Anda di halaman 1dari 18

HuMAN GEN THERAPY

JEFRI E Y KAMLASI, M.FARM, APT,.


TERAPI GEN
Teknik untuk MENGOREKSI GEN-
GEN YANG CACAT yang
bertanggung jawab terhadap suatu
penyakit.
TERAPI GEN
• Gen itu terdapat dalam kromosom
merupakan dasar fungsional dan fisik dari
keturunan
• Perintahnya berupa sandi untuk membuat
protein pada struktur seluler.
• Bila terjadi perubahan dari gen, maka
protein yang terbentuk tidak lagi dapat
melakukan fungsi yang normal, sehingga
akan menimbulkan kelainan genetik
TERAPI GEN
Example

Hemofilia adalah kelainan genetik pada darah yang


disebabkan adanya kekurangan faktor pembekuan darah.
 Hemofilia disebabkan oleh mutasi genetik. Mutasi melibatkan gen
yang penting dalam proses pembekuan darah.
Proses pembekuan darah melibatkan serangkaian
mekanisme yang kompleks, biasanya melibatkan 13 protein yang
berbeda disebut faktor I sampai XIII dan ditulis dengan
angka Romawi.
TERAPI GEN
Example

 hemofilia A adalah
Protein yang terlibat dengan
faktor VIII (faktor 8) dan hemofilia B adalah faktor IX
(faktor 9).

 Hemofilia A dan B diwariskan dalam pola


genetik resesif terkait kromosom X
TUJUAN TERAPI GEN

Memperbaiki gen-gen
mutan (abnormal/cacat) yang
bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu
penyakit.
TUJUAN TERAPI GEN
1) Memasukkan gen yang normal kedalam lokasi
non spesifik diantara genom untuk pengganti
gen yang tidak berfungsi
2) Gen yang cacat diganti dengan gen yang
normal melalui rekombinasi homolugus
3) Gen yang cacat diperbaiki dengan mutasi balik
yang selektif sehingga gen kembali ke fungsi
yang normal
2 cara aplikasi terapi gen
1. Ex-Vivo
Rekayasa/transfeksi genetika dilakukan di luar tubuh. Mula-mula sel
didalam tubuh manusia di ekstrak dulu keluar, setelah
itu diinjeksikan kembali ke dalam tubuh. Metode ini
merupakan metode tak langsung, karena prosesnya dilakukan di luar tubuh
(ex-vivo).
2. In-Vivo
Rekayasa/transfeksi genetika dilakukan di dalam tubuh. Terapi gen in-
vivo biasanya dilakukan dengan memasukkan gen
tertentu yang melibatkan virus sebagai media transfer
ke dalam tubuh pasien. Metode ini merupakan metode langsung,
karena prosesnya dilakukan di dalam tubuh (in-vivo).
2 cara aplikasi terapi gen
2 cara aplikasi terapi gen
Strategi strategi antisense dan strategi antigene
1. Strategi antisense.
Disebut juga anti RNA karena bertujuan menghambat mRNA untuk
membetuk protein.
Untuk dapat membentuk protein, single strain mRNA harus melalui
proses translasi.
Strategi antisense ditujukan untuk menghambat proses
translasi mRNA sehingga tidak dapat menghasilkan protein
penyebab penyakit.
Proses penghambatan atau inhibisi mRNA menggunakan strain
oligonucleotide pendek.
Strategi strategi antisense dan strategi antigene
2. Strategi antigene.

penghambatan ekspresi gen


Pada strategi antigene,

dilakukan pada tahapan yang lebih dini,


yaitu transkripsi DNA.
Seperti strategi antisense, strategi antigene juga menggunakan single strain
oligonucleotide pendek sebagai penghambat.
Bedanya, pada strategi antigene yang diblok/dihambat adalah DNA sehingga
tidak dapat ditranskripsikan menjadi mRNA.
Prinsip pembuatan terapi gen
Baik terapi gen secara ex vivo maupun in vivo mpy prinsip kerja yg sama :
1. Menambah gen
Penyakit2 yg brsifat autosomal resesif dan sex-linked resesif dpt diperbaiki dg
cara ini krn pd dasarnya pnyakit ini disbbkan kurangnya produk dari suatu gen.
2. Menghambat gen dan memperbaiki gen
Prinsip utamanya adl utk menghentikan ekspresi gen dari dan mengoreksi
mutasi yg ada.
a) Antisense. Fungsinya utk mengurangi ekspresi gen. Dlakukan dg cara
memasukan untai tunggal dari DNA, RNA atau derivate sintetik dari as.
Nukleat yg mrp komplemen utk pasangan gen yg dituju.
b) Ribozymes. Mengurangi ekspresi gen dg memanfaatkn sifat katalitik dari
RNAs.
c) Targeted homologous recombination. Memperbaiki gen yg rusak.
Contoh-contoh terapi gen
Contoh-contoh terapi gen
Contoh-contoh terapi gen
Contoh-contoh terapi gen
Disorder Cells altered Gene therapy strategy
SCID - ADA deficiency T cells and hemopoietic stem Ex vivo GAT using recombinant
cells retroviruses containing an ADA
gene

Cystic fibrosis Respiratory epithelium In vivo GAT using recombinant


adenoviruses or liposomes to
deliver the CFTR gene

Familial hypercholesterolemia Liver cells Ex vivo GAT using recombinant


retroviruses to deliver the LDL
receptor gene (LDLR)

Gaucher's disease Hemopoietic stem cells Ex vivo GAT using retroviruses


glucocerebrosidase to deliver the gene (GBA)

Anda mungkin juga menyukai