FUNGSI PENGARAHAN
PENGOPTIMALAN PENGGUNAAN FORM PENDELEGASIAN
DISUSUN OLEH:
Yohanis Hendrik Ome
(070118A079)
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era yang sudah maju dan berkembang ini, kita harus mampu
bersaing dan mampu menjadi seorang pemimpin yang dapat menjadi
panutan. Selain itu, seorang pemimpin harus bisa mendelegasikan
wewenang kepada bawahannya. Seorang manajer akan selalu dihadapkan
pada sebuah konflik, sehingga salah satu tugas dari seorang manajer
dalam melaksanakan komunikasi yang efektif didalam organisasi bisnis
yang ditanganinya adalah memastikan bahwa arti yang dimaksud dalam
instruksi yang diberikan akan sama dengan arti yang diterima oleh
penerima instruksi demikian pula sebaliknya (the intended meaning of the
same). Hal ini harus menjadi tujuan seorang manajer dalam semua
komunikasi yang dilakukannya termasuk dalam mendelegasikan tugas.
Pendelegasian merupakan elemen yang esensial pada fase
pengarahan dalam proses manajemen karena sebagian besar tugas yang
diselesaikan oleh manajer (tingkat bawah, menengah, atas) bukan hanya
hasil usaha mereka sendiri, tetapi juga hasil usaha pegawai. Bagi manajer
pendelegasian bukan merupakan pilihan tetapi suatu keharusan. Ada
banyak tugas yang sering kali harus diselesaikan oleh satu orang. Dalam
situasi ini pendelegasian sering terkait erat dan produktivitas.
Pendelegasian dapat diartikan sebagai penyelesaian suatu
pekerjaan melalui orang lain atau dapat juga diartikan sebagai pelimpahan
suatu tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan
organisasi (Marquis dan Huston, 2008).
Pendelegasian asuhan keperawatan kepada pasien oleh perawat
tidak mudah dilakukan karena menyangkut pemberian suatu perintah
kepada orang lain untuk menyelesaikan tugas yang diemban. Para perawat
meyakini bahwa mereka dapat memberikan pendelegasian dengan baik
kepada staf dalam asuhan keperawatan, tetapi sering tidak dilaksanakan
dengan baik, hal ini menyebabkan kurangnya rasa percaya kepada orang
yang menerima pendelegasian (Nursalam. 2014). Berdasarkan pada hal
tersebut, maka akan timbul pertanyaan bagaimana tanggung jawab perawat
secara perdata dalam hal adanya pendelegasian kewenangan tindakan
kepada perawat saat memberikan tindakan medis serta mekanisme yang
harus dilaksanakan sebelum melakukan pendelegasian tersebut. Setiap
orang harus mampu bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya,
seperti dalam pasal 1366 KUH Perdata berbunyi, Setiap orang
bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau
kurang hati-hatinya. Pada dasarnya, seorang tenaga kesehatan tentu pada
saat menjalankan tugasnya harus berdasarkan pada Standar Operating
Procedure (SOP), ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
dimilikinya.Dalam hal ini, di perlukan suatu pemahaman yang universal
yaitu mengenai mekanisme pendelegasian pelimpahan tugas dokter kepada
perawat, apakah sudah sesuai dengan Standard Operating Procedure yang
telah ditentukan atau tidak.
Ketika perawat melimpahkan tanggung jawabnya kepada perawat
lain yang kemudian terjadi kelalaian pada saat terjadinya upaya
penyembuhan maka akan sulit untuk ditarik kesimpulan siapa yang dapat
dikenai pertanggung jawaban. Dalam hal untuk dapat mengantisipasi
kelalaian yang timbul dari pendelegasian. Tidak menutup kemungkinan
bagi perawat untuk dapat dikenai pertanggung jawaban apabila tindakan
yang dilakukannya tidak sesuai dengan instruksi yang telah diberikan oleh
pendelegasi (Ameln, 2009).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Magnusson, et al (2017)
tentang An Analysis of Delegation Style Among Newly Qualified Nurses,
yang dilakukan ditiga Rumah Sakit Negara Inggris dengan hasil yang
menyatakan bahwa perawat yang mendapatkan delegasi adalah perawat
yang memiliki kualifikasi dan membutuhkan dukungan untuk mengurangi
dampat negatif yang akan mempengaruhi pemberian asuhan keperawatan
pada pasien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui dan mengkaji mekanisme pendelegasian Kepala
Ruang (Karu) ke Kepala Tim (Katim)
b. Mengetahui dan mengkaji mekanisme pendelegasian Katim ke
Perawat Pelaksana.
