Makalah Korupsi 4
Makalah Korupsi 4
“PEMBERANTASAN KORUPSI”
Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi
Dosen : Idah Paridah, M.Pd.I.
Disusun Oleh :
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAPATA AL-JAWAMI BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi dengan judul
“Pemberantasan Korupsi”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak.Terakhir kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
i|PEMBERANTASAN KORUPSI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…….…………........................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………………...……...............................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pemberantasan Korupsi..................................................................................3
2.2 Strategi Pemberantasan Korupsi.................................................................................4
2.3 Upaya Pencegahan Pada Level Personal Atau Individu.............................................6
2.4 Upaya Pencegahan Pada Level Organisasi.................................................................7
2.5 Peran Dan Kedudukan Lembaga Anti Korupsi...........................................................9
2.6 Pencegahan Korupsi Disektor Publik........................................................................10
2.7 Pencegahan Sosial Dan Pemberdayaan Masyarakat.................................................11
2.8 Pembuatan Instrument Hukum..................................................................................12
2.9 Mentoring Dan Evaluasi............................................................................................13
2.10 Upaya Penindakan.....................................................................................................13
2.11 Organisasi Internasional Anti Korupsi......................................................................13
2.12 Lembaga Swadaya Anti Korupsi Internasional.........................................................16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………................................................................................................18
3.2 Saran……..…………................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………...……..............................................19
ii | P E M B E R A N T A S A N K O R U P S I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah korupsi di Indonesia pada mulanya hanya terkandung dalam khazanah
perbincangan umum untuk menunjukkan penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan
pejabat-pejabat Negara. Namun karena penyakit tersebut sudah mewabah dan terus
meningkat dari tahun ke tahun bak jamur di musim hujan, maka banyak orang memandang
bahwa masalah ini bisa merongrong kelancaran tugas-tugas pemerintah dan merugikan
ekonomi Negara.
Rakyat kecil yang tidak memiliki alat pemukul guna melakukan koreksi dan memberikan
sanksi pada umumnya bersikap acuh tak acuh. Namun yang paling menyedihkan adalah sikap
rakyat menjadi apatis dengan semakin meluasnya praktik-praktik korupsi oleh be-berapa
oknum pejabat lokal, maupun nasional.
Kelompok mahasiswa sering menanggapi permasalahan korupsi dengan emosi dan de-
monstrasi. Tema yang sering diangkat adalah “penguasa yang korup” dan “derita rakyat”.
Mereka memberikan saran kepada pemerintah untuk bertindak tegas kepada para korup-tor.
Hal ini cukup berhasil terutama saat gerakan reformasi tahun 1998. Mereka tidak puas
terhadap perbuatan manipulatif dan koruptif para pejabat. Oleh karena itu, mereka ingin
berpartisipasi dalam usaha rekonstruksi terhadap masyarakat dan sistem pemerin-tahan secara
menyeluruh, mencita-citakan keadilan, persamaan dan kesejahteraan yang merata.
Persoalan korupsi di Negara Indonesia terbilang kronis, bukan hanya membudaya tetapi
sudah membudidaya. Pengalaman pemberantasan korupsi di Indonesia menunjukkan bahwa
kegagalan demi kegagalan lebih sering terjadi terutama terhadap pengadilan koruptor kelas
kakap dibanding koruptor kelas teri.
Beragam lembaga, produk hukum, reformasi birokrasi, dan sinkronisasi telah dilakukan,
akan tetapi hal itu belum juga dapat menggeser kasta pemberantasan korupsi. Seandainya saja
kita sadar, pemberantasan korupsi meski sudah pada tahun keenam perayaan hari antikorupsi
ternyata masih jalan ditempat dan berkutat pada tingkat “kuantitas”. Keberadaan lembaga-
lembaga yang mengurus korupsi belum memiliki dampak yang menakutkan bagi para
koruptor, bahkan hal tersebut turut disempurnakan dengan pemihakan-pemihakan yang tidak
jelas.
