Anda di halaman 1dari 7

ISSN 2087-0725

POTENSI ANTOSIANIN DARI EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa


L.) SEBAGAI ALTERNATIF INDIKATOR TITRASI ASAM BASA

Edy Agustian Yazid*); Muchammad Mishbachul Munir


*)
Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik
Penulis Korespondensi : estienyazid@gmail.com

ABSTRAK
Penggunaan indikator pH sangat penting dalam titrasi asam basa (netralisasi) untuk menunjukkan
perubahan warna pada saat akhir titrasi. Selama ini dalam titrasi asam basa masih banyak digunakan
indikator sintetis dengan ketersediaan terbatas dan biaya relatif mahal. Penelitian ini bertujuan
mengetahui potensi bahan alami antosianin dari ekstrak kelopak bunga rosella sebagai alternatif
indikator titrasi asam basa dengan biaya murah dan mudah didapatkan. Indikator tersebut dibuat
dengan cara mengekstrak kelopak bunga rosella menggunakan pelarut etanol 96% dengan
perbandingan (1 : 10). Penelitian ini menggunakan metode asidimetri-alkimetri dengan indikator
metil orange (MO) dan phenolptalein (PP) sebagai pembanding. Berdasarkan hasil penelitian
disimpulkan bahwa hasil ekstrak kelopak bunga rosella dapat digunakan sebagai indikator alternatif
pada titrasi basa kuat dengan asam kuat dan basa lemah dengan asam kuat yang ditandai oleh
perubahan warna yang jelas pada akhir titrasi. Sedangkan pada titrasi asam lemah dengan basa kuat
tidak dapat diguakan karena terjadi perubahan warna sebelum tiitk ekivalen.

Kata kunci : Antosianin, Bunga Rosella, Indikator, Titrasi asam-basa.

ABSTRACT
The use of the pH indicator is essential in acid-base titration (neutralization) to show discoloration
at the end of the titration. So far in acid-base titration is still widely used synthetic indicators with
limited availability and relatively expensive cost. This study aims to determine the potential of
anthocyanin natural ingredients from rosella flower extract as an alternative acid indicator with
relatively cheap and easy to obtain cost. The indicator was made by extracting roselle petals using
96% ethanol solvent with ratio (1: 10). This research used acidimetry-alkimetry method with
indicator methyl orange (MO) and phenolptalein (PP) as comparison. Based on the result of
research concluded that the extract of rosella flower petals can be used as an alternative indicator
on strong base titration with strong acid and weak base with strong acid which is marked by a clear
discoloration at the end of the titration. Whereas in the titration of weak acid with a strong base can
not be used because of the color change before tiitk equivalent.

Keywords: Anthocyanin, Rosella Flower, Indicator, Acid-base titration.

PENDAHULUAN terjadinya perubahan warna pada akhir titrasi.


Indikator yang dgunakan dalam titrasi
Indikator pH sangat penting
penetralan dinamakan indikator asam basa.
keberadaannya terutama dalam bidang kimia
Indikator yaitu bahan kimia yang sangat
yang digunakan untuk analisis volumetri. Salah
khusus yang dapat mengubah warna larutan
satu metode dalam analisis tesebut adalah
dengan perubahan pH setelah penambahkan
titrasi asam basa atau titrasi netralisasi. Pada
asam atau basa (Gupta, 2012). Indikator asam
titrasi ini melibatkan penambahan indikator
basa cenderung untuk bereaksi dengan
yang berfungsi membantu menentukan titik
kelebihan asam atau basa pada saat titrasi
ekivalen yang ditandai dengan mengamati

