Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia –Nya, buku panduan tentang panduan operasi rumah sakit telah di selesaikan.

Buku panduan ini disusun untuk dapat melengkapi pedoman sasaran keselamatan pasien
yang sudah ada. Buku ini memuat uraian mengenai panduan operasi di rumah sakit dan
menetapkan dan memastikan secara benar di rumah sakit Dinda.

Akhir kata semoga buku ini dapat bermanfaat sebagai panduan dalam melaksanakan
kegiatan yang berhubungan dengan panduan operasi di rumah sakit.

Tangerang, 4 oktober 2016

1
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFISNISI 1
B. LANDASAN HUKUM

BAB II
A. RUANG LINGKUP 2

BAB III
TATALAKSANA 3

2
BAB I

A. DEFINISI

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara
infasive dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan di tangani
(R.Sjamsuhidajat & Wim de jong, 2005).Proses operasi merupakan pembukaan bagian
tubuh untuk dilakukan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka.

B. LANDASAN HUKUM

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1691/Menkes/Pers/VIII/2011 Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
A. BAB IV Pasal 8 Ayat 2

3
BAB II

RUANG LINGKUP

Panduan ini diterapkan kepada seluruh tindakan yang dilakukan dari persiapan ,tindakan
operasi dan setelah selesai operasi.

Prinsip pelayanan bedah tepat lokasi,tepat prosedur dan tepat pasien operasi

- Sebelum tindakan petugas melakukan Pengecekan ulang seluruh identifikasi


pasien dan kelengkapan berkas penunjang sebelum dilakukan tindakan
- Sebelum tindakan dilakukan petugas melakukan penandaan area yang akan
dilakukan operasi
- Dalam pelaksanaan tindakan operasi petugas melakukan tindakan berdasar atas
SPO yang berlaku

Kewajiban dan tanggung jawab

1. Petugas/ Perawat kamar operasi


- Memahami dan mengimplementasikan seluruh prosedur yang ada
- Memastikan ketepatan pasien dan penandaan area yang akan dilakukan tindakan
pasien
- Melaporkan jika terjadi kesalahan dalam identifikasi ataupun marking area
2. Kepala Bagian Ruang Operasi
- Memastikan dan memantau petugas telah melaksanakan panduan tindakan pre
opesari, intra operasi dan post operasi dengan baik
- Melakukan penyelidikan jika telah terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan
operasi
3. Ka.Sub Keselamatan Pasien
- Melakukan Pemantauan atas tata kelola panduan tindakan operasi bersama
dengan Kepala bagian ruang operasi
- Melakukan ferifikasi dan penyelidikan jika terjadi kesalahan dalam melakukan
tindakan operasi

4
BAB III

TATA LAKSANA

Dalam pembedahan/operasi terdapat beberapa macam tahapan yaitu:

1. Pre operatif
Pre operatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani
operasi/pembedahan dibuat dan diakhiri ketika pasien dipindahkan ke meja operasi.
Dalam tahapan ini persiapan fisik maupun pemeriksaan penunjang serta persiapan
mental sangat penting dilakukan, karena kesuksesan suatu tindakan pembedahan
pasien berawal dari kesuksesan persiapan yang dilakukan selama tahap pre operasi.
Kesalahan yang dilakukan pada saat tindakan pre operasi apapun bentuknya dapat
berdampak pada tahap-tahap selanjutnya, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik
antara masing-masing komponen yang yang berkompeten untuk menghasilkan
outcome yang optimal.
Berikut ini persiapan yang perlu dilakukan pada tahap pre operasi yaitu:
a) Persiapan fisik
Persiapan fisik yang dilakukan sebelum operasi biasanya mencakup status
kesehatan fisik secara umum, status nutrisi, pencukuran daerah operasi,
personal hygiene, dll.
b) Persiapan penunjang
Persiapan penunjang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
tindakan pembedahan/operasi. Pemeriksaan penunjang yang dimaksud
adalah berbagai pemeriksaan radiologi, laboratorium maupun pemeriksaan
lainnya.
c) Inform consent
Inform consent sebagai wujud dari upaya hukum rumah sakit, maka pasien
atau orang yang bertanggung jawab terhadap pasien wajib untuk
menandatangani surat pernyataan persetujuan operasi.
d) Persiapan mental

5
Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses
persiapan operasi karna mental pasien yang tidak siap dapat berpengaruh
terhadap kondisi fisiknya. Maslah mental yang biasa muncul pada pasien pre
operasi adalah kecemasan. Untuk mengurangi/mengatasi kecemasan pasien,
yaitu dengan menanyakan hal-hal yang terkait dengan persiapan operasi.
e) Obat-obatan
Pasien akan diberikan obat-obatan antibiotic profilaksis yang biasanya
diberikan sebelum pasien di operasi, untuk mencegah terjadinya infeksi
selama tindakan operasi. Antibiotic profilaksis ini biasanya diberikan 1-2 jam
sebelum operasi dimulai dan dilanjutkan pasca bed
2. Tahapan intraoperasi
Fase Intraoperatif dimulai ketika pasien masuk ke bagian atau ruang bedah dan
berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan

3. Tahapan post operasi


Tahapan post operatif adalah periode akhir dari tindakan operasi. Selama periode
ini proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pada keadaan
equlibrium fisiologis pasien, menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi.
Pengkajian yang cermat dan intervensi segera membantu pasien kembali pada
fungsi optimalnya dengan cepat, aman dan nyam

Selain tahapan-tahapan tersebut, dalam pelayanan bedah juga harus memperhatikan


ketepatan lokasi pembedahan, prosedur dan ketepatan pasien termasuk prosedur medis
dan tindakan pengobatan lainnya agar tidak tejadi kesalahan dan mengancam
keselamatan pasien. Ketepatan tersebut merupakan indikator keselamatan operasi yang
harus diperhatikan dan diterapkan, karna akan berdampak fatal terhadap keselamatan
pasien jika tidak dilaksanakan.

