Anda di halaman 1dari 13

1.

Bagaimana perkembangan ham di Indonesia

Pembahasan hak-hak asasi manusia pertama tama dirumuskan dalam sidang BPUPKI pada tanggal 10-16 juli 1945.sebagaimana
yang terjadi upaya perjuangan HAM di Dunia,pembahasan HAM di Indonesia juga tidak mudah menemukan consensus.Hal ini
terbukti dengan muncul kelompok pro dan kontra terhadap masuknya pasal pasal kebebasan individu(HAM) dalam rancangan
undang undang negara Indonesia(jika merdeka nanti).

Sidang tim perumus rancangan UUD,terpecah dalam dua kubu besar,yakni kelompok pro(Hatta dan Yamin) dan kelompok
kontra(soekarno dan soepomo).dua kubu besar ini,terbagi dalam tiga pendapat,yaitu:Golongan pertama,yang berpendapat bahwa
kita sudah mempunyai Pancasila yang menjunjung tinggi kemanusiaan,maka bias timbul kesulitan dan pelanggaran apapun ;
Golongan kedua,tidak suka dengan hak hak asasi karena dianggap mengganggu penguasa,yang dianggap selalu berbuat baik.Oleh
karena itu hak hak asasi dipredikati sebagai liberalism barat yang tidak cocok untuk budaya Indonesia;Golongan ketiga,dengan gigih
membela hak asasi,menjelangi pelanggaran-pelanggaran dan berusaha menyadarkan rakyat akan hak haknya dan karena itu sering
bertabrakan dengan tokoh tokoh golongan yang berkuasa.

Sebenarnya dibalik beberapa pendapat itu masih da satu kekurangan pengetahuan,keengganan untuk berfikir secara yuridis serta
kepentingan kepentingan pribadi yang hendak dilindungi.pembahasan HAM meningkat menjadi ajang berdebatan,ketika
soekarno(ketua panitia perancang UUD).Karena pernyataan soekarno yang menyatakan”atas dasar undang undang dasar ,maka hak
hak dasar tidak perlu dimasukkan kedalam rancangan undang undang dasar kita”k urang memuaskan ,sehingga panitia didatangi
oleh banyak anggota BPUPKI,yang menanyakan apa sebabnya didalam Undang Undang Dasar yang kita rancang,tidak memasukkan
hak hak asasi manusia,hak hak warga negara,padahal kita pun mengehendaki didalam UUD itu yang dinamakan Droits de l’homme
et du Citoyen right of citizen?

Mengapa didalam UUD ini tidak dinyatakan dangan tegas,misalnya dijamin kerahasiaan surat,kemerdekaan mengeluarkan
pendapat,hak bersidang dan berkumpul dan lain lain sebagainya ?

Terhadap pernyataan itu,suekarno menjawab dengan uraian Panjang dan lebar dengan menekankan dasar atau sistem yang kita
pakai untuk menaruh undang undang dasar ini diatasnya.Pada dasarnya Soekarno mengemukakan tiga alas an untuk tidak
menerima hak hak asasi manusia dalam rancangan undang undang dasar,yaitu