Jurnal Sains Vol.8 No.15 (2018) 1


ISSN 2087-0725

untuk menghasilkan perubahan warna (Abbas, kelopak bunga rosella dapat digunakan sebagai
2012). indikator titrasi asam-basa.
Hingga saat ini indikator yang banyak Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa
digunakan dalam titrasi asam basa adalah jenis Linn) termasuk famili Malvaceae merupakan
indikator sintetis seperti fenolphtalein (PP), tanaman tropis yang banyak tumbuh di
metil merah (MM), metil orange (MO) dan Indonesia (Wang, 2008). Tanaman rosella saat
merah fenol (MF). Penggunaan Indikator ni sangat dikenal karena pada kelopak bunga
tersebut selain harganya reatif mahal juga rosella dapat digunakan sebagai minuman
berdampak dihasilkannya limbah bahan kimia kesehatan yang dapat menyembuhkan berbagai
yang dapat mencemari lingkungan. Solusi penyakit (Moeksin dan Ronald, 2009).
mengatasi masalah tersebut adalah dengan Kelopak bunga rosella mengandung asam
memanfaatkan penggunaan bahan alami organik dan flavonoid yang bermanfaat
sebagai pengganti indikator sintetis. mencegah penyakit kanker, mengendalikan
Indikator alami merupakan zat warna tekanan darah, melancarkan peredaran darah,
atau pigmen yang dapat diisolasi dari berbagai dan melancarkan buang air besar (Erianto,
tumbuh-tumbuhan, jamur dan alga.Tumbuhan 2009).
yang paling banyak menghasilkan warna Kelopak bunga rosella juga mengandung
adalah bagian bunga. Zat warna pada bunga zat warna alami seperti antosianin, betalain,
yang paling dominan digunakan sebagai biksin, dan brazilin (Marwati, 2010). Pada
indikator asam basa adalah antosianin kelopak bunga rosella memiliki kadar
(Sudarshan, et al., 2010). Antosianin adalah antosianin yang relatif tinggi (Moeksin, dan
bagian senyawa fenol yang tergolong flavonoid Ronald, 2009). Konsentrasi antosianin inilah
yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan yang menyebabkan beberapa jenis rosella
dan jumlahnya sekitar 90-96 % dari total mempunyai gradasi warna yang berbeda (Yang
senyawa fenol. Pigmen ini berperan terhadap & Gadi, 2008), sehingga dapat digunakan
timbulnya warna merah hingga biru pada sebagai bahan indikator alami. Ketersediaan
beberapa bunga, buah, dan daun. Antosianin bunga rosella selain mudah didapatkan juga
bersifat polar sehingga dapat dilarutkan pada harganya lebih murah.
pelarut polar seperti etanol, aceton, dan air Beberapa penelitian telah dilakukan
(Durst and Wrolstad, 2005). Struktur kimia dengan menggunakan bahan alami, diantaranya
Antosianidin terlihat seperti pada Gambar . dari bunga sepatu (Bhagat, et. al., 2008;
Nuryanti, dkk., 2010), bunga Jacaranda
(Patrakar, et al., 2010) dan bunga waru
(Frantauansyah, dkk., 2013). Penelitian ini
bertujuan memanfaatkan potensi antosianin
dari ekstrak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa
L.) untuk membuat indikator alternatif pada
titrasi titrasi asam-basa.

Gambar 1. Struktur dasar antosianidin


(Jackman & Smith, 1996) MATERI DAN METODE

Warna antosianin sangat dipengaruhi Bahan Penelitian


oleh struktur antosianin serta derajat keasaman Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini
(pH). Antosianin cenderung tidak berwarna di adalah kelopak bunga rosella yang dibeli dari
daerah pH netral, di dalam larutan yang pH toko di kota Gresik, aquades, etanol, Natrium
nya sangat asam (pH < 3) memberikan warna hidroksida (NaOH), asam klorida (HCl),
merah yang maksimum, sedangkan di dalam natrium bikaronat (NaHCO3), asam asetat
larutan alkali (pH 10,5) pigmen antosianin (CH3COOH), metil orange (MO),
mengalami perubahan warna menjadi biru phenolphtalein (PP). Semua bahan kimia yang
(Torskangerpoll, et al., 2005). Berdasarkan digunakan dalam penelitian ini berderajad
perbedaan warna pada rentang pH tersebut, proanalisis (Merck)
memungkinkan bahan alami seperti ekstrak
Jurnal Sains Vol.8 No.15 (2018) 2
ISSN 2087-0725

dilakukan pengulangan sebanyak lima kali.


