BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah menggambarkan kejadian fakta berdasarkan pengalaman yang sebenarnya,
menekankan pada proses yang terjadi pada waktu dan di tempat tertentu. Selain itu sejarah
juga dipandang sebagai peristiwa yang abadi, unik dan penting. Peristiwa-peristiwa dalam
perkembangan fisika tetap dikenang sepanjang masa, hanya terjadi satu kali, dan memiliki
arti penting dalam menentukan kehidupan orang banyak. Sejarah mengajarkan hal-hal yang
sangat penting mengenai keberhasilan dan kegagalan temuan-temuan fisika, teori-teori fisika
yang pernah ada, dan hal-hal penting lainnya dalam sejarah perkembangan fisika. Dari
sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan
sebuah temuan atau penelitian fisika. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan
permasalahan-permasalahan fisika sepanjang perkembangannya. Selain itu kita dapat
mengenal tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan fisika serta penemuan apa saja
yang telah mereka sumbangkan. Kita pun dapat mempelajari bagaimana suatu bangsa
memberikan peranannya dalam perkembangan fisika.
Sejarah fisika sangat penting untuk dipelajari, terutama dalam hubungannya dengan
kegiatan pembelajaran fisik. Karena dengan pengetahuan sejarah yang banyak yang tentunya
berkaitan dengan fisika, akan sangat memudahkan seseorang dalam memahami Ilmu Fisika.
Selain itu, dengan mengetahui sejarah fisika, seseorang tidak akan merasa cepat bosan dalam
mempelajari fisika karena merasa tertarik dengan hal-hal yang luar biasa yang telah
dilakukan oleh para ilmuwan. Sehingga anggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang sangat
membosankan dan hanya mengandalkan rumus saja, tanpa perlu mengetahui konsep-konsep
apa saja yang terkandung dalam rumus-rumus tersebut dapat dipatahkan. Setiap orang perlu
mempelajari atau mengetahui semua sejarah yang berkaitan dengan fisika, karena dengan
mengetahui banyak sejarah, pengetahuan akan bertambah luas, dan bahkan mungkin dari
sejarah-sejarah tersebut bisa menemukan penemuan-penemuan baru yang mungkin bisa
memperbaiki penemuan-penemuan sebelumnya. Jadi, intinya sejarah fisika itu penting untuk
dipelajari.
Sejarah fisika sangat kompleks dan berlangsung sangat lama sehingga untuk
membahasnya secara keseluruhan tentu membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena
itu, kami hanya akan mengulas perkembangan beberapa cabang fisika pada abad ke-18 dan
19 agar pembaca dapat memahami sejarah fisika sedikit demi sedikit dan berdasarkan
kronologi kejadiannya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan Fisika pada Abad ke-18 dan 19?
2. Siapa saja Ilmuan yang memberikan kontribusi pada abad ke-18 dan 19, dan apa peran
mereka?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Menguraikan dan menjelaskan tentang perkembangan fisika pada abad ke-18.
2. Menyebutkan ilmuwan-ilmuwan yang berkontribusi dan menjelaskan peran mereka pada
perkembangan fisika pada abad-18.
3. Menguraikan dan menjelaskan tentang perkembangan fisika pada abad ke-19.
4. Menyebutkan ilmuwan-ilmuwan yang berkontribusi dan menjelaskan peran mereka pada
perkembangan fisika pada abad-19.
