30 Maret 2013 — .
Beriman kepada Malaikat merupakan salah satu rukun iman yang enam. Tidak terwujud
keimanan seseorang hingga dia juga beriman kepada para malaikat. Allah subhaanahu wa
ta’aalaa berfirman :
Pada ayat di atas, Allah subhaanahu wa ta’aalaa menyebut orang yang mengingkari rukun-
rukun iman sebagai orang kafir, dan menyifatinya sebagai orang yang sesat sejauh-jauhnya.
Maka hal ini menunjukkan bahwa beriman kepada para Malaikat merupakan salah satu rukun
iman yang besar, dan orang yang mengingkarinya bisa menjadi kafir atau murtad/keluar dari
Islam.
Kata “Malaikat” adalah bentuk jamak dari kata Malak, terambil dari akar kata al-Alukah yang
bermakna risalah. Sehingga malaikat dalam pengertian bahasa bermakna para utusan Allah
yang diberi tugas untuk mengurusi urusan tertentu.
Adapun beriman kepada Malaikat maka dengan meyakini secara pasti bahwa para Malaikat
itu ada dan memiliki fisik, mereka termasuk jenis makhluk Allah subhaanahu wa ta’aalaa
yang ghaib, Allah subhaanahu wa ta’aalaa menciptakan mereka dari cahaya (nur).
Kedudukan mereka di sisi Allah sangat mulia karena mereka adalah para hamba yang
senantiasa menaati Allah dan tidak pernah menentang-Nya. Jumlah mereka sangat banyak,
tidak ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Allah subhaanahu wa ta’aalaa.
“Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim : 6)
“Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk
beribadah kepada-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan
siang tiada henti-hentinya.” (Al-Anbiya`: 19-20)
Jadi, para Malaikat adalah para makhluk dan para hamba Allah subhaanahu wa ta’aalaa yang
dekat kepada-Nya dan senantiasa taat beribadah kepada-Nya. Meskipun demikian, mereka
sama sekali tidak pantas dan tidak berhak untuk diibadahi, atau dimintai syafa’at, atau
dijadikan perantara dalam berdo’a kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa. Maka termasuk
suatu kekufuran yang nyata ketika para Malaikat tersebut disejajarkan dengan Allah
subhaanahu wa ta’aalaa.
1. Mengimani keberadaan para malaikat. Yakni para Malaikat itu termasuk alam ghaib,
namun nyata adanya.
Para Malaikat itu juga memiliki fisik/jasad, sebagaimana dalam firman Allah subhaanahu wa
ta’aalaa (yang artinya):
“Segala puji hanya khusus bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa
yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Fathir: 1)
Maka termasuk kesalahan dalam beragama jika meyakini bahwa para Malaikat itu hanyalah
simbol dari kekuatan maknawi, bukan makhluk yang memiliki substansi dan jasad.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga memberitakan bahwa ketika beliau Isra` dan
Mi’raj, di langit ketujuh diperlihatkan kepada beliau al-Baitul Ma’mur, yang di rumah suci
tersebut para Malaikat beribadah di dalamnya. Setiap harinya 70.000 malaikat masuk ke
dalamnya kemudian keluar dan tidak pernah kembali lagi, demikian seterusnya setiap hari.
Ini menunjukkan bahwa jumlah para Malaikat itu sangat banyak, tidak ada yang mengetahui
jumlah mereka kecuali Allah subhaanahu wa ta’aalaa.
2. Mengimani nama-nama para Malaikat yang terdapat dalam Al-Qur`an dan hadits Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Seperti Malaikat Jibril, Mika’il, Israfil, Munkar, Nakir, Malik, dan yang lainnya. Adapun
yang tidak disebutkan namanya maka kita mengimani secara global bahwa mereka ada. Perlu
diketahui, tidak semua Malaikat disebutkan namanya dalam Al-Qur`an atau hadits Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan banyak pula yang hanya disebutkan sifat atau
tugasnya, namun tidak disebutkan namanya.
Adapun nama ‘Izrail, yang dikenal sebagai malaikat pencabut nyawa, maka nama tersebut
tidak ada dasarnya dari Al-Qur`an maupun dari hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Nama ‘Izrail berasal dari sumber Israiliyyat (riwayat-riwayat Bani Israil). Dalam Al-Qur`an
disebut “Malakul Maut” (QS. As-Sajdah: 11).
3. Mengimani sifat-sifat para Malaikat sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur`an dan
hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Seperti Malaikat Jibril ‘alaihis salaam yang Allah subhaanahu wa ta’aalaa sebutkan sifat-
sifatnya dalam Al-Qur`an sebagai malaikat yang mulia, kuat, berwibawa, terpercaya, dan
memiliki bentuk yang indah.
“Sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang
mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah
yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” (At-Takwir:
19-21)
“Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, yang mempunyai bentuk yang
indah; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.” (An-Najm: 5-6)
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang para Malaikat pemikul ‘Arsy,
bahwa mereka memiliki fisik yang sangat besar, jarak antara cuping telinga dengan
pundaknya adalah sejauh perjalanan 700 tahun !! (HR. Abu Dawud 4727, al-Baihaqi dalam
al-Asma’ wa ash-Shifat 846)
Subhanallah! Betapa indahnya para Malaikat tersebut, dan betapa besarnya mereka. Maka hal
ini tentunya mengingatkan kita bahwa Allah subhaanahu wa ta’aalaa yang telah menciptakan
mereka adalah Dzat yang Mahaindah dan Mahabesar. Tentunya, keindahan dan kebesaran
Allah sesuai dengan keagungan-Nya, tidak sama dengan makhluk-Nya.
4. Mengimani tugas-tugas Malaikat yang disebutkan dalam Al-Qur`an dan hadits Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Allah subhaanahu wa ta’aalaa adalah Dzat yang Maha Sempurna dan Maha Kuasa, yang
sama sekali tidak butuh bantuan siapapun dalam mengurus alam semesta ini. Namun dengan
segala hikmah-Nya, Allah subhaanahu wa ta’aalaa menghendaki dan memerintahkan para
Malaikat untuk mengurus beberapa urusan di alam semesta dengan izin-Nya.
Jibril bertugas menyampaikan wahyu kepada para rasul, yang dengannya terwujud kehidupan
hati dan ruh. Mikail bertugas mengurus hujan, yang dengannya terwujud kehidupan badan.
Israfil bertugas meniup sangkakala, yang dengannya terwujud kehidupan kembali
(kebangkitan) setelah kematian. Tiga malaikat ini merupakan malaikat yang terbesar dan
paling utama, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam salah satu do’a iftitah yang
dibaca pada shalat malam mengatakan:
ب َوال ه
ش َهادَ ِة ِ ت َواأل َ ْر
ِ َعا ِل َم الغَ ْي،ض ِ س َم َاوا ِ َ ف،َالله ُه هم َربه ِجب ِْري َل َو ِميكَائِي َل َوإِس َْرافِيل
اط َر ال ه
“Ya Allah, Rabb yang mengatur Jibril, Mikail, dan Israfil, Pencipta langit dan bumi, Maha
Mengetahui yang ghaib maupun yang tampak … “ (HR. Muslim 770). Di antara ketiga
malaikat tersebut, yang paling utama adalah Jibril.
Malik bertugas mengurus neraka, ada juga malaikat yang mengurus jannah (surga),
disebutkan dia bernama Ridwan. Malakul Maut bertugas mencabut nyawa. Ada juga para
malaikat yang bertugas memikul ‘Arsy.
Di antara para malaikat tersebut ada pula yang ditugaskan oleh Allah subhaanahu wa ta’aalaa
untuk mengurus manusia, sehingga malaikat memiliki hubungan yang sangat erat dengan
umat manusia. Para malaikat adalah makhluk yang sangat menginginkan kebaikan dan
keselamatan untuk manusia. Berbeda dengan syaithan, makhluk yang sangat menginginkan
kejelekan dan kecelakaan bagi umat manusia. Oleh karena itu, banyak dalil-dalil yang
menyebutkan bahwa para malaikat mendoakan kaum mukminin, di antaranya:
Termasuk pada saat yang kritis/genting, yakni ketika sakaratul maut, para malaikat turun
memberikan dukungan kepada orang beriman. Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami adalah Allah” kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka (istiqamah), maka para malaikat akan turun kepada mereka
dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergemberilah
dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Kami (para malaikat) adalah
pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat.“ (Fushshilat: 30-31)
Bahkan di jannah (surga) kelak, para malaikat akan mengucapkan salam kepada kaum
mukminin penghuni jannah. Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman (yang artinya):
ع ْق َبى الد ِهار َ َو ْال َم ََلئِ َكةُ َيدْ ُخلُونَ َعلَ ْي ِه ْم ِم ْن ُك ِِّل َباب
َ س ََل ٌم َعلَ ْي ُك ْم ِب َما
ُ ص َب ْرت ُ ْم فَ ِن ْع َم
“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka (jannah) dari semua pintu; (sambil
mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum (keselamatan atas kalian berkat
kesabaran kalian). Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (Ar-Ra’d: 23-24)
http://artikelsyariah.wordpress.com/2013/03/30/iman-kepada-malaikat/
Tugas Malaikat
1. Perantara untuk menyampaikan wahyu Allah Kepada para nabi dan rasul
2. Perantara untuk menguatkan hati orang beriman
3. Perantara dalam melaksanakan hukum Allah
4. Penolong dan mendoakan manusia
5. Memberikan pertolongan kepada manusia dalam hal kerohanian
6. Memberikan ilham kepada hati manusia untuk berprilaku baik
7. Mencatat segala perbuatan manusia
8. Mencabut nyawa manusia
Macam-macam Malaikat
Malaikat mempunyai jumlah yang tak terhitung banyaknya. Umat islam diwajibkan
mengetahui sepuluh malaikat yang utama. Sepuluh malaikat tersebut memiliki tugasnya
masing-masing, yaitu sebagai berikut ini.
