PENDAHULUAN
1
partikel dapat menimbulkan berbagai penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh adanya partikel yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru
akan menentukan letak penempelan atau pengendapannya.
Amonia (NH3) merupakan salah satu polutan udara yang dihasilkan dari
bau busuk pengolahan karet. Amonia memiliki karakteristik tidak berwarna
namun memiliki bau yang menyengat, bersifat korosif dan sangat toksik bahkan
dalam konsentrasi rendah.4,6 Gas amonia dapat tercium pada kadar 0,003 ppm.
Toksisitas kronis amonia pada kadar >35 ppm dapat menyebabkan kerusakan
ginjal, kerusakan paruparu, mereduksi pertumbuhan dan malfungsi otak serta
penurunan nilai darah. (Wahyu Sekar Harjanti, 2016).
Kadar Amonia ini diperparah dengan penambahan zat kimia untuk
mencegah terjadinya pengerasan pada karet. Zat antikoagulan ada beberapa
macam, tetapi harus dipilih yang paling tepat. Pilihan disesuaikan dengan kondisi
lokasi, tetapi harus dipilih yang paling tepat. Pilihan disesuaikan dengan kondisi
lokasi, harga, kadar bahaya zat tersebut dan yang terpenting adalah kemampuan
zat tersebut dalam mencegah prakoagulasi. Dalam pemakaiannya zat antikoagulan
biasa digabung untuk menambah daya antikoagulasinya, bisa dua macam manjadi
satu atau tiga macam camouran sekaligus. Berikut ini contoh beberapa
antikoagulan yang banyak dipakai di perusahaan atau tempat-tempat pengolahan
karet. Soda atau natrium karbonat (Na2CO3), amonia (NH3), formaldehid, dan
natrium sulfit (Na2SO3) (Zuhra C.F 2006).
2
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana profil hematologi pada pekerja di pabrik karet di kota Palangka
raya ?
2. Apakah terjadi penurunan profil hematologi pada pekerja di pabrik karet di
kota Palangka Raya ?
3. Apakah terjadi peningkatan profil hematologi pada pekerja di pabrik karet di
kota Palangka Raya ?
4. Bagaimana efek terhadap dampak kesehatan pada pekerja di pabrik karet
yang sering terpapar bau busuk hasil pengolahan karet?
1.4 Urgensi
Hampir setiap hari pekerja di pabrik karet terpapar oleh bau menyengat
hasil dari pengolahan karet yang mengandung senyawa-senyawa kimia berbahaya
yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pekerja karet. Paparan jangka
panjang dapat menyebabkan terjadinya peradangan yang apabila terus menerus
dibiarkan dapat mengarah kepada penyakit-penyakit kronis.
3
1.5 Luaran
Melindungi masyarakat umum dan khususnya pekerja pabrik dari bahaya
paparan limbah gas dari pengolahan karet yang mengandung senyawa berbahaya
yang dapat menyebabkan terjadinya peradangan hingga penyakit – penyakit
kronis jika terbukti berdampak pada profil hematologi maka akan menjadi
bahasan untuk mengeluarkan kebijakan pemerintah dan perusahaan untuk
penanganan limbah. Akan diterbitkan dalam jurnal nasional tidak terakreditasi.
1.6 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk membuktikan efek dari paparan bau menyengat hasil dari pengolahan
karet yang mengandung senyawa kimia berbahaya yang dinilai melalui profil
hematologi lengkap pada pekerja pabrik karet.
2. Dapat melengkapi informasi ilmiah yang masih terbatas pada subjek pekerja
pabrik karet yang terpapar gas limbah dari pengolahan hasil karet yang
berbahaya
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karet
2.1.1. Definisi
Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan tanaman perkebunan yang
bernilai ekonomis tinggi. Tanaman tahunan ini dapat disadap getah karetnya
pertama kali pada umur tahun ke-5. Dari getah tanaman karet (lateks) tersebut bisa
diolah menjadi lembaran karet (sheet), bongkahan (kotak), atau karet remah
(crumb rubber) yang merupakan bahan baku industri karet. Kayu tanaman karet,
bila kebun karetnya hendak diremajakan, juga dapat digunakan untuk bahan
bangunan, misalnya untuk membuat rumah, furniture dan lain-lain (Purwantadkk.,
2008).