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca
sehingga wawasan pembaca tentang perkembangan fisika bertambah luas, khususnya
perkembangan fisika pada abad ke-18 dan 19.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Zaman Pencerahan (Aufklaerung)
Abad Pencerahan atau Zaman Pencerahan (Age of Enlightenment dalam
literatur berbahasa Inggris) adalah suatu masa di sekitar abad ke-18 di Eropa yang diketahui
memiliki semangat revisi atas kepercayaan-kepercayaan tradisional, memisahkan pengaruh-
pengaruh keagamaan dari pemerintahan. Bertolak dari pemikiran ini, masyarakat mulai
menyadari pentingnya diskusi-diskusi dan pemikiran ilmiah. Ideologi Sekularisme menjadi
dasar tonggak peradaban maju Eropa.Zaman Pencerahan terjadi sekitar tahun 1687 - 1789M,
adalah masa-masa yang produktif bagi sejarah budaya barat. Seperti ditemukannya bubuk
mesiu, mesin cetak, dan kompas yang menjadi perubahan besar, serta mempengaruhi dunia
hingga saat ini. Terdapat 4 ciri Transformasi di Zaman Pencerahan:
1. Early Capitalism/ Merchantilism
2. Kemandirian/ Individualism
3. Berperannya aspek-aspek rasional
4. Pesatnya kemajuan teknologi
Zaman pencerahan adalah istilah yang sangat tepat untuk menamai abad ke-18 di
Eropa, pada saat itu Eropa menjadi lahan perkembangan pesat bagi llmu pengetahuan dan
filsafat. Sebenarnya isyarat adanya zaman pencerahan ini dapat dilacak pada abad 17. Pada
abad ke - 17 itu merupakan abad pembenihan dari ilmu pengetahuan dan filsafat, penemuan
teleskop mendekati permulaan abad itu telah merombak seluruh pandangan mengenai ilmu
perbintangan. Filosof dari Inggris, Francis Bacon dan filsuf dari Perancis, Rene Descartes
keduanya berseru kepada ilmuwan seluruh Eropa agar tidak lagi menyandarkan diri lagi pada
kekuasaan Aristoteles. Selain kedua filsuf tersebut ada banyak lagi filsuf lain meliputi filosof-
filosof rasionalis seperti Baruch Spinoza, lalu ada filosof politik seperti Thomas Hobbes, dan
John Locke serta pemikir pemikir skeptis Perancis seperti Pierre Bayle dsb. Dari sinilah
muncul semakin banyak ketertarikan di bidang ilmu pengetahuan dan filsafat. Sampai pada
suatu saat lahirlah sebuah penemuan besar yang menjadi ilmu pengatahuan modern dan
mungkin inilah yang menjadi penemuan terbesar pada masa itu.
Penemuan itu adalah teori Gravitasi yang diungkapkan oleh Sir Isaac Newton, dia
dianggap sebagai ilmuwan paling besar dan paling berpengaruh yang pernah hidup di dunia,
penggunaan teleskop, penemuan baru untuk penelitian Astronomi oleh Newton telah dibuat
lebih revolusioner, dan yang dilakukannya di sector mekanika telah menghasilkan apa yang
terkenal dengan sebutan “Hukum Gerak Newton” yang pertama. Walaupun Copernicus dan
Galileo sudah berhasil menepikan beberapa anggapan yang ngawur tentang pengetahuan
purba dan telah menyumbang.
Pengertian yang kita nilai tepat tentang alam semesta, namun tak ada satu pokok
pikiranpun dari mereka yang terumuskan secara sistematis. Tak lain Isaac Newton lah orang
yang berhasil memberikan kumpulan teori yang terangkum rapi dan meletakkan batu pertama
ilmu pengetahuan modern.
1. Mekanika
Mekanika berdasarkan kepada tiga hukum gerak Newton dan hukum tarikan umum
Newton, yang dipergunakan untuk bermacam-macam tujuan dan penyelidikan bermacam-
macam masalah.
Hukum pertamanya adalah hukum inersia Galileo, Galileo merupakan penemu
pertama hukum yang melukiskan gerak sesuatu obyek apabila tidak dipengaruhi oleh
kekuatan luar. Tentu saja pada dasarnya semua obyek dipengaruhi oleh kekuatan luar dan
persoalan yang paling penting dalam ihwal mekanik adalah bagaimana obyek bergerak dalam
keadaan itu. Masalah ini dipecahkan oleh Newton dalam hukum geraknya yang kedua dan
termasyhur dan dapat dianggap sebagai hukum fisika klasik yang paling utama.
Hukum kedua (secara matematik dijabarkan dengan persamaan F = m.a atau a = F/m
menetapkan bahwa percepatan obyek adalah sama dengan gaya netto dibagi massa benda.
Hukum kedua Newton memiliki bentuk sama seperti hukum dinamika Aristoteles, v = kF/R,
dengan dua perbedaan penting. Yang satu adalah bahwa gaya menghasilkan percepatan dari
pada kecepatan, sehingga dalam ketidak hadiran gaya, kecepatan tetap konstan (hukum
pertama). Perbedaan yang lain adalah bahwa hambatan terhadap gerak adalah disebabkan
oleh massa benda itu sendiri, terhadap medium di mana ia bergerak.
