PNEMONIA
RIAN FAUZAN
201210300511100
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh bakteri;
merupakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang paling sering
menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita (Said 2007).
2. Etiologi
I. Mikroorganisme
a. A. Israeli
b. Nokardia asteroides
a. Aktinomikosis
Aktinomisetes a. Kokidioides imitis pulmonal
b. Histoplasma kapsulatum b. Nokardiosis
c. Blastomises dermatitidis
pulmonal
d. Aspergilus a. Kokidioidomikosis
b. Histoplasmosis
c. Blastomikosis
Fungi a. Fikomisetes d. Aspergilosis
e. Mukormikosis
a. Koksiela burnetti
a. Klamidia psittaci
a. Q Fever
b. Psitakosis
a. Mikoplasma pneumonia c. Ornitosis
b. Influensa virus
Riketsia c. Respiratory Syncytial a. Pneumonia
Adeno- virus mikoplasma
a. Pneumocytis carinii
a. Pneumonia viral
Klamidia
a. Pneumonia
pneumositis
(pneumonia plasma
sel)
Mikoplasma
Virus
Protozoa
3. Patofisiologi
Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke dalam tubuh manusia melalui
udara, aspirasi organisme, hematogen dapat menyebabkan reaksi inflamasi hebat sehingga
membran paru-paru meradang dan berlobang. Dari reaksi inflamasi akan timbul panas,
anoreksia, mual, muntah serta nyeri pleuritis. Selanjutnya RBC, WBC dan cairan keluar
masuk alveoli sehingga terjadi sekresi, edema dan bronkospasme yang menimbulkan
manifestasi klinis dyspnoe, sianosis dan batuk, selain itu juga menyebabkan adanya partial
oklusi yang akan membuat daerah paru menjadi padat (konsolidasi). Konsolidasi paru
menyebabkan meluasnya permukaan membran respirasi dan penurunan rasio ventilasi
perfusi, kedua hal ini dapat menyebabkan kapasitas difusi menurun dan selanjutnya terjadi
hipoksemia
Dari penjelasan diatas masalah yang muncul, yaitu : Risiko kekurangan volume cairan, Nyeri
(akut), Hipertermi, Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Bersihan jalan nafas tak
efektif, Gangguan pola tidur, Pola nafas tak efekif dan intoleransi aktivitas.
PATHWAY
4. Tanda Dan Gejala
Gejala klinis tergantung pada lokasi, tipe kuman dan tingkat berat penyakit
Adapun gejala klinis dari pneumonia yaitu :
o Dispnoe
o Hemoptisis
o Nyeri dada
o Takipnea
o Demam, menggigil
o Malaise
o Kepala pusing
o Hipoksemia
4. Komplikasi
1. Efusi Pleura
2. mpiema
3. abses paru
Abses paru adalah nekrosis jaringan pulmoner dan pembentukan kavitas yang
berisi debris nekrotik atau cairan yang disebabkan infeksi bakteri
4. pnemuthoraks
5. gagal nafas
Gagal nafas adalah ketidakmampuan untuk melaksanakan fungsi fundamental
pernafasan yaitu untuk membawa oksigen ke darah dan untuk mengemilinasi karbondioksida
inflamasi parenkim paru menyebabkan pertukaran udara terganggu sehingga perfusi oksigen
di aveolar terganggu dan dapat menyebabkan gagal nafas
6. sepsis
c. Analisis gas darah dan Pulse oximetry à menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan O2.
6. Penatalaksanaan
Terapi antibiotic
Merupakan terapi utama pada pasien pneumonia dengan manifestasi apapun, yang
dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman penyebabnya.
1.Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 % berdasar
pemeriksaan AGD
3.Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya anjuran untuk batuk dan napas
dalam
4.Pengaturan cairan: pada pasien pneumonia, paru menjadi lebih sensitif terhadap
pembebanan cairan terutama pada pneumonia bilateral
6.Ventilasi mekanis : indikasi intubasi dan pemasangan ventilator dilakukan bila terjadi
hipoksemia persisten, gagal napas yang disertai peningkatan respiratoy distress dan
respiratory arrest
7 Pengkajian Keperawatan
1. Biodata
Pneumonia lobularis sering terjadi secara primer pada orang dewasa, Ketika seorang
dewasa mempunyai penyakit bronkopneumonia, kemungkanan besar ada penyakit yang
mendahuluinya.
Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri ( yang tersering
yaitu bakteri streptococcus pneumoniae pneumococcus), Pneumonia sering kali menjadi
infeksi terakhir( sekunder) pada orang tua dan orang yang lemah akibat penyakit tertentu.
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama dan riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama yang sering timbul pada klien pneumonia adalah adanya awitan yang
ditandai dengan keluhan mengigil, demam ≥ 40°C, nyeri pleuritik, batuk, sputum berwarna
seperti karat, takipnea terutama setelah adanya konsilidasi paru.
Riwayat kesehatan masa lalu
Pneumonia sering kali timbul setelah infeksi saluran nafas atas ( infeksi pada hidung
dan tenggorokan). Resiko tinggi timbul pada klien dengan riwayat alkoholik, post – operasi,
infeksi pernafasan, dan klien dengan imonosupresi ( kelemahan dalam sistem imun). Hampir
60% dari klien kritis di ICU dapat menderita pneumonia dan 50% (separuhnya) akan
meninggal.
3. Pemeriksaan fisik
Presentasi bervariasi bergantung pada etiologi, usia dan keadaan klinis
( Sudoyo,2006).
Awitan akut biasanya oleh kuman patogen seperti S. Pneumoniae, sterptococcus
spp,dan Staphylococcus.
Awitan yang tidak terlihat dan ringan pada orang tua atau orang dengan penurunan
imunitas akibat kuman yang kurang patogen atau opertunistik.
Tanda-tanda fisik pada pneumonia klasik yang biasa di jumpai adalah deman, sesak
napas, tanda-tanda konsilidasi paru ( ronki nyaring serta suara pernapasan brokial.
Ronki basah dan gesekan pleura dapat terdengar di atas jaringan yang terserang
karena eksudat dan fibrin dalam alveolus.
8 Asuhan Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi berlebihan sekunder
terhadap infeksi ditandai dengan pasien mengeluh batuk bercampur sputum, tampak
batuk produktif berupa sputum, Px. Fisik : perkusi pekak, inspirasi rales, ronchi
nyaring.
b. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri dada, tampak meringis, px. Tanda vital : nadi meningkat (takikardi).
c. Pola napas tak efektif berhubungan dengan sekresi berlebihan sekunder terhadap
infeksi ditandai dengan pasien mengeluh sulit bernapas, tampak sesak, px. Tanda
vital : respirasi menurun, px. Fisik : penggunaan otot aksesori, suara pernafasan
bronchial.
b. Rencana Tindakan
1) Dx I
Kriteria tujuan : menunjukkan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih
Rencana tindakan :
b. Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi
napas krakels
2) Dx 2
Rencana tindakan :
3) Dx 3
Rencana tindakan :
4) Dx 4
Rencana tindakan :
c. Beri makan porsi kecil tapi sering, termasuk makanan yang menarik untuk pasien
5) Dx 5
b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi
6) Dx 6
Rencana tindakan :
7) Dx 7
Rencana tindakan :
8) Dx 8
Rencana tindakan
DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges, Marilynn, E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, 2000. EGC, Jakarta
2. Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC,
Jakarta.
3. Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4,
EGC,Jakarta.
4. Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKU