Anda di halaman 1dari 2

Rumah Adat Jambi (Kajang Leko),

Gambar, dan Penjelasannya Administrator Add Comment 1. Sumatera, Rumah Adat Senin, 10 Oktober
2016 Rumah Adat Jambi / Jambi adalah salah satu provinsi di Indonesia yang letaknya berada di tengah
pulau Sumatera. Jambi mulai terbentuk sejak abad 18, tepatnya setelah munculnya kerajaan Melayu
Jambi di pinggiran sungai Batanghari. Dalam hal budaya, masyarakat Jambi yang notabene kebanyakan
berasal dari suku Melayu memiliki beberapa keunikan. Salah satu yang menjadi keunikan ikon
budayanya adalah rumah adat Jambi yang bernama rumah adat Kajang Leko. Rumah Adat Jambi Nah, di
kesempatan artikel kali ini kami akan mengulas informasi tentang rumah adat Jambi tersebut mulai dari
sejarah asal usul, gaya arsitektur, gambar, struktur, dan nilai-nilai filosofis yang terdapat di dalamnya.
Bagi Anda yang ingin tahu bagaimana uniknya rumah bernama Panggung Kajang Leko ini, silakan simak
pembahasan berikut! 1. Struktur Bangunan Rumah Rumah Panggung Kajang Leko atau biasa disebut
rumah Kajang Leko adalah sebuah desain hunian yang baru ditetapkan menjadi rumah adat Jambi
setelah melalui proses pencarian yang panjang. Pada sekitar tahun 70 an, Pemerintah berencana
membangun TMII dan mewajibkan setiap provinsi untuk mengirimkan desain ikon budayanya masing-
masing. Gubernur Jambi pada masa itu kemudian berusaha mencari satu di antara banyak desain rumah
adat yang ada di Jambi untuk ditetapkan sebagai ikon rumah adat Jambi. Pencarian yang dilakukan
dengan sayembara bernama “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah” ini kemudian menemukan rumah adat
Kajang Leko sebagai rumah dengan desain tertua di Jambi. Rumah adat Kajang Leko sendiri adalah
rumah berstruktur panggung yang dikonsep dari arsitektur Marga Batin. Rumah yang jika dilihat dari
atas berbentuk persegi panjang dengan ukuran 12 x 9 meter ini, berdiri karena ditopang oleh 30 tiang
berukuran besar yang terdiri dari 24 tiang utama dan 6 tiang pelamban. Karena merupakan rumah
panggung, maka ia dilengkapi dengan tangga sebagai pintu masuk untuk menaiki rumah. Ada 2 tangga
yang dimilliki rumah adat Jambi ini, satu terdapat di sebelah kanan sebagai tangga utama, dan satu lagi
bernama tangga penteh. Untuk bagian atap, konstruksi rumah adat Kajang Leko disebut memiliki
keunikan tersendiri. Atapnya ini dinamai “Gajah Mabuk”, sesuai dengan nama pembuat desainnya.
Bubungan atap Gajah Mabuk akan tampak seperti perahu dengan ujung atas yang melengkung.
Lengkunan tersebut dinamakan potong jerambah atau lipat kajang. Sementara untuk bagian langit-
langit, terdapat material yang bernama tebar layar. Tebar layar adalah semacam plafon yang
memisahkan ruangan loteng dengan ruangan di bawahnya. Ruangan loteng sering digunakan sebagai
ruang penyimpanan, oleh karenanya pada rumah adat ini terdapat tangga patetah yang digunakan
untuk naik ke ruangan loteng. 2. Fungsi Rumah Adat Meski kini Rumah adat Kajang Leko lebih berperan
sebagai identitas budaya Jambi di kancah nasional, namun sebetulnya sejak masa silam rumah adat
Jambi ini ternyata juga berfungsi sebagai tempat tinggal masyarakatnya. Nah, untuk menunjang
fungsinya sebagai tempat tinggal, rumah Kajang Leko ini pun dibagi menjadi beberapa ruangan dengan
kegunaannya masing-masing. Ruangan-ruangan tersebut antara lain: Ruang pelamban. Ruangan ini
terletak di kiri bangunan. Strukturnya khusus terbuat dari bambu belah yang sudah diawetkan dan
disusun jarang agar air mudah mengalir. Sesuai namanya, ruang pelamban difungsikan sebagai ruang
tunggu bagi para tamu yang datang tapi belum diijinkan masuk rumah. Ruang gaho. Ruangan ini juga
terletak di sebelah kiri bangunan tapi dengan posisi memanjang. Ruang gaho berfungsi sebagai tempat
menyimpan barang, persediaan makanan, sekaligus dapur. Pada ruangan ini kita dapat menemukan
ukiran-ukiran motif ikan di dindingnya. Ruang masinding. Ruangan ini terletak di bagian depan rumah
dan berfungsi sebagai tempat menggelar musyawarah atau untuk ritual kenduri. Karena fungsinya ini,
ruang masiding berukuran cukup luas. Pada bagian dindingnya juga kita dapat menemukan ukiran
dengan motif yang beragam seperti motif bungo tanjung di bagian depan masinding, motif tampuk
manggis di atas pintu masuk, motif bungo jeruk di luar belandar atas pintu. Ruang tengah. Ruangan ini
terletak di tengah-tengah rumah dan sebetulnya tidak terpisah dari ruang masinding. Saat kenduri, para
wanita biasanya menempati ruangan ini. Ruang balik menalam atau ruang dalam. Ruangan ini dibagi
menjadi beberapa kamar untuk ruang tidur anak gadis, ruang makan, dan ruang tidur orang tua. Para
tamu tidak diijinkan untuk memasuki ruangan ini. Ruang balik malintang. Ruangan ini terletak di sebelah
kanan rumah menghadap ke ruang tengah dan ruang masinding. Lantai ruangan ini dibuat lebih tinggi
dari ruangan lainnya. Ruang bauman. Ruangan ini tidak berdinding dan tidak berlantai. Ia hanya
dipergunakan untuk memasak pada waktu ada kenduri, atau kegiatan lainnya. 3. Ciri Khas dan Nilai
Filosofis Jika kita perhatikan dengan seksama bagaimana bentuk rumah adat Jambi, kita akan bisa
menemukan beberapa ciri khas yang menjadi keunikan desain rumah adat ini dibanding desain rumah
adat Indonesia dari provinsi lainnya. Ciri khas rumah adat Kajang Leko ini antara lain: Berstruktur rumah
panggung tapi memiliki 2 buah tangga. Bentuk atapnya yang seperti perahu dengan adanya cabang yang
melengkung dan saling bertemu. Memiliki banyak ukiran pada dindingnya dengan beragam motif.
Ukiran motif ikan melambangkan bahwa masyarakat Melayu adalah masyarakat nelayan, sementara
motif flora seperti motif buah-buahan, bunga, dan daun melambangkan pentingnya peran hutan dalam
kehidupan masyarakat Melayu Jambi.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/10/rumah-adat-jambi-kajang-leko-gambar-
dan.html

Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Anda mungkin juga menyukai