SPH Modul V
SPH Modul V
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Duodenum adalah bagian pertama dari usus kecil (5-7 m), diikuti oleh jejunum
dan ileum (dalam urutan itu); itu juga bagian terluas dan terpendek (25 cm) dari
usus kecil. Duodenum adalah struktur berbentuk C atau tapal kuda yang terletak
di perut bagian atas dekat garis tengah (Kapoor, 2017).
Dinding duodenum terbuat dari empat lapisan jaringan yang konsisten dengan
struktur sisa saluran pencernaan yaitu lapisan paling dalam mukosa, melapisi
permukaan bagian dalam duodenum dan bersentuhan dengan kim yang melewati
lumen usus. Itu terbuat dari jaringan epitel kolumnar sederhana dengan mikrovili
pada permukaannya untuk meningkatkan luas permukaannya dan meningkatkan
penyerapan nutrisi. Kelenjar lendir yang banyak mengeluarkan lendir ke dalam
lumen untuk melumasi dinding usus dan melindunginya dari gesekan dan asam
kim. Yang mengelilingi lapisan mukosa adalah submukosa, lapisan jaringan ikat
yang mendukung lapisan jaringan lainnya. Banyak pembuluh darah dan saraf
melewati submukosa, sedangkan serat protein memberi kekuatan dan elastisitas
pada duodenum. Yang mengelilingi submukosa adalah lapisan muskularis yang
berisi jaringan otot polos duodenum. Kontraksi muscularis mencampur kim dan
mendorongnya melalui duodenum menuju sisa usus kecil. Terakhir, serosa adalah
lapisan terluar dari duodenum yang bertindak sebagai kulit luar usus. Membran
serosa yang terbuat dari epitel skuamosa sederhana memberikan permukaan yang
licin dan licin untuk mencegah gesekan antara duodenum dan organ-organ
sekitarnya. Serosa juga mengeluarkan cairan serosa untuk mengurangi gesekan
dan menjaga permukaan duodenum tetap lembab (Barclay, 2017).
Hati adalah organ yang berbentuk segitiga yang memanjang di seluruh rongga
perut persis di bawah diafragma. Sebagian besar massa hati terletak di sisi kanan
tubuh di mana ia turun ke arah ginjal kanan. Hati terbuat dari jaringan yang sangat
lunak, berwarna coklat muda yang dienkapsulasi oleh kapsul jaringan ikat. Kapsul
ini selanjutnya ditutup dan diperkuat oleh peritoneum rongga perut, yang
melindungi hati dan menahannya di dalam perut (Braclay, 2018).
Sinusoid adalah pembuluh mirip kapiler dengan pori-pori besar di sel endotelnya;
ini membuat mereka lebih permeabel daripada kapiler. Dalam sistem pencernaan,
mereka ditemukan di dekat hati dan darah dibawa melalui sinusoid ke vena cava
inferior oleh vena hepatika (Braclay, 2018).
Fungsi utama sistem pencernaan adalah menyediakan zat nutrisi yang sudah
dicerna secara berkesinambungan untuk di distribusikan ke dalam sel melalui
sirkulasi dengan unsur-unsur air, elektrolit dan zat gizi.Sebelum zat ini diserap
oleh tubuh, makanan harus bergerak sepanjang saluran pencernaan (Syarifuddin,
2009).
Pernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas didalam jaringan
atau (pernapasan dalam” dan yang terjadi di dalam paru-paru disebut “pernapasan
luar”. Udara ditarik kedalam paru-paru pada waktu menghembuskan napas. Udara
masuk melalui jalan pernapasan (Pearce, 2004).
Mukosa adalah lapisan paling dalam dan terdiri dari epitel kolumnar bersilia
pseudostratifikasi dengan banyak sel piala. Sel-sel piala menghasilkan lendir
lengket untuk melapisi lapisan dalam trakea dan menangkap puing-puing yang
ada di udara yang dihirup sebelum mencapai paru-paru. Pada permukaan sel
kolumnar, silia panjang seperti rambut berdenyut untuk mendorong lendir dari
paru-paru seperti sabuk konveyor mikroskopis. Lendir dari trakea, bersama
dengan kontaminan yang terperangkap, membuat jalan ke laring, di mana ia
dikeluarkan selama batuk atau ditelan dan dicerna dalam perut. Jauh ke dalam
mukosa adalah lapisan submukosa, yang terbuat dari jaringan ikat areolar yang
mengandung pembuluh darah dan jaringan saraf. Banyak serat kolagen, elastin
dan serat retikuler memberikan dukungan lunak dan elastisitas pada dinding
trakea, sementara pembuluh darah dan saraf mendukung lapisan lain dari dinding
trakea. Serat otot polos longitudinal hadir di trakea posterior antara ujung-ujung
cincin tulang rawan. Jaringan otot polos ini memungkinkan trakea untuk
menyesuaikan diameternya sesuai kebutuhan. Sekitar submukosa adalah lapisan
tulang rawan hialin yang membentuk cincin pendukung trakea. Hyaline
menyediakan struktur yang kuat, namun fleksibel yang mempertahankan jalan
napas terbuka dan tahan terhadap tekanan eksternal. Lapisan terluar dari trakea
adalah adventitia, lapisan jaringan ikat areolar yang secara longgar menjangkar
trakea ke jaringan lunak di sekitarnya. Sementara trakea memainkan peran penting
sebagai jalur udara pasif, trakea juga melakukan beberapa fungsi penting lainnya.