Dalam masyarakat yang tingkat korupsinya seperti Indonesia, hukuman yang setengah-
setengah sudah tidak mempan lagi. Mulainya dari mana juga merupakan masalah besar,
karena boleh dikatakan semuanya sudah terjangkit penyakit birokrasi. Hal ini tentu saja
1|PEMBERANTASAN KORUPSI
sangat memprihatinkan bagi kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat
yang terbukti melekukan tindak korupsi. Maka dari itu, di sini kami akan membahas tentang
korupsi di Indonesia dan upaya untuk memberantasnya
2|PEMBERANTASAN KORUPSI
BAB II
PEMBAHASAN
3|PEMBERANTASAN KORUPSI
pindahkan dalam kurun waktu tertentu.Jadi, usulan hukuman mati adalah pilihan terakhir
ketika korupsi masih saja ada ketika gambaran hukuman pengasingn itu diterapkan.Rasanya
masih banyak pulau-pulau di Indonesia ini untuk mengucilkan kehidupan para koruptor itu.
1
Sumber: Https://Makalahnih.Blogspot.Com/2014/09/6-Strategi-Pencegahan-Dan-Pemberantasan.Html.
Tanggal 30/3/2019 Waktu 22.56 Wib
6|PEMBERANTASAN KORUPSI
diawasi/dikendalikan. Sehingga semua tindakan, keputusan,kebijaksanaan dapat
dipertanggung jawabkan.
c. Menetapkan standar rekrutmen yang baik, dimana penerimaancalon penatalayanan
harus mempunyai (dilengkapi) syarat yarat yang sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan.Dimana kriteria tersebut adalah kriteria kepribadian yang tepat
(jeniskepribadian yang sesuai, misalnya tingkat affiliasi tinggi, needs ofachievement
tinggi, dlsb), motivasi, pengetahuan teknis, dan kejujuran moral.
d. Memperbaiki mutu lulusan sekolah-sekolah tinggi, PerguruanTinggi yang merupakan
pabrik penata-layanan, dengan menetapkan standar penerimaan yang cukup tinggi,
menetapkan
standar minimal pencapaian prestasi yang cukup menjamin kualitas, meramu
kurikulum yang memuat unsur-unsur manajemen modern, perilaku-organisasi,
sosiologi, pengetahuan hukum,guna mendapatkan lulusan yang sadar akan
keberadaannya, ditengah lingkungan masyarakat yang terus maju dengan cepat, dan
tingkat kemajemukan yang tinggi.
e. Menindak tegas seluruh pelanggaran organisasi yang bertujuan untuk mencari
keuntungan pribadi, guna mencegah timbulnya preseden buruk di kemudian hari.
Karena berdasarkan pengalaman banyak tindak korupsi yang terjadi adalah karena
meniru atau pengulangan. Menanamkan pemahaman bahwa organisasi
mempu Meningkatnya keadilan dan penegakan hukum yang tercermin dari
terciptanya sistemhukum yang adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif serta yang
memberikan perlindungandan penghormatan terhadap hak asasi manusia. .2
2
Https://Www.Kompasiana.Com/Rickyhasibuan/55007adaa333117c6f5112fa/Bagaimana-Cara-Mencegah-
Korupsi. Tanggal 30/3/2019 Waktu 23.15 Wib
7|PEMBERANTASAN KORUPSI
dicap sebagai salah satu negara terkorupkelima di dunia tentunya ada beberapa hal yang
kurang tepat dalam pelaksanaan kebijakanatau pun kinerja dari lembaga pemberantasan
korupsi tersebut. Tidak berjalannya program- program pemberantasan korupsi di Indonesia
selama ini lebih banyak dikarenakan :
1. Dasar hukum untuk melaksanakan tugas dan fungsi dalam pemberantasan korupsi
tidak kuat.
2. Program pemberantasan korupsi tidak dilakukan secara sistematis dan terintegrasi.
3. Sebagian lembaga yang dibentuk tidak punya mandat atau tidak melakukan
program pencegahan, sementara penindakan tindak pidana korupsi dilaksanakan secar
a sporadis,sehingga tidak menyurutkan pelaku korupsi lain dalam melakukan
pelanggaran yang sama.
