Anda di halaman 1dari 3

1. Mengapa pasien berkeringat?

Berkeringat adalah proses pengeluaran panas evaporatif aktif di bawah kontrol


saraf simpatis. Laju pengeluaran panas evaporatif dapat diubah-ubah dengan mengubah
banyak keringat, yaitu mekanisme homeostatik penting untuk mengeluarkan kelebihan
panas sesuai kebutuhan. Pada kenyatannya, ketika suhu lingkungan melebihi suhu kulit,
berkeringat adalah satu-satunya cara untuk mengeluarkan panas karena pada keadaan ini
tubuh memperoleh panas melalui radiasi dan konduksi. Pada suhu normal, sekitar 100
mL, keringat dihasilkan setiap hari; jumlah ini meningkat menjadi 1,5 liter selama cuaca
panas dan meningkat menjadi 4 liter selama olahraga berat. Keringat adalah larutan
garam encer yang dikeluarkan secara aktif ke permukaan kulit oleh kelenjar keringat
ekrin yang tersebar di seluruh tubuh. Keringat yang asin dan jernih ini adalah cara
penting dalam mendinginkan tubuh. Kelenjar keringat apokrin, yang terletak di ketiak
dan area genital, menghasilkan keringat yang kaya bahan-bahan organik, seperti protein
dan lipid. Bau tubuh dihasilkan ketika bakteri yang ada di sekitarnya menguraikan
komponen organik ini. Tidak ada kegunaan fisiologis yang diketahui dari kelenjar
keringat apokrin. Kelenjar ini merupakan kelenjar bau seksual yang ditemukan pada
spesies lain.1
Keringat ekrin harus diuapkan dari kulit agar terjadi pengeluaran panas. Jika
keringat hanya menetes dari permukaan kulit atau diseka, tidak terjadi pengeluaran panas.
Faktor terpenting yang menentukan tingkat penguapan keringat adalah kelembapan relatif
udara sekitar (persentase tiap H2O yang sebenarnya ada di udara dibandingkan dengan
jumlah terbanyak yang dapat ditampung udara pada suhu tersebut: sebagai contoh,
kelembapan relatif 70% uap H2O yang mampu di tampungnya). Ketika kelembapan
relatif tinggi, udara hampir jenuh oleh H2O sehingga kemampuan udara menerima
tambahan kelembapan dari kulit menjadi terbatas. Karena itu, pada hari yang panas dan
lembap, tidak banyak kehilangan panas evaporatif yang dapat terjadi. Kelenjar keringat
terus mengeluarkan cairannya, tetapi keringat hanya menempel di kulit atau menetes dan
tidak menguap dan menimbulkan efek mendinginkan. Sebagai ukuran untuk rasa tidak
nyaman yang berkaitan dengan kombinasi panas dan kelembapan yang tinggi, para ahli
meteorologi mengembangkan indeks suhu kelembaban, atau indeks panas (seberapa
panas yang dirasakan).1
Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme hampir seluruh jaringan
tubuh. Bila sekresi hormon ini banyak sekali, maka kecepatan metabolisme basal
meningkat sampai setinggi 60 sampai 100 persen di atas nilai normal. Hormon tiroid juga
meningkatkan transpor aktif ion-ion melalui membran sel. Salah satu enzim yang
aktivitasnya meningkat sebagai respons terhadap hormon tiroid adalah Na+-K+-ATPase.
Na+-K+-ATPase ini selanjutnya meningkatkan kecepatan transpor, baik ion natrium
maupun kalium, melalui membran sel di beberapa jaringan. Oleh karena proses ini
menggunakan energi dan meningkatkan jumlah panas yang dibentuk di dalam tubuh,
telah diduga bahwa proses ini mungkin merupakan salah satu mekanisme peningkatan
kecepatan metabolisme tubuh oleh hormon tiroid. Sesungguhnya, hormon tiroid juga
menyebabkan membran sel dan sebagian besar sel menjadi mudah dilewati oleh ion
natrium, yang selanjutnya akan mengaktifkan pompa natrium dan lebih jauh lagi
meningkatkan pembentukan panas.2
2. Mengapa berat badan pasien berkurang?
a. Pengaruh Hormon Insulin3
Hormon insulin berperan dalam metabolism glukosa dalam sel. Apabila ada
gangguan sekresi dan kerja insulin, misalnya hiposekresi dan resistensi insulin, maka
akan menimbulkan hambatan dalam utilasi glukosa serta peningkatan kadar glukosa
darah (hiperglikemia). Hiposekresi insulin disebabkan oleh rusaknya sel β. Resistensi
insulin disebabkan tidak adanya atau tidak sensitifnya reseptor insulin yang berada di
permukaan sel. Hiposekresi dan resistensi insulin menyebabkan glukosa tidak masuk
ke dalam sel sehingga tidak dihasilkan energi. Akibatnya, terjadi penguraian glikogen
dalam otot, dan pemecahan protein sehingga menyebabkan penurunan berat badan.
b. Pengaruh Hormon Tiroid2
Hormon tiroid berperan dalam metabolisme yang terjadi dalam tubuh. Kelebihan
hormon tiroid menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme basal yang terjadi di
dalam tubuh. Peningkatan produksi hormon tiroid yang sangat tinggi hampir selalu
menurunkan berat badan, dan penurunan hormon tiroid yang sangat besar hampir
selalu meningkatkan berat badan; efek-efek tersebut tidak selalu timbul; karena
hormon tiroid juga meningkatkan nafsu makan, dan ini mungkin merupakan upaya
penyeimbangan terhadap perubahan laju metabolisme.
c. Pengaruh Hormon Kortisol3
Salah satu hormone yang mengatur regulasi berat badan adalah kortisol. Apabila
terjadi penurunan kortisol, akan berakibat pada menurunnya metabolisme dalam
tubuh. Penurunan kortisol ini sendiri dapat disebabkan oleh destruksi korteks adrenal.
Penurunan metabolisme dalam tubuh akan mengakibatkan penurunan jumlah energi
yang diperoleh (ATP menurun). Hal ini memicu terjadinya pemecahan di dalam otot,
sehingga massa otot berkurang. Pengurangan massa otot ini pada akhirnya akan
menyebabkan penurunan berat badan.

Daftar Pustaka:

(1)
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. 6th ed. Jakarta: EGC.
(2)
Guyton dan Hall. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 12th ed. Jakarta: EGC
(3)
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai