Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Diare


Hari / Tanggal :
Sasaran : Pasien, keluarga, pengunjung
Waktu : 06.30-07.00 (30 menit)
Tempat :

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Pasien, keluarga dan pengunjung

dapat mengetahui tentang penyakit diare

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Pasien, keluarga dan pengunjung

mampu :

1) Menjelaskan kembali pengertian Diare

2) Menjelaskan kembali tanda dan gejala Diare

3) Menjelaskan penyebab diare

4) Menjelaskan kembali cara penanganan Diare yang tepat

3. Materi

1) Pengertian diare

2) Tanda dan gejala diare

3) Penyebab diare

4) Cara mencegah diare


4. Kegiatan Penyuluhan

Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Peserta


Pendahuluan - Mengucapkan salam - Memperhatikan dan
- Menyampaikan tujuan mendengarkan penyaji
(5 menit)
penyuluhan
- Menyampaikan pokok-pokok
materi penyuluhan

Penyajian 1. Menjelaskan tentang : - Memperhatikan dengan


1) Pengertian diare seksama
(20 menit)
2) Tanda dan gejala diare - Menyampaikan
3) Penyebab diare pertanyaan setelah
4) Pencegahan diare penyampaian materi

2. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami

Penutup - Menyimpulkan materi


penyuluhan
(5 menit)
- Memberikan salam penutup

5. Metode

Ceramah dan tanya jawab

6. Media

Leaflet
MATERI PENYULUHAN DIARE

1. Pengertian Diare
Diare adalah peningkatan jumlah feses dan peningkatan feses yang cair dan
tidak berbentuk. (Potter, 2012:1746). Diare adalah keadaan dimana individu
mengalami atau berisiko sering mengalami pengeluaran feses. (Capernito,
20010:179). Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang
abnormal (lebih dari 3 kali sehari ), serta perubahan dalam isi ( lebih dari 200
gr/hr ) dan konsistensi feces cair ( Smeltzer, 2011:1093 ). Diare adalah buang air
besar ( defekasi ) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya dengan
tinja berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai frekuensi defekais
yang meningkat ( Mansjoer, 2010: 501).

2. Tanda dan Gejala


1) Faktor infeksi
(1) Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak, meliputi
a. infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dsb),
b. infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll),
(2) Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.
2) Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi
laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di
samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein. Intoleransi gula
(laktosa) timbul bila tubuh mengalami satu atau lebih enzim disakaridase dan atau
adanya gangguan absorbs serta pengangkutan monosakarida dalam usus halus.
Faktor yang menyebabkan intoleransi gula adalah faktor pencernaan dan absorbs.
Gangguan ini dapat bersifat bawaan, dan didapat (lebih banyak disebabkan
keadaan seperti diare (FKUI, 2008:283).

3. Penyebab Diare
Ringan Sedang Berat
Fontanela anterior Normal Cekung Sangat cekung
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Membran mukosa Basah Kering Sangat kering
Turgor jaringan Kembali Kembali lambat Kembali sangat
cepat/ lambat
normal
Nadi Normal Cepat Cepat,lemah,
mungkin tidak
teraba
Tekanan darah Normal Normal / rendah < 90mmHg,
mungkin tidak
dapat diukur
BAK Normal Menurun / keruh Oliguria (50-
500cc/24jam)
Keadaan Umum Haus, sadar Haus, gelisah, Mengantuk, dingin,
letargi berkeringat
BB 4-5 6-9 7-10
( % kehilangan )
Defisit cairan ( ml/ 40-50 60-90 >100
kg )
4. Cara Penanganan Diare
Pada dasarnya diare yang tidak disertai dengan dehidrasi bisa ditangani sendiri di
rumah dengan mudah.
1) Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi.
Gunakan cairan rumah tangga yang dinjurkan seperti cairan oralit, makanan
cair (sup, air tajin, minuman yogurt) atau air matang. Jika anak berusia, <6
bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air matang
daripada makanan cair. Berikan larutan ini sebanyak anak mau.· Teruskan
pemberian sampai diare berhenti2.
2) Berikan anak makan untuk mencegah kurang gizi.. Teruskan ASI atau susu
yang biasa diberikan· Untuk anak <6 bulan dan belum mendapatkan makanan
padat dapat diberikan susu yang dicairkan dengan yang sebanding selama dua
hari,·bila anak >6 bulan atau telah mendapatkan makanan padat: Berikan bubur
atau campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur dengan kacang-
kacangan, sayur, daging, ikan. Berikan buah segar atau pisang halus untuk
menambah kalium. · Berikan makanan yang segar, masak dan haluskan atau
tumbuk dengan baik· Dorong anak untuk makan, berikan makan sedikitnya 6
kali sehari· Berikan makan yang sama setelah diare berhenti dan berikan
makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu.
3) Anak harus segera dibawa ke petugas kesehatan bila anak tidak membaik
dalam tiga hari atau mengalami hal-hal sebagai berikut:
1) Buang air besar cair sangat sering
2) Muntah berulang-ulang.
3) Sangat haus sekali
4) Makan atau minum sedikit
5) Demam
6) Tinja berdarah
4) Prinsip pemberian oralit Jumlah cairan oralit yang diberikan tiap kali anak
buang air besar<12 bulan 50-100 ml (1/4-1/2 gelas)1-4 tahun 100-200 ml (1/2-
1 gelas)>5 tahun 200-300 ml (1-1,5 gelas)Dewasa 300-400 ml (1,5-2
gelas)Cara pemberian oralit:
1) Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun.
2) Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang lebih tua
3) Bila anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih
sedikit.
4) Bila diare berlanjut setelah dua hari, berikan cairan lain (susu, sup, air tajin
dan lain-lain), atau lanjutkan pemberian oralit.
Satu bungkus oralit = satu gelas air berukuran 200 ml tidak boleh
lebih/kurang.Diare dengan dehidrasi secara umum memerlukan pengawasan dan
atau penanganan lebih lanjut oleh petugas kesehatan. Sedangkan diare dengan
dehidrasi berat memerlukan penggantian cairan segera lewat cairan intravena
(infus) karena berpotensi mengancam jiwa anak
4. Cara pembuatan larutan gula garam
Bahan- bahan yang diperlukan :
1) Gula pasir sebanyak 1 sendok teh
2) Garam dapur sebanyak ¼ sendok teh
3) Air matang yang hangat 200ml
4) Galaskaca berukuran normal dan sendok teh
Cara membuat :
1) Pertama-tama sebelum kita membuat, cuci tangan sampai bersih agar
tangan terbebas dari kuman penyakit
2) Tuangkan air matang kedalam gelas sampai penuh
3) Masukan gula pasir dan garam dapur sesuai takaran yang ditentukan
4) Aduk sampai larut dan berikan kepada anak
Saran:
1) Untuk anak yang berusia dibawah dua tahun diberikan ¼ hingga ½ gelas
saja
2) Untuk anak yang berusia dua tahun keatas ½ hingga 1 gelas
3) Dan berikan minum air yang banyak
DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer, dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta:
Media Aesculapius
Price, Sylvia Anderson. 2012. Patofisiologi: Konsep-konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. 2005. Alih Bahasa: Brahm U. Pendit. Jakarta:EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2011. Buku Ajar Keperawataan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Vol 1. 2002. Alih Bahasa: Agung Waluyo.
Jakarta: EGC.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:
FKUI
OLEH:

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
2018
2

Anda mungkin juga menyukai