Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

MODIFIKASI AKUNTANSI BERBASIS KAS DAN JURNAL COROLLARY

OLEH :

1. ELISABETH MARISKA BOLANG


2. MARIA JOLLY PATTYMANGOE
3. YATI OKTAVIA OBET
4. YETTY PIAN
5. YOLANDA BAY
6. YULIANA TOMICO POETY

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Akuntansi Keuangan

Daerah tentang “Modifikasi Akuntansi Berbasis Kas dan Jurnal Corollary” ini.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai modifikasi

akuntansi berbasis kas dan jurnal corollary . Semoga makalah ini dapat digunakan

sebagai salah satu bahan acuan dan bahan pembelajaran bagi para pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu penulis membutuhkan saran dan kritik yang bersifat

membangun agar dapat menyempurnakan penulisan ini. Ahkir kata, penulis

menyampaikan limpah terima kasih kepada semua pihak yang berperan dalam

penyusunan makalah ini.

Kupang, 22 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

A. Jenis-jenis Basis Akuntansi ...................................................................................... 3

1. Akuntansi Berbasis Kas ..................................................................................... 3

2. Modifikasi dari Akuntansi Berbasis Kas ........................................................... 5

3. Akuntansi Berbasis Akrual ……… .................................................................. 6

4. Modifikasi dari Akuntansi Berbasis Akrual ..................................................... 7

B. Jurnal Corollary ....................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 13

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 14


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan

Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ,

Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Standar akuntansi tersebut menganut basis

kas menuju akrual, yaitu menggunakan basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan,

belanja dan pembiayaan, dan basis akrual untuk pengakuan asset, kewajiban dan ekuitas

dana. Namun, penerapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

2005 masih bersifat sementara sebagimana diamanatkan dalam pasal 36 ayat (1) UU

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang menyatakan bahwa selama

pengakuan dan pengukuran pendapatn dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan,

digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan yang menganut basis akrual secara penuh, yang menggantikan

Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju Akrual menurut PP Nomor 24

Tahun 2005 tersebut akan dimulai pada tahun 2015. Ditetapkan PP No.71 Tahun 2010

maka penerapan system akuntansi pemerintahan berbasis akrual telah mempunyai

landasan hukum. Dan hal ini berarti juga bahwa Pemerintahan mempunyai kewajiban

untuk dapat segera menerapkan SAP yang baru yaitu SAP berbasis akrual. Hal ini sesuai

dengan pasal 32 Undang-Undang No.17 tahun 2003 yang mengamanatkan bahwa bentuk

dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan

sesuai dengan SAP. Dan hal ini ditegaskan dalam pasal 4 ayat (1) PP No.71 Tahun 2010
menyebutkan bahwa Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual. SAP tersebut

disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) yang independen dan

ditetapkan dengan PP setelah terlebih dahulu mendapat petimbangan dari BPK. Terlepas

dari standar akuntansi mana yang dipakai, maka dalam makalah ini akan dibahas

mengenai standar akuntansi basis kas menuju akrual.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja jenis-jenis basis akuntansi?

2. Bagaimana penerapan jurnal corollary pada Standar Akuntansi Pemerintah?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui jenis basis akuntansi

2. Untuk mengetahui penerapan jurnal corollary pada Standar Akuntansi Pemerintah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. JENIS-JENIS BASIS AKUNTANSI

Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan

pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan.

Basis akuntansi ini berhubungan dengan waktu kapan pengukuran dilakukan. Basis

akuntansi pada umumnya ada dua yaitu basis kas dan basis akrual. Selain kedua basis

akuntansi tersebut terdapat banyak variasi atau modifikasi dari keduanya, yaitu

modifikasi dari akuntansi berbasis kas, dan modifikasi dari akuntansi berbasis akrual.

Jadi dapat dikatakan bahwa basis akuntansi ada 4 macam, yaitu:

1. Akuntansi berbasis kas (cash basis of accounting)

2. Modifikasi dari akuntansi berbasis kas (modified cash basis of accounting)

3. Akuntansi berbasis akrual (accrual basis of accounting)

4. Modifikasi dari akuntansi berbasis akrual (modified accrual basis of

accounting)

1. Akuntansi Berbasis Kas

Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui ketika

kas diterima atau dibayarkan. Basis kas ini dapat mengukur kinerja keuangan

pemerintah yaitu untuk mengetahui perbedaan antara penerimaan kas dan

pengeluaran kas dalam suatu periode. Basis kas menyediakan informasi mengenai

sumber dana yang dihasilkan selama satu periode, penggunaan dana dan saldo kas

pada tanggal pelaporan. Model pelaporan keuangan dalam basis kas biasanya

berbentuk Laporan Penerimaan dan Pembayaran (Statement of Receipts and


Payment) atau Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement). Selain itu perlu dibuat suatu

catatan atas laporan keuangan atau notes to financial statement yang menyajikan

secara detail tentang item-item yang ada dalam laporan keuangan dan informasi

tambahan.