Dengan cara yang sama dilakukan titrasi
menggunakan indikator metil orange (MO)
Alat Penelitian sebagai pembanding.
Alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah neraca analitik, PH meter (Hanna Titrasi asam kuat dengan basa kuat.
HI-96107), evaporator, hot plate, magnetic Diambil menggunakan pipet volume
stirrer, labu erlenmayer, labu ukur, gelas 25,0 ml larutan HCl 0,1 N yang telah
kimia, pipet ukur; pipet volume, gelas ukur, distandarisasi dan dimasukkan kedalam
push ball, botol semprot, corong gelas, gelas erlenmayer 250 ml yang bersih, kemudian
arloji, cawan petri, biuret, kaki tiga, batang ditambah beberapa tetes ekstrak kelopak bunga
pengaduk kaca, kertas saring. rosella sebagai indikator. Sebelum dititrasi
larutan diukur nilai pH-nya menggunakan pH-
meter. Selanjutnya larutan dititrasi dengan
PROSEDUR NaOH 0,1 N yang sudah distandarisasi sampai
terjadi perubahan warna. Volume NaOH hasil
Ekstrak Kelopak Bunga Rosella
titrasi dicacat dan larutan diukur nilai pH-nya.
Bunga rosella dicuci bersih dengan
Titrasi dilakukan pengulangan sebanyak lima
aquades dan diambil kelopaknya, kemudian
kali. Dengan cara yang sama dilakukan titrasi
dikeringkan dibawah sinar matahari sampai
menggunakan indikator phenolphtalein (pp)
benar-benar kering. Setelah kering kelopak
sebagai pembanding.
bunga rosella dipotong-potong kecil dan
dihaluskan dengan cara ditumbuk
Titrasi basa lemah dengan asam kuat
menggunakan lumpang porselen. Serbuk
Diambil menggunakan pipet volume
ditimbang sebanyak 20 gram kemudian
25,0 ml larutan NaHCO3 0,1 N yang telah
dilarutkan dengan etanol 96% sebanyak 200 ml
distandarisasi dan dimasukkan kedalam
(1 : 10). Selanjutnya campuran dimaserasi
erlenmayer 250 ml yang bersih, kemudian
selama 4 jam sambil dilakukan pengadukan
ditambah beberapa tetes ekstrak kelopak bunga
menggunakan pengaduk magnetic stirrer.
rosella sebagai indikator. Sebelum dititrasi
Setelah 4 jam hasil ekstrak disaring dengan
larutan diukur nilai pH-nya menggunakan pH-
kertas saring dan filtrat hasil penyaringan
meter. Selanjutnya larutan dititrasi dengan HCl
dievaporasi sampai volume menjadi kurang
0,1 N yang sudah distandarisasi sampai terjadi
dari seperempat volume hasil penyaringan atau
perubahan warna. Volume HCl hasil titrasi
± 30 ml. Filtrat yang pekat hasil evaporasi
dicacat dan larutan diukur nilai pH-nya. Titrasi
selanjutnya siap digunakan sebagai indikator
dilakukan pengulangan sebanyak lima kali.
asam-basa.
Dengan cara yang sama dilakukan titrasi
menggunakan indikator metil orange
(MO).sebagai pembanding.
Uji Ekstrak Kelopak Bunga Rosella pada
Titrasi Asam-Basa
Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat.
Titrasi basa kuat dengan asam kuat. Diambil menggunakan pipet volume
Diambil menggunakan pipet volume 25,0 ml larutan CH3COOH 0,1 N yang telah
25,0 ml larutan NaOH 0,1 N yang telah distandarisasi dan dimasukkan kedalam
distandarisasi dan dimasukkan kedalam erlenmayer 250 ml yang bersih, kemudian
erlenmayer 250 ml yang bersih, kemudian ditambah beberapa tetes ekstrak kelopak bunga
ditambah beberapa tetes ekstrak kelopak bunga rosella sebagai indikator. Sebelum dititrasi
rosella sebagai indikator. Sebelum dititrasi larutan diukur nilai pH-nya menggunakan pH-
larutan diukur nilai pH-nya menggunakan pH- meter. Selanjutnya larutan dititrasi dengan
meter. Selanjutnya larutan dititrasi dengan HCl NaOH 0,1 N yang sudah distandarisasi sampai
0,1 N yang sudah distandarisasi sampai terjadi terjadi perubahan warna. Volume NaOH hasil
perubahan warna. Volume HCl hasil titrasi titrasi dicacat dan larutan diukur nilai pH-nya.
dicacat dan larutan diukur nilai pH-nya. Titrasi Titrasi dilakukan pengulangan sebanyak lima
kali. Dengan cara yang sama dilakukan titrasi
Jurnal Sains Vol.8 No.15 (2018) 3
ISSN 2087-0725

menggunakan indikator phenolptalein (pp) MO 3,4 23,84 ± 0,055 Kuning- Jingga


sebagai pembanding. Hijau - merah
Rosella 2,9 23,54 ± 0,055
muda
*)
Nila rerata dari 5 kali pengulangan (n = 5 ± SD)

Hasil yang diperoleh pada titrasi basa


kuat dengan asam kuat menunjukkan pH awal
HASIL DAN DISKUSI
dalam suasana basa kuat (pH 12,1) berwarna
Tirasi Basa Kuat dengan Asam Kuat hijau. Setelah dilakukan titrasi dengan asam
Hasil pengujian ekstrak kelopak bunga kuat terjadi perubahan warna sedikit demi
rosella pada larutan asam kuat (HCl 0,1 N) sedikit hingga menjadi merah muda pada titik
menunjukkan warna merah, sedangkan dalam akhir titrasi (TAT) dalam suasana asam dengan
larutan basa kuat (NaOH 0,1 N) menujukan pH 2,9. Hasil rerata volume titran HCl pada
warnah hijau. Terjadinya perubahan warna saat TAT didapatkan 23,54 ml.
pada larutan asam dan basa tersebut Sebagai indikator pembanding
disebabkan adanya kandungan antosianin yang digunakan MO yang memiliki jangkauan pH
tinggi pada kelopak bunga rosella. 3,1-4,4 (Day & Underwood, 2002). Pada saat
Antosianin dalam strukturnya awal titrasi dalam suasan basa kuat dengan pH
mengandung kation flavilium, dapat terjadi diatas 4,4 larutan berwarna kuning. Setelah
perubahan warna karena terjadinya perubahan dilakukan titrasi sedikit demi sedikit terjadi
bentuk struktur dengan mengalami perubahan warna dari kuning menjadi jingga
kesetimbangan membentuk senyawa dalam suasan asam. Pada saat akhir titrasi
anhidrobase yang disebabkan oleh pengaruh didapatkan nilai pH 3,4 sesuai range pH
derajat keasaman (pH). Antosianin merupakan indikator MO dengan perolehan rerata volume
senyawa yang bersifat amfoter, yaitu memiliki titran 23,84 ml.
kemampuan bereaksi baik dengan asam Berdasarkan hasil uji ekstrak kelopak
maupun dengan basa tergantung dari gugus bunga rosella sebagai indikator dalam titrasi
yang terikat pada struktur dasar posisi basa kuat dengan asam kuat menggunakan
ikatannya (Man, 1997). Pigmen ini jika pembanding indikator sintetis MO didapatkan
dilarutkan dalam asam warnanya menjadi rerata volume titran asam kuat yang setara
merah dan dapat terjadi perubahan warna (ekivalen) dengan selisih volume 0,3 ml. Pada
dengan meningkatnya pH (Salisbusy, 1992). saat TAT penggunaan indikator dari ekstrak
Antosianin memberikan warna paling kuat kelopak bunga rosella ditandai dengan
pada pH < 3,5 dan tidak berwarna pada pH > perubahan warna yang jelas setelah terjadinya
4,5 (Kumalaningsih, 2006). Pada pH rendah TE.
(asam) pigmen ini berwarna merah dan pada
pH tinggi (basa) berubah menjadi violet Titrasi Basa Lemah dengan Asam Kuat
kemudian menjadi biru. Warna yang
Hasil uji titrasi basa lemah dengan asam
ditimbulkan adalah merah (pH 1), biru
kuat menggunakan indikator ekstrak kelopak
kemerahan (pH 4), ungu (pH 6), biru (pH 8),
bunga rosella dengan indikator PP sebagai
hijau (pH 12), dan kuning (pH 13) (Winarno ,
pembanding ditunjukkan pada Tabel 3.
2004).
Hasil titrasi basa kuat dengan asam kuat
Tabel 3. Titrasi basa lemah (NaHCO3) dengan
menggunakan indikator ekstrak kelopak bunga
asam kuat (HCl).
rosella dengan metil jingga (MO) sebagai
pembanding ditunjukkan pada Tabel 1.
Titik Akhir Titrasi* Perubahan
Indikator
Tabel 1. Hasil titasi basa kuat (NaOH) dengan pH Volume (ml) warna
asam kuat (HCl).
MO 3,1 25,46 ± 0,055 Kuning - Jingga
Biru - merah
Titik Akhir Titrasi* Rosella 2,2 25,84 ± 0,055
Perubahan muda
Indikator
pH Volume (ml) warna *)
Nila rerata dari 5 kali pengulangan (n = 5 ± SD)

