtu : 09.00-15.00
4 Rawamangun: Jl. Pegambiran No. 33C, Fax. (021) 470 3108, Email:
orderrwg@oriflame.co.id ,C.Care-phone (021) 4786 8032, C.Care-mail:
Rawamanguncc@oriflame.co.id , Jam operasional: Senin – Kamis: 09.30-18.30
Jumat: 09.00-19.00, Sabtu : 09.00-15.00
5 Jakarta Motor Delivery, Fax. Order : (021) 255 32177 , Fax. Customer Care : (021) 255
32155, Order email: orderhub@oriflame.co.id ,C.Care email : jakartahubcc@oriflame.co.id
6 Bandung : Jl. Martadinata No. 99, Call Centre (022) 844 66100, Fax. (022) 420 3435
Email: orderbdg@oriflame.co.id , C.Care-mail: Bandungcc@oriflame.co.id
Jam operasional: Senin – Kamis: 09.30-18.30, Jumat: 09.00-19.00, Sabtu : 09.00-15.00
7 Medan : Jl. Ir. H. Juanda No. 24, Call Centre (061) 4555523, Fax. (061) 457 5804
Email: ordermdn@oriflame.co.id , C.Care-mail: Medancc@oriflame.co.id
Jam operasional: Senin – Kamis: 09.30-18.30, Jumat: 09.00-19.00, Sabtu : 09.00-15.00
8 Surabaya Jl. KomBes. Pol. M. Duryat No. 2 Tegalsari, Call Centre (031) 295 5222, Fax. (031)
532 9918, Fax peralihan Cabang Denpasar 031-5450318, Email ordersby@oriflame.co.id,
C.Care-mail: Surabayacc@oriflame.co.id, Jam operasional:Senin – Jumat : 09.00-19.00
Sabtu : 09.00-15.00
9 Makassar : Jl. Gunung Bawakaraeng No 87 – 89, PO (0411) 444 314, Fax. (0411) 439 299,
C.Care-phone: (0411) 444 592, Email ordermks@oriflame.co.id
C.Care-mail: Makassarcc@oriflame.co.id, Jam operasional: Senin – Kamis: 09.30-18.30
Jumat: 09.00-19.00, Sabtu : 09.00-15.00
10 Jogyakarta : Jl. Diponegoro No. 58, PO (0274) 557 529, Fax. (0274) 565 353, C.Care-phone
(0274) 557 530, Email: orderjog@oriflame.co.id, C.Care-mail: Jogjacc@oriflame.co.id
Jam operasional: Senin – Kamis: 10.00-18.00, Jumat: 09.00-19.00, Sabtu : 09.00-15.00
11 Pekanbaru : Jl. Ahmad Yani Kav. VI No. 2L-2M, PO (0761) 839 235, Fax. (0761) 839 239
C.Care-phone: (0761) 839 233, Email: orderpkb@oriflame.co.id, C.Care-mail:
Pekanbarucc@oriflame.co.id, Jam operasional: Senin – Kamis: 09.30-18.30, Jumat: 09.00-
19.00, Sabtu : 09.00-15.00
12 Balikpapan : Jl. Ahmad Yani No. 40A, PO (0542) 750 269, Fax. (0542) 750 268, C.Care-
phone (0542) 750 270, Email: orderbpp@oriflame.co.id, C.Care-mail:
Balikpapancc@oriflame.co.id, Jam operasional: Senin – Kamis: 10.00-18.00, Jumat: 09.00-
19.00, Sabtu : 09.00-15.00