2.1.2. Pengolahan Karet
Dalam hal proses pengolahan lateks di tempat pengolahan tau pabrik,
biasanya memiliki urutan kerja tertentu untuk menghasilkan hasil olah lateks
berupa lembaran (sheet). Pengolahan karet oleh perkebunan dilaksanakan di
pabrik pengolahan dengan menggunakan peralatan yang lebih baik dan dengan
kapasitas yang lebih besar. Oleh karena itu, sheet yang dihasilkan berkualitas
tinggi. Standar kualitas yang tinggi tersebut dapat dicapai karena proses
pembuatannya dilaksanakan sesuai dengan persyaratan pengolahan yang
memenuhi standar pekerjaan tersebut meliputi :
1. Penerimaan lateks
Lateks hasil penyadapan yang berasal dari berbagai bagian kebun
diangku dengan tangki yang ditarik truk ke pabrik. Dipabrik lateks diterima
dan dicampur dalam bak penerimaan. Lateks yang dimasukkan ke dalam bak
penerimaan harus di saring terlebih dahulu untuk mencegah aliran lateks yang
terlalu deras dan terbawanya lump atau kotoran lainnya. Saringan tersebut
terdiri dari saringan kasar dan sedang, yang terbuat dari alumunium. Dari
lateks yang telah terkumpul dalam bak penerimaan diambil contoh atau
sampel untuk mengetahui kadar karet keringnya. Hal ini penting untuk
memperhitungkan kebutuhan air dalam proses pengenceran lateks.
2. Pengenceran lateks
5
Pengenceran lateks atau memperlemah kadar karet adalah menurunkan
kadar karet yang terkandung dalam lateks sampai diperoleh kadar karet yang
terkandung dalam lateks sampai diperoleh kadar karet baku sesuai dengan
yang diperlukan dalam pembuatan sheet, yaitu sebesar 13%, 15%, 16%, atau
20% sesuai dengan kondisi dan peralatan setempat. Adapun maksud dari
pengenceran lateks adalah :
Untuk melunakkan bekuan, sehingga tenaga gilingan tidak terlalu berat
Memudahkan penghilangan gelembung udara atau gas yang terdapat
dalam lateks
Memudahkan meratanya koagulum (asam pembeku) yang dibutuhkan
untuk proses koagulasi
3. Pembekuan lateks
Pembekuan atau koagulasi bertujuan untuk mempersatukan butir-butir
karet yang terdapat dalam cairan lateks, supaya menjadi satu gumpalan atau
koagulum. Untuk membuat koagulum ini lateks perlu dibubuhi obat pembeku
(koagulan) seperti asam semut atau asam cuka. Menurut penelitian, terjadinya
proses koagulasi adalah karena terjadinya penurunan pH. Lateks segar yang
diperoleh dari hasil sadapan mempunyai pH 6,5. Supaya tidak terjadi
penggumpalan, pH yang mendekati netral tersebut harus diturunkan sampai
4,7.
4. Penggilingan
Koagulum yang didapatkan dari lateks tersebut di ambil dan digiling
dengan mesin penggiling manual atau otomatis. Mesin penggiling tersebut
terdiri dari mesin penggiling halus dan mesin penggiling cetakan .tujuan dari
gilingan ini adalah:
Mengubah koagulim menjadi lembaran lembaran yang mempunyai lebar
panjang dan tebal tertentu
5. Pengeringan
Lembaran lembaran yang telah dihasilkan dari mesin penggilingan
selanjutnya akan di keringkan dengan cara dijemur pada selayan selayan di
pabrik.salah satu alasan kenapa di pabrik selalu tinggi sebagainpenjemuran
lembaran sheet.
6
2.1.3. Limbah Yang di Hasilkan
Sumber Limbah Industri Karet apabila dilihat dari tahapan poduksi baik
dari bahan baku berasal dari lateks dan bahan olahan karet rakyat (bokar), maka
limbah yang terbentuk pada industri karet dapat berupa limbah padat (Limbah
Crumb Rubber), limbah cair, dan limbah gas.
