Anda di halaman 1dari 6

Sejarah test Rorschach

Tes Rorschach diciptakan oleh seorang psikiater Swiss bernama Hermann Rorschach
(lahir 8 November 1884). Minat Hermann Rorschach terhadap ink blots (bercak tinta) dimulai
sejak tahun 1911 sebagai hasil eksperimen selama 10 tahun (1911 – 1921) ia telah memilih
dari antara beribu-ribu gambar ink-blots, suatu seri yang terdiri dari 10 gambar.
Minatnya pada bentuk dan persepsi seni muncul ketika ia masih berada di bangku sekolah.
Ia dijuluki ‘klex’ atau ink-blot oleh teman-teman pergaulannya (Cassell, 1980). Saat bekerja di
rumah sakit jiwa, Rorschach juga menangani para remaja. Ia menyadari bahwa beberapa anak
memberikan karakteristik jawaban yang berbeda pada sebuah permainan populer waktu itu
yang dikenal sebagai ‘blotto’ (klecksographie). Karena bekerja di Rumah Sakit Jiwa, maka
Hermann Rorschach mendapat kesempatan yang leluasa untuk melakukan penelitian dan
mengembangkan ink blots secara cermat. Pendekatan psikologis Herman Rorschach sendiri
didasarkan atas pandangan yang global mengenai kepribadian tersebut. Roemer (1967)
mencatat bahwa tujuan pertama Rorschach untuk mengembangkan sebuah tes bercak tinta
adalah untuk meneliti refleks halusinasi subjek dengan melihat bercak tinta.
Dalam publikasi awalnya, Rorschach mencirikan blot / bercak sebagai sebuah bentuk tes
interpretasi, dan menekankan bahwa penemuan-penemuannya ini adalah awal dan pentingnya
eksperimen-eksperimen lebih lanjut. Selain itu, Rorschach juga ingin meneliti apakah jawaban
subyek lebih berdasarkan atas warna atau bentuk. Metode penyekoran yang dilakukannya
adalah secara kualitatif. Namun, kemudian Bohm, Beck, Klopfer dan Kelley, Klopfer dan
Davidson, Exner mengembangkan metode penyekoran secara kuantitatif dan mengusulkan
konstruk kepribadian yang dapat diungkap.

Daftar pustaka:
Abt, Lawrence Edwin, dan Leopold Bellak. 1959. PROJECTIVE PSYCHOLOGY. New York:
Grove Press
Subandi, M.A., dan Ratna Wulan. 2002. TES RORSCHACH: Administrasi dan Skoring.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Untuk melakukan tes Rorschach, perlu perlengkapan berupa: Ruang yang nyaman dengan meja
dan kursi. Alat-alat: Kartu Rorschach, Formulir atau Blanko: Protokol Tes Rorschach, Lokasi
Protokol Tes Rorschach, dan kertas kosong. Stopwatch. Dan alat-alat tulis: bolpoint, pensil dan
spidol berwarna. Tester yang telah menguasai materi skoring, instruksi, berpenampilan
profesional.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan tester adalah: Perkenalan dan rapport, Menyampaikan
tujuan pemeriksaan, mencatat identitas subjek, melakukan observasi terhadap subjek, dan
menyampaikan instruksi.

Periode-periode yang harus dilakukan selama tes adalah:

 Periode performance proper: merupakan pencatatan respon subjek. Respon yang


dicatat berupa: Nomor kartu dengan angka romawi, Posisi kartu, Waktu meliputi
Reaction Time; Total Time tiap kartu; dan Total Response Time selama periode
performance proper, dan Nomor respon atau jawaban
subjek.
 Periode Inquiry : merupakan periode memperoleh informasi tentang subjek melihat
blot pada setiap kartu, dan memperoleh kejelasan respon subjek. Hal-hal yang perlu
dilakukan inquiry adalah: Lokasi, yaitu bagian blot mana yang dipakai untuk
menyusun jawaban, Determinant, bagaimana cara subjek melihat atau mempersepsi
blot, dan Content, apa isi yang dilihat
subjek.
 Periode Analogi : dilakukan ketika respon yang seharusnya muncul pada kartu-kartu
tertentu tidak terjadi pada jawaban subjek, tetapi pada kartu lain respon tersebut
muncul.
 Periode Testing The Limit : dilakukan ketika seluruh respon subjek tidak mampu
melihat: W atau D; H atau M; FC; Shading, pada kartu VI dan IV ; Popular dan FM
pada kartu VIII.

Kategori scoring :
 Location: yaitu pada bagian mana subjek melihat konsepnya itu dalam bercak.
 Determinant: yaitu bagaimana konsep itu dilihat subjek, atau aspek apa yang digunakan
subjek untuk memberikan jawabannya itu.
 Content : yaitu apa isi jawaban subjek tersebut.
 Popular-Original (P-O) : yaitu apakah jawaban subjek itu merupakan konsep yang sering
dilihat orang lain ataukah tidak
 Form Level Rating (FLR) : yaitu bagaimana ketepatan konsep tersebut dengan bercaknya
serta bagaimana kualitasnya.

SKORING LOCATION
a. Jawaban Whole: Jawaban ini terdiri dari skor W (Whole) ,W (Whole-cut), DW (Confabulatory
whole).
 Skor W (whole): Skor ini diberikan bila subjek menggunakan seluruh bercak sebagai dasar
untuk memberikan jawabannya.
 Skor W-cut (whole cut): Skor ini diberikan bila subjek menggunakan paling tidak dua
pertiga dari bercak. Subjek tidak bermaksud menggunakan seluruh bercak. Ada sedikit
bagian yang dihilangkan karena tidak sesuai dengan konsepnya.
 Skor DW atau dW (Confabulatory whole): Skor DW diberikan apabila subjek
mengguanakn suatu detail kemudian digeneralisasikan pada seluruh bercak.
b. Jawaban Large Usual Detail (Skor D): Skor D diberikan apabila subjek menggunakan bagian
yang besar dari bercak yang sudah biasa digunakan oleh orang lain. Bagian mudah dibedakan
dengan bagian yang lain karena color, shading atau space. Untuk mengetahui mana bagian
yang diskor D atau diskor yang lain, dilaksanakan dengan melihat pada tabel lokasi yang sudah
ada pada lampiran.
c. Jawaban Small Usual Detail (Skor d): Skor ‘d’ diberikan pada penggunaan bercak yang
relatif kecil, tetapi mudah dilihat dengan adanya color, shading atau space. Untuk menentukan
skor ini juga perlu melihat tabel lokasi.
d. Jawaban Un-usual Detail (Skor Dd): Jawaban un-usual detail adalah jawaban yang tidak
merupakan jawaban whole(W), tidak ada dalam daftar jawaban large atau small usual detail (D
atau d), serta bukan jawaban space (S). Jawaban ‘un-usual detail’ diberi simbol dengan ‘Dd’,
tetapi simbol ini tidak digunakan dalam skoring melainkan menunjukkan semua un-usual detail
yang terdiri dari :
 Tiny Detail (dd): Skor ‘dd’ diberikan pada jawaban yang menggunakan lokasi yang kecil
sekali, tetapi masih bisa dibedakan dengan adanya color, shading atau space. Skor ini juga
telah ditujukkan pada daftar tabel lokasi.
 Edge Detail (de): Skor ‘de’ digunakan untuk jawaban yang menggunakan lokasi bagian
sisi luar dari bercak.
 Inner Detail (di): Skor ‘di’ diberikan untuk lokasi didalam bercak yang sulit untuk
dipisahkan dari bagian lain oleh color, shading atau space.
 Rare detail (dr): Skor ‘dr’ diberikan pada jawaban yang lokasinya tidak biasa digunakan
oleh orang lain. Lokasi ini tidak dapat digolongkan dalam dd, de, atau di dan juga tidak
dapat digolongkan dalam d, D, atau W. Lokasi untuk skor dr tidak selalu bagian bercak
yang kecil. Kadang-kadang bercaknya juga besar.
e. Jawaban White Space (S): Jawaban diberi skor ‘S’ apabila subjek membalik penggunaan
‘figure’ dan ‘ground’, sehingga bagian putih justru dijadikan sebagai landasan untuk
memberikan jawaban. Kadang-kadang bagian putih itu dijadikan sebagai jawaban utamanya,
tetapi kadang hanya sebagai tambahan saja. Dalam hal ini skor S diberikan sebagai tambahan
(additional score).
f. Skor Lokasi Jamak (Multiple Location Score)
Dalam skoring lokasi ini ada kemungkinan subjek menggunakan lebih dari satu lokasi
dalam memberikan jawaban, atau mungkin dia menggunakan beberapa lokasi kemudian
digabungkan dalam satu jawaban. Dalam hal ini dilaksanakan skor lokasi jamak (multiple
location score).
SKORING DETERMINAT
Jawaban Definite : yaitu konsep jawaban yang mempunyai bentuk yang pasti. Jawaban
Semi-definite: yaitu suatu konsep jawaban yang mempunyai bentuk kurang pasti. Jawaban
In-definite : yaitu konsep jawaban yang sama sekali tidak mempunyai bentuk yang pasti atau
bentuknya
Ada empat unsur yang termasuk dalam kategori skoring determinant ini, yaitu:
1. Form (bentuk)
F untuk jawaban-jawaban yang menggunakan bentuk (form) saja.
2. Movement (Gerakan)
Untuk jawaban-jawaban yang mengandung unsur gerakan (movement)
M : gerakan manusia
FM : gerakan binatang
m (gerakan mekanis / alamiah) terbagi menjadi:
Fm : definite
mF : semi-definite
m : in-definite
3. Shading (Perbedaan gelap terang)
 Untuk jawaban yang menggunakan shading sebagai kualitas permukaan (texture).
Adanaya unsure perabaan (halus, kasar, transparan, mengkilat, bulat).
Fc : definite
cF : semi-definite
c : in-definite
 Untuk jawaban yang menggunakan shading untuk kesan-kesan kedalaman (diffuse).
(pemandangan, jalan masuk gua, gambar perspektif, foto pemandangan, bayangan)
FK : definite
KF : semi-definite
K : in-definite
 Untuk jawaban yang menggunakan shading sebagai bentuk tiga dimensi yang sudah
diproyeksikan dalam bentuk dua dimensi. (peta topografi, sinar x, foto rongent)
Fk : definite
kF : semi-definite
k : in-definite
4. Color (Warna)
 Untuk jawaban yang menggunakan warna-warna (color) kromatik (warna-warna selain
hitam, abu abu dan putih).
 Skor FC (definite)
FC : warna natural
F -> C : objek pasti, tetapi warnanya tidak alamiah
· F/C : warna yang digunakan hanya untuk membedakan bagian objek yang
definite.
· FC-sym : objek definite yang disimbolkan dengan warna
 Skor CF (semi-definite)
· CF : warna natural
· C -> F: warnanya tidak alamiah / dipaksakan.
· C/F : warna yang digunakan hanya untuk membedakan bagian objek yang semi-
definite.
· CF-sym : objek semi-definite yang disimbolkan dengan warna
 Skor C (in-definite)
C : warna alamiah secara stereotipik (merah : darah)
C-n : hanya menyebutkan warna-warnanya saja.
C-des : warna yang dideskripsikan.
C-sym : warna sebagai gambaran simbolis yang abstrak (contoh: kegembiraan,
kejahatan, kedamaian, kesuburan)
 Untuk jawaban yang menggunakan warna akromatik (hitam, abu-abu dan putih).
FC’ : definite
C’F : semi-definite
C’ : in-definite

SKORING CONTENT
Skoring content yaitu menentukan apa isi jawaban subjek. Skoring content ini memang tidak
begitu sukar, karena sudah jelas dan kategorinya tidak terlalu rumit.
1. H : Human figure
2. (H) : Human like
3. Hd : Human detail
4. (Hd) : Human detail like
5. AH : Animal – Human (separuh manusia, separuh binatang)
6. H-obj : Human object
7. H-At : Human Anatomi
8. Sex : Organ seksuil
9. A : Animal
10. (A) : Animal like
11. Ad : Animal detail
12. (Ad) : Animal detail like
13. A-At : Animal anatomi
14. A-obj : Animal object
15. Food : bagian hewan, buah, sayur, yang dapat dimakan
16. N : Natural
17. Geo : Geographical
18. Pl : Plant
19. Bot : Botany
20. Obj : Object
21. Arch : Architecture
22. Art : design, lukisan
23. Abs : Abstract
24. Kalau tidak ada dalam 23 kategori diatas maka ditulis apa adanya (contoh: api, darah, awan).

SKORING P-O (POPULAR-ORIGINAL)


Skoring Popular
Suatu jawaban disebut popular bila jawaban tersebut sering muncul atau diberikan oleh banyak
subjek pada suatu lokasi bercak tertentu.
Jawaban Original
Jawaban original yang diskor O adalah pada satu bagian bercak tertentu yang hanya muncul
sekali diantara seratus jawaban.
SKORING FLR (FORM LEVEL RATING)
Dasar penyekoran FLR, yaitu:
 Ketepatan (akurasi)
 Kekhususan (spesifikasi)
 Pengorganisasian (organisasi)

Basal Rating dalam FLR


 Basal rating +1,0 : didahului F / dan populer
 Basal rating +1,5 : lebih akurat dan definite
Figure manusia
Profil manusia : dahi, hidung, mulut dan dagu
Binatang spesifik : ayam kate
 Basal rating +0,5 : F – nya di belakang
 Basal rating 0,0 : tanpa F
 Basal rating -1,0 : tidak akurat
 Basal rating -1,5 : konfabulasi (menggeneralisasikan detail sebagai keseluruhan)
 Basal rating -2,0 : perseverasi (seenaknya saja, tidak lepas dari konsep
pertama) &
kontaminasi

Daftar pustaka:
Abt, Lawrence Edwin, dan Leopold Bellak. 1959. PROJECTIVE PSYCHOLOGY. New York:
Grove Press
Subandi, M.A., dan Ratna Wulan. 2002. TES RORSCHACH: Administrasi dan Skoring.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
http://www.skoringpsikotes.com/2013/09/tesrorschach.html

Anda mungkin juga menyukai