14
No Alamat Lengkap
13 Denpasar : Pertokoan Dewata Square, Jl. Letda Tantular No 1 Renon, Denpasar, PO (0361)
227799, Fax (0361) 264399, C.Care-phone: (0361) 227699, Email orderdps@oriflame.co.id,
C.Care-mail: Denpasarcc@oriflame.co.id, Jam operasional: Senin – Kamis: 09.30-18.30
(WITA), Jum'at: 09-00-19.00 (WITA), Sabtu: 09.00-15.00 (WITA)
14 Semarang : Komp. Ruko Majapahit A2-A3, Jl. Majapahit 107, PO (024) 6718713, Fax. (024)
6734854, C.Care-phone (024) 6713941, Email ordersmg@oriflame.co.id, C.Care-mail:
Semarangcc@oriflame.co.id, Jam operasional:, Senin – Kamis: 10.00-18.00, Jumat: 09.00-
19.00, Sabtu : 09.00-15.00
15 Palembang : Jl. Letkol Iskandar No.546-548, PO (0711) 372 506, Fax. (0711) 361 625
C.Care -phone: (0711) 359 154, Email orderplb@oriflame.co.id, C.Care -mail:
Palembangcc@oriflame.co.id, Jam operasional:, Senin – Kamis: 10.00-18.00, Jumat: 09.00-
19.00, Sabtu : 09.00-15.00
16 Manado : Komp Megamas, Ruko Mega Bright Blok E No 7, Jl. Piere Tendean Boulevard,
Manado, PO (0431) 8880608, Fax (0431) 8880609, C.Care-phone: (0431) 8880584, Email
ordermdo@oriflame.co.id, C.Care-mail: Manadocc@oriflame.co.id
Jam operasional: Senin – Kamis: 10.00-18.00 (WITA), Jum'at: 09-00-19.00 (WITA)
Sabtu: 09.00-15.00 (WITA)
Sumber : https://alamatkantororindo.wordpress.com/

Oriflame merupakan perusahaan internasional dalam bidang perawatan dan kecantikan


dengan sistem penjualan langsung nomor 1 di eropa dengan logo oriflame di bawah ini :

Gambar 4. Logo Oriflame

Sumber : Wikipedia

Untuk meningkatkan minat dan menjaga , membentuk citra serta mempromosikan


suatu produk terhadap konsumen biasanya melalui penunjukan brand ambassador.

15
Apa arti brand ambassador ? “Brand Ambassador adalah orang yang dipekerjakan oleh
perusahaan untuk menjadi tenaga penjualan dan perwakilan fisik dari perusahaan sehubungan
pemasaran dan penjualan, duta besar merek dimaksudkan mewujudkan citra perusahaan
dalam penampilan, sikap, nilai, dan etika “( Sumber : Wikipedia ).

Gambar 5. Brand ambassador

Sumber : Wikipedia

Penyanyi Rossa sebagai Brand Ambasador Oriflame Indonesia. Brand Ambassador Oriflame
2013 di Indonesia yaitu Rossa seorang pernyanyi terkenal di indonesia yang selalu tampil
mempesona menarik ( look great ) , mandiri menghasilkan uang (make money) dapat
menemukan kesenangan dalam pekerjaannya (have fun) . Suatu perusahaan yang
internasional di dukung oleh logo-logo yang di akui seluruh dunia karena produk-produk
oriflame memiliki standar tinggi dan selalu mematuhi pedoman dan kelayakan. Kesemuanya
ditampilkan sebagai simbol yang tertera di katalog dan produk oriflame.

16
C. Green Marketing Oriflame
Logo-Logo ternasional yang ada di oriflame yang di akui dunia dan menggambarkan
tentang go green yang di terapkan langsung pada perusahaan:

1. Logo daun artinya produk oriflame alami berasal dari sari pati tumbuh-
tumbuhan. Jadi konsumen tidak perlu khawatir produk oriflame aman tidak
mengandung bahan kimia yang berbahaya.

Gambar 6. Logo Alami Produk Oriflame,

Sumber : Wikipedia

2. Logo segitiga artinya kemasan produk oriflame bisa didaur ulang sehingga tidak
merusak dan tidak mencemarkan lingkungan sehingga ramah lingkungan.

Gambar 7. Kemasan Produk Oriflame bisa di daur ulang

Sumber : Wikipedia

3. Logo telapak kaki hewan artinya produk oriflame tidak di uji cobakan pada hewan
tapi produk oriflame diujicobakan pada manusia langsung yaitu sukarelawan, berarti
produk oriflame ini ramah terhadap hewan.
Gambar 8. Oriflame bersahabat dengan Hewan

Sumber : Wikipedia

4. Logo Bola dunia artinya produk oriflame yang mengandungg aerosol yang ada
pada parfum maupun body spraynya tidak merusak lapisan ozon ,Jadi Oriflame
ramah Lingkungan.
Gambar 9. Oriflame menghargai lingkungan

17
Sumber : Wikipedia
5. Logo 100% garansi artinya Oriflame menggaransi pengembalian uang 100% jika
ada terjadi kerusakan pada kulit wajah setelah pemakaian produk oriflame dengan
ketentuan syarat yang berlaku, Jadi benar-benar oriflame produknya terjamin.