Pada praktek akuntansi pemerintahan di Indonesia basis kas untuk Laporan

Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh

Rekening Kas Umum Negara/Daerah, dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan

dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Secara rinci pengakuan item-item dalam

laporan realisasi anggaran, sesuai dengan PSAP Pernyataan No. 2 tentang Laporan

Realisasi Anggaran Akuntansi berbasis kas ini tentu mempunyai kelebihan dan

keterbatasan. Kelebihan-kelebihan akuntansi berbasis kas adalah laporan keuangan

berbasis kas memperlihatkan sumber dana, alokasi dan penggunaan sumber-sumber

kas, mudah untuk dimengerti dan dijelaskan, pembuat laporan keuangan tidak

membutuhkan pengetahuan yang mendetail tentang akuntansi, dan tidak memerlukan

pertimbangan ketika menentukan jumlah arus kas dalam suatu periode. Sementara itu

keterbatasan akuntansi berbasis kas adalah hanya memfokuskan pada arus kas dalam

periode pelaporan berjalan, dan mengabaikan arus sumber daya lain yang mungkin

berpengaruh pada kemampuan pemerintah untuk menyediakan barang-barang dan

jasa-jasa saat sekarang dan saat mendatang; laporan posisi keuangan (neraca) tidak

dapat disajikan, karena tidak terdapat pencatatan secara double entry; tidak dapat

menyediakan informasi mengenai biaya pelayanan(cost of service) sebagai alat untuk

penetapan harga (pricing), kebijakan kontrak publik, untuk kontrol dan evaluasi

kinerja.
2. Modifikasi Dari Akuntansi Berbasis Kas

Basis akuntansi ini pada dasarnya sama dengan akuntansi berbasis kas, namun

dalam basis ini pembukuan untuk periode tahun berjalan masih ditambah dengan

waktu atau periode tertentu (specific period) misalnya 1 atau 2 bulan setelah periode

berjalan. Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode tertentu tetapi

diakibatkan oleh periode pelaporan sebelumnya akan diakui sebagai penerimaan dan

pengeluaran atas periode pelaporan yang lalu (periode sebelumnya). Arus kas pada

awal periode pelaporan yang diperhitungkan dalam periode pelaporan tahun lalu

dikurangkan dari periode pelaporan berjalan.

Laporan keuangan dalam basis ini juga memerlukan pengungkapan tambahan atas

item-item tertentu yang biasanya diakui dalam basis akuntansi akrual. Pengungkapan

tersebut sangat beragam sesuai dengan kebijakan pemerintah. Sebagai tambahan atas

item-item yang diungkapkan dalam basis kas, ada beberapa pengungkapan yang

terpisah atas saldo near-cash yang diperlihatkan dengan piutang-piutang yang akan

diterima dan utang-utang yang akan dibayar selama periode tertentu dan financial

assets and liabilities. Sebagai contoh Pemerintah Malaysia menggunakan specified

period dalam laporan keuangan tahunan, yang mengungkapkan beberapa catatan

(memo) mengenai : aktiva, investasi, kewajiban, utang pemerintah (public debt),

jaminan (guarantees), dan notes payable.

Dalam basis ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Fokus pengukuran di bawah basis ini adalah pada sumber keuangan sekarang

(current financial resources) dan perubahan-perubahan atas sumber-sumber

keuangan tersebut. Basis akuntansi ini mempunyai fokus pengukuran yang

lebih luas dari basis kas, pengakuan penerimaan dan pembayaran kas tertentu
selama periode spesifik berarti bahwa terdapat informasi mengenai pituang dan

hutang, meskipun tidak diakui sebagai aktiva dan kewajiban.

2. Penetapan panjangnya periode tertentu bervariasi antara beberapa pemerintah,

namun ada beberapa ketentuan, yaitu :

 Periode tertentu diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun

 Periode tertentu harus sama untuk penerimaan dan pembayaran kas

 Kriteria yang sama atas pengakuan penerimaan dan pembayaran kas

selama periode tertentu harus diterapkan untuk seluruh penerimaan dan

pembayaran

 Satu bulan adalah waktu yang tepat, karena pembelian barang secara

kredit umumnya diselesaikan dalam periode tersebut, periode tertentu

yang terlalu lama mungkin mengakibatkan kesulitan dalam menghasilkan

laporan keuangan

 Kebijakan akuntansi yang dipakai harus diungkapkan secara penuh (fully

disclosed)

 Kriteria pengakuan atas penerimaan selama periode tertentu adalah bahwa

penerimaan harus berasal dari periode yang lalu, namun penerapan ini

tidak seragam untuk semua negara. Beberapa pemerintah menganggap

bahwa seluruh penerimaan yang diterima selama periode tertentu adalah

berasal dari periode sebelumnya, sedangkan pemerintah yang lain

mengakui hanya beberapa dari penerimaan tersebut.

