Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MK. KEWIRAUSAHAAN
0
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MINI RISET KEWIRAUSAHAAN
OLEH :
ii
STRUKTUR ORGANISASI TIM DAN TUGASNYA
1) Agape M Panjaitan
(Koordinator & membahas tentang aspek hukum)
2) Dhesi R Sitompul
(Anggota serta membahas tentang aspek sosial, ekonomi dan budaya)
3) Doni Naibaho
( Anggota serta membahas tentang aspek pasar dan pemasaran)
4) Putri A Tampubolon
(Anggota serta membahas tentang aspek teknik dan teknologi)
5) Wirmansyah Simanulang
(Anggota serta membahas tentang aspek manajemen dan keuangan)
Koordinator
Agape M Panjaitan
5153311028
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Mini Riset
Kewirausahaan. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dr. Darwin, S.T., M.Pd. selaku
Dosen mata kuliah Kewirausahaan di UNIMED yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap Rekaysa Ide Kewirausahaan ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai studi kelayakan bisnis khususnya
bisni furniture. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Mini Riset ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Kelompok 5
iv
DAFTAR ISI
v
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam usaha Furniture ini merupakan suatu produk mebel berbahan dasar kayu
jati model mebel yang diadopsi dari Jepara. Produk mebel yang akan di produksi oleh
Sinar Furniture antara lain Kusen Pintu, Kusen Jendela, Pintu, Jendela, Kursi (sofa),
Kursi Biasa, Meja Ruangtamu, Meja Makan, Almari Pajang (Bifed), Almari Biasa.
Dengan kehalusan tekstur dan keindahan warna kayunya, Jati digolongkan sebagai kayu
mewah.Oleh karena karakternya itu, kusen kayu jati sangat banyak diminati, karena
memiliki kualitas yang berkelas.
Kayu jati merupakan kayu kelas satu karena kekuatan, keawetan dan
keindahannya.Secara teknis, kayu jati memiliki kelas kekuatan I dan kelas keawetan I.
Kayu ini sangat tahan terhadap seranganrayap.Kayu teras jati berwarna coklat muda,
coklat kelabu hingga coklat merah tua.Kayu gubal, di bagian luar, berwarna putih dan
kelabu kekuningan.
Meskipun keras dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehingga disukai
untuk membuat kusen pintu dan ukir-ukiran.Kayu yang diampelas halus memiliki
permukaan yang licin dan seperti berminyak. Pola-pola lingkaran tahun pada kayu teras
nampak jelas, sehingga menghasilkan gambaran yang indah.
1
B. Tujuan usaha Furniture yaitu :
1. Menyajikan produk mebel berbahan dasar kayu yang lebih bervariasi dan unik.
2. Menarik minat bagi masyarakat ekonomi menengah ke atas terutama pecinta
furniture etnik.
3. Untuk memenuhi mata kuliah kewirausahaan
2
BAB II
LANDASAN TEORI
1) Dari Sisi Budaya, Apa Dampak Keberadaan Bisnis Kita Terhadap Kehidupan
Masyarakat, Kebiasaan Adat Setempat, Dan Lain-Lain.
2) Dari Sudut Ekonomi, Seperti Seberapa Besar Tingkat Pendapatan Per Kapita
Penduduk, Apakah Proyek Dapat Mengubah Atau Justru Mengurangi Income Per
Capita Penduduk Setempat, Pendapatan Nasional Atau Upah Rata-Rata Tenaga
Kerja Setempat Atau UMR.
3
3) Dan Dari Segi Sosial, Apakah Dengan Adanya Bisnis Kita, Menjadi Semakin Ramai,
Lalu Lintas Semakin Lancar, Adanya Jalur Komunikasi, Penerangan Listrik Dan
Lainnya, Pendidikan Masyarakat Setempat Dan Untuk Mendapatkan Itu Semua
Adalah Dengan Wawancara, Kuesioner, Dokumen, Dan Lain-Lain. Untuk Melihat
Apakah Suatu Proyek Layak Atau Tidak Dilakukan Dengan Membandingkan
Keinginan Investor Atau Pihak Yang Terkait Dengan Sumber Data Yang Terkumpul.
Aspek Pemasaran Analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran pada suatu usaha,
ditujukan untuk mendapatkan gambaran tentang (Husnan dan Suwarsono, 1991) : (a)
Potensi pasar bagi produk yang tersedia untuk perencanaan jangka panjang, resiko
dan asumsi. Kotler (1993) menambahkan elemen lainnya yaitu lokasi, iklan dan
promosi, serta sistem penetapan harga. Tujuan lain dari bisnis di samping untuk
memenuhi kebutuhan manusia adalah untuk memperoleh keuntungan sehingga
investor berani memikul resiko menanam modal dalam kegiatan bisnis (Brown dan
Petrello, 1976). Untuk mengurangi kegagalan pada pendirian suatu proyek bisnis,
diperlukan suatu perencanaan secara sistematis dan terpadu melalui serangkaian
kegiatan yang pada akhirnya akan mencerminkan suatu studi kelayakan. Pembahasan
elemen-elemen pada rencana bisnis akan dicakup dalam pembahasan aspek-aspek
dari studi kelayakan yang cocok, yang disesuaikan dengan karakteristik proyek bisnis
yang direncanakan. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :
5
Strategi Harga
Strategi Distribusi
Strategi Promosi
7
Setelah beberapa alternatif produk telah tersaring maka selanjutnya akan dikaji
produk mana yang akan menjadi prioritas untuk diproduksi.
3) Perencanaan kualitas
Kualitas produk merupakan hal penting bagi konsumen, kualitas produk baik
yang berupa barang ataupun jasa perlu ditentukan berdasarkan dimensi-
dimensinya yaitu produk jasa atau servis Zeithaml mengemukakan lima dimensi
dalam menentukan kulitas jasa yaitu reliability, responsiveness, assurance,
emphaty, dan tangibles
4) Pemilihan teknologi
Pada saat ini pilihan teknologi untuk berproduksi baik barang maupun jasa,
telah dan sedang berkembang terus sesuqai dengan kemajuan zaman, dan akan
lebih baik dengan berkembangnya teknologi menghasilkan efisiensi yang tinggi
pada produksi. Dalam pemilihan teknologi biasanya produk dapat diproduksi oleh
beberapa cara, sehingga membuat teknologi pun perlu ditentukan secara jelas.
5) Rencana kapasitas produksi
Kapasitas di didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit
produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu, akpasitas dapat dilihat dari sisi
masukan (input) atau keluaran (output).
6) Perencanaan letak pabrik
Bagi perusahaan manufaktur, letak pabrik sebagai tempat proses produksi perlu
dianalisis secara seksama karena sangat berpengaruh terhadap banyak aspek,
seperti biaya. Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan, antara lain letak
konsumen potencial, letak bahan baku utama, sumber tenaga kerja, sumber daya
seperti air, kondisi udara, tenaga listrik disekitar pabrik, fasilitas transportasi yang
memadai, fasilitas untuk pabrik, lingkungan masyarakat sekitar, peraturan
pemerintah seperti kawasan berikat dan AMDAL. Bagi perusahaan jasa dapat
dibagi dua macam yaitu pelanggan datang ke lokasi fasilitas jasa dan penyedia jasa
mendatangi konsumen
7) Perencanaan tataletak (layout)
8
Bagi industri manufaktur,bagi perusahaan manufaktur paling tidak ada tiga jenis
tempat yang perlu diatur layout-nya yaitu pabrik, kantor, dan gudang. Faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun layout untuk pabrik, yaitu
sifat produk yang dibuat, jenis proses produksi, jenis barang serta volume produksi
yang dihasilkan, jumlah modal yang tersedia untuk proses produksinya, keluwesan
atau fleksibilitas letak fasilitas-fasilitas, aliran barang dalam proses produksi,
penggunaan ruangan hendaknya selain untuk efektif bekerja juga harus
diperhatikan untuk kesehatan dan kenyamanan dan letak mesin-mesin serta
fasilitas lain
8) Perencanaan jumlah produksi
9) Manajemen persediaan
Persediaan barang biasanya digunakan untuk mengantisipasipermintaan
konsumen yang meningkat secara tajam, atau untuk mensuplai kekurangan bahan
baku. Hal-hal yang perlu dikaji dalam rangka study kelayakan antara lain adalah
sebagai berikut penentuan jumlah order, safety stock, inventory
system dan Materials Requirment Planning.
10)Pengawasan kualitas produk
Untuk memahami kualitas, dapat digunakan trilogi manajerial yang meliputi
perencanaan, perbaikan, dan pengendalian.
9
E. ASPEK MANAJEMEN DAN INDIKATORNYA
Nilai Investasi
payback periode= x1tahun
Aliran Kas Masuk Bersih
Metode ini menghitung selisih nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang akan lebih besar dari nilai sekarang
investasi, maka proyek ini dikatakan menguntungkan sehingga diterima, sedangkan
apabila lebih kecil (NVP negatif), proyek ditolok karena nilainya tidak
menguntungkan.secara formal metode ini dinyatakan dalam benruk sebagai berikut :
10
n
At
NPV = Σ
T=0
(1=k)t
Keterangan :
Io = Modal dasar
Rumus:
NPV
PI =
Investasi
Kriteria Penilaian:
11
BAB III
METODE SURVEY
Survey yang akan dilaksanakan ini di Toko Furniture Khsus nya kayu Jepara Medan
yang beralamat di Jalan Jamin Ginting KM 9,8. Pada Hari Kamis, 4 April 2019.
B. SUBJECT SURVEY
Dalam survey ini yang akan menjadi subjek adalah pemilik toko furniture jepara
dan para pekerja yang ada ditempat.
Dalam menyusun penelitian ilmiah ini, penulis mendapatkan data dan informasi
dengan menggunakan data primer dan data sekunder.
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek atau lokasi
penelitian ilmiah.