4. Masyarakat mempunyai persepsi bahwa lembaga anti korupsi yang dibentuk
berafiliasikepada golongan/partai tertentu sehingga masyarakat tidak mempercayai
keberhasilanlembaga tersebut dalam memberantas korupsi.
5. Tidak mempunyai sistem sumber daya manusia yang baik, sistem rekrutmennya
tidaktransparan, program pendidikan dan pelatihan tidak dirancang untuk
meningkatkan profesionalisme pegawai dalam bekerja, sehingga SDM yang ada pada
lembaga tersebut tidakmemiliki kompetensi yang cukup dalam melaksanakan tugas
dalam pemberantasan korupsi.
6. Tidak didukung oleh sistem manajemen keuangan yang transparan dan
akuntabel.Sistem penggajian pegawai yang tidak memadai, mekanisme pengeluaran an
ggaran yang tidakefisien dan pengawasan penggunaan anggaran yang lemah.
7. Lembaga dimaksud menjalankan tugas dengan benar hanya pada tahun pertama dan
kedua,maka setelah itu menjadi lembaga pemberantas korupsi yang korup dan
akhirnya dibubarkan(Mochammad, 2009).Upaya pencegahan dan pemberantasan
korupsi bukanlah suatu hal yang baru dalamkebijakan pembangunan di Indonesia.
Kebijakan tersebut telah dilaksanakan pemerintahsejak masa Orde Lama. Begitu pula
pada masa Orde Baru juga telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971
tentang Pemberantasan Tindak Pidana KorupsiAgenda yang terkait dengan
pencegahan dan pemberantasan korupsi adalah agendamewujudkan Indonesia yang
adil dan demokratis. Dalam agenda tersebut terdapat beberapasasaran penting yang
hendak dicapai antara lain:
Meningkatnya keadilan dan penegakan hukum yang tercermin dari terciptanya
sistemhukum yang adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif serta yang
8|PEMBERANTASAN KORUPSI
memberikan perlindungandan penghormatan terhadap hak asasi manusia;
terjaminnya konsistensi seluruh peraturan perundang-
undangan di tingkat pusat dan daerah sebagai bagian dari upaya memulihkan
kembali kepercayaan masyarakat terhadap kepastian hukum, dengan prioritas
penegakanhukum .
Meningkatnya pelayanan birokrasi kepada masyarakat yang tercermin dari:
1. Berkurangnyasecara nyata praktek korupsi di birokrasi, dan dimulai dari
tataran(jajaran)pejabat yang paling atas
2. Terciptanya sistem pemerintahan dan birokrasi yang bersih, akuntabel,trans
paran, efisien dan berwibawa
3. Terhapusnya aturan, peraturan dan praktek. 3
a) Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang terdiri dari 5 (lima) Anggota Komisi
Pemberantasan Korupsi
b) Tim Penasihat yang terdiri dari 4 (empat) Anggota
c) Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai pelaksana tugas.4
Sebelum penyidik pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penyidikan
terhadap tindak pidana korupsi yang terjadi, terlebih dahulu penyidik harus mengetahui
mengenai terjadinya tindak pidana korupsi tersebut. Pengetahuan tentang telah terjadinya
tindak pidana korupsi dapat diketahui dari proses penyelidikan, penyidikan dan
penuntutan.
3
Https://Www.Kompasiana.Com/Rickyhasibuan/55007adaa333117c6f5112fa/Bagaimana-Cara-Mencegah-
Korupsi. Tanggal 30/3/2019 Waktu 23.15 Wib
4
Lihat penjelasan Pasal 3, Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.