Berikut ini adalah ketepatan yang harus diperhatikan:

1. Ketepatan lokasi
Ketepatan lokasi sangatlah penting dalam tindakan pembedahan/operasi, untuk
menghindari kesalahan dalam tindakan operasi. Ketepatan lokasi ini biasa dilakukan
6
dengan cara menggunakan tanda yang mudah dikenali pada area yang akan dilakukan
tindakan operasi. Penandaan ini memudahkan petugas untuk mengidentifikasi lokasi
operasi, sehingga dapat mengurangi resiko salah lokasi operasi.

Penandaan lokasi operasi terutama dilakukan pada:


a. Pada organ yang memiliki dua (2) sisi, yaitu kanan dan kiri
b. Multiple structures ( jari tangan, jari kaki )
c. Multiple level ( operasi tulang belakang, cervical, thorax, lumbal, dll)
d. Multiple tese yang pekerjaannya bertahap.

Anjuran penandaan lokasi operasi

a. Gunakan tanda yang telah disepakati,yaitu dengan menggunakan tanda panah (


√ )
b. Tandai pada atau dekat daerah insisi
c. Gunakan tanda yang tidak ambigu (contoh tanda X merupakan tanda ambigu)
d. Daerah yang tidak dioperasi, jangan ditandai kecuali sangat diperlukan
e. Penandaan dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan dan
harus terlihat sampai saat akan di insisi.
2. Ketepatan prosedur
Tepat prosedur operasi merupakan tahapan verifikasi yang harus dilakukan sebelum
tindakan pembedahan, yang bertujuan untuk memastikan ahwa tindakan yang
dilakukan sesuai dengan prosedur.
Ketepatan prosedur ini biasanya dilakukan dengan tahapan :
a. Menginformasikan kepada pasien dan keluarga mengenai prosedur, rencana
operasi, dan resiko operasi
b. Mendokumentasikan semua prosedur yaitu prosedur yang lengkap dan rencana
anastesi
c. Verifikasi dokumen inform consent untuk medintifikasi pasien secara benar
d. Mempersiapkan semua hasil laboratorium yang relevan dan verifikasi identitas
pasien
e. Mengecek tanda lokasi yang akan dilakukan pembedahan

7
f. Verifikasi rencana operasi
g. Verifikasi prosedur operasi
h. Verifikasi posisi yang benar pada meja operasi
i. Verifikasi kesiapan alat.

3. Ketepatan pasien
Tepat pasien merupakan prosedur pemastian ketepatan pasien sebelum dilakukan
tindakan pembedahan, yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian identitas pasien
yang akan dilakukan tindakan pembedahan. Ketepatan pasien ini bias dilakukan
dengan :
a. Slalu melakukan identifikasi pasien (cros cek), dengan menanyakan nama maupun
dengan melihat gelang identitas pasien.
b. Mencocokan identitas tersebut dengan berkas rekam medis pasien
c. Identifikasi pasien dan prosedur juga dilakukan sebelum pasien masuk kamar
operasi, sebelum anastesi dan sebelum dilakukan tindakan insisi
d. Pastikan kelengkapan pemeriksaan penunjang yang mendukung.

8
BAB VI

DOKUMENTASI
1. Data rekam medis
2. Data diagnosa
3. Data penunjang medik (Laboratorium dan radiologi)
4. Ceklist data Pre Operasi
5. Ceklist data Post Operasi

CEK LISH SEBELUM ANASTESI

Nama :………………

Usia :……………..

Alamat :……………..

No RM :……………..

No Tindakan ya tidak

1 Identifikasi pasien
2 Prosedur
3 Informed consent
4 Penandaan bagian yang akan di operasi
5 Cek mesin anastesi
6 Obat-obatan Lengkap
7 Pulse oxymeter (saturasi O2) terpasang
dan berfungsi
8 Riwayat alergi
9 Kemungkinan kesulitan jalan
nafas/aspirasi

9
10 Resiko kehilangan darah > 500 ml

CEK LISH SEBELUM INSISI KULIT

Nama :………………

Usia :……………..

Alamat :……………..

No RM :……………..

No Tindakan ya tidak

1 Konfirmasi anggota tim (nama dan


peran)

2 Konfirmasi nama pasien, prosedur dan


lokasi insisi

3 Pemberian antibiotic propillaksi sudah


diberikan 60 menit sebelumnya

4 Antisipasi kejadian kritis


1. dr Bedah
a. Apa langkah
b. Berapa lama
c. Kmk blood lost

10
2. dr Anastesi
(apa ada pasien spesifik corcern)
3. Perawat
a. Seterilisasi
b. Instrumen

5 Imaging yang diperlukan sudah


dipasang

CEK LISH SEBELUM PASIEN MENINGGALKAN KAMAR OPERASI

Nama :………………

Usia :……………..

Alamat :……………..

No RM :……………..

No Tindakan ya Tidak

1 Perawat meakukan konfirmasi secara verbal


a. Nama prosedur
b. Instrumen, gas verban dan jarum
lengkap
c. Specimen telah diberi label dengan PID
tepat
d. Apa ada masalah peralatan yang harus
ditangani

11
2 Dokter kepada perawat dan anastesi,
Apa yang harus diperhatikan dalam recovery
dan manajemen pasien (intruksi post operasi)

12

Anda mungkin juga menyukai