Anda di halaman 1dari 5

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah kesehatan jiwa atau gangguan jiwa masih menjadi masalah

kesehatan di Indonesia. Skizofrenia merupakan salah satu bentuk gangguan

jiwa yang sering terjadi di masyarakat, dengan disertai halusinasi sebagai

salah satu gejalanya. Namun, banyak di keluarga yang hanya membiarkan

bahkan mengasingkannya, apabila halusinasi ini tidak segera diatasi akan

muncul masalah baru yaitu resiko mencederai diri sendiri maupun orang lain.

Oleh karena itu penting sekali asuhan yang tepat pada pasien halusinasi.

Berdasarkan data dari World Health Organitation (WHO, 2016) terdapat

sekitar 163,5 ribu penduduk dunia yang mengalami gangguan jiwa yang,

terdapat 21 juta orang yang terkena skizofrenia. Menurut data Riskesdas pada

tahun 2013 menununjukkan prevalensi gangguan jiwa berat seperti

skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000

penduduk. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, penderita

gangguan jiwa berat pada rentang bulan Februari sampai Desember 2015

berkisar 17 sampai 38 orang atau rata-rata per bulan terdapat sekitar 23 orang.

Berdasarkan data dari Puskesmas Gedongan terdapat 114 penderita

skizofrenia yang 28 orang atau sekitar diantaranya adalah penderita

halusinasi.
Salah satu bentuk gangguan kesehatan jiwa adalah skizofrenia.

Skizofrenia merupakan suatu persepsi individu yang salah dalam menilai

realistas dengan baik sehingga mempengaruhi individu tersebut baik cara

berfikir berkomunikasi, emosi dan berperilaku yang dapat di terima secara

sosial. Gejala skizofrenia dibagi dalam dua kategori utama: gejala positif atau

gejala nyata, yeng mencakup waham, halusinasi, dan disorganisasi pikiran,

bicara, dan perilaku yang tidak teratur, serta gejala negatif atau gejala samar,

seperti afek datar, tidak memiliki kemauan, dan menarik diri dari masyarakat

atau rasa tidak nyaman. Halusinasi sendiri merupakan hilangnya kemampuan

individu untuk membedakan rangsangan yang berasal dari luar maupun dari

dalam, sehingga salah dalam mempersepsikan rangsangan tersebut tentang

lingkungan maupun objek yang nyata. Terdapat beberapa kriteria halusiansi

salah satu diantaranya yaitu Halusinasi pendengaran dimana klien mendengar

suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Dari suara kebisisngan yang

kurang jelas sampai suara orang yang berbicara dengan klien terkadang suara

tersebut menyuruh klien untuk melakukan sesuatu yang dapat

membahayakannya.

Kemampuan mengontrol halusinasi merupakan kesanggupan (potensi)

menguasai persepsi sensori secara langsung, atau merupakan hasil latihan

atau praktek. Salah satu terapi yang digunakan untuk penanganan halusinasi

adalah dengan melakukan terapi Thought stopping (penghentian pikiran).

Thought stopping (penghentian pikiran) merupakan salah satu contoh dari

teknik psikoterapi kognitif behavior yang dapat digunakan untuk membantu

2
klien mengubah proses berpikir (Tang & DeRubies, 1999), teknik Thougt

stopping dapat diterapkan pada pasien dengan halusinasi pendengaran. Dasar

dari teknik ini adalah secara sadar memerintah diri sendiri, “stop!”, saat

mengalami pemikiran negatif berulang, tidak penting, dan distorted.

Kemudian mengganti pikiran negatif tersebut dengan pikiran lain yang lebih

positif dan realistis. (Twistiandayani & Widati, 2013).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, peneliti bisa melakukan studi kasus

lebih lanjut tentang asuhan keperawatan pada pasien skizofrenia dengan

masalah keperawatan halusinasi pendengaran.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Skizofrenia Dengan

Masalah Keperawatan Halusinasi Pendengaran Di Puskesmas Gedongan

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien skizofrenia

dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran di

Puskesmas Gedongan Kota Mojokerto

1.3.2. Tujuan khusus

1. Melakukan Pengkajian pada pasien skizofrenia dengan masalah

keperawatan halusinasi pendengaran di Psukesmas Gedongan

Kota Mojokerto

3
2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada pasien skizofrenia

dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran di

Psukesmas Gedongan Kota Mojokerto

3. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien skizofrenia

dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran di

Psukesmas Gedongan Kota Mojokerto

4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien skizofrenia

dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran di

Psukesmas Gedongan Kota Mojokerto

5. Melakukan evaluasi pada pasien skizofrenia dengan masalah

keperawatan halusinasi pendengaran di Psukesmas Gedongan

Kota Mojokerto

1.4.Manfaat

1.4.1. Bagi Keluarga

Keluarga dapat mengetahui pengertian halusinasi, tanda dan gejala

halusinasi, cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk

memutus halusinasi, obat-obatan yang digunakan ketika pasien

mengalami halusinasi, serta cara merawat anggota keluarga yang

bila mengalami halusinasi dirumah ( dengan cara memberi pasien

kegiatan, jangan membiarkannya sendiri, makan bersama,

memantau obat-obatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi

halusinasi)

4
1.4.2. Bagi Perawat

Meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan jiwa pada

pasien skizofrenia dengan masalah keperawatan halusinasi

pendengaran dan perawatan pada pasien serta dapat digunakan

sebagai alat bantu bagi perawat untuk mengevaluasi dalam upaya

meningkatkan mutu pelayanan bagi pasien skizofrenia dengan

halusinasi pendengaran.

1.4.3. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan dan menambah referensi untuk lebih

meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan pada pasien

skizofrenia dengan halusinasi pendengaran.

1.4.4. Bagi Institusi Pendidikan

Menjadi wacana dan bahan masukan dalam proses belajar mengajar

terhadap pemberian asuhan keperawatan jiwa pada pasien

skizofrenia dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran

Anda mungkin juga menyukai