Hukum ketiganya yang masyhur tentang gerak (menegaskan bahwa pada tiap aksi,
misalnya kekuatan fisik, terdapat reaksi yang sama dengan yang bertentangan) serta yang
paling termasyhur penemuannya tentang kaidah ilmiah hukum gaya berat universal.
2. Ilmu Panas
Teori panas panas selama abad ini merupakan suatu kemunduran. Dari tulisan-
tulisannya Newton menganggap panas itu rapat sekali hubungannya dengan gerakan partikel
yang menyusun benda itu dan nampaknya diterima oleh orang pada zaman itu. Tetapi pada
permulaan abad ke 18, teori panas berubah dengan teori kalorik yang menganggap panas itu
semacam zat alir yang inponderable (tidak mempunyai berat) dan disebut kalorik. Partikel-
partikel kalorik ini saling tolak menolak dan menempati ruang juga dapat ditarik dan
ditambahkan kepada suatu benda lain. Selain itu kalorik ini mempunyai affinited materi-
materi. Teori kalorik dapat menerangkan dengan baik sekal, mengapa benda mengembang
bila dipanaskan, sebagai berikut : sebuah benda dipanaskan jumlah kalorik dalam benda itu
bertambah dan partikel-partikel kalorik itu menemukan ruangan-ruangan antara atom–atom
benda itu, sehingga atom-atom itu jaraknya bertambah karena dorongan kalorik itu, sehingga
akibatnya benda itu mengembang.
Panas yang timbul karena pukulan disebabkan karena pembebasan dari beberapa
kalorik yang mengembun didalam atau yang diserap benda itu, tiba-tiba bertambah
jumlahnya dengan kalorik bebas. Black menerangkan panas yang diserap dan panas spesifik
berdasarkan teori ini. Sampai akhir abad ke 19, teori kalorik panas ini pada umumnya
diterima oleh orang.
3. Cahaya
Suatu peristiwa dalam sejarah ilmu fisika yang patut dicatat adalah penemuan aberasi
cahaya oleh bradley dalam tahun 1728. Dengan menghilangkan bintang-bintang paralax yang
diukur dari lintasan sistem Copernicus merupakan masalah pemikiran Astronomi. Thyco
telah mengenalnya dan menyelidiki dari arah yang berlawanan dari arah lintasan bumi.
Bintang-bintang itu memperlihatkan perpindahan perspektif, tetapi observasi itu
meyakinkannya bahwa perpindahan semacam itu tidak akan melebihi dari satu menit busur.
Penyelidik-penyelidik lainnya gagal dalam menentukan efek-efek tersebut.
Dalam tahun 1725 Bradley mulai dengan observasi sistematik posisi bintang Zenith,
Y Draconius dengan harapan untuk mengukur jarak-jarak bintang tersebut. Bila paralaks
Stellar ada, bintang-bintang ini paling jauh di selatan pada bulan Desember kemudian
bergerak ke arah utara sampai posisi maksimum enam bulan kemudian. Paling jauh di selatan
pada bulan maret dan paling jauh ke utara pada bulan September. Dimana jarak angular
antara kedua posisi kira-kira 40 detik busur.
Bradley meneruskan observasi dengan bintang-bintang lain didalamtahun1728, dia
mendapat kesimpulan bahwa observasi itu tidak hanya disebabkan karena paralak, tetapi juga
karena perpindahan tempat bintang disebabkan kombinasi kecepatan cahayanya dengan bumi
dalam orbitnya. Kecepatan cahaya yang ditemukannya itu sesuai yang ditentukan Romer
setengan abad dahulu dengan gerak bulan-bulan Yupiter yang merupakan penentuan pertama
dari kecepatan cahaya. Penemuan Brad merupakan deretan pertama dari dasar-dasar teori
relativitas moderen.
Teori hakekat cahaya boleh dikatakan tidak ada dalam abad ini. Beberapa penulis
lebih cendrung menerima teori Corpusculair Newton dan yang terbanyak waktu itu hanya
mengikuti seperti pada zaman Aristotle dulu. Kelambatan teori cahaya di abad ini disebabkan
kurangnya eksperimen, karena orang-orang dizaman ini telah mempercayai bahwa ilmu itu
tidak dapat maju bila hanya berdasarkan spekulasi saja.
4. Listrik
Dalam abad ini penyelidikan listrik itu hanya terutama dalam lapangan listrik statik
saja. Pada awal tahun 1700-an,peristiwa hantaran listrik juga di temukan oleh Stephen Gray.
Lebih jauh Gray juga berhasil mencatat beberapa benda yang bertindak sebagai konduktor
dan isolator listrik.
Pada awal tahun 1700-an, ilmuan Perancis, Charles Dufay secara terpisah mengamati
bahwa muatan listrik terdiri dari dua jenis.Ia juga menemukan fakta bahwa muatan listrik
yang sejenis akan tolak menolak, sedangkan muatan listrik yang berbeda jenis akan tarik
menarik.
Pada tahun 1752-an ilmuan Amerika, Benjamin Franklin merumuskan teori bahwa
listrik merupakan sejenis fluida (zat alir) yang dapat mengalir dari satu benda ke benda lain.
Pada tahun 1766 ahli kimia Inggris, Joseph Priestley membuktikan secara eksperimen bahwa
gaya di antara muatan- muatan listrik berbanding terbalik dengan kuadrat jarak di antara
muatan-muatan tersebut.
Pada tahun 1773, Charles-Augustin de Coulomb melakukan percobaan awal meliputi
tekanan yang bisa memecahkan suatu benda dan ini adalah awal ilmu modern tentang
kekuatan benda-benda. Karya Charles-Augustin de Coulomb di bidang listrik dan magnet
membuatnya begitu terkenal, yang diterbitkan dalam serangkaian makalah antara tahun 1785
dan 1789.
Charles-Augustin de Coulomb melakukan percobaan dengan magnet kompas, ia
langsung melihat bahwa gesekan pada sumbu jarum menyebabkan kesalahan. Ia membuat
kompas dengan jarum tergantung pada benang lembut. Dan ia menarik kesimpulan “besarnya
puntiran pada benang haruslah sama dengan kekuatan yang mengenai jarum dari medan
magnetik bumi”. Ia mempelajari akibat gesekan pada mesin-mesin dan menampilkan teori
tentang pelumasan. Tahun 1785 keluarlah hukum Coulomb : “daya tarik dan daya tolak
kelistrikan antara dua benda yang bermuatan listrik adalah perkalian muatannya dengan
kuadrat terbalik dari jaraknya”. Rumus ini sangat mirip dengan hukum gravitasi Newton.
Pada tahun 1791, ahli biologi Italia, Luigi Galvani mengumumkan hasil percobaannya
yaitu otot pada kaki katak akan berkontraksi ketika di beri arus listrik.Dia mengalirkan listrik
melalui kaki katak dan melihat bahwa kaki katak itu bergerak. Dia menyentuh kaki katak
dengan pengait tembaga yang digantungkan pada rel besi dan kaki itu mengendut. Dia
berpikir bahwa dia menemukan “listrik hewan” padahal sesungguhnya dia menemukan titik
awal penemuan baterei sederhana.
1. Mekanika Klasik
Mekanika klasik menggambarkan dinamika partikel atau sistem partikel. Dinamika
partikel demikian, ditunjukkan oleh hukum-hukum Newton tentang gerak, terutama oleh
hukum kedua Newton. Hukum ini menyatakan, "Sebuah benda yang memperoleh pengaruh
gaya atau interaksi akan bergerak sedemikian rupa sehingga laju perubahan waktu dari
momentum sama dengan gaya tersebut". Hukum-hukum gerak Newton baru memiliki arti
fisis, jika hukum-hukum tersebut diacukan terhadap suatu kerangka acuan tertentu, yakni
kerangka acuan inersia (suatu kerangka acuan yang bergerak serba sama - tak mengalami
percepatan). Prinsip Relativitas Newtonian menyatakan, "Jika hukum-hukum Newton berlaku
dalam suatu kerangka acuan maka hukum-hukum tersebut juga berlaku dalam kerangka
acuan lain yang bergerak serba sama relatif terhadap kerangka acuan pertama".
