hemofilia A adalah
Protein yang terlibat dengan
faktor VIII (faktor 8) dan hemofilia B adalah faktor IX
(faktor 9).
Memperbaiki gen-gen
mutan (abnormal/cacat) yang
bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu
penyakit.
TUJUAN TERAPI GEN
1) Memasukkan gen yang normal kedalam lokasi
non spesifik diantara genom untuk pengganti
gen yang tidak berfungsi
2) Gen yang cacat diganti dengan gen yang
normal melalui rekombinasi homolugus
3) Gen yang cacat diperbaiki dengan mutasi balik
yang selektif sehingga gen kembali ke fungsi
yang normal
2 cara aplikasi terapi gen
1. Ex-Vivo
Rekayasa/transfeksi genetika dilakukan di luar tubuh. Mula-mula sel
didalam tubuh manusia di ekstrak dulu keluar, setelah
itu diinjeksikan kembali ke dalam tubuh. Metode ini
merupakan metode tak langsung, karena prosesnya dilakukan di luar tubuh
(ex-vivo).
2. In-Vivo
Rekayasa/transfeksi genetika dilakukan di dalam tubuh. Terapi gen in-
vivo biasanya dilakukan dengan memasukkan gen
tertentu yang melibatkan virus sebagai media transfer
ke dalam tubuh pasien. Metode ini merupakan metode langsung,
karena prosesnya dilakukan di dalam tubuh (in-vivo).
2 cara aplikasi terapi gen
2 cara aplikasi terapi gen
Strategi strategi antisense dan strategi antigene
1. Strategi antisense.
Disebut juga anti RNA karena bertujuan menghambat mRNA untuk
membetuk protein.
Untuk dapat membentuk protein, single strain mRNA harus melalui
proses translasi.
Strategi antisense ditujukan untuk menghambat proses
translasi mRNA sehingga tidak dapat menghasilkan protein
penyebab penyakit.
Proses penghambatan atau inhibisi mRNA menggunakan strain
oligonucleotide pendek.
Strategi strategi antisense dan strategi antigene
2. Strategi antigene.