Tanggal 30/3/2019 Waktu 23.30 Wib
9|PEMBERANTASAN KORUPSI
Kedudukan
Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK adalah lembaga negara yang dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh
kekuasaan manapun. 5 Hal tersebut dinyatakan pada Pasal 3 Undang-undang Nomor 30
Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Komisi
Pemberantasan Korupsi atau KPK adalah lembaga negara bantu yang dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh
kekuasaan manapun.5 Walaupun memiliki independensi dan kebebasan dalam
melaksanakan tugas dan kewenangannya, namun KPK tetap bergantung kepada cabang
kekuasaan lain dalam hal yang berkaitan dengan perangkat keanggotaannya. Dalam Pasal
30 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi menentukan bahwa pimpinan KPK yang terdiri dari satu ketua dan empat wakil
ketua, yang semuanya merangkap sebagai anggota, dipilih oleh DPR berdasarkan calon
anggota yang diusulkan oleh Presiden. KPK juga memiliki hubungan kedudukan yang
khusus dengan kekuasaan yudikatif, setidaknya untuk jangka waktu hingga dua tahun ke
depan karena Pasal 53 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengamanatkan pembentukan Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi (Tipikor) yang bertugas dan berwenang memeriksa serta memutus tindak
pidana korupsi yang penuntutannya diajukan oleh KPK. KPK sendiri dibentuk dengan
latar belakang bahwa upaya pemberantasan tindak pidana korupsi yang telah dilakukan
hingga sekarang belum dapat dilaksanakan secara optimal. Keberadaan lembaga negara
ada yang tercantum di dalam UUD NRI 1945 dan ada pula yang dibentuk berdasarkan
undang-undang, diantaranya KPK yang disebut sebagai lembaga negara bantu. Dengan
demikian, keberadaan lembaga KPK secara yuridis adalah sah berdasarkan konstitusi dan
secara sosiologis telah menjadi kebutuhan bangsa dan Negara Republik Indonesia.6
5
Jeremy Pope, 2003, Strategi Memberantas Korupsi Elemen Sistem Integritas Nasional, Transparency
International Indonesia dan Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, hal. 177. Tanggal 01/4/2019 Waktu 08.00 Wib
6
file:///C:/Users/S%20a%20n%20d%20r%20a%20_%202017/Downloads/10714-1-19654-1-10-20141017.pdf.
Tanggal 01/4/2019 Waktu 08.10 Wib
10 | P E M B E R A N T A S A N K O R U P S I
kekayaan setelah selesai menjabat. Kesulitan timbul ketika kekayaan yang didapatkan
dengan melakukan korupsi dialihkan kepemilikannya ke orang lain.
b. Pengadaan barang atau kontrak pekerjaan di pemerintahan pusat dan daerah maupun
militer sebaiknya melalui lelang atau penawaran secara terbuka. Masyarakat diberi
akses untuk dapat memantau dan memonitor hasil pelelangan tersebut.
c. Korupsi juga banyak terjadi dalam perekrutan pegawai negeri dan anggota TNI-Polri
baru. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme sering terjadi dalam proses rekrutmen tersebut.
Sebuat sistem yang transparan dan akuntabel dalam hal perekrutan perlu
dikembangkan.
d. Sistem penilaian kinerja pegawai negeri yang menitik-beratkan pada proses (process
oriented) dan hasil kerja akhir (result oriented) perlu dikembangkan. Untuk
meningkatkan budaya kerja dan motivasi kerjanya, bagi pegawai negeri yang
berprestasi perlu diber insentif.7
7
Http://Jeyysiska.Blogspot.Com/2013/07/Pencegahan-Dan-Upaya-Pemberantasan.Html. Tanggal 01/4/2019
Waktu 08.25 Wib
11 | P E M B E R A N T A S A N K O R U P S I
f. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau NGOs baik tingkat lokal maupun
internasional juga memiliki peran penting untuk mencegah dan memberantas korupsi.