Data sekunder adalah data yang di peroleh daru hasil publikasi yang dilakukan
oleh Toko Jepara
D. TEKNIK DAN INSTRUMEN PENGAMBILAN DATA
1) Wawancara.
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data
dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah
dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan
dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.
Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman
umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat
12
umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan
pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai
aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list)
apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan
pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut
akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan
pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam
poerwandari, 1998).
2) Observasi
Observas iatau pengamatan adalah salah satu metode dalam pengumpulan data
saat membuat sebuah karya tulis ilmiah. Nawawi dan Martini mengungkapkan
bahwa observasi adalah pengamatan dan juga pencatatan sistematik atas unsur-
unsur yang muncul dalam suatu gejala atau gejala-gejala yang muncul dalam suatu
objek penelitian. Hasil dari observasi tersebut akan dilaporkan dalam
suatu laporang yang tersusun secara sistematis mengikuti aturan yang berlaku.
Sedangkan menurut Prof. Heru, observasi adalah studi yang dilakukan secara
sengaja dan sistematis, terarah dan terencana pada tujuan tertentu dengan
mengamati dan mencatat fenomena-fenomena yang terjadi dalam suatu kelompok
orang dengan mengacu pada syarat-syarat dan aturan penelitian ilmiah. Dalam
suatu karya tulis ilmiah, penjelasan yang diutarakan harus tepat, akurat, dan teliti,
tidak boleh dibuat-buat sesuai keinginan hati penulis.
Ada 2 indra yang diutamakan di dalam melakukan pengamatan, yaitu telinga
dan mata. Kedua indra tersebut harus benar-benar sehat. Dalam melakukan
pengamatan, mata lebih dominan dibandingkan dengan telinga. Mata ini memiliki
kelemahan yaitu mudah letih. Untuk mengatasi kelemahan yang bersifat biologis
tersebut, maka perlu melakukan hal-hal berikut.
Dengan menggunakan kesempatan yang lebih banyak untuk melihat data-
data.
Dengan menggunakan orang lain untuk turut sebagai pengamat (observers).
13
Dengan mengambil data-data sejenis lebih banyak.
Dalam observasi diperlukan ingatan terhadap observasi yang telah dilakukan
sebelumnya. Karena manusia memiliki sifat pelupa, maka diperlukan catatan-catatan
(check-list), alat-alat elektronik seperti kamera, video dan sebagainya; lebih banyak
menggunakan pengamat; memusatkan perhatian pada data-data yang relevan;
mengklasifikasikan gejala dalam kelompok yang tepat; menambah bahan persepsi
mengenai objek diamati.
Alat bantu yang dipergunakan di dalam observasi antara lain, yaitu daftar riwayat
kelakuan (anecdotal record); catatan berkala; daftar catatan (check list); rating scale,
yaitu pencatatan gejala menurut tingkatannya; alat-alat optik elektronik.
- Aspek Hukum
- Aspek Manajemen
- Aspek Keuangan
14
2) Teknik Analisis Kuantitatif
Analisis ini akan didasarkan pada aspek finansial dari bisnis yang akan diteliti.
Apabila periode payback kurang dari suatu periode yang telah ditentukan proyek
15
Dimana:
Ct dimulai dari C1,C2, … Cn dan merupakan net cash flow mulai dari tahun 1,2,
Kriteria untuk memnerima dan menolak rencana investasi dengan metode adalah
sebagai berikut:
16
DAFTAR PUSTAKA
(Diunggahhttps://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41644/4/Bab%20II
%202007ela.pdf pada tanggal 31 maret 2019 pukul 18.00)
(Diunngah https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-studi-kelayakan-bisnis-
terlengkap/ pada tanggal 31 maret 2019 pukul 18.30)
v
LAMPIRAN
vi
Lembar Wawancara
Topik :
Narasumber :
Tanggal :
Pewawancara :
Pertanyaan :
vii
LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI STUDI KELAYAKAN BISNIS
FURNITURE DI MEDAN
Narasumber :
Bisnis :
Alamat Bisnis :
No Pertanyaan Observasi
1. Sejak kapan anda memulai usaha ini?
2. Berapa modal utama dalam memulai usaha ini?
3. Produk apa saja yang dibuat?
4. Apa saja bahan yang dipakai dalam pembuatan
berbagai model furniture ?
5. Apa kesulitan dan kemudahan dalam merintis
usaha dagang ini?
6. Apakah usaha dagang ini sudah ada izin usaha
dagang, tempat usaha dagang dan apakah bisnis
ini setiap tahun membayar pajak (NPWP)?
7. Apakah usaha dagang ini sudah membawa
dampak pada aspek sosial, ekonomi dan budaya?
8. Bagaimana usaha dagang ini dalam
memperhatikan pasar dalam meulai bisnis dan
bagaimana dalam pemasarannya?
9. Bagaimana teknik dan teknologi awal dalam
memulai usaha bisnis furniture ini?
10. Bagaimana aspek manajemen dalam memulai
usaha dagang ini?
11. Bagaimana dalam pengelolalan pengembalian
modal dan pengelolalan keuangan?
viii
ix