Otot trakea di dinding posterior memungkinkan trakea berkontraksi dan
mengurangi diameternya, yang membuat batuk lebih kuat dan produktif. Selama
proses menelan makanan, kerongkongan mengembang ke ruang yang biasanya
ditempati oleh trakea. Cincin tulang rawan yang tidak lengkap dari trakea
memungkinkannya untuk menyempit dan memungkinkan kerongkongan meluas
ke ruangnya. Akhirnya, hubungan longgar dari adventitia memungkinkan trakea
untuk bergerak di dalam leher dan dada, membantu paru-paru dalam ekspansi dan
kontraksi selama bernafas (Braclay, 2017).
Bronkus adalah saluran udara ke paru-paru. Setiap paru memiliki satu bronkus
utama, yang dimulai di ujung trakea, atau batang tenggorokan. Bronkus terbagi
menjadi cabang-cabang kecil yang dikenal sebagai bronkus segmental, yang
kemudian membelah menjadi bronkiolus (Braclay, 2016).
Alveolus adalah kantung kecil seperti balon di ujung saluran udara kecil di paru-
paru (bronkiolus). Oksigen dihirup dan diserap ke dalam aliran darah melalui
dinding tipis setiap alveolus, dan karbon dioksida dilewatkan dengan cara lain
(dari darah ke paru-paru) untuk dihembuskan. Ada sekitar 300 juta alveoli di
setiap paru-paru (Braclay, 2016).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan tempat dilaksanakan Praktikum ini pada hari Jumat tanggal 05
April 2019 waktu pukul 15.00 WITA sampai selesai, tempat Laboratorium
Biosistematika Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengatuhan Alam Universitas Tadulako.
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu kaca objek, kaca penutup,
kamera/Hp, mikroskop binokuler. Bahan yang digunakan yaitu preparat
Duodenum No. 26, preparat Hepar No. 19, preparat Trachea No. 18, preparat
Pulmo Bronkiolus No. 20, preparat Pulmo BronkusNo. 20.
Prosedur kerja dalam melakukan praktikum ini yaitu mikroskop dan preparat
yang akan digunakan disiapkan. Lalu, masing-masing kelompok akan
diberikan waktu untuk mengambil gambar preparat yang sudah diatur
sedemikian rupa pada mikroskop dengan menggunakan kamera smartphone.
Setelah itu, masing-masing kelompok akan mendapatkan keterangan gambar
dan penjelasan melalui asisten.
DAFTAR PUSTAKA
Evelyn, C., P. (2008). Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Jakarta: PT.
Gramedia.
Pearce, C., E. (2002). Anatomi dan Fisiologi Edisi 24. Jakarta: PT Gramedia.
Watson, R. (2002). Anatomi Dan Fisiologi Edisi 10. Jakarta: Buku Kedokteran
ECG.
BAB IV
d
c b
b c. Tunika muscularis
d. Tunika kartilaginea
c
d
3. Preparat Pulmo No. 20 a. Tunika adventitia
(Bronchiolus) b. Epitel mukosa
c. Tunika muskularis
d. Tunika submukosa
e. Alveoli
e
c b a
d
d
b f
5. Preparat Duodenum No. 26 a. Tunika submukosa
h
f b. Epitel kolumnar
b c. Lamina proparia
a
d. Krypte intestinalis
c e. Jaringan ikat longgar
f. Tunika muskularis
g
g. Vili intestinalis
e h. Tunika Serosa
d
4.2 Pembahasan
Pada pengamatan preparat hati (hepar) diketahui bahwa dalam hati (hepar)
terdapat bagian-bagian yaitu kapsula merupakan jaringan ikat padat, masuk
kedalam organ dan membagi hepar menjadi lobuli (berbentuk heksagonal),
alveolus-alveolus atau alveoli terbungkus oleh membran yang tipis berbentuk
lobulus. Lobulus-lobulus atau lobuli, satu dengan yang lainnya juga
terbungkus oleh membran yang tipis.Dari banyak lobuli yang terbungkus oleh
membran tipis tersebut terbentuk lobus.
Sinusoid terdapat di antara sel – sel parenkim, yang dibatasi oleh sel–sel
endothelium, makrofag dan sel kuffer (tak jelas). Sel kuffer yang sebenarnya
adalah sel retikuloendotil yang mampu mengadakan fagositosis kuman–
kuman atau benda – benda asing yang di dalam darah.
