Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL ILMIAH

STUDI BANDING DI AKADEMI ANGKATAN LAUT SURABAYA

OLEH

RISKA AMALIA ANGGUN MARTIANA


32/XI IPA 3

YAYASAN HANG TUAH CABANG SURABAYA


SMA HANG TUAH 5 SIDOARJO
2019
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Studi banding merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
menambah wawasan dan pengetahuan yang akan diterapkan kedepannya untuk
menjadi lebih baik. Kegiatan seperti ini tentunya sangat bagus bagi perkembangan
suatu kebutuhan yang diharapkan sebagaimana mestinya.
Tujuan utama melakukan studi banding nantinya adalah menggali sebanyak
mungkin informasi yang bisa didapat secara teknis real dan empiris. Untuk
dijadikan barometer dan pembanding yang kemudian masuk untuk menemukan
sebuah pembaharuan yang aplikatif, baik untuk plan ke depan dalam jangka
pendek dan jangka panjang secara futuristik. Jadi dengan kata lain tujuan dari
studi banding tersebut adalah :
1. untuk menambah wawasan kita tentang tempat lain
2. untuk menimba pengalaman baru di ditempat lain
3. untuk membandingkan tempat kita dengan tempat lain
4. untuk menambah cakrawala berfikir kita.
Pada studi banding kali ini kita mengunjungi AAL yang menjadi tujuan
utama pada studi banding kali ini, Karena AAL menjadi pandangan tetang
kedisiplinan para taruna di SMA HangTuah 5 Sidoarjo. Selain itu AAL dan SMA
HangTuah 5 Sidoarjo juga memiliki persamaan yaitu sama sama dibawah
naungan Angkatan Laut.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah sebagai berikut.
2.1 Bagaimana Profil Akademi Angkatan Laut?
2.2 Bagaimana Program Kegiatan di Akademi Angkatan Laut?
3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan sebagai berikut.
3.1 Mendeskripsikan Profil Akademi Angkatan Laut.
3.2 Mendeskripsikan Program Kegiatan di Akademi Angkatan Laut.

4. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dibagi menjadi dua yakni secara teoretis atau akademis
dan praktis atau pragmatis. Kegunaan secara teoretis berkait erat dengan
kontribusi tertentu dari berlangsungnya penelitian terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan dunia akademis. Sedangkan kegunaan praktis atau
pragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari
penyelenggaraan penelitian terhadap objek penulisan, baik individu,
kelompok, maupun organisasi.

4.1 Manfaat Teoretis


Secara teoretis penulisan ini bermanfaat untuk menyumbangkan khasanah
keilmuan bidang penelitian, laporan perjalanan khususnya pada studi
banding di Akademi Angkatan Laut.