Gambar 10. Jaminan Kepuasan 100% Produk Oriflame

Sumber : Wikipedia

6. Logo halal dari MUI untuk produk kesehehatan yaitu Nutrishake

Gambar 11. Sertifikat halal dari MUI untuk Nutrishake Produk Oriflame

Sumber : Wikipedia

7. Logo Rainforest Alliance artinya kertas oriflame yang digunakan untuk pembuatan
katalog dan flayer oriflame berasal dari hutan tanam kembali di Swedia.

Gambar 12. Kertas oriflame berasal dari hutan tanam kembali di swedia

Sumber : Wikipedia

18
8. Logo Oriflame Foundation yaitu badan amal internasional untuk anak-anak
terlantar di dunia . Jadi sebagian keuntungan yg diperoleh oriflame akan di
sumbangkan kepada anak-anak terlantar di dunia.

Gambar 13. Oriflame foundation badan amal internasional untuk anak


terlantar di dunia

Sumber : Wikipedia (diakses Mei 2019)

9. Logo APLI yaitu Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia artinya oriflame masuk ke
indonesia resmi dan otomatis juga jika tembus APLI maka BPOM juga tembus dan
Oriflame terdaftar di APLI dan BPOM ( badan pengawasan obat dan makanan ).

Gambar 14. Oriflame terdaftar resmi di APLI

Sumber : Wikipedia (diakses Mei 2019)

19
10. WFDSA (World Federation Direct Selling Association) Oriflame terdaftar di
Asosiasi penjualan langsung sedunia.

Gambar 15. WFDSA (World Federation Direct Selling Association)

Sumber : Wikipedia (diakses Mei 2019)

11. Ecocert yaitu sertifikat yang membuktikan bahwa produk oriflame benar-benar
alami yang disahkan oleh Ecosert Greenlife, menurut Ecosert Standart yang
tercantum di http://www.cosmetics.ecocert.com.

Gambar 16. Ecocert Greenlife mengesahkan produk oriflame benar alami

Sumber : Wikipedia (diakses Mei 2019)

20
12. Logo Ecocert ini tercantum di produk oriflame ecobeauty . Bahan dasar
ecobeauty adalah kelapa (coconut) dan shea butter yang di produksi di india dan
afrika yang dimana dengan fairtrade oriflame ikut membangun masa depan yang
lebih baik bagi komunitas petani di India dan Afrika.

Gambar 17. Perawatan wajah dengan Produk Ecobeauty Oriflame

Sumber : Wikipedia (diakses Mei 2019)

13. Fairtrade Oriflame, logo Fairtrade tercantum di produk oriflame ecobeauty

Gambar 18. Penempatan logo Fairtrade Oriflame

Sumber : Wikipedia (diakses Mei 2019)

21
14. FCS yang mengeluarkan sertifikat resmi bahwa oriflame termasuk perusahaan go
green yang memastikan material kertasnya merupakan produksi hutan tanam
kembali.

Gambar 19. Logo FCS pada produk oriflame ecobeauty

Sumber : Wikipedia (diakses Mei 2019)

15. Logo Vegan berarti produk berasal dari sari pati tumbuhan, yang membuktikan
bahwa produk oriflame menggunakan bahan alami tumbuhan dengan adanya logo
tersebut.

Gambar 20. Logo Vegan tercantum di produk oriflame ecobeauty .