Sejak era Reformasi, LSM baru yang bergerak di bidang Anti Korupsi banyak
bermunculan. LSM memiliki fungsi untuk melakukan pengawasan atas perilaku
pejabat publik. Contoh LSM lokal adal ICS (Indonesian Corruption Watch).
g. Cara lain untuk mencegah dan memberantas korupsi adalah dengan menggunakan
perangkat electronic surveillance. Alat ini digunakan untuk mengetahui dan
mengumpulkan data dengan menggunakan peralatan elektronik yang dipasang di
tempat-tempat tertentu. Misalnya kamera video (CCTV).
h. Melakukan tekanan sosial dengan menayangkan foto dan menyebarkan data para
buronan tindak pidana korupsi yang putusan perkaranya telah berkekuatan hukum
tetap.8
8
Http://Jeyysiska.Blogspot.Com/2013/07/Pencegahan-Dan-Upaya-Pemberantasan.Html. Tanggal 01/4/2019
Waktu 08.25 Wib
9
Http://Jeyysiska.Blogspot.Com/2013/07/Pencegahan-Dan-Upaya-Pemberantasan.Html. Tanggal 01/4/2019
Waktu 08.25 Wib
12 | P E M B E R A N T A S A N K O R U P S I
2.9 Menitoring dan Evaluasi
Perlu pemantauan dan evaluasi terhadap seluruh pekerjaan atau kegiatan pemberantasan
korupsi agar diketahui capaian yang telah dilakukan. Melalui pemantauan dan evaluasi dapat
dilihat strategi atau program yang sukses dan gagal. Program yang sukses sebaiknya
silanjutkan, sementara yang gagal dicari penyebabnya.
Pengalaman di negara lain yang sukses maupun gagal dapat dijadikan bahan pertimbangan
ketika memilih cara, strategi, upaya, maupun program permberantasan korupsi di negara
tertentu. 10
10
Http://Jeyysiska.Blogspot.Com/2013/07/Pencegahan-Dan-Upaya-Pemberantasan.Html. Tanggal 01/4/2019
Waktu 08.25 Wib
11
(https://id.scribd.com/doc/295595199/UPAYA-PEMBERANTASAN-KORUPSI) Tanggal 01/4/2019 Waktu
09.10 Wib
13 | P E M B E R A N T A S A N K O R U P S I
pengetahuan dan praktek di bidang anti-korupsi dan berusaha untuk memberdayakan para
profesional untuk menghadapi tantangan masa depan.12 Indonesia Tingkatkan Kerja Sama
dengan IACA, bertujuan “Guna mewujudkan Indonesia yang bersih dari korupsi, perlu
adanya koordinasi, supervisi, monitoring, pencegahan, dan penindakan dengan peran serta
seluruh elemen bangsa. Selain itu, efisiensi dan efektivitas penegakan hukum juga perlu
ditingkatkan”13
Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations)
Setiap 5 (lima) tahun, secara regular Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations)
menyelenggarakan Kongres tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakuan terhadap Penjahat
atau sering disebut United Nation Congress on Prevention on Crime and Treatment of
Offenders. Pada kesempatan pertama, Kongres ini diadakan di Geneva pada tahun 1955.
Sampai saat ini kongres PBB ini telah terselenggara 12 kali. Kongres yang ke-12 diadakandi
Salvador pada bulan April 2010.
Dalam Kongres PBB ke-10 yang diadakan di Vienna (Austria) pada tahun 2000, isu
mengenai Korupsi menjadi topik pembahasan yang utama. Dalam introduksi di bawah
tema International Cooperation in Combating Transnational Crime: New Challenges in the
Twenty-first Century dinyatakan bahwa tema korupsi telah lama menjadi prioritas
pembahasan. Dalam resolusi 54/128 of 17 December 1999, di bawah judul “Action against
Corruption”, Majelis Umum PBB menegaskan perlunya pengembangan strategi global
melawan korupsi dan mengundang negara-negara anggota PBB untuk melakukan review
terhadap seluruh kebijakan serta peraturan perundang-undangan domestik masing-masing
negara untuk mencegah dan melakukan kontrol terhadap korupsi.14
12
https://www.masterstudies.co.id/universitas/Austria/International-Anti-Corruption-Academy-(IACA)/.
Tanggal 01/4/2019 Waktu 09.22 Wib.
13
https://kabar24.bisnis.com/read/20170623/19/665514/indonesia-tingkatkan-kerja-sama-dengan-organisasi-
internasional-antikorupsi. Tanggal 01/4/2019 Waktu 09.46 Wib
14
https://www.academia.edu/19259091/Gerakan_kerjasama_internasional_pencegahan_korupsi.Tanggal
01/4/2019 Waktu 11.00 Wib
14 | P E M B E R A N T A S A N K O R U P S I
negara berkembang untuk mengembangkan rencana aksi nasional untuk memberantas
korupsi.15
OECD (Organization for Economic Co-Operation and Development)
Setelah ditemuinya kegagalan dalam kesepakatan pada konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) pada sekitar tahun 1970-an, OECD, didukung oleh PBB mengambil langkah baru
untuk memerangi korupsi di tingkat internasional. Sebuah badan pekerja atau working group
on Bribery in International Business Transaction didirikan pada tahun 1989. Pada awalnya
kegiatan-kegiatan yang dilakukan OECD hanya melakukan perbandingan atau me-review
konsep, hukum dan aturan di berbagai negara dalam berbagai bidang tidak hanya hukum
pidana, tetapi juga masalah perdata, keuangan dan perdagangan serta hukum administrasi.
Pada tahun 1997, Convention on Bribery of Foreign Public Official in International Business
Transaction disetujui. Tujuan dikeluarkannya instrumen ini adalah untuk mencegah dan
memberantas tindak pidana suap dalam transaksi bisnis internasional. Konvensi ini
menghimbau negara-negara untuk mengembangkan aturan hukum, termasuk hukuman
(pidana) bagi para pelaku serta kerjasama internasional untuk mencegah tindak pidana suap
dalam bidang ini.16
15
https://www.academia.edu/19259091/Gerakan_kerjasama_internasional_pencegahan_korupsi.Tanggal
01/4/2019 Waktu 11.00 Wib
16
https://www.academia.edu/19259091/Gerakan_kerjasama_internasional_pencegahan_korupsi.Tanggal
01/4/2019 Waktu 11.00 Wib
15 | P E M B E R A N T A S A N K O R U P S I
Uni Eropa mengadopsi the Criminal Law Convention on Corruption, the Civil Law
Convention on Corruption dan Model Code of Conduct for Public Officials. 17
17
https://www.academia.edu/19259091/Gerakan_kerjasama_internasional_pencegahan_korupsi.Tanggal
01/4/2019 Waktu 11.00 Wib
16 | P E M B E R A N T A S A N K O R U P S I
Dalam survey ini, setiap tahun umumnya Indonesia menempati peringkat sangat
buruk dan buruk. Namun setelah tahun 2009, nilai rapor ini membaik sedikit demi sedikit.
Tidak jelas faktor apa yang memperbaiki nilai ini, namun dalam realita situasi dan kondisi
korupsi secara kualitatif justru terlihat semakin parah. Melihat laporan survey TI, nampak
bahwa peringkat Indonesia semakin tahun semakin membaik. Namun cukup banyak pula
masyarakat Indonesia dan masyarakat internasional yang tidak terlalu yakin terhadap
validitas survey tersebut. Walaupun tidak benar, secara sinis di Indonesia ada gurauan.18
2. TIRI
TIRI (Making Integrity Work) adalah sebuah organisasi independen internasional
non-pemerintah yang memiliki head-office di London, United Kingdom dan memiliki kantor
perwakilan di beberapa negara termasuk Jakarta. TIRI didirikan dengan keyakinan bahwa
dengan integritas, kesempatan besar untuk perbaikan dalam pembangunan berkelanjutan dan
merata di seluruh dunia akan dapat tercapai. Misi dari TIRI adalah memberikan kontribusi
terhadap pembangunan yang adil dan berkelanjutan dengan mendukung pengembangan
integritas di seluruh dunia. TIRI berperan sebagai katalis dan inkubator untuk inovasi baru
dan pengembangan jaringan.