4.2 Manfaat Praktis


Hasil penulisan ini bermanfaat bagi.
4.2.1 Pembaca, diharapkan hasil penulisan ini dapat memberikan informasi
tentang profil dan program kegiatan di Akademi Angkatan Laut dalam studi
banding.
4.2.2 Penulis, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
laporan perjalanan, khususnya pada studi banding di Akademi Angkatan
Laut.
PEMBAHASAN
5. Profil Akademi Angkatan Laut
Pada tahun 1951, Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) membuka
Institut Angkatan Laut (IAL) berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pertahanan
Nomor: D/MP/279/1951 tanggal 29 Juni 1951. Kemudian disusul dengan S.K.
Nomor : D/MP/313/51 tanggal 28 Juli 1951 yang memuat program pendidikan
ALRI yang dilaksanakan secara mandiri.
Pada Angkatan I, IAL membuka 3 jurusan atau korps yaitu korps Navigasi,
korps Teknik Mesin, dan korps Administrasi. Lama pendidikan ditentukan tiga
tahun yang terbagi atas dua tahun teori dan satu tahun praktek. Pada pelajaran
teori, sebagian besar diberikan oleh anggota Misi Militer Belanda (MMB) dan
banyak menggunakan bahasa Belanda. Sedangkan untuk penggemblengan watak
dan fisik diberikan oleh pihak ALRI sendiri. Satu tahun kemudian yaitu pada
penerimaan Angkatan II, ditambah dua korps yaitu korps Komando (KKO) dan
korps Elektronika.
Pada tanggal 13 Desember 1956, IAL berubah menjadi Akademi Angkatan
Laut (AAL) dengan sistem pendidikan tetap tiga tahun. Selanjutnya pada tahun
1961, karena sistem pendidikan tiga tahun dianggap terlalu singkat, maka diubah
menjadi sistem pendidikan empat tahun. Prosentase pelajaran yang diberikan
menjadi 73% pelajaran praktek/latihan serta teori kemiliteran/keangkatan lautan
(profesi), dan 27% pengetahuan akademik (Iptek). Sedangkan sistem lima korps
yang ada dilebur menjadi hanya tiga korps, yaitu korps Pelaut ( gabungan dari
Pelaut, Teknik dan Elektro), Administrasi dan Komando/Marinir. Tiga korps ini
disebut sebagai “sistem laut”.
Menjelang akhir dari periode ini sistem laut dengan tiga korps
disempurnakan lagi menjadi sistem jurusan terbatas (Limited Line System) atau
dinamakan “Sistem Cikar Kemudi”, yang hanya terdiri dari korps Pelaut dan
Marinir. Sistem ini hanya menghasilkan sebagian angkatan ke XI, dan seluruh
angkatan ke XII dan XIII. Pada angkatan XI V dan XV, kembali diubah menjadi
empat korps (Pelaut, Teknik, Elektronika, dan Marinir).
Pada tanggal 16 Desember 1965, telah diputuskan oleh Presiden R.I selaku
Panglima Tertinggi ABRI/Panglima Besar Komando Operasi Tertinggi, tentang
peresmian berdirinya Lembaga Pendidikan AKADEMI BERSENJATA
REPUBLIK INDONESIA (AKABRI) berdasarkan Surat Keputusan No.
185/KOTI/1965. Dengan demikian, lembaga-lembaga pendidikan militer
sebelumnya, AMN, AAL, AAU, dan AAK dihapuskan.
Pada tanggal 5 Oktober 1966, dibentuklah markas Komando AKABRI di
Jakarta yang merupakan badan pelaksana pusat dalam Departemen HANKAM.
Berdasarkan S.K. WAPERDAM BIDANG HANKAM No. KEP/E/61/66,
diangkatlah Mayor Jenderal TNI achmad Tahir, Gubernur AMN di Magelang.
sebagai Komandan Jenderal AKABRI yang pertama.
Pada tanggal 29 Januari 1967, diselenggarakan upacara pembukaan tahun
akademi AKABRI Tingkat I atau AKABRI Bagian Umum yang bertempat di
Magelang. Berada satu atap dengan AKABRI Bagian Darat (perubahan dari AMN
sebelum integrasi). Selanjutnya, AAL menjelma menjadi AKABRI Bagian Laut,
AAU menjelma menjadi AKABRI Bagian Udara, AAK menjelma menjadi
AKABRI Kepolisian.
Dalam kaitannya dengan upaya integrasi, kegiatan-kegiatan pendidikan
utama yang bersifat integrasi mendapatkan perhatian serius yang meliputi:
Pendidikan Dasar Prajurit, Latihan Integrasi Kadet Weda, dan Kegiatan Pekan
Olah Raga Bersama. Periode ini menghasilkan lulusan angkatan ke XVI s/d
angkatan ke XXXI.
Berdasarkan Keputusan Pangab No. Kep/29/X/1984, tanggal 10
Nopember 1984, AKABRI Bagian Laut berubah menjadi Akademi TNI Angkatan
Laut disingkat AAL.
Dalam perkembangan lebih lanjut, AAL menetapkan pola kurikulum 5
bulan + 3 tahun + 7 bulan. Beban studi dihitung dalam satuan kredit semester
(SKS) yang dilaksanakan berdasarkan SKep. KASAL nomor: SKep/331/III/1999,
tanggal 2 Maret 1999, tentang kurikulum pendidikan Mapwa TNI AL dan
Dikpasis. Dan Sejak tahun 2003, Korps Administrasi diubah menjadi Korps
Suplai. Mulai tahun 2008 AAL akan menyelenggarakan pendidikan dengan pola 1
tahun di Akmil dan 3 tahun di AAL.

Visi:
TERWUJUDNYA AKADEMI ANGKATAN LAUT YANG
MAMPUMENGHASILKAN PERWIRA TNI ALYANG TANGGAP,
TANGGON DAN TRENGGINAS.
Misi :
1) Menyelenggarakan proses pendidikan yang terdiri dari pengajaran, pelatihan
dan pengasuhan yang efektif dan efisien untuk menghasilkan lulusan Perwira TNI
AL yang berjiwa juang, profesional, disiplin, kebanggaan, kerja keras dan kerja
cerdas serta memiliki kesamaptaan jasmani yang tinggi, melalui upaya penerapan
manajemen dan teknologi pendidikan secara tepat.
2) Menyelenggarakan evaluasi pendidikan yang berkelanjutan dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan ke arah pengembangan yang lebih baik,
inovatif dan bermanfaat.
3) Menumbuh kembangkan pendidikan karakter yang berdasarkan pada nilai-nilai
moral dan etika akademik untuk membangun kehidupan lingkungan ketentaraan
yang berbudaya dan beradab di kalangan civitas akademika.