Emisi gas penyebab kebauan bersifat iritan pada paru-paru dan efek
utamanya adalah melumpuhnya saluran pernafasan. Gejala yang ditimbulkan
adalah hilangannya kemampuan membau, batuk, sesak napas, iritasi selaput lendir
mata, muntah, dan pusing. Beberapa tahun terakhir ini emisi industri menjadi
masalah penting, mengingat masyarakat mulai mengerti dan terganggu dengan
adanya polusi udara. Keluhan-keluhan tentang bau busuk atau amis telah
dilontarkan oleh sejumlah penduduk sekitar industri tertentu. Keluhan-keluhan ini
terjadi, karena lokasi pemukiman yang dekat dengan industri. Polutan dari industri
karet yang menyebabkan bau berasal dari beberapa kegiatan, antara lain adalah
kegiatan penyimpanan getah karet beku (leum), ruang pengolahan karet (karet
remah, sheet, crepe , dan lateks pekat), dan instalasi pengolahan limbah.
Bahan olah karet di industri karet memiliki cemaran ataudampak negatif
bagi masyarakat selama proses kegiatan produksi, salah satunya adalah isi gas
penyebab bau tak sedap (polusi bau). Sumber emisi gas yang menimbulkan bau
tak sedap berasal dari beberapa kegiatan pengolahan, salah satunya adalah
kegiatan penyimpanan bahan olahan karet yang berupa lump. Lump yang
dikumpulkan dan disimpan dalam gudang penyimpanan akan mengalami
penumpukan jika tidak dapat diolah pada hari yang sama. Perkebunan besar biasa
menyimpan lump karena kapasitas produksi yang terbatas atau digunakan sebagai
penyangga bahan baku produksi berikutnya. Selama proses penyimpanan, lump
akan mengalami reaksi aerob dan anaerob akibat aktivitas bakteri yang
menguraikan bahan organik serta menghasilkan gas-gas yang berbau busuk dan
sangat menyengat terutama amoniak, hidrogen sulfida serta senyawa anorganik
lainnya yang mudah menguap (Purwati, 2005).
7
2.2. Gas amonia
2.2.1. Definisi
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Amonia termasuk gas
alkalin yang tidak berwarna, lebih ringan dari udara, dan punya aroma khas yang
tajam. Amonia saat ini dijadikan sebagai bahan baku pupuk, abu soda, asam nitrat,
nilon, plastik, pencelup, karet dan bahan peledak.
2.2.2. Proses amonia masuk dalam tubuh
Menurut EPA (2004) dan Makarovsky dkk (2008) amonia dapat masuk ke
dalam tubuh melalui jalur inhalasi, ingesti, dan dermal. Amonia dapat masuk ke
dalam tubuh jika menghirup udara yang mengandung amonia atau mengkonsumsi
makanan yang mengandung garam amonium. Jika amonia mengenai kulit, maka
sejumlah kecil amonia tersebut dapat masuk ke dalam tubuh. Dalam kehidupan
sehari- hari umumnya amonia masuk lewat jalur inhalasi dan ingesti sedangkan
untuk jalur dermal jarang ditemukan. Rata-rata amonia yang masuk ke tubuh
bersumber dari 78,3% lewat jalur inhalasi dan 21,7% lewat jalur ingesti ( IPCS,
1986 ).
Ketika amonia masuk saat bernafas maka sebagian masuk ke dalam tubuh
akan diserap oleh paru-paru kemudian amonia berikatan dengan darah yang ada di
dalam paru-paru. Darah yang berasal dari paru-paru kemudian diedarkan ke
jantung melalui pembuluh darah vena pulmonalis. Kemudian darah diedarkan ke
suluruh tubuh dan masuk ke dalam ginjal melalui pembuluh darah arteri renalis.
Amonia yang masuk ke dalam ginjal akan diubah bentuk menjadi ion ammonium
oleh glutamin dengan cara deaminasi yang dikatalis oleh enzim glutaminase. Ion
ammonium disekresikan ke urin sehingga urin menjadi lebih asam, sedangkan
amonia yang tidak dikeluarkan melalui urin akan menumpuk di dalam ginjal dan
akan menyebabkan kerusakan ginjal. Kerusakan ginjal dapat mengakibatkan
hemoglobin dalam darah turun (anemia) dan sesak nafas karena menurunnya daya
perfusi pulmonal (Arisman, 2010).