Sumber : Wikipedia (diakses Mei 2019)

22
D. Analisis Penerapan 5- R pada Perusahaan Oriflame

1. Reuse (penggunaan kembali).


Prinsip reuse dilakukan oriflame dengan cara Bantu kurangi limbah lingkungan
dengan tas daur ulang yang terbuat dari kanvas tahan lama ini. Pilihan sempurna
untuk menjinjing kebutuhan sehari-hari, belanja grosir, atau belanja di mall
sebagai alternatif yang lebih baik untuk kantong plastik sekali pakai.
Oriflame terus berupaya mengurangi dampak yang berfokus terutama pada emisi
air dari produk yang dihasilkan. Selama bertahun-tahun Oriflame telah
menggunakan agen pembersih biodegradable dalam produk pembilasan
bodycare-nya, dan pada tahun 2017 kami telah meluncurkan rangkaian Love
Nature dengan formulasi biodegradable lengkap. Hal ini digunakan dalam upaya
untuk lebih memperkuat pendekatan terhadap pengelolaan limbah air yang
selama ini dihasilkan.
Gambar 21. Oriflame Eco Bag

Sumber : https://id.oriflame.com/products/product?code=121601, diakses pada hari selasa tanggal 13 Maret 2019

2. Reduce (Pengurangan)
Mengurangi pemakaian suatu barang atau pola perilaku manusia yang dapat
mengurangi produksi sampah, serta tidak melakukan pola konsumsi yang berlebihan.
Contohnya adalah mengurangi penggunaan barang yang tidak bisa didaur ulang, dll.
Oriflame telah secara signifikan mengurangi penggunaan minyak bumi sebagai
bahan dalam formulasi produknya sejak 2009, menggantikannya dengan alternatif

23
turunan tanaman (bahan-bahan alami dari bagian tumbuhan). Pada 2017 Oriflame
telah meluncurkan Love Nature bilas baru dengan formulasi biodegradable, dalam
upaya untuk lebih memperkuat pendekatan terhadap pengelolaan air.
Padatahun 2015 juga Oriflame meluncurkan kemasan biopolimer pertama kami
sebagai percobaan alternatif berbasis tanaman untuk plastik berbasis minyak bumi.
Inisiatif semacam ini membantu mengurangi dampak lingkungan total dari kemasan.

Gambar 22. Contoh Produk Love Nature Berkemasan Biopolimer

Sumber : https://www.facebook.com/oriflame.shops, diakses selasa, 13 Maret 2019

3. Recycle (Mendaur Ulang)


Kegiatan mengolah kembali (mendaur ulang). Pada prinsipnya, kegiatan ini
memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah materinya untuk dapat digunakan
lebih lanjut. Contohnya adalah memanfaatkan dan mengolah sampah organik untuk
dijadikan pupuk kompos, memanfaatkan barang bekas untuk dibuat kerajinan, dll.
Padatahun 2017 Oriflame terus menggunakan scrub yang berasal dari alam–
seperti pemanfaatan kembali kulit kacang almond, biji buah, lilin tanaman dan silica
di semua produk scrub Oriflame. Penggunaan bahan ini adalah sebagai ganti dari
diberhentikannya produksi produk lama dengan microbeads plastik pada akhir 2016.
Selain itu, Oriflame juga berhenti menggunakan glitter plastik (juga plastik padat) di
produk bilasnya.

4. Replace (Penggantian)
Kegiatan untuk mengganti pemakaian suatu barang atau memakai barang
alternatif yang sifatnya lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali. Upaya
ini dinilai dapat mengubah kebiasaan seseorang yang mempercepat produksi sampah.
Contohnya adalah mengubah penggunaan kertas tisu dengan menggunakan sapu
tangan, dll.

24
Misalnya, alih-alih menggunakan alkohol sintetik berbasis minyak bumi di Eau
de Toilettes dan aerosol, Oriflame menggunakan alkohol asal alami yang paling sering
berasal dari biji-bijian fermentasi.
Gambar 23. Contoh Produk Eau de Toilettes yang Menggunakan Alkohol Alami

5. Replant (Penanaman Kembali)


Kegiatan penanaman kembali, sering juga disebut reboisasi. Contohnya adalah
melakukan kegiatan reboisasi hutan, mangrove, pemanfaatan pekarangan secara
optimal untuk mengurangi global warming.
Oriflame memang tidak menggadakan penanaman kembali ataupun
menggembang biakkan jenis hewan atau tumbuhan tertentu, tetapi Oriflame
berkomitmen untuk tidak menggunakan bahan yang berasal dari hewan (bulu,kulit)
ataupun tumbuhan jenis langka. Selain itu juga Oriflame tidak pernah menguji produk
atau bahannya pada hewan pada tahap apa pun selama pengembangan produk.
Oriflame selalu menganjurkan metode uji alternatif dan menggunakan metode in-vitro
(non-hewan) terbaru untuk setiap tes yang tidak sesuai untuk sukarelawan manusia -
misalnya, iritasi mata. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga kelestarian alam. Ini
menjelaskan mengapa kami tidak menggunakan bahan-bahan yang berasal dari flora
dan fauna yang dilindungi atau hampir punah, dan mengapa kami adalah salah satu
perusahaan pertama di dunia yang menggunakan bahan-bahan yang bersumber
langsung dari alam.
Pada tahun 2017, 97% dari kertas katalog dariOriflame (99% pada tahun 2016) berasal
dari sumber yang disertifikasi secara kredibel dan 99% dari kemasan karton dan selebaran
display bersumber dari hutan bersertifikasi FSCTM. Sertifikasi FSTCM adalah sertifikasi
yang dirancang untuk membantu konsumen beroperasi dengan cara yang bertanggungjawab
secara lingkungan, ekonomi, dan sosial. Ini menjamin pelanggan bahwa produk berlabel
FSC yang di beli berasal dari hutan dan rantai pasokan yang dikelola secara
bertanggungjawab.

25
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, adapun tindakan yang dilakukan oleh Oriflame
untuk terus berkontribusi dalam lingkungan. Sejak 2010, Oriflame telah mengurangi emisi
gas rumah kaca (GRK) absolut kami sebesar 24%. Pada 2017 total emisi meningkat sebesar
18% dibandingkan dengan 2016 sebagai akibat dari peningkatan perjalanan, peningkatan
jumlah transportasi produk karena peningkatan aktivitas bisnis dan peningkatan pelaporan.
Oriflame terus berupaya meningkatkan pengiriman dan logistik global. Sejak 2010
jumlah palet yang dikirim telah berkurang sebesar 32%. Upaya oriflame telah menghasilkan
penurunan 49% dalam emisi GRK absolute sejak 2010 dan penurunan 25% dalam emisi per
palet. Dalam CDP (Carbon Disclosure Project) 2017 evaluasi perubahan iklim Oriflame
dianugerahi skor B-, yang mencerminkan tindakan Oriflame untuk mengurangi emisi karbon
dan mengurangi risiko bisnis dari perubahan iklim.
Oriflame mencapai skor B Manajemen, untuk kayu dan kelapa sawit, dalam program
hutan CDP, pengakuan atas tindakan Oriflame untuk mendapatkan produk berbasis hutan
secara bertanggungjawab. Perusahaan terus mengambil langkah-langkah untuk mendukung
produksi dan penggunaan minyak sawit berkelanjutan. Pada 2017, lebih dari 8% minyak
sawit yang digunakan dalam barang jadi disertifikasi oleh Mass Balance. Sisa penggunaan
ditanggung oleh Kredit RSPO (Sustainable Palm Oil).

Oriflame juga terus-menerus memonitor laporan ilmiah tentang masalah lingkungan


agar tetap terkini dan terinformasi. Dengan membangun pemahaman menyeluruh tentang
bahan-bahan yang digunakan, Oriflame dapat membuat laporan yang akurat kepada audiens
internal dan eksternal dan mengetahui dimana dan bagaimana melakukan perbaikan yang
paling berdampak.

26
BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan dari pembahasan tentang penerapan green marketing terhadap


perusahaan oriflame menunjukkan bahwa perusahaan oriflame menerapkan keseluruhan
alami sesuai dengan visinya. Sejalan dengan teori yang dikemukaan oleh Polonsky (dalam
Wu and Chen, 2014 mengacu pada teori ini perusahaan oriflame menggunakan konsep yaitu:
a. Green production process, oriflame memproduksi dengan teknologi yang
membatasi polusi atau memiliki manfaat terhadap lingkungan.
b. Green financial affairs, perusahaan oriflame mempertimbangkan nilai-nilai
keuangan dan moneter untuk investasi ekologi dan kerusakan hutan dengan bukti
perusahaan ini mendapatkan sertifikasi logo Ecocert.
c. Reasons of being green, sejak dari awal berdirinya oriflame memegang teguh visi
nya yaitu peduli terhadap lingkungan.