3. Akuntansi Berbasis Akrual

Akuntansi berbasis akrual berarti suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi

dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan

dalam periode laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan pada
saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan. Jadi basis akrual ini

menyediakan estimasi yang tepat atas pengaruh kebijakan pemerintah terhadap

perekonomian secara makro. Selain itu basis akrual menyediakan informasi yang

paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh atas penerapan basis akrual, baik bagi

pengguna laporan (user) maupun bagi pemerintah sebagai penyedia laporan

keuangan. Manfaat tersebut antara lain :

1. Dapat menyajikan laporan posisi keuangan pemerintah dan perubahannya

2. Memperlihatkan akuntabilitas pemerintah atas penggunaan seluruh sumber

daya

3. Menunjukkan akuntabilitas pemerintah atas pengelolaan seluruh aktiva dan

kewajibannya yang diakui dalam laporan keuangan

4. Memperlihatkan bagaimana pemerintah mendanai aktivitasnya dan memenuhi

kebutuhan kasnya

5. Memungkinkan user untuk mengevaluasi kemampuan pemerintah dalam

medanai aktivitasnya dan dalam memenuhi kewajiban dan komitmennya

6. Membantu user dalam pembuatan keputusan tentang penyediaan sumber daya

ke atau melakukan bisnis dengan entitas

7. User dapat mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal biaya pelayanan,

efisiensi dan penyampaian pelayanan tersebut.

4. Modifikasi dari Akuntansi Berbasis Akrual

Basis akuntansi ini meliputi pengakuan beberapa aktiva, namun tidak seluruhnya,

seperti aktiva fisik, dan pengakuan beberapa kewajiban, namun tidak seluruhnya,
seperti utang pensiun. Contoh bervariasinya (modifikasi) dari akuntansi akrual, dapat

ditemukan dalam paktek sebagai berikut ini :

1. Pengakuan seluruh aktiva, kecuali aktiva infrastruktur, aktiva pertahanan dan

aktiva bersejarah/warisan, yang diakui sebagai beban (expense) pada waktu

pengakuisisian atau pembangunan. Perlakuan ini diadopsi karena praktek yang

sulit dan biaya yang besar untuk mengidentifikasi atau menilai aktiva-aktiva

tersebut.

2. Pengakuan hampir seluruh aktiva dan kewajiban menurut basisakrual, namun

pengakuan pendapatan berdasar pada basis kas atau modifikasi dari basis kas.

3. Pengakuan hanya untuk aktiva dan kewajiban finansial jangka pendek

4. Pengakuan seluruh kewajiban dengan pengecualian kewajiban tertentu seperti

utang pension.

B. JURNAL COROLLARY

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), yang ditetapkan dengan Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005, menggunakan basis modifikasian kas

menuju akrual (cash towards accrual). Basis ini mengharuskan penyajian aset,

kewajiban, dan ekuitas dengan basis akrual sedangkan pendapatan, belanja, dan

pembiayaan menggunakan basis kas. Aset, kewajiban, dan ekuitas merupakan unsur

neraca sedangkan pendapatan, belanja, dan pembiayaan merupakan unsur Laporan

Realisasi Anggaran. Dengan kata lain, Neraca disajikan dengan basis akrual dan

Laporan Realisasi Anggaran disajikan dengan basis kas.


Seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah harus ada dalam anggaran

artinya harus melalui atau tercantum dalam Laporan Realisasi Anggaran. Pendapatan,

belanja, dan pembiayaan yang merupakan unsur Laporan Realisasi Anggaran akan

diakui atau dicatat pada saat kas diterima atau dikeluarkan. Pendapatan, belanja, dan

pembiayaan hanya mempengaruhi kas dan tidak mempengaruhi komponen lainnya

dalam pos neraca pada saat penerimaan dan pengeluaran kas. Akibat perlakuan

seperti ini, neraca hanya terdiri dari sisi debet kas sisi kredit ekuitas. Itupun ekuitas

muncul pada akhir periode pada saat pendapatan dan biaya ditutup ke ekuitas dana

lancar.