8
2.3. Hidrogen Sulfida (H2S)
2.3.1. Definisi
Hidrogen Sulfida (H2S) merupakan suatu gas tidak berwarna, sangat
beracun, mudah terbakar dan memiliki karakteristik bau telur busuk. Nama kimia
asam sulfida ini adalah dihidrogen sulfida dan di kenal juga sebutan sebagai
gas rawa atau asam sulfida (ATSDR, 2000). Gas ini dapat menyebabkan dampak
yang buruk bagi kesehatan. Manusia terpapar terutama asam sulfida dari udara.
Gas H2S dengan cepat diserap oleh paru-paru. Hidrogen sulfida lebih banyak dan
lebih cepat diabsorbsi melalui inhalasi dari pada paparan lewat oral. Hidrogen
sulfida yang terserap melalui kulit sangat kecil (ATSDR, 2000).
2.3.2. Proses hidrogen sulfida masuk dalam tubuh
Hidrogen sulfida lebih banyak dan lebih cepat diabsorbsi melalui inhalasi
dari pada paparan leawat oral. Hidrogen sulfida yang terserap melalui kulit sangat
kecil (ATSDR,2000).
Absorbsi dari paparan inhalasi terutama akibat ukuran partikel hidrogen
sulfida yang kecil dapat mencapai saluran nafas bawah dimana hidrogen sulfida
dapat diabsorbsi. Partikel dengan ukuran kecil akan mengalami penetrasi pada
sacus alveolaris yang sebagian dari partikel akan mengalami pembersihan oleh
macrrophage dan sebagian lainnya akan diabsorbsi dalam darah. Zona alveolar
merupakan bagian dalam paru dengan permukaan seluas 50 sampai 100 m2. Gas
pada alveoli hampir selalu menyatu dengan aliran darah yang tergantung pada
kelarutan gas tersebut (Mukono,2005).
9
Hemoglobin (Hb) adalah molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat
besi) dan rantai polipeptida globin (alfa,beta,gama, dan delta), berada di dalam
eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Nilai normal hemoglobin pada
laki-laki adalah 13,0-17,0 g/dl dan perempuan 12,0-15,0 g/dl. Penurunan Hb dapat
menyebabkan terjadinya anemia, sedangkan peningkatan Hb dapat menyebabkan
pasien dehidrasi, polisitemia, PPOK, gagal jantung kongesti, dan luka bakar hebat
(Lewis, 2006).
2.4.2. Hematokrit
Hematokrit atau volume eritrosit adalah persentase volume eritrosit dalam
darah yang dimanfaatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam
waktu tertentu. Nilai normal hematokrit pada laki-laki yaitu 40-60% dan
perempuan 36-46%. Penurunan hematokrit menunjukkan kemungkinan
kehilangan darah akut, anemia, leukemia, penyakit hodgkins, sirosis hepatitis,
malnutrisi, defisiensi vitamin B dan C. Peningkatan hematokrit terjadi pada
hipovolemia, dehidrasi, polisitemia vera, diare berat, emfisema paru, eklamasi,
efek pembedahan, dan luka bakar (Lewis, 2006).
2.4.3. Hitung Jumlah Eritrosit dan Indeks Eritrosit
Hitung jumlah eritrosit adalah jumlah eritrosit per-milimeterkubik atau
mikroliter darah. Nilai normal hitung jumlah eritrosit pada laki-laki 4,5-
5,5x106sel/µl dan perempuan 3,8-4,8x106sel/µl. Penurunan jumlah erirosit dapat
terjadi pada kondisi kehilangan darah, anemia, leukemia, infeksi kronis,multipel
mieloma, cairan per-intra vena berlebih, hidrasi berlebihan. Peningkatan jumlah
eritrosit dapat terjadi pada kondisi polisitemia vera, dehidrasi, dataran tinggi,
penyakit kardiovaskuler.
Penurunan nilai RBC dapat dijumpai pada anemia defisiensi, anemia
hemolitik, anemia sel sabit. Penentuan nilai indeks eritrosit (MCV, MCH, dan
MCHC) penting dalam menetapkan kelainan anemia secara morfologis. Nilai
normal MCV : 83-101 fl, MCH : 27-32 pg, MCHC : 31,5-34,5 g/dl (Lewis, 2006).
2.4.4. Hitung Jumlah Leukosit
Hitung jumlah leukosit adalah menghitung jumlah leukosit per-
milimeterkubik atau mikroliter darah. Sehingga hitung jumlah leukosit merupakan
indikator yang baik untuk mengetahui respon tubuh terhadap infeksi. Nilai normal
WBC (White Blood Cell) : dewasa : 4.000-10.000 sel/µl, Peningkatan leukosit
10
juga dapat menunjukan adanya proses infeksi atau radang akut. Leukopenia
adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 5000/µL darah. Sedangkan
penurunan jumlah leukosit dapat terjadi pada penderita infeksi tertentu, terutama
virus, malaria, alkoholik, reumaotid artritis, dan penyakit hemopoetik (Lewis,
2006).
2.4.5. Hitung Jenis Leukosit
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis
leukosit, nilai normal Neutrofil 40-80%, melebihi nilai normal terjadi Inflamasi,
kerusakan jaringan, peyakit Hodgkin, leukemia mielositik, hemolytic disease of
newborn, kolesistitis akut, apendisitis, pancreatitis akut, pengaruh obat, sedangkan
kekurangan dari nilai normal terjadi Infeksi virus, autoimun. Eosinofil 1-
6%,melebihi nilai normal menyebabkan keadaan alergi dan infeksi parasit
sedangkan kekurangan nilai mengakibatkan stress, syok. Basofil 1-2 %,
melebihi nilai normal terjadi inflamasi, leukemia, tahap penyembuhan infeksi,
sedangkan kekurangan nilai normal mengakibatkan terjadi stress, reaksi
hipersensitivitas, kehamilan, hipertiroid. Limfosit 20-40%, melebihi nilai normal
terjadi padainfeksi kronis dan virus sedangkan kekurangan dari nilai normal
leukemia. Monosit = 2-10 %, melebihi nilai normal terjadi padaInfeksi virus,
parasit, anemia hemolitik, sedangkan kekurangan nilai normal dapat
menyebabkan Leukemia limfositik, anemia aplastik (Lewis, 2006).
2.4.6. Hitung Jumlah Trombosit
Hitung trombosit adalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh
jaringan hemopoetik, dan berfungsi utama dalam proses pembekuan darah.
Penurunan sampaidibawah 100.000/ µL berpotensi untuk terjadinya perdarahan
dan hambatan pembekuan darah. Nilai normal150.000-400.000 /µL (Lewis,
2006).
11
BAB III
METODE PENELITIAN
12
RESPON PEGAWAI PABRIK KARET
DARAH VENA 3 CC
HEMATOLOGY LENGKAP
13
Tabel 1. Nilai Rujukan Parameter Hematologi Untuk Dewasa (Bayin, 2017)
Nilai Rujukan
No Parameter Hematologi Usia
Laki-laki Perempuan
1 Hemoglobin 13,0-17,0 g/dl 12,0-15.0 g/dl Dewasa
2 Hematokrit 40-60 % 36-46 % Dewasa
3 Hitung Jumlah Eritrosit 4,5-5,5 (×106 sel/µl) 3,8-4,8 (×106 sel/µl) Dewasa
4 MCV 83-101 fl Dewasa
5 MCH 27-32 pg Dewasa
6 MCHC 31,5-34,5 g/dl Dewasa
7 Hitung Jumlah Leukosit 4.000-10.000 sel/µl Dewasa
8 Trombosit 150.000-400.000 sel/µl Dewasa
9 Basofil 1-2 % Dewasa
10 Eosinofil 1-6 % Dewasa
11 Neutrofil 2-6 % Dewasa
12 Limfosit 40-80 % Dewasa
13 Monosit 2-10 % Dewasa
14
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Lewis, S.M., 2006. Reference ranges and normal values. In Dacie and Lewis
Practical Haematology. Elsevier, pp. 11–24.
16
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Mia Anjelintina
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi DIII Analis Kesehatan
4 NIM 17.72.018686
5 Tempat dan Tanggal Lahir Palangka Raya,14 Maret 2000
6 Email Miaanjeli63@gmail.com
7 No. Telp. / HP 081256680958
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 2 Ruwung SMPN 3 Cempaga SMAN 3
Buyung Hulu Palangka Raya
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2017
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah Tempat
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu Persyaratan dalam pengajuan PKM Penelitian.
(Mia Anjelintina)
17
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Siti Riani Julaeha
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi DIII Analis Kesehatan
4 NIM 17.72.018678
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sukabumi, 20 Juni 1999
6 Email sitiriani.02@gmail.com
7 No. Telp. / HP 085721290393
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 1 SMPN 1 SMAN 1
Nyalindung Nyalindung Nyalindung
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2017
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu Persyaratan dalam pengajuan PKM Penelitian.
18
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Alina Kristiani
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi DIII Analis Kesehatan
4 NIM 17.72.018682
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kapuas, 23 Juli 1999
6 Email alinakristiani@gmail.com
7 No. Telp. / HP 082251161598
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 1 Tumbang SMPN 5 Kuala SMA Katholik
Lampahung Kurun Beato Arnolduss
Jansen
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2017
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu Persyaratan dalam pengajuan PKM Penelitian.
(Alina Kristiani)
19
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dwi Purbayanti, ST., M.Si
4 NIDN 1128038401
6 Email dwipurbayanti@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi Universitas Islam Universitas
Indonesia (UII) Indonesia (UI)
Jurusan/Prodi Teknik Kimia Ilmu Kimia
Tahun Masuk-Lulus 2001-2005 2014-2016
1 Biokimia Wajib 3
6 Instrumentasi Wajib 2
C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Wajib / Pilihan Tahun
20
Kota Palangka Raya Palangka Raya
21
Raya
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.
22
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang Volume Harga Satuan Nilai
(Rp) (Rp)
- Spuit 3cc 1 box Rp. 220.000 Rp. 220.000
- Tabung Vacum 1 pack Rp. 300.000 Rp. 300.000
dengan anti
koagulan EDTA
- Tourniquet 3 Buah Rp. 60.000 Rp. 60.000
- Bantalan Sampling 3 Buah Rp. 30.000 Rp. 30.000
- Masker 2 Buah Rp. 40.000 Rp. 80.000
- Hand Scoon 1 Pack Rp. 80.000 Rp. 80.000
- Box Alat 2 Buah RP. 40.000 Rp. 80.000
SUB TOTAL (Rp) Rp. 850.000
2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan Nilai
(Rp) (Rp)
- Kapas Swab 1 kg Rp. 75.000 Rp.75.000
- Alkohol 1 liter Rp. 50.000 Rp. 50.000
- Tissu 1 pack Rp.25.000 Rp. 25.000
SUB TOTAL (Rp) Rp. 150.000
3. Perjalanan Volume Harga Satuan Nilai
(Rp) (Rp)
- Survey Pabrik 4 kali Rp.1.250.000 Rp.1.250.000
karet, Jl. Tjilik
Riwut KM 47
- Survey Pabrik 4 kali Rp1.250.000 Rp.1.250.000
karet, Jl. Tjilik
Riwut KM 47
SUB TOTAL (Rp) Rp. 2.500.000
23
4. Lain-lain Volume Harga Satuan Nilai
(Rp) (Rp)
- Sewa 5 Bulan Rp. 200.000 Rp. 200.000
Laboratorium
Klinik
- Uji Parameter 2 Bulan Rp. 80.000 x 50
Hematologi dengan responden Rp. 4.000.000
Hematologi
Analyzer
- Pembuatan 3 Minggu Rp. 200.000 Rp. 200.000
Proposal
- Inform consent 100 Rp. 100.000 Rp. 100.000
lembar
- Tahapan Kaji Etik 1 Bulan Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
- Publikasi 1 Bulan Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
- Dokumentasi 2 Bulan Rp. 300.000 Rp. 300s.000
- ATK 5 bulan Rp. 2.200.000 Rp . 2.200.000
SUB TOTAL (Rp) Rp. 9.000.000
Total 1+2+3+4 (Rp) Rp.12.500.000
(Terbilang Dua Belas Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)
24
Lampiran 3.4 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Program Bidang Alokasi Waktu
No Nama / NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/minggu)
25
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM Penelitian saya dengan judul :
“ Efek Paparan limbah Gas Pengolahan Karet Terhadap Profil Hematologi
Pekerja Pabrik Karet”
Yang diusulkan untuk tahun anggaran 2019 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.
Materai 6000
Tanda tangan
26