c. Mengetahui tanggungjawab perawat secara perdata terhadap pasien
dalam pendelegasian tindakan medis.
d. Menambah pengetahuan mengenai pentingnya pendelegasian
secara resmi dan implementasinya di dalam praktek.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian manajemen keperawatan terkait dengan
sistem pendelegasian di Ruang Samba RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
b. Mengidentifikasi masalah yang ada terkait dengan sistem
pendelegasian dengan pendekatan penyelesaian masalah
(problemsolving cycle) di Ruang Samba RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
c. Bersama perawat menentukan prioritas masalah yang terkait
dengan masalah-masalah yang dijumpai mengenai sistem
pendelegasian di Ruang Samba RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta.
d. Bersama perawat menyusun perencanaan untuk menyelesaikan
masalah yang ditemukan di Ruang Samba RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
e. Bersama perawat melakukan implementasi sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat di Ruang Samba RSJD Dr. Arif
Zainudin Surakarta.
f. Menyusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi proses
maupun hasil di Ruang Samba RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta.
C. Manfaat
1. Institusi pendidikan
Membantu dalam proses belajar mengajar terutama penerapan
manajemen keperawatan di ruang perawatan dan memberikan informasi
bagi mahasiswa maupun dosen terutama mengenai pelaksanaan
manajemen asuhan dan manajemen pelayanan dalam melakukan
pengelolaan ruangan khususnya dalam mendelegasikan sesuatu.
2. Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan penerapan proses
pendelegasian di ruang Keperawatan.
3. Rumah sakit
Sebagai bahan masukan untuk perencanaan pengembangan Sistem
Model Praktik keperawatan Profesional (MPKP) dan sebagai bahan
informasi untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan menyusun
format rencana harian dan rencana bulanan perawat dan melengkapi media
sehingga dapat melakukan perbaikan kualitas mutu pelayanan keperawatan
secara bertahap.
4. Ruang Samba RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta
Sebagai bahan masukan untuk melakukan proses pendelegasian sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN WEWENANG
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian wewenang.
Menurut Sutarto (2001) dalam Irwan (2013), wewenang adalah hak seseorang
untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung
jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik. Menurut Hasibuan (2007),
wewenang adalah kekuasaan yang sah dan legal yang dimiliki seseorang
untuk memerintah orang lain, berbuat atau tidak berbuat atau tidak berbuat
sesuatu, kekuasaan merupakan dasar hukum yag sah dan legal untuk dapat
mengerjakan sesuatu pekerjaan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Ada dua pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang,
yaitu teori formal (Pandangan Klasik) dan teori penerimaan (Acceptance
theory of Authority). Pandangan wewenang formal menyebutkan bahwa
wewenang adalah dianugrahkan, wewenang ada karena seseorang diberi atau
dilimpahi atau diwarisi hal tersebut. Teori penerimaan menyanggah bahwa
wewenang dapat dianugerahkan. Teori ini berpendapat bahwa wewenang
seseorang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok atau individu
kepada siapa wewenang itu dijalankan.
B. MATERI PENDELEGASIAN
1. Pengertian
Menurut Hasibuan (2007), Pendelegasian wewenang adalah
memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator (pemberi
wewenang) kepada delegate (penerima wewenang) untuk dikerjakannya
atas nama delegator. Menurut Stoner (2000) dalam Kesumanjaya (2010),
pendelegasian wewenang adalah pelimpahan wewenang formal dan
tanggung jawab kepada seorang bawahan untuk menyelesaikan aktivitas
tertentu. Pendelegasian wewenang adalah konsekuensi dari semakin
besarnya organisasi. Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tidak
dapat dilaksanakan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi.
Pendelegasian juga dilakukan agar pimpinan dapat mengembangkan
bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa
pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenang dan tangung jawab
kepada orang-orang yang ditunjuk oleh pemegang wewenang. Atasan
memberikan kekuasaan kepada staf atau bawahan sehingga bawahan itu
dapat melaksanakan tugas itu sebaik-baiknya serta dapat mempertanggung
jawabkan hal-hal yang didelegasikan kepadanya. Pendelegasian wewenang
oleh atasan kepada bawahan adalah perlu demi tercapainya efesiensi dari
fungsi-fungsi dalam organisasi, karena tidak ada seorang atasan manapun
yang dapat secara pribadi merampungkan atau secara penuh melaksanakan
dan mengawasi semua tugas organisasi.
2. Penerapan Pendelegasian di MPKP
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh
Kepala Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana.
Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan
wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang.
Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian terencana dan
pendelegasian insidentil.
a. Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis
terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang
MPKP. Bentuknya dapat berupa:
1) Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk
menggantikan tugas sementara karena alasan tertentu
2) Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab
Shift
3) Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam
pelaksanaan
tindakan keperawatan yang telah direncanakan
b. Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang
MPKP berhalangan hadir maka pendelegasian tugas harus dilakukan.
Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian adalah Kepala Seksi
Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift,
tergantung pada personil yang berhalangan. Mekanismenya sebagai
berikut:
1) Bila Kepala Ruangan Berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah
satu Ketua
Tim untuk menggantikan tugas Kepala Ruangan
2) Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan
menunjuk salah satu
Anggota Tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas Ketua Tim
3) Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu
tim kekurangan personil maka Kepala Ruangan/Penanggung Jawab
Shift berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain
masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau Katim
melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.
3. Prinsip-prinsip Pendelegasian Tugas di MPKP
a. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format
pendelegasian tugas
b. Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang
berkompeten dan setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnya
c. Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal secara
terinci, baik lisan maupun tertulis
d. Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor
pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila ada kesulitan yang
dihadapi
e. setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah
dilaksanakan dan hasilnya.
7. Cara Pendelegasian
a. Seleksi dan susun tugas.
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas
yang harus dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh
staf. Tahap berikutnya yang harus dikerjakan secara otomatis adalah
menyiapkan laporan yang kontinu, menjawab setiap pertanyaan,
menyiapkan jadwal berurutan, memesan alat-alat, presentasi pada
komisi yang bertanggung jawab, dan melaksanakan asuhan
keperawatan dan tugas teknis lainnya. Menyusun suatu daftar secara
berurutan dengan dua kriteria, yakni waktu yang diperlukan dan
pentingnya bagi institusi. Hal yang terpenting dalam mendelegasikan
tugas adalah menentukan suatu tugas pendelegasian dan wewenang
secara bertahap. Hal ini akan menghindari terjadinya suatu
penyalahgunaan wewenang.
b. Seleksi dan susun tugas.
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas tersebut
berdasarkan kemampuan dan persyaratan lainnya. Tepat tidaknya Anda
memilih staf bergantung dari kemampuan manajer mengenal kinerja
staf, kelebihan, kelemahan, dan perilakunya.
Hati-hati terhadap pendelegasian yang berlebihan atau yang terlalu
sedikit. Jika Anda memberikan pendelegasian terlalu berlebih, maka
staf tidak akan siap untuk menerima keadaan tersebut dan akan
berdampak terhadap kegagalan staf dalam melaksanakan tanggung
jawab untuk tugas yang pertama kali diterimanya.Sebaliknya,
pendelegasian yang terlalu sedikit akan menjadi hal yang sangat buruk
efeknya terhadap staf maupun institusi. Pendelegasian jenis ini akan
menghabiskan waktu dan sering berakibat terhadap beban bagi staf.
BAB III
A. PENDELEGASIAN
Kajian Data :
1) Jenis pendelegasian
a) Wawancara
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap kepala
ruang di Ruang Samba di dapatkan hasil bahwa jenis
pendelegasian di Ruang Samba dilakukan secara langsung dan
tidak langsung. Pendelegasian secara langsung berupa wewenang
secara langsung yang dikomunikasikan oleh Karu kepada perawat
yang telah dipilih. Pendelegasian secara tidak langsung berupa
komunikasi yang dilakukan melalui sosial media atau telepon.