Persyaratan masuk AAL :


1. Warga Negara Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
MahaEsa.
2. Berkelakuan baik dan tidak memiliki catatan kriminalitas yang dikeluarkan
secara tertulis melalui SKCK oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Polres setempat).
3. Pria dan wanita berijasah minimal SMA/MA jurusan IPA dengan ketentuan
nilai UN/UAN sebagai berikut:
a. Lulusan SMA/MA tahun 2014 dengan nilai akhir rata-rata IPA minimal
6,25.
b. Lulusan SMA/MA tahun 2015 dengan nilai akhir rata-rata IPA minimal
55,00.
c. Lulusan SMA/MA tahun 2016 dengan nilai UN rata-rata IPA minimal
50,00.

d. Lulusan SMA/MA tahun 2017 dengan nilai UN rata-rata IPA minimal


47,00.
e. Lulusan SMA/MA tahun 2018 dengan nilai UN rata-rata IPA minimal
46,00.
f. Lulusan SMA/MA tahun 2019 akan ditentukan kemudian; dan
g. Ataukelas 12 dengan nilai rata-rata raport semester satu sampai lima tidak
kurang dari 6,50 dan sudah terdaftarsebagaipeserta UN.
4. Tinggi badan minimal 163 cm (Pria) & 157 cm (Wanita) dengan berat badan
seimbang.
5. Berusia setinggi-tingginya 22 tahun dan sekurang - kurangnya 17 tahun 9
bulan pada saat pembukaanPendidikanPertama (Dikma).
6. Belum pernah menikah dan sanggup tidak menikah selama mengikuti
Pendidikan Pertama sampai dengan dua tahun setelah selesai Pendidikan
Pertama.
7. Sehat jasmani dan rohani, tidak bertato/bekas tato dan tidak bertindik telinga
atau anggota badan lainnya kecuali yang disebabkan oleh ketentuan adat, tidak
buta warna dan tidak berkaca mata atau memakai softlens.
8. Bersedia menjalani Ikatan Dinas Pertama (IDP) selama sepuluh tahun terhitung
mulai saat dilantik menjadi Letnan Dua atau Letda.
9. Bukan Prajurit TNI, anggota Polri maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS).
10. Bebas dari narkoba yang dibuktikan dengan suratke terangan dari dokter.
11. Bersedia ditempatkan dan ditugaskan di seluruh wilayah NKRI.
12. Bagi wanita berpenampilan menarik.

Fasilitas yang diberikan :


1. Pemusatan Sarana Praktek, yang terdiri dari :
a. Kemampuan Pengendalian Kapal
b. Kemampuan Bidang Deteksi dan Navigasi
c. Kemampuan Ilmu Dasar (Fisika, Kima dan Biologi)
d. Kemampuan Bidang Kontrol
e. Kemampuan Bidang Bahasa
2. Perpustakaan
3. Ruang Internet
4. Museum
5. Sarana Olah Raga (Lapangan Tennis, Kolam Renang, Panjat Tebing)
6. Lapangan Tembak
7. Sarana Ibadah (Masjid, Gereja)
8. Kesehatan
9. Salon Potong Rambut Kadet
10. Transportasi
11. Dermaga Halong

