Abstract
The purpose of this research is to analyze of tectonic earthquake parameter value in
Bengkulu Province based on single-station data of BMKG Kepahyang, Bengkulu and multi-station
data of BMKG Center, Jakarta along with determine its distribution model from January 2005
until March 2009. The results show that distance difference of mean earthquake epicenter is 28.60
km. The distribution of earthquake in Bengkulu Province from January 2005 until March 2009 had
majority distributed in Hindia Oceanic and its mean earthquake included shallow earthquake
(<70 km).
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menganalisis nilai parameter gempa bumi tektonik di Provinsi
Bengkulu berdasarkan data single-station BMKG Kepahiang, Bengkulu dan data multi-station
BMKG Pusat, Jakarta serta mengetahui pola sebaran gempa dari Bulan Januari 2005 sampai
Maret 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan magnitudo rata-rata antara kedua
metode ini adalah 0,41 SR dan perbedaan jarak episenter gempa rata-rata adalah 28,60 km.
Sebaran gempa di Provinsi Bengkulu dari Bulan Januari 2005 sampai dengan Maret 2009
sebagian besar tersebar di Samudera Hindia dan rata-rata gempa tersebut termasuk dalam
kategori gempa dangkal (<70 km).
105
Arif Ismul Hadi, dkk Studi Analisis Parameter Gempa ...
studi analisis gempa yang ada di maka getaran gempa yang merusak
Provinsi Bengkulu berdasarkan metode bangunan kebanyakan disebabkan oleh
single-station yang didapatkan dari gempa tektonik.
BMKG Kepahiang sedangkan data Semakin besar energi yang
pembandingnya dari BMKG Pusat yang dilepas makin kuat gempa yang terjadi.
menggunakan metode multi-station. Lapisan kulit bumi dengan ketebalan
Kebanyakan gempa bumi 100 km mempunyai temperatur yang
disebabkan dari pelepasan energi yang relatif jauh lebih rendah daripada lapisan
dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan di bawahnya (mantel dan inti bumi),
oleh lempengan yang bergerak. Semakin sehingga terjadi aliran konveksi dimana
lama tekanan itu kian membesar dan massa dengan temperatur lebih tinggi
akhirnya mencapai pada keadaan mengalir ke temperatur rendah atau
dimana tekanan tersebut tidak dapat sebaliknya. Teori aliran konveksi ini
ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. terus berkembang untuk menerangkan
Gempa bumi yang paling parah biasanya proses pergeseran lempeng lempeng
terjadi di perbatasan lempengan sebagai penyebab utama gempa tektonik
kompresional dan translasional. Gempa (Fauzi, 2006).
bumi fokus dalam kemungkinan besar Berdasarkan teori tektonik
terjadi karena materi lapisan litosfer lempeng, mekanisme terjadinya gempa
yang terjepit ke dalam mengalami tektonik Bengkulu akibat lempeng
transisi fase pada kedalaman lebih dari tektonik yang bergerak menunjam pada
600 km (Reed, 1995). salah satu lempeng subduction
Gempa bumi merupakan gejala (penyusupan), dimana lempeng Indo-
fisik yang ditandai dengan bergetarnya Australia bergerak masuk di bawah
bumi dengan berbagai intensitas. lempeng Eurasia sehingga terbentuk
Getaran-getaran tersebut terjadi karena zona subduksi. Pertemuan lempeng ini
terlepasnya energi secara tiba-tiba. menyebabkan terbentuknya
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh retakan/patahan pada zona subduksi
bergeraknya kerak bumi. Ketika (subduction zone), sehinga terjadi
lempeng tektonik saling membentur dan getaran yang menimbulkan gempa bumi
didorong ke arah selubung, maka tektonik. Gempa bumi yang telah
tekanan besar terjadi dalam kerak. Jika melanda Bengkulu tahun 2000 dan 2007
tekanan dalam batuan terlalu besar, merupakan contoh proses pergerakan
batuan akan retak membentuk patahan lempeng tektonik di batas-batas
(Maynard, 1984). Suatu pergeseran lempeng, yaitu proses subdukasi.
dalam bidang retakan/patahan beberapa Gelombang gempa merupakan
sentimeter saja dapat melibatkan jutaan gangguan elastis dan ketika batas
ton batuan dan menyebabkan elastisitas dilampaui batuan yang
gelombang-gelombang berenergi dilaluinya akan kembali kebentuk
dahsyat akan muncul ke permukaan, semula. Oleh karena itu gelombang
memecah dan mengangkat tanah. Salah seismik diukur saat batuan bergetar
satu kegiatan alam yang bersifat seismograf. Gelombang ini terdiri dari
merusak adalah proses pergerakan gelombang badan dan gelombang
lapisan kulit bumi secara tiba-tiba akibat permukaan. Gelombang badan adalah
terlepasnya suatu akumulasi energi. gelombang gempa yang dapat merambat
Gempa tektonik terjadi karena adanya di lapisan bumi. Gelombang badan,
pelepasan energi yang telah lama menjalar menjahui fokus dan mampu
tertimbun tersebut. Gempa tektonik merambat ke segala arah. Jenis
biasanya jauh lebih kuat getarannya gelombang badan yang pertama adalah
dibandingkan dengan gempa vulkanik, gelombang kompresi (compressional
106
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 13, No. 4, Oktober 2010, hal 105 – 112
107
Arif Ismul Hadi, dkk Studi Analisis Parameter Gempa ...
108
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 13, No. 4, Oktober 2010, hal 105 – 112
5 SR
Gempa
4 SR
3 SR
station terdapat perbedaan. Pada metode
2 SR
1 SR
single-station, penentuan magnitude
0 SR
dengan merata-ratakan nilai MPV dan
1 /1 /2 0 0 5
9 /5 /2 0 0 5
9 /5 /2 0 0 6
2 8 /0 7 /2 0 0 6
4 /1 /2 0 0 7
8 /4 /2 0 0 7
1 2 /9 /2 0 0 7
1 3 /0 9 /2 0 0 7
1 4 /0 9 /2 0 0 7
1 7 /0 9 /2 0 0 7
1 8 /0 9 /2 0 0 7
2 4 /0 9 /2 0 0 7
6 /1 0 /2 0 0 7
1 8 /1 0 /2 0 0 7
1 7 /1 1 /2 0 0 7
2 /1 2 /2 0 0 7
2 1 /2 /2 0 0 8
2 6 /2 /2 0 0 8
2 7 /4 /2 0 0 8
0 3 /0 6 /2 0 0 8
1 0 /1 0 /2 0 0 8
1 1 /1 2 /2 0 0 8
2 0 /1 2 /2 0 0 8
2 8 /1 /2 0 0 9
2 6 /2 /2 0 0 9
2 1 /3 /2 0 0 9
109
Arif Ismul Hadi, dkk Studi Analisis Parameter Gempa ...
dengan mencari amplitudo tertinggi dan mendekati kebenaran atau tidak yakni
tidak lebih dari 6 s dari gelombang P, dengan cara membandingkan tampilan
sedangkan amplitudo gelombang S sinyal pembacaan gelombang S dengan
ditentukan dengan mencari amplitudo hasil software.
tertinggi dan tidak lebih dari 10 s dari Perbandingan sebaran gempa
gelombang S. antara pengolahan metode single-station
Pada metode single-station dengan multi-station tidak ada yang
penentuan gelombang P dan gelombang 100% sama. Pada data ke-18 yakni pada
S akan berpengaruh pada episenter tanggal 6 Februari 2009 titik pertemuan
gempa tersebut. Penentuan gelombang P antara pengolahan metode single-station
dan gelombang S perlu mencermati dengan multi-station hampir sama,
beberapa hal. Pertama, untuk dimana letak bujur dari metode single-
menentukan gelombang P yakni sinyal station adalah 101,83 BT sedangkan
pertama yang masuk. Dalam beberapa hasil metode multi-station 101,79 BT.
kasus sinyal pertama yang masuk itu Untuk letak lintang pada metode single-
bukan gelombang P karena adanya station terletak di 4,00 LS sedangkan
gangguan dari luar (seismometer) itu pada metode multi-station 3,98 LS.
sendiri, sehingga perlu adanya filter ke Jarak antara kedua metode ini yakni
sinyal gelombang W-A seperti yang paling terdekat yakni 3,49 km. Jarak ini
terjadi pada sinyal gelombang tanggal 3 didapat dari perhitungan selisih lintang
Desember 2008. Kedua, untuk dan bujur dari kedua metode ini dimana
menentukan gelombang S yakni sinyal selisih untuk lintang sebesar 0,030
yang masuk setelah gelombang P. sedangkan untuk bujur sebesar 0,010.
Sinyal gelombang ini setelah adanya Perbedaan terjauh terjadi pada data
regangan maka pada “bukit” pertama pertama yakni tanggal 3 Desember 2008
naik merupakan gelombang S. dimana pengukuran pada metode single-
Gelombang P dan gelombang S pada station gempa tersebut terletak pada
Software WGSNPLOT berfungsi untuk 101,65 BT dan 4,99 LS, sedangkan data
menentukan letak episenter gempa metode multi-station gempa tersebut
tersebut. Penentuan amplitudo terletak pada 100,52 BT dan 4,57 LS.
gelombang P dan gelombang S ini Hasil selisih antara lintang sebesar 0,420
berpengaruh juga pada output kekuatan dan bujur sebesar 1,130 didapat jaraknya
magnitudo gempa tersebut. Syarat untuk sebesar 125,78 km dan ini merupakan
menentukan amplitudo gelombang P perbedaan jarak terjauh dari kedua
yakni mencari nilai simpangan metode ini.
maksimumnya dan tidak boleh lebih dari Hasil pengukuran banyaknya
6 s dari fase pembacaan. Gelombang P kejadian gempa bumi tektonik periode
dan juga fase gelombang P harus penelitian dari tahun 2005 sampai tahun
membacanya pada komponen vertikal 2007 di Bengkulu cenderung meningkat,
(Z). Sedangkan syarat untuk akan tetapi dari tahun 2007 sampai
menentukan amplitudo gelombang S Maret 2009 cenderung menurun. Data
yakni bacaan amplitudo maksimum yang diambil ini berdasarkan data dari
sama seperti pembacaan fase gelombang BMKG Pusat. Gempa ini masuk dalam
P dan tidak boleh lebih dari 10 s dari kategori gempa dengan skala lebih dari
pembacaan gelombang S. 3 SR.
Untuk menentukan kedalaman Berdasarkan hasil pengamatan
gempa dengan software ini hanya gempa bumi tektonik selama 4 tahun 3
tersedia nilai kelipatan 10 (10 km, 20 bulan ini ada kecenderungan frekuensi
km, 30 km dan seterusnya). Jadi untuk terjadinya gempa bumi tektonik di
melihat kedalaman yang dipilih itu Bengkulu selalu meningkat. Gempa
110
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 13, No. 4, Oktober 2010, hal 105 – 112
111
Arif Ismul Hadi, dkk Studi Analisis Parameter Gempa ...
112
PETUNJUK BAGI PENULIS