Namun delegasi di Ruang samba tidak dilakukan secara tertulis
dan lebih sering melakukan delegasi secara lisan dan melalui
media sosial yaitu WhatsApp.
2) Mekanisme pendelegasian
a) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan
kepala ruang Bapak Joko S.Kep.Ns di Ruang Samba di dapatkan
hasil bahwa perawat yang akan diberikan delegasi harus perawat
yang dinilai memiliki kinerja baik, mau dan mampu untuk
menangani semua kegiatan KARU. Jika perawat belum mengerti
dengan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, maka KARU
memberikan penjelasan terlebih dahulu.
3) Prinsip pendelegasian
a) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
kepala ruang di Ruang samba di katakan bahwa prinsip dari
pendelegasian tersebut adalah perawat yang diberikan mengerti
dan mampu mengcover kegiatan KARU.
4) Penetapan tugas yang akan didelegasikan
a) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
kepala ruang di Ruang samba didapatkan hasil bahwa penetapan
tugas yang didelegasikan dilakukan secara lisan atau melalui
media sosial (WA). Kepala Ruang menjelaskan tugas-tugas yang
harus dilakukan pada hari itu.
5) Tugas terurai dengan jelas
a) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
kepala ruang di Ruang samba di dapatkan hasil bahwa tugas yang
didelegasikan langsung pada intinya, namun tidak diuraikan
secara tertulis.
ANALISIS SWOT
1. Pendelegasian 1. Pendelegasian tetap di 1. Perawat melakukan 1. Penyuluhan pentingnya 1. Tidak tercapainya tujuan /
a. Jenis
lakukan melalui media pendelegasian dengan pendelegasian secara resmi. tugas yang telah
b. Mekanisme
2. Penyuluhan dampak dan
c. Prinsip sosial/telpon. media sosial, tidak dilimpahkan.
d. Penetapan 2. Tugas pendelegasian kerugian tidak dilakukan 2. Hasil dari tugas tidak
dengan tertulis (surat).
tugas dijelaskan langsung 2. Tidak dijelaskan secara pendelegasian secara resmi. tercapai secara maksimal.
e. Tugas terurai 3. Mengusulkan penggunaan 3. Menurunnya kepercayaan
pada intinya teratur/terperinci tugas-
3. Perawat Ruang samba SOP Pendelegasian bawahan kepada atasan.
tugas secara tertulis di
4. Ketidakpatuhan atasan
sudah mengikuti
surat delegasi.
terhadap bawahan.
pelatihan-pelatihan
5. Munculnya tuntutan
yang mendukung
hukum akibat pelimpahan
kinerja keperawatan
tugas yang tidak resmi.
PRIORITAS MASALAH
Prioritas Masalah Jumlah
Keterangan :
1. Kurang optimalnya penggunaan form pendelegasian secara a) Studi literatur masalah pendelegasian
b) Penyampaian model pendelegasian
resmi dan tertulis
c) Penyampaian format pendelegasian
MAN
--
Kurang optimalnya
penggunaan form
pendelegasian
secara resmi dan
tertulis
DIAGRAM FISHBONE
NO. RENCANA TINDAKAN METODE SASARAN BAHAN DAN WAKTU TEMPAT PELAKSANAN
ALAT
3 Bersama Karu, Katim dan perawat Februari Ruang Arjuna Karu, Katim
pelaksana mensosialisasikan 2019 dan perawat
kembali tentang dampak dan pelaksana
kerugian tidak dilakukan
pendelegasian secara resmi.
DAFTAR PUSTAKA
Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 2000. Leadership roles and management
functions in nursing. Philadelphia: JB Lippincott.
Mueller, Christine, PhD, RN, FAAN, and Amy Vogelsmeier, PhD, RN.2013.
Effective Delegation: Understanding Responsibility, Authority, and
Accountability. Journal. www.journalofnursingregulation.com