Keperawatan Anak I
Keperawatan Anak I
Kelompok 1
Firmansyah :717.6.2.0933
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah model teori keperawatan anak.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya, makalah yang telah disusun dapat
bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan untuk kami dan orang
pembacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dimasa depan.
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Teori Pendekatan Keperawatan Anak
Berikut beberapa Teori Keperawatan yang dapat di gunakan sebagai acuan
dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan pada anak
1. Anak (Child)
Barnard menggambarkan anak dengan karakteristik berikut : perilaku
bayi baru lahir, pola makan dan tidur, tampilan fisik, temperamen dan
kemampuan anak beradaptasi terhadap lingkungan dan petugas
kesehatan.
2. Ibu/ pengasuh (Mother/ care giver)
Karakteristik ibu yang digambarkan Barnard meliputi: aspek
psikososial, perhatian terhadap anak, kesehatan ibu sendiri,pengalaman
ibu yang mengubah kehidupannya, harapan ibu terhadap anaknya, dan
yang paling penting adalah pola hubungan orang tua- anak dan
kemampuan adaptasinya.
3. Lingkungan (Environment)
Karakteristik lingkungan aspek lingkungan fisik dan keluarga,
keterlibatan ayah, dan derajat hubungan orang tua untuk menghormati
anaknya.
2.1.1.2 Peran Praktik Keperawatan menurut Kathryn E. Barnard
a. Peran praktik keperawatan sebagai manajer yang sesuai dengan teori
Kathryn E. Barnard: Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan dan
mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan
lainnya ketika memberikan perawatan pada anak. Misalnya pada saat bayi
hospitalisasi, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan
lainnya, misalnya ahli gizi anak dan ahli terapi fisik saat mengatur
kelompok yang memberikan perawatan pada klien.
b. Peran praktik keperawatan dalam berkolaborasi yang sesuai dengan teori
Kathryn E. Barnard: Selain berkolaborasi atau bekerja sama dengan tim
medis lainnya untuk memberikan perawatan, perawat harus berkolaborasi
dengan ibu dari anak tersebut, agar tumbuh kembang anak berjalan dengan
baik. Salah satu caranya adalah, dengan memberikan dukungan untuk
meningkatkan sensitivitas ibu dan respon terhadap isyarat bayinya agar
interaksi orangtua-anak berjalan lancar dengan melakukan kolaborasi antar
perawat dengan sang ibu.
2.1.1.3 Paradigma Keperawatan menurut Kathryn E. Barnard
Paradigma keperawatan menurut Konsep Model Parent Child Interaction
(Tomey & Alligood, 2016), yaitu :
a. Manusia
Barnard menjelaskan manusia atau human being dihubungkan pada
kemampuan dalam adaptasi melalui pendengaran, penglihatan dan
stimulasi taktil dari lingkungan.
b. Lingkungan
Barnard menjelaskan bahwa dalam tahun pertama kehidupan, lingkungan
termasuk seluruh pengalaman yang dihadapi oleh anak sangat
mempengaruhi kehidupan anak, baik berupa objek, tempat, suara, visual,
sensasi taktil bahkan orang- orang sekitar, yang disebut hidup dan mati.
c. Sehat
Barnard menggambarkan keluarga sebagai unit dasar perawatan. Dalam
nursing child assessment satellite training study ia menyatakan bahwa
perawatan kesehatan bertujuan untuk pencegahan primer.
d. Keperawatan
Barnard mendefinisikan keperawatan sebagai " diagnosis dan pengobatan
tanggapan manusia terhadap masalah kesehatan" (Fine, 2014).
2.1.2 Teori Kristen M. Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancaranya yang
dilakukannya pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang
memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial
berisiko dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk
perawatan kesehatan (Potter et al. 2017).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup
caring secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi
spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien.
Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori
keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak
hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia
seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang
menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku
"(Swanson,2016). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah
bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses
becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut,
perawat tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga
merupakan mitra dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya
(well-being).
