Latar Belakang Perusahaan Costco Wholesale Corporation (Costco) merupakan salah satu dari beberapa perusahaan grosir raksasa terbesar yang membedakan dirinya dalam menerapkan strategi yang unik dalam hal produksi, operasi dan pemasaran. Pendiri Costco Wholesale adalah Jim Sinegal dan Jeff Brotman pada tahun 1983 yang beroperasi pertama kali di Seattle, pada tahun yang sama Walmart juga membuka toko Sam’s Club dengan format membership yang sama. Setahun beroperasi Costco mampu berkembang menjadi 9 toko di 5 negara melayani 200.000 anggota. Pada tahun 1985 Costco melakukan go public dan menjadi perusahaan pertama di Amerika Serikat yang dapat mencapai penjualan hingga $1 millar kurang dari 6 tahun. Oktober 1993, Costco merger dengan Price Club dengan Jim Sinegal sebagai CEO nya memimpin 206 lokasi PriceCostco dengan total penjualan tahunan sebesar $ 16 miliar dollar. Pada tahun 2016 Costco memiliki total 705 toko di 43 negara bagian Amerika Serikat dan Puerto Rico (494 lokasi), 9 provinsi di Kanada (90 lokasi), Inggris (27 lokasi), Korea Selatan (12 lokasi), Taiwan (12 lokasi), Jepang (25 lokasi), Australia (8 lokasi), Spanyol (2 lokasi), dan 36 toko di Mexico dengan joint venture kepemilikan 50 persen. Jumlah pendapatan tertinggi diraih Costco pada akhir tahun 2015, laporan keuangan Costco membukukan pendapatan sebesar % 163 miliar dan laba bersih sebesar $ 2,3 miliar. Sekitar 85 juta rumah tangga dan 6,4 juta bisnis menjadi membership Costco yang menghasilkan pendapatan $ 2,5 miliar dari membership fee dan penjualan annual dari setiap toko rata rata $146 juta lebih tinggi dari kompetitornya Sam’s Club dengan penjualan $ 78 juta. Konsep penjualan dengan membership yang dikembangkan Costco meniru model bisnis yang sudah dilakukan sebelumnya oleh Price Club yang didirikan oleh Sol Price. Jim Sinegal sendiri bekerja pada Sol Price sebelum mendirikan Costco dan menerapkan konsep membership berdasarkan pengalaman-pengalaman selama bekerja di Price Club. Costco meraih peringkat ke-18 dalam daftar Fortune 500. The ACSI (The American Customer Satisfaction Index) menyatakan Costco menjadi nomor satu di industri retail dengan skor 84 in 2014. Per Desember 2015, kepemimpinan Costco dikepalai oleh co-founder Jeffrey H. Brotman, Presiden/CEO W. Craig Jelinek dan CFO (Chief Financial Officer) Richard A. Galanti. Misi dari Costco adalah memberikan kualitas barang dan pelayanan terbaik dengan harga semurah mungkin serta `pelayanan yang baik kepada pelanggan dan menaati kode etik perusahaan yang terdiri dari memperhatikan pegawai dan pelanggan, menghargai distributor, bermanfaat bagi shareholders, dan bertanggung jawab pada warga sekitar dan lingkungan operasi bisnis Costco di seluruh dunia. Budaya Organisasi Dalam mencapai misinya, Costco Wholesale Corporation telah menerapkan beberapa kode etik. Perusahaan ini mengembangkan divisi struktur organisasi. Operasi nasional di Amerika Serikat dibagi menjadi tiga divisi yang mencakup Southwest, Northern / Midwest dan Timur. Setiap divisi memiliki Executive Vice President-nya sendiri. Segmen tersebut selanjutnya dibagi lagi untuk dipimpin oleh Senior Vice President. Daerah/wilayah tersebut kemudian dibagi lagi ke beberapa distrik yang dikelola banyak asisten manajer, manajer umum, dan anggota staf bawahan lainnya. Struktur organisasi perushaan Costco Wholesale memiliki empat etika bisnis yang menjadi basis dari budaya organisasinya. Keempat etika bisnis terebut termasuk mematuhi hukum, menghormati pemasok, mengurus karyawan, dan mengurus anggotanya. Menurut Burke & Cooper (2008), jika setiap etika ini diamati, maka tujuan akhir dari perusahaan untuk memberikan untung kepada pemegang saham akan tercapai. Menurut Arthur & Thompson (2009), ada hubungan dekat yang terjadi pada saat pembelian langsung dengan produsen pemegang merk barang dagangan. Hal ini penting agar ketika perusahaan membeli dari sumber-sumber alternatif lainnya tidak akan merusak operasi perusahaan. Semua karyawan dibentuk ke dalam tim yang self-managing yang mana mereka merasa menjadi bagian dari sebuah komunitas yang membantu masyarakat. Filosofi, nilai dan Kode Etik Filosofi bisnis, nilai-nilai, dan kode etik Costco seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu dengan, obey the law, take care of our member, take care of our employee, respect our suppliers, dan reward our shareholder. Bentuk tanggung jawab Costco pun tidak luput dengan kepeduliannya tehadap lingkungan dan berusaha menjalankan bisnisnya agar ramah lingkungan. 1. Mematuhi hukum Budaya organisasi Costco mengakui bahwa hukum tidak dapat dipertanyakan lagi. Dengan begitu perusahaan akan selalu berusaha untuk mematuhi hukum-hukum yang berlaku di tempatnya beroperasi dan menghormati pejabat atau tokoh masyarakat di sekitarnya. Costco mencoba untuk menghargai lingkungan dan melebihi standar ekologi yang diterapkan. Menurut (Berman, 2011), Costco juga mematuhi setiap aturan yang berlaku tentang jam dan upah minimum. Di luar AS, Costco melakukan bisnis dalam cara yang sesuai dengan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Kode etik yang pertama ini juga melarang perusahaan dan stafnya untuk menawarkan, memberi, meminta, atau menerima segala bentuk suap untuk mempercepat regulasi. Costco juga menerapkan standar pelaporan keuangan atau pelaporan public lainnya yang adil, akurat, dan komprehensif yang sesuai dengan aturan Securities and Exchange Commission. 2. Mengurus Anggota Keanggotaan Costco terbuka untuk umum. Anggota menjadi kunci keberhasilan Costco. Jika perusahaan gagal membuat anggota nya puas, perusahaan akan merugi. Ada banyak alternatif belanja bagi anggota tersebut dan jika perusahaan gagal mendapat kepercayaan mereka, perusahaan tidak akan bisa bertahan. Anggota tersebut telah memberikan kepercayaan untuk Costco dengan membayar biaya keanggotaan. Perusahaan akan berhasil hanya jika perusahaan tidak melanggar kepercayaan yang telah diberikan. Untuk terus mendapatkan kepercayaan tersebut, Costco melakukan beberapa kebijakan di antaranya : 1. Menyediakan produk-produk berkualitas dengan harga terbaik di pasar. 2. Memberikan produk makanan yang sehat, aman, dan berkualitas tinggi dengan mengharuskan vendor dan karyawan untuk sesuai dengan standar keamanan pangan tertinggi dalam industry makanan. 3. Memberikan anggota perusahaan dengan 100% kepuasan yang dijamin garansi pada setiap produk dan layanan yang dijual, termasuk biaya keanggotaannya. 4. Setiap produk yang dijual adalah otentik 5. Membuat lingkungan belanja yang menyenangkan dengan membuat anggota merasa diterima sebagai tamu. 6. Memberikan produk kepada anggota yang ramah lingkungan. 7. Memberikan anggota layanan pelanggan terbaik di industri ritel. 8. Berperan aktif ke masyarakat melalui kesukarelaan karyawan dan kontribusi perusahaan untuk United Way dan Children’s Hospital. 9. Mengurus Karyawan Pada tahun 2016 Costco tercatat mempunyai karyawan sebanyak 117.000 karyawan fulltime dan part time. Dengan gaji awal sebesar $10-$12 perjam, rata-rata karyawan memperoleh penghasilan sebesar $17-$18 perjam ditambah bonus semesteran. Costco juga member beberapa fasilitas bagi karyawannya antara lain, fasilitas kesehatan dan perawatan gigi, penebusan resep yang lebih murah, pembelian alat bantu penglihatan dan lainsebagainya. Costco percaya bahwa dengan memperhatikan kesejahteraan karyawan maka usaha mereka akan berjalan dengan lebih baik. Costco juga menciptakan linkungan kerja yang sehat dan aman, menantang dan menyenangkan, bebas diskriminasi, dan menerapkan Open Door Policy sehingga karyawan dapat dengan nyaman berkomunikasi dengan jajaran di atas nya tentang beberapa permasalahan. Costco juga memiliki sistem promosi karyawan dengan jenjang karir yang baik sehingga karyawan akan terpacu untuk bekerja-sebaik-baiknya. Costco benar-benar memperhatikan prestasi kerja karyawan dalam pemilihan orang-orang yang akan dipromosikan, semua karyawan memulai karir mereka benar-benar dari bawah sehingga dengan demikian akan memacu persaingan karyawan untuk bekerja secara lebih baik untuk memperoleh kesempatan promosi. Kompensasi kepada manajerial pun sangat baik walaupun demikian jarak penghasilan antara karyawan biasa dengan manager benar-benar sesuai antara tanggung jawab dan penghasilan yang mereka peroleh. 4. Hargai Supplier Costco menyatakan bahwa pemasok adalah mitra dalam bisnis dan bagi Costco, untuk mencapai kesejahteraan sebagai sebuah perusahaan, pemasok harus sama-sama makmur bersama dengan perusahaan. Untuk itu, Costco berusaha untuk: 1. Memperlakukan semua pemasok dan perwakilan pemasok seperti yang Costco harapkan untuk diperlakukan jika mengunjungi tempat usaha mereka. 2. Menghormati semua komitmen yang telah dibuat. 3. Melindungi properti semua pemasok yang diamanatkan untuk Costco, seolah-olah milik sendiri. 4. Tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun dari pemasok. 5. Hindari konflik kepentingan. Inti dari filosofi tersebut adalah bahwa baik karyawan maupun manajemen memiliki tanggung jawab yang sama yakni untuk berlaku jujur dan beretika setiap hari. Perilaku tidak jujur tidak akan ditoleransi sedikit pun. Costco percaya dengan mengikuti empat prinsip Kode Etik tersebut mereka dapat mencapai tujuan setiap perusahaan yang telah go public yakni memberi untung kepada pemegang saham. 5. Menghargai Pemegang Saham Sebagai perusahaan dengan saham yang diperdagangkan secara publik di bursa saham NASDAQ, pemegang saham adalah mitra bisnis yang penting bagi Costco: 1. Costco hanya dapat berhasil selama perusahaan dapat memberikan laba atas uang yang mereka investasikan. 2. Unsur kepercayaan. Pemegang saham mempercayai perusahaan untuk menggunakan investasi mereka dengan bijak dan untuk mengoperasikan bisnis sedemikian rupa sehingga menguntungkan, 3. Selama bertahun-tahun Costco telah secara konsisten mengikuti tren yang meningkat dalam nilai sahamnya. Naik turun pasti ada, tapi secara keseluruhan dalam tren meningkat. 