6. Program Kegiatan di Akademi Angkatan Laut


Akedemi Angkatan Laut memiliki kegiatan-kegiatan yang wajib diikuti
semua taruna AAL. Kegiatan tersebut sangat berguna dan sangat dibutuhkan oleh
seluruh taruna AAL. Kegiatan sehari-hari taruna AAL sangat banyak. Setiap hari
senin dan hari kamis taruna AAL bangun jam set 4 pagi untuk melaksanakan
sholat subuh dan dilanjutkan dengan sarapan pagi dan apel pagi, setelah itu
dilanjutkan dengan kelas sampai pukul 11.30 setelah itu ishomah. Sore hari
setelah sholat seluruh taruna AAL melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler. Untuk
hari selasa dan jum at sama dengan hari senin dan kamis, cuman di sore harinya
ada kegiatan genderang suling. Untuk hari rabu sama seperti hari
senin,selasa,kamis,dan jum at. Yang membedakan dihari rabu setelah kelas ada
lari siang jadi ishomahnya agak molor kurang lebih pukul 13.00 atau 14.00 . Hari
sabtu dan minggu adalah hari yang ditunggu tungguh oleh seluruh taruna AAL.
Dimana dihari itu seluruh taruna bisa bertemu dengan orang tuanya dan seluruh
taruna dibebaskan dari kegiatan-kegiatan sebelumnya.
Meskipun banyak sekali kegiatan sehari-hari AAL juga memiliki kegaiatan
tahunan yang sangat banyak sekali. Setelah menyelesaikan tahap pendidikan dasar
keprajuritan di Magelang selama 5 bulan bersama-sama dengan Taruna Akademi
Militer dan Akademi Angkatan Udara, para Prajurit Taruna (Pratar) AAL
memasuki kampus AAL Bumimoro Surabaya. Sebelum mengikuti pendidikan di
AAL para Pratar melaksanakan latihan Prabakti. Setelah selama tiga minggu
melaksanakan orientasi terhadap proses pendidikan di AAL sebagai bekal
penambahan wawasan dan wacana kemaritiman matra Laut, maka diakhiri dengan
suatu tradisi mandi lumpur bagi Pratar. Prosesi pengakhiran latihan ini diawali
dengan acara api unggun di lapangan Aru Bumimoro kemudian untuk lebih
mengenal situasi kota Surabaya, pada dinihari para Pratar di lepas dari Taman
Bungkul Surabaya, melaksanakan speed march menempuh rute jalan-jalan
protokol Surabaya. Menjelang fajar menyingsing mereka tiba di kampus AAL
Bumimoro lalu mengikuti upacara Penutupan Latihan Prabakti. Guna menumbuh-
kembangkan motivasi dan memantapkan diri sebagai prajurit samudra sejati yang
tanggap, tanggon, dan trengginas, para Pratar pun bermandi lumpur laut dan
minum seteguk air suci samudera.
Upacara pengukuhan Ibu Taruna Akademi Angkatan Laut memiliki arti
penting sebagai aktualisasi dari sistem bimbingan dan pengasuhan Taruna
Akademi Angkatan Laut yaitu “TRI TUNGGAL PUSAT” dimana peran Ibu
Taruna Akademi Angkatan Laut sebagai bagian dari keluarga merupakan salah
satu komponen yang sangat berpengaruh pada pelaksanaan metode among asuh
dalam proses pembentukan watak perilaku Taruna Akademi Angkatan Laut.
Kehidupan sehari-hari yang dialami para Taruna AAL memang keras dan penuh
disiplin tinggi. Kalau saja di rumah, dan sang ibunda masih ada, mungkin keluh
kesah itu bisa disampaikan kepada ibunda tercinta. Tapi di akademi, kepada siapa
beratnya tantangan hidup ini akan dicurahkan?. Kehadiran sosok seorang ibu di
man pun senantiasa dinantikan, begitu pula di Akademi. Ibu tempat mengadu dari
segala kemelut hidup yang dihadapi. Ada hal-hal tertentu yang hanya dapat
diterima dengan sanubari apabila sosok seorang ibu yang menyampaikan hal itu.
Di situ letaknya kelebihan seorang ibu. Acara Pengukuhan Ibu Asuh Taruna
merupakan simbol penerimaan Ibu Gubernur AAL selaku Ibu Asuh seluruh
Taruna AAL. Prosesi berlangsung sejak pukul 18.00 dan diawali dengan
berjalannya Ibu Asuh di antara barisan kehormatan Taruna AAL dengan Kadga
(pedang khas kadet) membentuk gapura serta barisan kehormatan yang membawa
obor. Dan diakhiri dengan pengalungan medali, simbol Ibu Asuh oleh perwakilan
Taruna.
Upacara Wisuda Purna Wira Perwira Tinggi dan pewarisan kepemimpinan
TNI / TNI AL, pada hakekatnya merupakan kegiatan seremonial yang telah
ditradisikan sebagai simbolisasi pewarisan nilai-nilai luhur kepemimpinan TNI /
TNI AL, dari generasi yang telah memasuki masa purna bhakti kepada generasi
muda sebagai generasi penerus. Upacara ini juga merupakan visualisasi dua
peristiwa penting baik di lihat dari prespektif pembinaan TNI AL secara luas,
maupun dari sisi kehidupan kedinasan Perwira TNI AL. Kedua peristiwa ini
secara signifikan menggambarkan awal dan akhir dari proses panjang pembinaan
personel TNI AL, dan perjalanan karier seorang perwira dalam melaksanakan
dinas aktifnya. Dua peristiwa ini sangat tepat jika disatukan dalam sebuah upacara
yang selalu dilaksanakan di AAL. Di tempat ini diawali dan di tempat ini pula di
akhiri secara formal seremonial, sebuah pengabdian panjang kepada negara dan
bangsa melalui upacara ini diharapkan akan tumbuh dan berkembang ikatan dan
kesinambungan batiniah yang kokoh dan kuat antara generasi pendahulu dan
generasi penerus.
Upacara ini merupakan penghormatan dari seluruh jajaran TNI AL, yang
disampaikan dengan penuh kebanggaan kepada para pemimpin pendahulu yang
saat ini telah menyelesaikan masa dinas aktif dan mengakhiri pengabdian
formalnya di lingkungan TNI / TNI AL. penghormatan dan kebanggaan ini
dilandasi oleh rasa terima kasih dan penghargaan yang tulus, atas segala
pengabdian dan karya nyata para wisudawan sebagai pemimpin pendahulu yang
telah disumbangkan tanpa pamrih bagi kemajuan dan kejayaan TNI AL. Pada sisi
lain, upacara ini merupakan kesempatan yang berharga bagi perwira muda untuk
menghayati, mendalami dan mempedomani nilai-nilai luhur kejuangan para
purnawirawan TNI AL yang telah lebih dahulu berjuang dan mengabdi kepada
nusa dan bangsa. Nilai-nilai luhur tersebut tetap penting, relevan dan dibutuhkan
sebagai tonggak dasar guna melaksanakan tugas dan pengabdian generasi penerus
dalam mendukung perjuangan bangsa untuk membangun masa depan yang lebih
baik.
Upacara ini secara simbolik mengungkapkan adanya kesinambungan ikatan
batiniah antara para Pati Purnawirawan TNI AL sebagai generasi pelaku sejarah
yang telah mempersembahkan karya nyata bagi kemajuan TNI AL, dengan
generasi yang lebih muda yang akan melanjutkan tugas membangun sejarah masa
depan TNI AL yang lebih baik lagi. Dalam ikatan batiniah tersebut tersimpul pula
adanya rasa keikhlasan yang tulus dan rasa percaya dari para purnawirawan TNI
AL sebagai generasi pendahulu kepada generasi penerus TNI AL. Kedudukan
sebagai Purnawira bukan berarti batas akhir dari pengabdian kepada bangsa dan
negara, sebab bagi seorang pejuang, pengabdian kepada bangsa dan negara
senantiasa terus berlangsung sampai akhir hayat. Dengan demikian, para
wisudawan dalam statusnya sebagai purnawirawan TNI / TNI AL, diharapkan
masih akan tetap memberikan kontribusinya bagi perjuangan dan pengabdian
kepada bangsa dan negara sesuai dengan peran dan kemampuannya, baik dalam
kaitan kapasitasnya sebagai salah satu bagian dari cadangan TNI, maupun sebagai
salah satu bagian dari keluarga besar TNI / TNI AL yang hidup di tengah-tengah
masyarakat.

SIMPULAN
Akademi Angkatan Laut (AAL) awalnya diberi nama Institut Angkatan
Laut (IAL) setelah itu diubah dengan nama Akademi Angkatan Laut (AAL)
namun pada tahun 1967 diubah dengan nama AKABRI Bagian Laut.Pada tahun
1984 diubah kembali dengan nama Akademi Angkata Laut dengan masa
pendidikan 4 tahun.
Untuk dapat menjalankan pendidikan di AAL terdapat beberapa seleksi
yang harus di lakukan tidak hanyanya menggulkan otak namun, juga menggulkan
fisik setelah diterima menjadi taruna di akademi AAL benyak fasilitas dan aturan
yang didapat dan harus ditaati.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.aal.ac.id/visi-misi/(diakses pada tanggal 03 April 2019, pukul 02:17
WIB).
http://www.aal.ac.id/sejarah-aal/(diakses pada tanggal 03 April 2019, pukul 02:17
WIB).
http://www.aal.ac.id/fasilitas/(diakses pada tanggal 03 April 2019, pukul 02:42
WIB).
https://www.lapetaltnial.net/persyaratan-calon-perwira-pk/(diakses pada tanggal
03 April 2019, pukul 02:43 WIB).
LAMPIRAN

Foto ketika table manner

kegiatan sehari-hari salah satunya apel sebelum makan siang

Kegiatan berfoto dengan Taruna AAL

Anda mungkin juga menyukai