1. Hak -Hak Warga Negara adalah Hak individu


Dalam alasan pertama,ditegaskan bahwa hak hak asasi akan menimbulkan bermacam maca konflik didalam
masyarakat.Semuanya harus dipandang harmonis dan selara sekurang kurangnya secara lahiriah.Dibalik argumentasi
soekarno yang besar pengaruhnya itu,adalah pandangan lain lagi,yaitu bahwa tidak bisa dibayangkan seorang penguasa
atau pemerintah Indonesia akan bisa termakan juga kekuasaan termakan oleh evil of power.Belum dibayangkan pada waktu
itu bahwa warga negara Indonesia pun nantinya akan memerlukan perlindungan dan jaminan hukum terhadap penguasa
sebangsa,termasuk suekarno sendiri.
2. Hak-Hak Warga Negara
Soekarno menegaskan bahwa paham individualism akan melahirkan liberalism,yang memperanakan kapitalisme,yang
bercucukan kolonialisme dan imperialism,pendek kata segala setan.Individualisme yang digambarkan oleh soekarno itu
adalah satu bentuk paham yang ekstrem dan memisahkan orang sama sekali dan bembebaskan orang dari kungkungan
kolektif,yang menghambat perkembangan kepribadian yang wajar.Apabila dalam suatu masyarakat perkembangan pribadi
pribadi yang kuat terhambat,maka masyarakat lembek itu akan mudak ikut orang orang yang berkuasa dan tidak melawan
penyalahgunaan kekuasaan oleh mereka itu.Zaman demokrasi terpimpin telah membuktikan kebenaran ini.
3. Hak-Hak politis dan Keadilan Sosial
Hak hakpolitis dianggap berarti terhadap masalah masalah yang sangat urgen,yaitu menyangkut keadilan
social.Pembebasan dari kemiskinan memang sangat penting dan mendesak,akan tetapi perut yang penuh bukanlah tujuan
hidup manusia satu satunya.Realisasi keadilan adalah prasyarat,tatapi bukan pengganti penghormatan terhadap hak
asasinya yang politis.Mempertentangkan yang satu lawan yang lain adalah merupakan suatu simplifikasi yang
kedengarannya bagus namun penuh dengan bahaya.Dapat dimengerti bahwa soekarno menolak hak hak asasi atas dasar
pengalamannya dengan kolonialisme,yang tidak mengindahkan hak hak tersebut.Akan tetapi ,dia Nampak terlalu simpatis
dan radikal menolak apa saja yang berhubunggan dangan individualism.Selain itu,dapat dimengerti bahwa perumusan UUD
1945 yang dilakukan tiga tahun sebelum pernyataan sedunia hak hak asasi manusia (1948),belum terpengaruh oleh sikap
dan pandangan dunia tentang hak hak asasi manusia.
Pandangan yang menolak juga datang dari soepomo,alas an penolakannya terutama didasarkan pada aliran yang digunakan
dalam mendirikan negara Indonesia termasuk tentang hubungan antar negara dengan warga negara tidak perlu dipisahkan.
Dalam rapat BPUPKI,tanggal 31 mei 1945.Pertanyaan yang segera muncul,apakah ketiadaan pandangan tentang hak hak
manusia itu berdasarkan pada pandangan optimistis tentang hubungan negara dangan warga negara atau sebuah kebutaan
terhadap kemungkinan ketegangan yang muncul dalam hubungan antara kekuasaan dan individu?Ataukah pandangan itu
menyejajarkan pemikiran tokoh timur,misalnya mencus(Tiongkok abad ke-4 SM)yang mengganggap manusia pada dasarnya
baik,yang hanya memerlukan ajaran etis untuk bias berbuat kebaikan .Berbeda dengan pemikiran dibarat yang dipengaruhi
oleh aristetoles(yunani abad ke-4 SM)yang menegaskan bahwa manusia pada dasarnya tidak baik dan kekuasaannya perlu
dibatasi oleh hukum.Itulah sebabnya dibarat berkembang pesat konsep tentang rule of low sedangkan ditimur adalah
mengerah pada rule of man.
Pandangan konstitusional dalam undang undang dasar 1945 menitik beratkan pengintegrasian (individu dalam
kolektif),berlainan dengan pandangan konstitusionalisme dibeberapa negara lain yang menguatkan kebebasan warga
negara terhadap kekuasaan,sementara konsitusionalisme barat lebih pesimistis dan merasa cemas terhadap kekuasaan.
Berdasarkan uraian di muka,dapat ditegaskan bahwa pasal pasal hak hak kebebasan individual (HAM) dalam RUUD.Pasal
pasal yang mengatur tentang HAM di Indonesia dapat ditemukan pada pasal pasal:27,28,29,30,31,32,33 dan 34.
Kalangan tokoh pendiri,seperti Soekarno,Hatta,Yamin dan Soepomo,serta beberapa tokoh yang lain,pada dasarnya juga
sangat menitik beratkan pada kebersamaan,kolektivisme,integrase dan solidaritas,sehingga untuk hak hak perseorangan
hamper tidak ada ruang dan perhatian lagi.Hal ini dapat dimengerti,jika dikaitkan dengan masalah utama yang mereka
hadapai,yaitu membina persatuan dan kesatuan bangsa yang masih rapuh terutama dalam menuju kemerdekaan.
Sebenarnya,secara agak lengkap hak hak asasi manusia sebagaimana Pernyataan Sedunia tentang HAM,telah muncul dalam
konsitusi RIS 1949 dan UUDS 1950.Undang undang dasar ini,akhirnya juga tidak berlaku,akibatnya Dekrit Presiden 5 Juli
1959,yang salah satunya menegaskan untuk kembali ke UUD 1945.
Perkembangan hak hak asasi manusia setelah Dekrit,mengalami kemajuan pada decade 1960-an,ketika dalam MPR(S)
pernah dibentuk suatu Panitia Ad Hoc dan badan pekerja untuk merumuskan suatu piagam tentang hak hak asasi manusia
dan hak hak serta kewajiban earga negara.Perumusan Piagam tentang HAM ini,dimaksudkan sebagai kelanjutan undang
undang desar 1945 yang mengatur Hak Hak Asasi Manusia.Namun Karena Perkembangan politik dari orde lama ke orde
baru,kerja panitia dan badan pekerja menjadi tidak popular sampai sekarang.

Masalah perlindungan dan penegakan hak asasi manusia bukan saja merupakan masalah yang dihadapi oleh negara negara
tertentu saja,melainkan sudah merupakan masakah global.artinya masalah ini akan selalu dihadapi oleh masyarakat
internasional,tidak terkecuali Indonesia yang dalam penerapan demokratisasi pemerintahannya relative baru.Dengan
demikian persoalan hak asasi manusia yang jelas universal dan lintas budaya.
Salah satu materi yang harus diaturdidalam konsitusi (UUD) suatu negara adalah mengenai jaminan terhadap perlindungan
hak asasi manusia warga negara
2.Mengapa masalah perlindungan hak asasi manusia menjadi salah satu materi terpenting yang harus dimuat didalam
konsitusi atau UUD?
Karena negara sebagai organisasi kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan.Oleh sebab itu untuk
memberikan jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia,maka dalam setiap konsitusi(UUD) akan selalu memuat
ketentuan mengenai hal ini.

Daftar pustaka
No.1
No.2 B.Hestu Cipto Handoyo”Hukum Tata Negara Indonesia”,Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai