Secara tipikal pada penyakit Meniere, serangan vertigo sangat jelas terasa
dan berlangsung beberapa menit hingga jam atau dapat lebih lama. Vertigo dalah
perasaan berputar yang biasanya sangat hebat hingga pasien tidak dapat berdiri
ataupun berjalan. Berbagai derajat nausea dan muntah, tinnitus yang low-pitch,
perasaan penuh pada satu telinga dan hilangnya pendengaran selalu dapat ditemui.
Nistagmus ditemukan pada serangan akut, biasanya adalah tipe horizontal dengan
komponen putaran dan fase lambat pada sisi yang dekat telinga yang terganggu.
Pada percobaan untuk menyentuh benda dengan mata tertutup, terjadi pengarahan
pengambilan yang bergeser dan juga kecenderungan untuk jatuh ke arah sisi
telinga yang terganggu saat berdiri ataupun berjalan. Pasien lebih memilih untuk
berbaring dengan telinga yang terganggu berada pada sisi atas dan melihat ke arah
sisi yang normal, dimana hal ini semakin mencetuskan nistagmus dan pusing.
Seiring serangan mereda, pendengaran dan rasa penuh di telinga berangsur
membaik; tapi bagaimanapun dengan serangan-serangan lanjutan dapat terjadi
peningkatan progresifitas ketulian pada pasien.
Pengobatan
Selama serangan akut penyakit Meniere, tirah baring adalah terapi efektif
dimana pada posisi ini pasien akan merasakan vertigo yang minimal. Agen anti-
histamin- cyclizine, meclizine atau skopolamin transdermal- berguna dalam
kasus-kasus yang lebih lama durasinya. Promethazine adalah supresan vestibular
yang efektif, begitu juga trimethobenzamide (diberikan dalam supposituria 200
mg), yang juga meringankan nausea dan muntah. Selama bertahun-tahun, diet
rendah garam deikombinasikan dengan ammonium klorida atau kalium dan
diuretik digunakan dalam terapi penyakit Meniere, tetapi efisiensi regimen tidak
pernah diteliti. Hal ini juga sama untuk agen-agen dehidrasi seperti gliserol oral
dan yang baru-baru ini dipakai adalah penghambat kanal calcium. Obat sedatif
ringan dapat berguna untuk pasien yang ansietas di antara serangan-serangan
tersebut. Pemberian kortikosteroid pernah acap digunakan tetapi tidak pernah
terbukti efektif; irigasi transtimpani dengan dexamethasone masih digunakan oleh
beberapa otologist tetapi tidak ada satupun dari atas yang rutin digunakan.
Terapi
Debris yang terbentuk diduga menginduksi aliran listrik dalam kupula dan
mencetuskan serangan vertigo. Berdasarkan asumsi inilah, beberapa manuver
reposisi kanalith dideskripsikan (Semont et al, Epley), dimana prinsipnya debris
akan mengendap secara gravitasi pada kanal semisirkuler dan masuk ke
vestibulum dimana debris tidak dapat menginduksi aliran listrik selaama
akselerasi angular.
Bagian dari jalur vestibular yang utama terkena pada penyakit ini
diperkirakan merupakan bagian paling unggul dari saraf vestibular, yang dalam
pengamatan menunjukkan perubahan-perubahan degeneratif oleh Schuknecht dan
Kitamura. Lebih awal lagi, Dix dan Hallpike telah mengungkapkan bahwa lesi
terletak di tengah labirin, karena fungsi pendengaran terselamatkan dan fungsi
vestibular biasanya kembali ke normal. Mereka menggunakan istilah neuritis
vestibular dikarenakan ketidakpastian lokalisasi yang lebih tepat dalam jalur
vestibular perifer. Penyebab dari neuritis vestibular masih tidak pasti, tetapi
banyak ahli mengaitkannya dengan infeksi virus pada saraf vestibular, analog
seperti Bell’s palsy, dan dari waktu ke waktu, peningkatan dari sarag kedelapan
atau labirin membran terlihat setelah pemberian gadolinium pada MRI. Untuk
kebutuhan data etiologi atau patologi yang lebih spesifik, banyak ahli saraf lebih
menyukai istilah neuropati vestibular atau neuritis atau vestibulopati perifer
unilateral akut. Ada kemungkinan bahwa kondisi-kondisi yang dideskripsikan
dengan istilah vertigo epidemik, labirinitis epidemik, dan labirinitis akut atau
neurolabirinitis mengarah pada proses yang sama. Pastinya, herpes zoster otikus
menyebabkan sindroma ini (seperti halnya mengenai saraf ketujuh); hal ini
menandai sindroma Ramsay Hunt yang dideskripsikan dalam Bab 10 dan 47.
Infark labirin dapat menjadi komponen dari sindroma stroke dari oklusi
arteri cerebellar inferior anterior (AICA). Pada sindroma yang lengkap terdapat
hilangnya pendengaran, ataksia cerebellar, dan terkadang "tinnitus teriak" atau
derajat yang lebih ringan dari tinnitus nada. Dilaporkan juga merupakan sebuah
sindroma klinis yang asalnya tidak diketahui, terdiri dari serangan tunggal
mendadak berupa vertigo berat, mual, dan muntah tanpa tinnitus atau hilangnya
pendengaran tetapi dengan ablasi permanen dari fungsi labirin pada satu sisi. Hal
ini telah diusulkan bahwa sindroma ini merupakan akibat dari oklusi bagian
labirin dari cabang arteri auditori internal, tetapi sejauh ini, konfirmasi anatomis
belum didapatkan. Perdarahan labirin telah dibuktikan oleh MRI dalam beberapa
pasien; lain-lain yang terkait, secara spekulatif, akibat infeksi virus.
Cogan telah menjelaskan sebuah sindroma yang jarang pada dewasa muda
dimana keratitis interstisial nonsifilitik berkaitan dengan vertigo, tinnitus,
nistagmus, dan tuli progresif cepat. Prognosis untuk penglihatan baik, tetapi tuli
dan hilangnya fungsi vestibular biasanya permanen. Penyebab dan patogenesis
dari sindroma ini tidak diketahui, walaupun diperkirakan setengah dari pasien-
pasien ini nantinya mengalami insuffisiensi aortik atau vaskulitis sistemik yang
menyerupai nodosa poliarteritis. Komplikasi-komplikasi vaskular ini terbukti fatal
pada 7 dari 78 kasus yang ditinjau oleh Vollertsen dan kolega.
Vertigo merupakan gejala utama dari serangan iskemik dan infark batang
otak terjadi pada wilayah arteri vertebrobasilar, terutama sindroma Wallenberg
dari infark medullar lateral.
Di lain pihak, kolega kami C.M. Fisher telah menunjukkan bahwa vertigo
sebagai manifestasi tunggal dari iskemia batang otak dari penyakit artesi basiler
sangatlah jarang. Kecuali gejala-gejala lain dan tanda-tanda gangguan batang otak
muncul serentak atau segera setelah vertigo, seseorang dapat mencurigasi asal dari
telinga dan hampir selalu mengecualikan penyakit vaskular dari batang otak.
Walau bagaimanapun, kami telah menemui pasien-pasien langka dengan serangan
vertigo singkat berulang yang kemudia terbukti disebabkan oleh stenosis arteri
basilar, tetapi hanya beberapa episode yang disertai tanda-tanda penyakit batang
otak seperti disartria, mati rasa pada wajah, atau diplopia. Dengan kata lain,
episode-episode vertigo yang sering dan tiba-tiba berlangsung selama satu menit
atau mungkin jarang berkaitan dengan iskemia batang otak sementara.
Vertigo dari asal cerebellar merupakan pengecualian dalam hal ini karena
ia jarang menjadi manifestasi tunggal dari infark atau perdarahan cerebellar,
seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam bagian pengenalan dari bab ini dan bab
34. Disertai bahwa vertigo yang terisolasi mungkin merupakan akibat dari oklusi
arteri cerebellar inferior posterior atau orangtuanya yaitu arteri vertebralis
walaupun seringkali, terdapat fitur-fitur tambahan terkait dengan kerusakan pada
medulla lateral. Dalam menegakkan vertigo terisolasi, seseorang harus mencari
konfirmasi bahwa tidak ada tanda-tanda lain yang mengarah pada vertigo yang
berasal dari sentral atau sebaliknya, jika ada tanda-tanda seperti nistagmus pada
lebih dari satu arah pandangan dengan posisi kepala tunggal, atau nistagmus
vertikal, terdapat kemungkinan adanya iskemia pada batang otak. Nistagmus dan
ataksia saat berjalan (lebih pada kecenderungan atau tarikan ke satu sisi),
sedangkan pada vestibulopati akut, nistagmus mengarah berlawanan dari sisi lesi
dan tarikan masih ke arah sisi yang terkena.