Perlakuan-perlakuan penerimaan dan pengeluaran dalam penerapan basis kas

menuju akrual ini dapat diuraikan sebagai berikut:

Pada saat penerimaan pendapatan dibuat jurnal:

Tgl. Uraian D K

Kas xxx

Pendapatan xxx

Kas merupakan unsur atau akun neraca yang disebut juga dengan akun ril (real

account) sedangkan pendapatan adalah unsur Laporan Realisasi Anggaran akun

nominal (nominal account).


Pada saat pengeluaran kas untuk belanja dijurnal:

Tgl. Uraian D K

Belanja xxx

Kas Xxx

Pada saat pengeluaran belanja untuk perolehan aset tetap berupa gedung misalnya

akan dijurnal:

Tgl. Uraian D K

Belanja Modal xxx

Kas Xxx

Seperti halnya di akuntansi komersial, pengeluaran untuk perolehan aset tetap

(belanja modal untuk pembangunan gedung) dapat dijurnal sebagai berikut:

Tgl. Uraian D K

Gedung dan Bangunan xxx

Kas xxx
Akun gedung dan bangunan dan akun kas merupakan akun ril (real account).

Jika dilakukan penjurnalan seperti ini maka pengeluaran tersebut tidak akan

mempengaruhi belanja dalam Laporan Realisasi Anggaran. Perlakuan seperti ini

hanya mempengaruhi akun-akun neraca. Oleh karena seluruh transaksi kas

pemerintahan harus melalui Laporan Realisasi Anggaran maka pengeluaran untuk

belanja modal tidak dapat dijurnal langsung ke aset yang bersangkutan, tetapi harus

melalui Laporan Realisasi Anggaran terlebih dahulu.

Dengan mekanisme jurnal korolari, pengeluaran belanja untuk pembelian aset

tetap seperti pembelian gedung tadi dicatat sebagai pengeluaran belanja modal tetapi

tidak berhenti disitu. Agar perolehan aset tersebut muncul dalam Neraca maka perlu

dibuat jurnal pendamping yang disebut jurnal korolari. Jurnal korolari dibuat dengan

mendebet aset yang bersangkutan dan mengkredit akun Ekuitas Dana Diinvestasikan

dalam kelompok Ekuitas. Misalkan dikeluarkan belanja modal sebesar Rp100 miliar

untuk pembelian gedung maka agar dapat masuk dalam Neraca dan Laporan Realisasi

Anggaran harus dibuat jurnal sebagai berikut:

Tgl. Uraian D K

Belanja modal 100 M

Kas 100 M

Jurnal ini akan mempengaruhi belanja modal dalam Laporan Realisasi Anggaran.

Pencatatan tersebut belum masuk dalam akun aset tetap berupa gedung dan akun

ekuitasnya. Untuk itu dibuatkan jurnal korolari:


Tgl. Uraian D K

Gedung dan Bangunan Rp 100 M

Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp 100 M

Dengan penjurnalan di atas, Pengeluaran Kas akan dicatat dalam Neraca dan

Laporan Realisasi Anggaran. Akan tetapi bukan hanya itu, akun Gedung dan

bangunan dalam kelompok aset tetap dan akun Diinvestasikan dalam Aset Tetap

dalam kelompok Ekuitas juga dicatat sebesar jumlah yang sama.

Dari uraian di atas terlihat bahwa jurnal korolari digunakan agar transaksi yang

mempengaruhi akun Neraca (selain kas) dan Laporan Realisasi Anggaran dapat

dicatat pada waktu yang sama. Seluruh buku besar untuk akun-akun terkait dibuka

pada saat penyusunan neraca lajur. Akan tetapi dapat dibayangkan begitu rumitnya

menghimpun semua bukti transaksi untuk dilakukan penyesuaian pada akhir tahun

dengan mekanisme ini.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam melakukan pencatatan akuntansi, basis akuntansi dan focus pengukuran

merupakan dua hal yang penting. Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan

peristiwa yang terjadi diakui atau dicatat, sedangkan focus pengukuran ialah

menentukan asset atau kewajiban apa saja yang diakui dalam neraca.

Adapun 4 basis akuntasi, antara lain :

1. Akuntansi berbasis kas

2. Modifikasi dari akuntansi berbasis kas

3. Akuntansi berbasis akrual

4. Modifikasi dari akuntansi berbasis akrual

Jurnal korolari penting supaya transaksi yang melibatkan akun rill selain kas bisa

tetap disajikan dalam neraca dan disis lain komponen laporan realisasi anggaran

seperti pendapatan, belanja dan pembiayaan tetap dapat pula disajikan.


Daftar Pustaka

Pencatatan Akuntansi Pemerintah dengn Jurnal Corolarry . https://ppa-feui.com (accessed April


21, 2019).

Shidiq, Lybar. Dasar Kas dan Dasar Akrual . https://www.academia.edu (accessed April 22,
2019).

Anda mungkin juga menyukai