4. Perusahaan percaya saham Costco adalah investasi yang baik, dan perusahaan berjanji untuk mengoperasikan perusahaan sedemikian rupa sehingga pemegang saham yang sekarang dan masa depan, serta karyawan, akan dihargai dan diuntungkan dengan segala aktivitas perusahaan. Pengaruh Budaya Organisasi pada Kinerja Menurut Arthur & Thompson (2009), budaya organisasi mengatur bagaimana karyawan berinteraksi baik dalam lingkungan eksternal dan internal. Apabila karyawan, pemasok dan anggota memiliki budaya organisasi yang sehat, perusahaan mendorong semua pemangku kepentingan untuk tetap termotivasi dan setia terhadap tim manajemen. Motivasi ini meningkatkan produktivitas, meningkatkan efisiensi secara keseluruhan, dan mengurangi biaya operasi. Budaya Organisasi Costco dalam melindungi karyawan dan mempromosikan kompetisi internal di antara mereka, karyawan akan terpacu untuk mengembangkan karir mereka dan kemampuan individual. Karyawan perusahaan yang bekerja dengan sebaik mungkin dalam rangka untuk melakukan lebih baik daripada rekan-rekan mereka akan mendapatkan apresiasi dari perusahaan. Arthur & Thompson (2009) menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang sehat, mirip dengan yang dipupuk oleh budaya organisasi yang Costco, mendorong karyawan untuk berkembang. Pedoman organisasi perusahaan memungkinkan karyawan untuk bekerja secara terhormat. Menurut Burke & Cooper (2008), pedoman ini memberikan karyawan sense of direction dalam organisasi. Setiap karyawan di Costco menyadari peran atau tanggung jawabnya masing-masing dalam perusahaan. Di samping itu, definisi yang jelas tentang peran dan tanggung jawab mendorong karyawan untuk mencapai tugas yang diberikan dalam janga waktu yang ditetapkan. Budaya organisasi penting untuk menjadi brand image Costco. Hal ini karena budaya organisasi yang baik tersebut memberikan perusahaan sebuah identitas yang unik yang menunjukkan perusahaan peduli terhadap pelanggan dan karyawan. Budaya organisasi dari Costco mendorong semua karyawan dan pemangku kepentingan pada platform kerja yang sama. Tidak ada yang diabaikan atau dikesampingkan di tempat kerja dan karyawan diperlakukan sama dengan hormat. Akibatnya, semua pemangku kepentingan bekerja bersama-sama dalam mencapai tujuan yang sama. Hal ini juga meningkatkan produktivitas secara keseluruhan tenaga kerja. Budaya organisasi perusahaan memupuk kerja sama tim yang secara langsung berhubungan dengan kinerja yang baik di tengah industri pergudangan yang sangat dinamis dan keras. Studi juga menunjukkan bahwa budaya organisasi haruslah menyatukan individu dengan berbagai latar belakang seperti keluarga, ras, agama, sikap dan pendidikan. Budaya organisasi yang diterapkan Costco tampaknya mewajibkan setiap karyawan untuk bekerja keras terlepas dari ras atau agama. Seperti budaya organisasi yang mendorong semua karyawan untuk tepat waktu. Hal ini pada akhirnya menguntungkan seluruh organisasi. Interaksi yang sehat antara karyawan Costco mengurangi kebingungan dan secara signifikan mengurangi faktor stress yang sering terjadi di perusahaan lain. Brooks (2006) menyebutkan bahwa budaya organisasi adalah yang membuat karyawan menjadi sukses secara profesional. Selain itu, aka nada sedikit hambatan dalam mengadopsi kebijakan jika sebuah perusahaan memiliki budaya organisasi yang kuat. Karyawan baru akan mencoba untuk memahami budaya ini. Oleh karena itu, Costco berhasil membuat perusahaan menjadi tempat yang lebih baik untuk bekerja. Kebijakan Open Door Policy, seperti yang dijelaskan dalam kode etik perusahaan, mendorong komunikasi yang efektif antara manajemen dan staf bawahan (Berman, 2011). Karyawan Costco merasa mereka adalah bagian dari perusahaan. Hal ini karena dukungan yang mereka terima dalam kasus krisis atau konflik. Kebijakan pintu terbuka yang diadopsi oleh Costco menunjukkan bahwa kantor manajemen dapat diakses oleh semua karyawan. Hal ini memungkinkan karyawan bebas untuk mendiskusikan isu-isu yang mempengaruhi kinerja pada forum terbuka.