Organisasi ini bekerja dengan pemerintah, kalangan bisnis, akademisi dan masyarakat
sipil, melakukan sharing keahlian dan wawasan untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan praktis yang diperlukan untuk mengatasi korupsi dan mempromosikan
integritas. TIRI memfokuskan perhatiannya pada pencarian hubungan sebab akibat antara
kemiskinan dan tata pemerintahan yang buruk. Salah satu program yang dilakukan TIRI
adalah dengan membuat jejaring dengan universitas untuk mengembangkan kurikulum
Pendidikan Integritas dan/atau Pendidikan Anti Korupsi di perguruan tinggi.19
18
https://www.academia.edu/19259091/Gerakan_kerjasama_internasional_pencegahan_korupsi. Tanggal
01/4/2019 Waktu 11.00 Wib
19
https://www.academia.edu/19259091/Gerakan_kerjasama_internasional_pencegahan_korupsi. Tanggal
01/4/2019 Waktu 11.00 Wib
17 | P E M B E R A N T A S A N K O R U P S I
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Korupsi di Indonesia pada mulanya hanya terkandung dalam khazanah perbincangan
umum untuk menunjukkan penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan pejabat-pejabat
Negara. Namun karena penyakit tersebut sudah mewabah dan terus meningkat dari tahun ke
tahun bak jamur di musim hujan, maka banyak orang memandang bahwa masalah ini bisa
merongrong kelancaran tugas-tugas pemerintah dan merugikan ekonomi Negara.
Persoalan korupsi di Negara Indonesia terbilang kronis, bukan hanya membudaya tetapi
sudah membudidaya. Pengalaman pemberantasan korupsi di Indonesia menunjukkan bahwa
kegagalan demi kegagalan lebih sering terjadi terutama terhadap pengadilan koruptor kelas
kakap dibanding koruptor kelas teri. Dalam masyarakat yang tingkat korupsinya seperti
Indonesia, hukuman yang setengah-setengah sudah tidak mempan lagi. Mulainya dari mana
juga merupakan masalah besar, karena boleh dikatakan semuanya sudah terjangkit penyakit
birokrasi. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan bagi kelangsungan hidup rakyat yang
dipimpin oleh para pejabat yang terbukti melekukan tindak korupsi. Maka dari itu,
memperlukan berbagai upaya untuk memberantasnya melalui berbagai konsep dan strategi.
guna mewujudkan Indonesia yang bersih dari korupsi.
3.2 Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan pencegahan
korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Dan seharusnya pemerintahlebih tegas terhadap
terpidana korupsi. Undang-undang yang adapun dapatdipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Agar korupsi tidak lagi menjadi budaya dinegara ini
18 | P E M B E R A N T A S A N K O R U P S I
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: https://makalahnih.blogspot.com/2014/09/6-strategi-pencegahan-dan-
pemberantasan.html
https://www.kompasiana.com/rickyhasibuan/55007adaa333117c6f5112fa/bagaimana-cara-
mencegah-korupsi
http://jeyysiska.blogspot.com/2013/07/pencegahan-dan-upaya-pemberantasan.html jam
Lihat penjelasan Pasal 3, Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Korupsi
Jeremy Pope, 2003, Strategi Memberantas Korupsi Elemen Sistem Integritas Nasional,
Transparency International Indonesia dan Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, hal. 177.
file:///C:/Users/S%20a%20n%20d%20r%20a%20_%202017/Downloads/10714-1-19654-1-
10-20141017.pdf.
https://www.masterstudies.co.id/universitas/Austria/International-Anti-Corruption-Academy-
(IACA)
https://kabar24.bisnis.com/read/20170623/19/665514/indonesia-tingkatkan-kerja-sama-
dengan-organisasi-internasional-antikorupsi
https://www.academia.edu/19259091/Gerakan_kerjasama_internasional_pencegahan_korupsi
19 | P E M B E R A N T A S A N K O R U P S I