Jurnal Sains Vol.8 No.15 (2018) 4


ISSN 2087-0725

Hasil titrasi basa lemah dengan asam 8,9 terjadi perubahan warna menjadi merah
kuat menunjukkan perubahan warna biru muda. Rerata volume pada akhir titrasi
dalam suasana basa lemah dengan pH 8,4. didapatkan 27,54 ml.
Setelah dilakukan titrasi menggunakan asam
kuat sedikit demi sedikit terjadi perubahan Hasil uji titrasi asam lemah dengan basa
warna dari biru menjadi merah muda. Pada saat kuat menggunakan indikator ekstrak kelopak
TAT suasana menjadi bersifat asam dengan pH bunga rosella dengan indikator PP sebagai
2,2 dan didapatkan rerata volume titran 25,84 pembanding ditunjukkan pada Tabel 3.
ml.
Tabel 3. Titrasi asam lemah (CH3COOH)
Indikator pembanding MO memiliki dengan basa kuat (NaOH)
jangkauan pH 3,1-4,4. Pada saat awal titrasi
larutan dalam suasan basa lemah dengan pH Titik Akhir Titrasi* Perubahan
diatas 4,4 menunjukan warna kuning. Indikator
pH Volume (ml) warna
Penambahan titran dari asam kuat sedikit demi
sedikit menyebabkan terjadi perubahan warna Jernih - merah
PP 8,9 27,54 ± 0,055
muda
dari kuning menjadi jingga. Pada saat TAT Merah muda -
suasana berubah menjadi asam dengan Rosella 4,3 11,3 ± 0,071
kuning
perolehan pH 3,1 dan rerata volume titran *)
Nila rerata dari 5 kali pengulangan (n = 5 ± SD)
25,46 ml. Berdasarkan hasil uji kedua jenis
indikator didapatkan jumlah volume rerata Berdasarkan hasil uji kedua indikator
yang ekivalen dengan selisih 0,4 ml. Pada saat didapatkan selisih volume yang cukup jauh
TAT penggunaan indikator ekstrak kelopak sehingga dapat dikatakan tidak ekivalen
bunga rosella menunjukkan adanya perubahan meskipun terjadinya perubahan warna yang
warna yang jelas. teramati cukup jelas. Pada uji ini ekstrak
kelopak bunga rosella tidak dapat digunakan
Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat sebagai indikator untuk titrasi asam lemah
Hasil yang diperoleh pada titrasi asam dengan basa kuat. Hal tersebut dikarenakan
lemah dengan basa kuat menunjukkan adanya sebelum terjadi TE sudah menunjukkan
perubahan warna dalam suasana asam lemah terjadinya perubahan warna dengan selisih
berwarna merah muda dengan pH 2,3. Setelah volume titran basa kuat cukup besar dengan
dilakukan titrasi sudah menunjukkan indikator pembanding PP.
perubahan warna menjadi kuning pada pH 4,3. Hasil titrasi asam basa menggunakan
Hasil rerata volume titran didapatkan 11,3 ml. indikator ekstrak kelopak bunga rosella dalam
Sebagai pembanding digumakan Indikator PP beberapa kondisi titrasi terangkum
memiliki trayek pH 8,3-10 (Day & sebagaimana pada tabel 4.
Underwood, 2002). Pada awal titrasi suasana
larutan bersifat asam menunjukkan warna
jernih. Setelah dilakukan titrasi dengan basa
kuat pH larutan meningkat sehingga pada pH

Tabel 4. Hasil titrasi asam basa menggunakan indikator ekstrak kelopak bunga rosella
Kondisi Titrasi dan Titik Ekivalen
Basa Kuat – Asam Kuat Basa Lemah – Asam Kuat Asam Lemah – Basa Kuat
(NaOH – HCl) (NaHCO3 – HCl) (CH3COOH – NaOH)
Indikator Perubahan Perubahan Perubahan
Volume HCl Volume Volume NaOH
warna dan warna dan warna dan
(ml) HCl (ml) (ml)
rentang pH rentang pH rentang pH
Jernih - merah
Fenolftalein - - - - 27,54 ± 0,055 muda
( pH 2,7 – 8,9)

Jurnal Sains Vol.8 No.15 (2018) 5


ISSN 2087-0725

Kuning – jingga Kuning – jingga


Metil Orange 23,84 ± 0,055 25,46 ± 0,055 - -
(pH 12,1 – 3,4) ( pH 8,4 – 3,1)
Hijau - merah Biru - merah Merah muda -
Bunga Rosella 23,54 ± 0,055 muda 25,84 ± 0,055 muda 11,3 ± 0,071 Kuning
( pH 12,0 – 2,9) (pH 8,4 – 2,2) (pH 2,3 – 4,3)

TE tercapai diantara rentang pH TE tercapai diantara rentang pH TE tidak tercapai diantara


Keterangan
tersebut. tersebut.. rentang pH tersebut..

KESIMPULAN Erianto., 2009. Budidaya Rosella [Terhubung


Berkala].(Http://Makalahbudidayarosell
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
a <Onesubenol.Com, Diakses Tanggal
ekstrak kelopak bunga rosella sebagai indikator
12 April 2018)
asam-basa dapat disimpulkan bahwa kelopak
bunga rosella dapat digunakan sebagai
Frantauansyah,Dkk., 2013. Ekstrak Bunga
indikator alternatif pada titrasi basa kuat
Waru (Hibiscus Tiliaceus) Sebagai
dengan asam kuat, basa lemah dengan asam
Indikator Asam Basa, J. Akademi Kimia,
kuat, tetapi tidak bisa digunakan pada titrasi
2(1): 11-16.
asam lemah dengan basa kuat.
Gupta, P., Jain, P. dan Jain, P.K., 2012.
Isolation of Natural Acid Base Indikator
UCAPAN TERIMA KASIH
From the Flower Sap of Hibiscus Rosa
Penulis mengucapkan terimakasih Sinensis, J. Chem. and Pharm.
kepada Akademi Analis Kesehatan Delima Research, 4(12) : 4957-4960.
Husada Gresik yang telah memfasilitasi
penggunaan laboratorium beserta ketersediaan Jackman, R. L. and J.L Smith. 1996.
untuk bahan penelitian. Anthocyanin and Betalain. In Hendry,
G.A.P. and J. D. Houghton. Natural
Food Colorants, 2th,. Capman and Hall,
REFERENSI London.
Abbas, S. K., 2012. Study Of Acid-Base
Indikator Property Of Flowers Of Kumalaningsih, S., 2006. Tamarillo (Terung
Ipomoea biloba. Int. Current Pharm. J, Belanda), Penerbit Trubus Agrisarana.
1(12): 420-422. Surabaya.

Bhagat, V. C., Patil, R. D., Channerker, R. P., Man, J. M., 1997. Kimia Makanan, Penerbit
Shetty, S. C. & Akarte, A. S., 2008. ITB, Bandung.
Herbal indicators as a substituent to
synthetic indicators, J. Green Pharm., Marwati, S., 2010. Aplikasi Beberapa Bunga
122 (1), 162- 163. Berwarna Sebagai Indikator Alami
Titrasi Asam Basa. Prosiding Seminar
Day, RA & Underwood, A.L., 2002. Analisis Nasional Penelitian. Pendidikan dan
Kimia Kuantitatif, Alih bahasa: Sopyan, Penerapan MIPA, FMIPA UN
L., Penerbit Erlangga, Jakarta. Yogyakata.

Moeksin, R. dan Ronald, S., 2009. Pengaruh


Durst, R. W., and Wrolstad, R. E., 2005.
Kondisi, Perlakuan dan Berat Sampel
Characterization and Measurement of
Terhadap Ekstraksi Antosianin Dari
Anthocyanins by UV–visible
Kelopak Bunga Rosella dengan Pelarut
Spectroscopy. In R. E. Wrolstad (Ed.),
Aquades dan Etanol, Jurnal Teknik
Handbook of analytical food chemistry.
Kimia. 4(16) :11-18.
New York: John Wiley & Sons., 33-45.

Jurnal Sains Vol.8 No.15 (2018) 6


ISSN 2087-0725

Nuryanti, S., Matsjeh,S., Anwar, C., Tri Joko


Raharjo, T.J., 2010. Indikator Titrasi
Asam-Basa dari Ekstrak Bunga Sepatu
(Hibiscus Rosa Sinensis L), Agritech,
30(3):178-183.

Patrakar, R., Gond, N., Jadge, D., 2010. Flower


Extract of Jacaranda acutifolia Used as
a Natural Indicator in Acid Base
Titration, Inter. J. Pharm.Tech.
Research, 2(3) : 1954-1957.

Salisbusy, F. B. & Ross, C. W., 1992. Fisiologi


Tumbuhan, Terjemahan oleh Lukman
D.R & Sumaryono, ITB, Bandung:

Sudarshan, S., Bothara, S.B., Sangeeta, S.,


Roshan, P., Naveen, M., 2010.
Pharmaceutical Chracter Of Flower As
Natural Indicator: Acid – Base, A.J.
Pharm. Research, 4: 83-90.
Torskangerpoll, K. & Anderson, Q. M. 2005.
Colour stability of anthocyanin in
aqueous solutions at various pH values,
J. Food Chem., 89, 427-440.

Yang and Gadi, R.L. 2008. Effect of


Dehydration on Anthocyanins,
Antioxidan Activities, Total Phenols and
Color Characteristics of Purple-Fleshed
Sweet Potatoes (Ipomoea batatas L.),
American Journal of Food Technologi.

Wang, C, 2008, Hibiscus Anthocyanins for


Inhibiting Cancers, United States Patent,
2008011 3050.

Winarno. 2004. Kimia Pangan Dan Gizi,


Penerbit Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Jurnal Sains Vol.8 No.15 (2018) 7

Anda mungkin juga menyukai