Konsep partikel bebas diperkenalkan ketika suatu partikel bebas dari pengaruh gaya
atau interaksi dari luar sistem fisis yang ditinjau (idealisasi fakta fisis yang sebenarnya).
Gerak partikel terhadap suatu kerangka acuan inersia tak gayut (independen) posisi titik asal
sistem koordinat dan tak gayut arah gerak sistem koordinat tersebut dalam ruang. Dikatakan,
dalam kerangka acuan inersia, ruang bersifat homogen dan isotropik. Jika partikel bebas
bergerak dengan kecepatan konstan dalam suatu sistem koordinat selama interval waktu
tertentu tidak mengalami perubahan kecepatan, konsekuensinya adalah waktu bersifat
homogen.
2. Termodinamika Klasik
Thermodinamika adalah cabang ilmu pengetahuan yang membahas antara panas dan
bentuk – bentuk energi lainnya. Thermodimika merupakan sains aksiomatik yang berkenaan
dengan transformasi energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya . energi dan materi sangat
berkaitan erat, sedemikian eratnya sehingga perpindahan energi akan menyebabkan
perubahan tingak keadaan materi tersebut.
Hukum pertama dari termodinamika menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dihilangkan namun berubah dari satu bentuk menjadi bentuk yang lainnya.
Hukum ini mengatur semua perubahan bentuk energi secara kuantitatif dan tidak membatasi
arah perubahan bentuk itu. Pada kenyataannya tidak ada kemungkinan terjadinya proses
dimana proses tersebut satu – satunya hasil dari perpindahan bersih panas dari suatu tempat
yang suhunya lebih rendah ke suatu tempat yang suhunya lebih tinggi. Pernyataan yang
mengandung kebenaran eksperimental ini di kenal dengan hukum kedua termodinamika.
Keterbatasan termodimika klasik. Termodinamika klasik menggarap keadaan sistem
dari sudut pandang makroskopik dan tidak membuat hipotesa mengenai struktur zat. Untuk
membuat analisa termodinamika klasik kita perlu menguraikan keadaan suatu sistem dengan
perincian mengenai karakteristik-karakteristik keseluruhannya seperti tekanan , volume dan
temperature yang dapat diukur secara lansung dan tidak menyangkut asumsi – asumsi
mengenai struktur zat.
Termodinamika klasik tidak memperhatikan perincian, perincian suatu proses tetapi
membahas keadaan-keadaan kesetimbangan. Dari sudut pandang termodinamika jumlah
panas yang dipindahkan selama suatu proses hanyalah sama dengan beda antara perubahan
energi sistem dan kerja yang dilaksanakan., jelaslah bahwa analisa ini tidak memperhatikan
mekanisme aliran panas maupun waktu yang diperlukan untuk memindahkan panas tersebut.
Termodinamika klasik mampu menerangkan mengapa perpindahan panas dapat
terjadi, namun termodinamika klasik tidak menjelaskan bagaimana cara panas dapat
berpindah. Kita mengenal bahwa panas dapat berpindah dengan tiga cara yaitu konduksi,
konveksi dan radiasi.
3. Elektrodinamika Klasik dan Gelombang
Elekrodinamika, sesuai dengan namanya adalah kajian yang menganalisis fenomena
akibat gerak elektron. Fenomena ini berkaitan dengan kelistrikan dan kemagnetan. Kendati
elektrodinamika merupakan bagian dari fisika klasik, hukum-hukum elektrodinamika yang
dikompilasi oleh Maxwell ternyata sesuai dengan teori Relativitas, salah satu pilar dari fisika
modern. Teori elektromagnet membahas medan elektromagnet, yaitu medan listrik dan
medan magnet. Kedua besaran ini berhubungan dengan rapat muatan dan rapat arus. Bagian
ini tidak akan mengulas secara rinci teori medan elektromagnet sebab dapat diperoleh dalam
kuliah khusus tentang elektrodinamika. Hal yang perlu dikemukakan di sini adalah bahwa
menurut Maxwell, medan listrik dan magnet memenuhi persamaan.
Persamaan ini mengungkapkan bahwa medan elektromagnet merambat dalam ruang
dalam bentuk gelombang dengan kecepatan tetap v. Maxwell adalah orang pertama yang
mengungkapkan bahwa gelombang EM pada jangkauan frekuensi tertentu adalah gelombang
cahaya. Sejak itu orang kemudian memahami bahwa gelombang EM meliputi frekuensi
sangat rendah seperti sinar tampak (frekuensi berkisar 4000 A - 7000A), hingga radiasi
frekuensi tinggi seperti Sinar-X.
Dalam kajian optika dipahami bahwa cahaya memiliki berbagai sifat yang
menunjukkan bahwa konsep cahaya sebagai gelombang tidak esensial. Akan tetapi guna
menjelaskan secara lebih tepat mengenai gejala interferensi, khususnya difraksi, konsep
cahaya sebagai gelombang adalah mutlak.
Pada prinsipnya fisika klasik berpandangan bahwa materi terdiri atas partikel dan
radiasi terdiri atas gelombang. Pandangan ini menjadi acuan dalam menjelaskan gejala alam.
Contohnya, gaya yang dialami oleh partikel bermuatan seperti, elektron dan proton, dengan
massa masing-masing muatan listrik satu satuan, berinteraksi melalui interaksi gravitasi
(massa) dan elektromagnetik. Geraknya dapat dijelaskan melalui Hukum Lorentz. Akan
tetapi, teori klasik tidak mampu menjelaskan bagaimana interaksi partikel ini dengan cahaya
(radiasi).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Abad Pencerahan atau Zaman Pencerahan (Age of Enlightenment dalam literatur berbahasa
Inggris) adalah suatu masa di sekitar abad ke-18 di Eropa yang diketahui memiliki semangat
revisi atas kepercayaan-kepercayaan tradisional, memisahkan pengaruh-pengaruh keagamaan
dari pemerintahan. Bertolak dari pemikiran ini, masyarakat mulai menyadari pentingnya
diskusi-diskusi dan pemikiran ilmiah. Ideologi Sekularisme menjadi dasar tonggak peradaban
maju Eropa. Zaman Pencerahan terjadi sekitar tahun 1687 - 1789M, adalah masa-masa yang
produktif bagi sejarah budaya barat. Seperti ditemukannya bubuk mesiu, mesin cetak, dan
kompas yang menjadi perubahan besar, serta mempengaruhi dunia hingga saat ini. Terdapat 4
ciri Transformasi di Zaman Pencerahan:
a. Early Capitalism/ Merchantilism
b. Kemandirian/ Individualism
c. Berperannya aspek-aspek rasional
d. Pesatnya kemajuan teknologi
2. Abad 18 seringkali disebut sebagai zaman Aufklaerung yang berarti pencerahan.
Dinamakan demikian karena pada periode ini manusia mencari cahaya baru dalam rasionya.
Salah satu ciri terpenting dari zaman Aufklarung adalah perkembangan pesat ilmu
pengetahuan. Dalam fisika kita kenal ilmuwan besar seperti Siir Isaac Newton. Pada abad ke-
18, pekembangan cabang ilmu fisika meliputi : mekanika, ilmu panas, cahaya, dan listrik.
Ilmuwan yang berkontribusi dalam perkembangan fisika abad ke 18 diantaranya adalah : Sir
Isaac Newton, Daniel Bernoulli, Lagrange, James Black, Stephen Gray, Du Fay, Benyamin
Franklin, Leonhard Euler, Dan Charles Augustin De Coulomb.
3. Abad ke 19 dimulai dari tahun 1800an sampai 1890an. Pada periode ini diformulasikan
konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan Fisika Klasik.
Dalam periode ini ilmu fisika yang mengalami perkembangan secara signifikan adalah
mekanika, thermodinamika klasik, listrik-magnet,dan gelombang. Ilmuwan yang
berkontribusi dalam perkembangan fisika abad ke 19 diantaranya adalah : Michael Faraday,
Thomas Young, Andre Marie Ampere, George Ohm, James Prescott Joule, Alessandro
Volta, Benjamin Thompson, James Clerk Maxwell, Joseph Louis Gay-Lussac, Rudolf Julius
Emanuel Clausius.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, pemakalah penyadari banyak terdapat kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, pemakalah meminta kritikan dan saran kepada
pembaca khususnya dosen pembimbing yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Atas perhatian dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.
http://theknowledgenote.blogspot.co.id/2016/05/sejarah-perkembangan-fisika-abad-ke-
18.html