Mukosa trakea dilapisi oleh epitel selapis silindris semu bersilia dan bersel
goblet, yang terletak pada lamina basal. Epitel trakea terletak diatas jaringan
ikat lamina propria. Permukaan trakhea di lapisi oleh silia yang tidak selalu
tampak ketika diamati dengan mikroskop. Lamina propriatrakhea
mengandung serat elastin longitudinal yang jelas. Lapisan submukosa berada
tepat dibawah lamina propria. Submuokosa tersusun atas jaringan ikat longgar
yang mengandung banyak kelenjar campur seromukosa. Tulang rawan
hyalinpada trakhea berbentuk menyerupai cincin huruf C. Di antara ujung
tulang rawan hyalin terdapat anyaman berkas serat otot polos. Tulang rawan
hyalin pada trakhea disusun oleh sel-sel hyalin dan dilapisi perikondrium pada
kedua permukaannya.
Pencernaan di usus halus ditunjang oleh bentuk khusus pada tunika mukosa,
yakni vili. Vili merupakan penjuluran mukosa yang berbentuk jari dan
merupakan ciri khas usus halus. Tinggi vili ini bervariasi tergantung pada
daerah dan spesies. Pada karnivora, vili langsing dan panjang, sedangkan pada
sapi vili pendek dan lebar. Akhirnya, permukaan penyebaran ditingkatkan oleh
mikrovili. Mikrovili merupakan penjuluran sitoplasma pada permukaan bebas
epitel vili. Vili dan mikrovili berfungsi memperluas permukaan usus halus
sehingga penyerapan lebih efisien. Di antara dasar-dasar vili terdapat kelenjar-
kelenjar yang meluas ke dalam bagian bawah mukosa yang disebut kripta.Sel-
sel kripta menyediakan sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel permukaan
vili yang terbuang ke dalam lumen usus.
Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat areolar kasar. Pada bagian ini
terdapat pleksus Meissner yang merupakan serabut saraf parasimpatis.
Disamping itu juga terdapat pembuluh darah yang halus.
Tunika muskularis terdiri atas lapisan luar yang mempunyai serabut otot
longitudinal dan lapisan dalam yang mempunyai serabut otot halus berbentuk
sirkuler. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh suatu jaringan ikat berisi pleksus
saraf parasimpatis yang disebut plexus Mienterikus atau Auerbach’s. Suplai
darah untuk usus halus diberikan melalui cabang-cabang dari arteri
mesenterica celiaca dan cranialis yang menembus tunika muskularis
kemudian tunika submukosa.Lapisan terluar usus halus atau tunika serosa
terdiri atas lapis mesotel dengan jaringan ikat subserosa di bawahnya.
Tunika serosa merupakan lapisan terluar.Pada toraks, lapisan ini berupa
jaringan fibrosa longgar, sedangkan di dalam abdomen, lapisan ini berupa
membran (serosa) yang menutup rongga abdomen yang disebut
peritoneum.Peritoneum adalah membran serosa terbesar di tubuh. Peritoneum
tersusun dari kantong (sakus) berisi sedikit cairan serosa yang menutupi
rongga abdomen. Peritoneum kaya dengan pembuluh darah dan limfa, serta
berisi banyak nodus limfa sehingga memberikan barier terhadap penyebaran
infeksi lokal. Peritoneum terdiri atas dua lapisan yaitu parietal dan
visera.Parietal yaitu lapisan yang melapisi dinding abdomen sedangkan visera
lapisan yang melapisi organ (visera) internal di dalam rongga abdomen dan
pelvis. Selain membuang racun, salah satu fungsi hati adalah untuk
menghasilkan energi dengan memecah lemak. Dalam proses pencernaan dan
penyerapan karbohidrat, fungsi hati adalah untuk membantu menstabilkan
kadar gula darah (glukosa).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan pada praktikum ini yaitu pada pengamatan
sistem pencernaan terdapat 2 organ yang diamati yaitu usus halus (intestinum
tenue) dengan menggunakan bagian usus duabelas jari (duodenum) dengan
kode preparat No. 26 dan hati (hepar) dengan kode preparat . Dalam usus
duabelas jari (duodenum) terbagi kedalam tiga bagian yaitu tunica mukosa
yang di dalamnya terdapat vili intestinalis. Kemudian, terdapat juga Epitel
kolumnar selapis yang didalamnya mengandung sel-sel piala atau goblet dan
glandula lieberkuhn kemudian, lamina propria yang mengandung pars
ekskretori glandula brunneri, lamina muskularis mukosa Kemudian, terdapat
juga bagian tunika submukosa yang merupakan jarinagn ikat longgar dan
juga terdapat glandula brunneri dan tunika muskularis yang terdiri dari sel-
sel otot polos.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah sebaiknya praktikan
memperhatikan baik-baik pada saat asisten dosen menjelaskan mengenai
preparat yang diamati serta mencatat hal-hal yang penting terhadapa apa yang
disampaikan oleh asisten dosen.
LEMBAR ASISTENSI
DISUSUN OLEH:
NAMA : ANWAROH ANDRIANI
STAMBUK : G40118043
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : MULIANA PUSPASARI
APRIL, 2019