Teori caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk
memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori caring
Swanson menjelaskan tentang proses caring yang terdri dari bagaimana
perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir
secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti
melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan
jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh
kepercayaan seseorang dalam menjalani hidupnya.
Swanson (2015) menjelaskan middle range theory of caring.
Caring didefinisikan sebagai ´a nurturing way of relating to a valued other
toward whom one feels a personal sense of commitment and
responsibility`. Kata kunci dari definisi tersebut adalah memberikan
asuhan keperawatan yang bernilai kepada klien dengan penuh rasa
komitment dan tanggung jawab
2.1.2.1 Struktur Caring Swanson
Asumsi dasar dari teori ini ditemukan dalam gagasan caring yang
dijelaskan Swanson. Menurut Swanson, caring adalah proses multifaset
yang terus ada dalam dinamika hubungan pasien-perawat. Ada yang
melihat proses ini sebagai hubungan yang linear, namun juga harus
dianggap sebagai hubungan siklik, dan proses yang terjadi harus selalu
diperbarui karena peran perawat untuk membantu klien mencapai
kesehatan dan kesejahteraan.
Secara umum, proses yang terjadi sebagai berikut, pertama perawat
membantu klien mempertahankan keyakinannya, yang berarti bahwa
perawat mendorong pasien dan membantu untuk memperkuat harapan
mereka mengatasi kesulitan saat ini. Hal ini sangat penting terutama dalam
kasus di mana pasien menghadapi penyakit yang mengancam nyawa
seperti kanker, atau peristiwa yang sangat traumatis seperti keguguran
(Swanson & Wojnar, 2016).
Sebagai pelengkap dan langkah berikutnya dalam proses untuk
mempertahankan keyakinan,adalah "knowing". Dalam proses “knowing”,
perawat berusaha untuk memahami apa arti situasi yang terjadi saat ini
bagi pasien, hal ini muncul dalam bentuk latihan sebagai seorang perawat,
yang menciptakan seseorang dengan rasa tertentu bagaimana kondisi fisik
dan psikologis dapat mempengaruhi seseorang secara keseluruhan.
Dengan mengetahui apa yang dialami pasien, perawat kemudian dapat
melanjutkan proses "do for", ada untuk memberikan tindakan terapi dan
intervensi bagi pasien. Proses “do for”, diikuti dengan proses "enabling"
yang memungkinkan pasien untuk mencapai kesehatan dan
kesejahteraannya
2.1.2.2 Dimensi Caring Menurut Kristen Swanson
Menurut Swanson ada lima dimensi yang mendasari konsep Caring
a. Maintaining Belief
Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa
hidup dan masa-masa transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa
depan dengan penuh keyakinan, meyakini kemampuan orang lain,
menumbuhkan sikap optimis, membantu menemukan arti atau mengambil
hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi
apa pun. Tujuannya adalah untuk memungkinkan orang lain terbantu
dalam batas-batas kehidupannya sehingga mampu menemukan makna dan
mempertahankan sikap yang penuh harapan. Memelihara dan
mempertahankan keyakinan nilai hidup seseorang adalah dasar dari caring
dalam praktek keperawatan.
Subdimensi:
1. Believing in
Perawat menanggapi apa yang klien rasakan dan percaya bahwa
perasaan – perasaan tersebut bisa terjadi dan wajar terjadi pada
siapapun yang sedang dalam masa transisi.
2. Offering a hope-filled attitude
Menunjukkan perilaku bahwa perawat sepenuhnya peduli/care terhadap
masalah yang dialami dengan sikap tubuh, kontak mata dan intonasi
bicara perawat.
3. Maintaining realistic optimism
Menjaga dan menunjukan optimisme perawat dan harapan terhadap apa
yang menimpa klien secara realistis dan berusaha mempengaruhi agar
klien mempunyai optimisme dan harapan yang sama.