1. Jibril
Nama lainnya adalah Rūhul-Amin dan Ruhul-Qudus. Tugasnya adalah menyampaikan wahyu
kepada para nabi dan rasul. Hal itu dijelaskan Allah Swt dalam QS Asy-Syu’ara ayat 193-195
:
“Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu
menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab
yang jelas.”
2. Mikail
Tugasnya adalah mengurusi kesejahteraan makhluk hidup. Misalnya, menurunkan dan
mengalirkan hujan ke wilayah-wilayah yang diperintahkan Allah Swt., serta mengatur angin
dan awan. Tidak ada setetes air pun yang turun dari langit, kecuali pada saat itu ada malaikat
yang menentukan tempat menetesnya di muka bumi ini.
QS Al-Baqarah ayat 98 Allah SWT berfirman “Barang siapa yang menjadi musuh Allah,
malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah
musuh orang-orang kafir.”
3. Israfil
Tugasnya adalah meniup sangkakala (trompet) yang menandai datangnya hari kiamat. Israfil
meniup trompet itu sebanyak tiga kali. Tiupan pertama mengejutkan seluruh makhluk, tiupan
kedua mematikan seluruh makhluk, dan tiupan ketiga membangkitkan umat manusia untuk
menghadap sang pencipta. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an Surah Yasin Ayat 51 “Dan
ditiuplah sangkalala*, Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju)
kepada Tuhan mereka.”
*Tiupan ini adalah tiupan sangkalala yang kedua yang sesudahnya bangkitlah orang-orang
dalam kubur.
4. Izrail
Tugasnya adalah mencabut nyawa manusia dan semua makhluk hidup lainnya. Allah Swt.
berfirman dalam Al-Qur’an Sura An-Nahl Ayat 31, “(yaitu) orang-orang yang diwafatkan
dalam Keadaan baik* oleh Para Malaikat dengan mengatakan (kepada mereka):
“Salaamun’alaikum**, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu
kerjakan”.
*Maksudnya: wafat dalam Keadaan suci dari kekafiran dan kemaksiatan atau dapat juga
berarti mereka mati dalam Keadaan senang karena ada berita gembira dari Malaikat bahwa
mereka akan masuk syurga.
**Artinya selamat sejahtera bagimu.
5. Munkar dan Nakir
Munkar dan Nakir adalah dua malaikat yang menanyai manusia di alam kubur. Rasulullah
bersabda dalam sebuah hadis berikut ini, “Sesungguhnya seorang hamba (yang meninggal)
apabila telah diletakan di dalam kubur, dia mendengar suara sendal para pengantarnya yang
pulang. Kemudian datanglah kepadanya dua orang malaikat. Mereka mendudukannya dan
bertanya kepadanya (yang meninggal) “Bagaimana pendapatmu tentang orang ini
(Muhammad) ?” Sesungguhnya orang mukmin akan menjawab, “Aku bersaksi bahwa dia
adalah hamba Allah dan rasul-Nya.” Kemudian dikatakan kepadanya, “Lihat tempatmu di
neraka, sesungguhnya Allah telah menggantikan buat kamu tempat di surga.” Maka ia
melihat keduanya (surga dan neraka).” (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Rakib dan Atid
Dua malaikat tersebut mempunyai tugas menuliskan amal pekerjaan manusia sehari-hari.
Pekerjaan baik dicatat oleh Malaikat Rakib yang ada di sebelah kanan manusia dan amal
buruk dicatat oleh Malaikat Atid yang berada di sebelah kiri manusia. Allah Swt. berfirman
dalam Al-Qur’an Surah Qaf Ayat 17-18, “ (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal
perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada
suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang
selalu hadir.”
7. Malik
Malaikat Malik juga dikenal dengan Malaikat Zabaniyah. Ia bertugas menjaga neraka dan
memimpin para malaikat penyiksa penghuni neraka. Allah Swt. berfirman dalam Surah Az-
Zukhruf Ayat 77, “Mereka berseru: “Hai Malik* Biarlah Tuhanmu membunuh Kami saja”.
Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)”.
*Malikadalah Malaikat penjaga neraka
8. Ridwan
Bertruga menjaga surga sesuai firman Allah SWT dalam QS Az-Zumar : 73 “Lalu seluruh
malaikat-malaikat itu bersujud semuanya”
Menurut Abu A’la Al Maududi, seorang tokoh pembaru dari Pakistan, beriman kepada
malaikat akan memurnikan dan mebebaskan konsep tauhid dari perbuatan-perbuatan syirik.
Hal itu juga sejalan dengan beberapa hadis Nabi Muhammad Saw. yang melarang umat islam
untuk menyambah malaikat.Dengan mengimani keberadaan malaikat, umat islam juga
menyadari bahwa tugas-tugas dan kewajiban yang dijalankan malaikat sangat dekat dan
berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Dengan memahami hal itu, umat islam akan
terdorong untuk mengerjakan amalan-amalan yang dihadiri dan didoakan malaikat atas
perintah Allah Swt. Di antara amalan-amalan tersebut adalah.
Mengerjakan ibadah pada malam Lailatul Qadar.
Membaca Al-Qur’an dan berzikir kepada Allah Swt.
Mengerjakan kebajikan.
Menuntut ilmu yang bermanfaat.
Berjalan menuju masjid.
Mengerjakan salat berjamaah pada saf yang pertama.
Hadir lebih awal ketika mengerjakan salat jum’at.
Memberikan sedekah dan infak dalam kebaikan.
Mengerjakan ibadah haji dan wukuf di arafah.
Mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.
Mengunjungi orang yang sakit.
Tidur dalam keadaan berwudhu.
Demikian pula sebaliknya, dengan beriman kepada malaikat, umat islam akan menjauhi
amalan-amalan yang dilaknat dan dijauhi oleh malaikat atas perintah Allah Swt. Di antara
amalan-amalan tersebut adalah.
Hidup dalam kekafiran.
Melindungi orang yang mendustakan ajaran agama.
Mencaci-maki sahabat Nabi Muhammad Saw.
Mengacung-acungkan besi kepada saudaranya dengan tujuan menakut-nakuti.
Mengerjakan kemaksiatan di dalam rumah, seperti mabuk-mabukan.
Meletakkan anjing dan patung di dalam rumah.
Dengan mengerjakan dan menjauhi dua macam perbuatan di atas, umat islam akan makin
bertambah tebal keimanannya kepada Allah Swt. Pada akhirnya, hal itu mengangkat dan
meninggikan derajat manusia itu sendiri.
Harapan Kita Mengimani Para Malaikat, mengerjakan Amalan-amalan yang dido’akan oleh
Malaiakat, seperti membaca Al-Qur’an, selalu Zikir Kepada Allah SWT dan mengunjungi
orang yang sedang sakit, menjauhi amal-amal yang dilaknat oleh Malaikat seperti
memelihara anjing dan memajang patung di dalam rumah, mencaci maki kepada sesama dan
menghindari dari kekufuran
http://salwintt.wordpress.com/bahan-ajr-pai/demokrasi/iman-kepada-malaikat/
BAB I
PENDAHULUAN
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa
menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa
yang diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini, kita akan membahas tentang Iman kepada
Malaikat. Rukun akidah yang kedua setelah iman kepada Allah, adalah iman kepada adanya
malaikat. Iman kepada malaikat lebih didahulukan daripada iman kepada nabi dan rasul, hal
ini dikaitkan dengan salah satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah
kepada nabi-Nya.
Salah satu dalil untuk mengetahui keberadaan malaikat adalah melalui berita yang
mutawatir (akurat), dan satu-satunya berita yang paling akurat adalah berita yang dibawa
Nabi Muhammad SAW, yaitu Al Qur’an. Dalam Al Qur’an masalah malaikat disebutkan
lebih dari 75 kali, tersebar dalam 33 surat .
A. Latar belakang
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan
Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam
ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang
ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui.
Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya
adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa
mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya.
Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak
seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui
jumlahnya.
Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat
dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu
menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan rasul. Seperti terjadi kepada
Nabi Ibrahim.
B. Rumusan masalah
• Bagaimana kita mengimani malaikat?
• Bagaimana perilaku beriman kepada malaikat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
• Malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan
yang diciptakan dari an- nur(cahaya).
• Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara
Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitabNya dan menyampaikan perintah dan
larangannya.
• Perilaku beriman kepada malaikat, seperti: berkata jujur, menepati janji dan menjaga
amanah.
http://kmplnmakalah.blogspot.com/2013/01/makalah-beriman-kepada-malaikat.html