Selain terus memberikan kontribusi kepada lingkungan dalam penilaian keamanan


produk Oriflame menempatkan semua bahan baku kosmetik baru melalui proses peninjauan
keberlanjutan yang ketat dan menilai pada tiga kriteria berikut:
1. Kealamian: ini berasal dan menentukan apakah bahan telah datang langsung dari alam
atau telah diproses dengan beberapa cara – seperti pengepresan fisik seperti minyak
alpukat, atau proses bioteknis seperti fermentasi.
2. Dampak lingkungan: ini melibatkan pengecekan apakah suatu material berasal dari
tanaman atau ekosistem yang terancam punah, dan mengevaluasi
biodegradabilitasnya dan potensitoksisitas perairan.
3. Ethicalness: kami melihat apakah bahannya berbasis hewan, mengandung organisme
hasil rekayasa genetika atau memiliki hubungan dengan pekerjaan atau masalah
konflik.

27
DAFTAR PUSTAKA

Chen, Y, S. 2010. The Driver of Green Brand Equity: Green Brand Satisfaction, and Green
Trust. Journal of Business Ethics, 93(2): 307-319.

Dahlstrom, Robert. 2011. Green Marketing Managment. South-Western: Cengage Learning.

Haryadi, R. 2009. Pengaruh Strategi Green Marketing Terhadap Pilihan Konsumen Melalui
Pendekatan Marketing Mix. Journal of Economic and Business. 4(7), pp:52-72.

http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00700-IF%20Bab2001.pdf. Diakses pada hari


Selasa, 13 Maret 2019

Junaedi, M., Shellyana. 2005. Pengaruh Kesadaran Lingkungan Pada Niat Beli Produk Hijau:
Studi Perilaku Konsumen Berwawasan Lingkungan. Benefit, 9(2), pp:189-201.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Kaller. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi 13. Jilid 1. Jakarta:
Erlangga

Lee, K. 2009. Gender differences in Hong Kong adolescent consumers’ green purchasing
behavior. The Journal of Consumer Marketing, 26(2), pp:87- 96.

Lozada, H.R. 2000. Ecological Sustainability and Marketing Strategy: Review and
Implication. Seton: Hall University.

Manongko, Allen A. CH. 2011. Green Marketing Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan
Pembelian Melalui Minat Membeli Produk Organik (Studi Pada Pelanggan Produk
Organik di Kota Manado). Tesis. Malang: Universitas Brawijaya.

Menon, A., Menon, A. 1997. Enviropreneurial Marketing Strategy: The Emergence of


Coorporate Environmentalism as Market Strategy. The Journal of Marketing, 6(1),
pp:51 - 67.

Nilasari, N. P. H., Kusumadewi, N. 2016. Peran Sikap Dalam Memediasi Pengaruh


Kepedulian Lingkungan Terhadap Niat Beli Kosmetik Hijau Merek The Body Shop. E-
Journal Universitas Udayana, 5 (1), pp: 121- 148.

Polonsky, M., Carlson, L., Grove, S., Kangun, N. 1997. International Environmental
Marketing Claims – Real Changes Or Simple Posturing. International Marketing
Review, 14(4), pp: 218–232.

Putripeni M., Suharyono., Kusumawati, A. 2014. Pengaruh Green Marketing Terhadap Brand
image dan Keputusan Pembelian (Studi pada Konsumen The Body Shop Mall Olympic
Garden Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, 10(1), pp:1-10

28
www.etikasarihappy.wordpress.com/tag/oriflame-perusahaan-go-green. Sales Growt
Oriflame 16 Tahun Terakhir. Diakses pada hari Selasa, 13 Maret 2019.

www.id.oriflame.com/about/sustainability. Diakses pada hari Selasa, 13 Maret 2019

www.kosmetikoriflame.blogspot.co.id/2012/03/sejarahoriflame. Diakses pada hari Selasa, 13


Maret 2019

www.indonesiakosmetikoriflame.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-oriflame. Diakses pada hari


Selasa, 13 Maret 2019

www.berbisnisaja.blogspot.co.id/2014/02/keunggulan-oriflame.html. Diakses pada hari


Selasa, 13 Maret 2019

Zeithaml, V. 1988. Consumer Perceptions of Price, Quality, and Value: A Means- End Model
and Synthesis of Evidence. Journal of Marketing, 52(3), pp: 2- 22.

29

Anda mungkin juga menyukai