1. Avoiding assumptions
Menghindari asumsi-asumsi
2. Assessing thoroughly
Melakukan pengkajian menyeluruh meliputi bio psiko sosial spitual
dan kultural
3. Seeking clues
Perawat menggali informasi - informasi secara mendalam
4. Centering on the one cared for
Perawat berfokus pada klien dalam melakukan asuhan keperawatan
5. Engaging the self of both
Melibatkan diri sebagai perawat secara utuh dan bekerja sama dengan
klien dalam melakukan asuhan keperawatan yang efektif
c. Being With
Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga
komunikasi, berbagi perasaan tanpa beban dan secara emosional bersama
– sama klien dengan maksud menawarkan kepada klien dukungan,
kenyamanan, pemantauan dan mengurangi intensitas perasaan yang tidak
diinginkan.
Subdimensi:
1. Non-burdening
Perawat bekerjasama dengan klien tanpa memaksa kehendak kepada
klien dalam melakukan tindakan keperawatan
2. Convering availability
Menunjukan kesediaan perawat dalam membantu klien dan
memfasilitasi klien untuk mencapai tahap kesejahteraan / well being.
3. Enduring with
Bersama-sama berkomitmen dengan klien berusaha dalam
meningkatkan kesehatan klien
4. Sharing feelings
Berbagi pengalaman bersama klien yang berkaitan dengan usaha
peningkatan kesehatan klien.
Dengan “Being with” perawat dapat menunjukkan dengan cara kontak mata,
bahasa tubuh, nada suara, mendengarkan serta memiliki sikap positif dan
bersemangat yang dilakukan perawat, akan membentuk sesuatu suasana
keterbukaan dan saling mengerti.
d. Doing For
Doing for berarti bersama – sama melakukan sesuatu tindakan yang bisa
dilakukan, mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan,
menjaga privasi dan martabat klien.
Subdimensi:
e. Enablings
Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien, memfasilitasi
klien untuk melewati masa transisi dalam hidupnya dan melewati setiap
peristiwa dalam hidupnya yang belum pernah dialami dengan memberi
informasi, menjelaskan, mendukung dengan focus masalah yang relevan,
berfikir melalui masalah dan menghasilkan alternative pemecahan masalah
sehingga meningkatkan penyembuhan klien atau klien mampu melakukan
tindakan yang tidak biasa dia lakukan dengan cara memberikan dukungan,
memvalidasi perasaan dan memberikan umpan balik / feedback.
Subdimensi:
1. Validating (memvalidasi)
Memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan
2. Informing( memberikan informasi)
Memberikan informasi yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan
klien dalam rangka memberdayakan klien dan keluarga klien.
3. Supporting (mendukung)
Memberikan dukungan kepada klien dalam mencapai kesejahteraan /
well being sesuai kapasitas sebagai perawat
4. Feedback (memberikan umpan balik)
Memberikan umpan balik terhadap apa yang dilakukan oleh klien
dalam usahanya mencapai kesembuhan / well being
5. Helping patients to focus generate alternatives (membantu pasien
untuk focus dan membuat alternative)
Menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam program
peningkatan kesehatannya baik tindakan keperawatan maupun
tindakan medis. (Potter & Perry, 2017)
2.1.2.3 APLIKASI TEORI CARING-SWANSON DALAM KEPERAWATAN
1. PELAYANAN
Teori Caring-Swanson telah banyak digunakan di dunia praktik sebagai
kerangka kerja untuk praktek keperawatan professional di United States,
Canada, dan Sweden. Sebagai contoh di sekolah keperawatan Universitas
Dalhousie di Halifax, Canada, yang memilih teori caring-swanson sebagai
pedoman untuk pengembangan generasi keperawatan di masa depan sebagai
caring professionals. Sejak tahun 1998, dewan praktisi Keperawatan di IWK
(Isaac Walton Killam) menggunakan teori caring-swanson sebagai kerangka
kerja mereka untuk praktek professional keperawatan. Caring keperawatan
dimanifestasikan dalam cara yang berbeda sesuai dengan konteks perawatan.
Misalkan pada ibu post partum, melakukan demonstrasi tentang cara
memandikan bayi kepada orang tua baru dengan menggunakan lima proses
caring yang telah dijelaskan diatas, sehingga perawat mampu menciptakan
lingkungan yang optimal untuk proses pembelajaran pada orang tua baru
tersebut untuk membuat keputusan tentang perawatan bayi.
2. PENDIDIKAN
Teori caring-swanson menawarkan perawat pendidik sebuah cara perkenalan
sederhana mahasiswa baru ke dalam profesi dengan menanamkan kepada
mereka tentang caring dalam upaya mengembalikan dan mempertahankan
kesehatan optimal pada individu
Pada dasarnya aplikasi konsep kenyamanan sudah ada sejak tahun 1980 an,
hal ini ditandai dengan adanya konsep kenyamanan secara holistik
(Alligood, 2014). Menurut Hamilton (1989) bahwa kenyamanan dapat
dilihat dari perspektif pasien itu sendiri, dalam hal ini Hamilton
mewawancarai pasien dengan perawatan lama dan memfasilitasi makna
kenyamanan, makna tersebut lebih banyak diartikan terkait perasaan
terbebas dari rasa sakit, tetapi pasien juga mengidentifikasi posisi yang tepat
dan perasaan mandiri, dibutuhkan, didukung dan berguna. Hamilton
menyimpulkan kenyamanan merupakan multidimensi, memiliki arti yang
berbeda menurut setiap individu.
PENDAPAT
3.1 Teori Kathryn E. Barnard
Alasan saya mengambil teori ini sesuai dengan peristiwa yang akan
digali,yaitu memahami pengalaman ibu dalam memberikan nutrisi pada bayi
tentu ada interaksi antara ibu sebagai pengasuh anaknya,selama melakukan
interaksi baik ibu maupun anak harus memahami karakteristik masing masing
sehingga terbina hubungan yang efektif dan dapat beradaptasi secara positif
agar tujuan bisa tercapai,kebutuhan nutrisi terpenuhi dan bayi dapat tumbuh
dan berkembang sesuai dengan usianya. Teori ini menggunakan interaksi
mode sederhana sehingga dapat mempermudah interaksi antara anak dan
orang tua dan dapat dipakai tidak hanya untuk keperawatan tapi juga untuk
keperawatan pelajaran yang lain bahwa perlakuan dengan hubungan orang tua
dan anak.
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Asumsi dasar dari teori ini ditemukan dalam gagasan caring yang
dijelaskan Swanson. Menurut Swanson, caring adalah proses
multifaset yang terus ada dalam dinamika hubungan pasien-perawat.
Ada yang melihat proses ini sebagai hubungan yang linear, namun
juga harus dianggap sebagai hubungan siklik, dan proses yang terjadi
harus selalu diperbarui karena peran perawat untuk membantu klien
mencapai kesehatan dan kesejahteraan.
2. Swanson (1991) dalam Middle Theory of Caring mendeskripsikan
3. proses caring menjadi lebih praktis, yaitu Komponen
Mempertahankan Keyakinan, Komponen Pengetahuan, Komponen
Kebersamaan, Komponen Tindakan yang Dilakukan, Komponen
Memungkinkan.
4. Teori Caring dari Swanson dapat di aplikasikan di dunia praktik
atau pelayanan, pendidikan, dan riset.
4.2 SARAN
1. Aplikasi teori caring-swanson di dalam memberikan asuhan
keperawatan ke pasien baik dalam keperawatan jiwa, KMB, anak,
maternitas, gerontik perlu untuk ditingkatkan demi tercapainya
keperawatan yang berkualitas. Penggunaan Teori caring-Swanson
di dunia pendidikan sebagai landasan perilaku caring juga perlu
ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA