Evaluasi Penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan Pada PT. II PDF
Evaluasi Penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan Pada PT. II PDF
2, Desember 2014
Abstrak - Dampak dari aktivitas produksi suatu perusahaan dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan
yang merugikan berbagai pihak. Hal ini merupakan suatu beban sosial, yang harus ditanggapi secara serius.
Akuntansi Manajemen Lingkungan atau Environmental Management Accounting (EMA) merupakan sebuah konsep
yang membantu perusahaan dalam memuat dampak-dampak bisnis dalam bentuk unit moneter. Penerapan
Akuntansi Manajemen Lingkungan membantu perusahaan dalam permasalahan lingkungan dengan mencatat
seluruh aktivitas produksinya untuk dilaporkan dalam laporan biaya lingkungan perusahaan. Penelitian ini
merupakan penelitian studi kasus pada perusahaan manufaktur, yaitu PT. II. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan PT. II serta peran akuntan dalam penerapannya. Dari
hasil penelitian pada PT. II diketahui bahwa perusahaan belum seutuhnya menerapkan Akuntansi Manajemen
Lingkungan. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam mengelola lingkungan sebesar 20.07% dari total biaya
operasional perusahaan. Dari diterapkannya Akuntansi Manajemen Lingkungan pada tahun 2010 hingga sekarang
permasalahan yang disebabkan oleh lingkungan masih terjadi diantaranya tingginya tingkat turnover pada sumber
daya manusia dan sering terjadinya kebakaran. Dari hasil evaluasi pada penelitian ini dapat diketahui bahwa
akuntan perusahaan berperan penuh dalam penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan, namun akuntan perlu
melakukan studi lingkungan lebih lanjut untuk memahami penerapannya, karena penerapan Akuntansi Manajemen
Lingkungan pada PT. II baru berjalan tiga tahun.
Kata kunci - evaluasi penerapan akuntansi manajemen lingkungan, biaya lingkungan, dan peran akuntan
99
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014
biaya tambahan yang disebabkan oleh isu-isu yang diterima secara luas di seluruh dunia, dimana
lingkungan. penerapan standar ISO bersifat sukarela karena tidak
3. Akuntansi Manajemen Lingkungan ada wewenang hukum untuk memaksa
meningkatkan performa ekonomi dan implementasinya (David, 2006). ISO 14000 adalah
lingkungan usaha. Akuntansi Manajemen standar yang mengacu pada bidang lingkungan,
Lingkungan memberikan solusi yang saling standar ini tidak hanya melibatkan mengenai unsur-
menguntungkan (win-win situations). Usaha unsur masalah lingkungan tradisional, tetapi ISO
atau kegiatan diharapkan akan mempunyai 14000 juga menghubungkan masalah-masalah
performa lebih baik pada sisi ekonomi maupun lingkungan tradisional dengan masalah
sisi lingkungan. pengembangan produk, keamanan proses atau
4. Akuntansi Manajemen Lingkungan mampu keselamatan, kesehatan dan keselamatan karyawan
memuaskan semua pihak yang terkait. (Brian, 1995).
Penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan
pada usaha atau kegiatan secara simultan dapat Penelitian Terdahulu
meningkatkan performa ekonomi dan kinerja Penelitian yang dilakukan oleh
lingkungan. Peningkatan performa akan Moedjanarko dan Frisko (2013), yang meneliti
berimplikasi pada kepuasan pelanggan dan mengenai pengelolaan biaya lingkungan dalam
investor, hubungan baik antara Pemerintah upaya meminimalisasi limbah PT. Wonosari Jaya.
Daerah dan masyarakat sekitar, serta memenuhi Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa
ketentuan regulasi. laporan biaya lingkungan PT. Wonosari Jaya,
menunjukkan badan usaha ini telah memperhatikan
Laporan Biaya Lingkungan kondisi internal dengan baik dan hal ini terbukti dari
Hansen dan Mowen (2009), menyatakan bahwa hasil laporan yang menunjukkan pengeluaran biaya
laporan biaya lingkungan merupakan informasi yang yang besar pada biaya kegagalan internal
berhubungan dengan distribusi relatif dari biaya lingkungan. PT. Wonosari Jaya tidak mendapatkan
lingkungan, yang berguna untuk memperbaiki dan komplain dari masyarakat di sekitar pabrik walaupun
mengendalikan kinerja lingkungan. Laporan biaya kegiatan pencegahan di badan usaha tidak ada. PT.
lingkungan yang baik memberikan perincian biaya Wonosari Jaya benar-benar
lingkungan berdasarkan kategori. Pelaporan biaya mempertanggungjawabkan tindakan pembuangan
lingkungan menurut kategori akan memberikan limbah dengan melakukan pengelolaan limbah.
inforrmasi yang penting bagi perusahaan, yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Pangabean
informasi mengenai dampak biaya lingkungan yang dan Deviarti (2012), yang meneliti dan mengevaluasi
memberikan informasi terkait profitabilitas Pengungkapan Akuntansi Lingkungan Dalam
perusahaan dan informasi mengenai jumlah relatif Prespektif PT. TIMAH (Persero) TBK. Hasil
atau biaya yang dihabiskan untuk setiap kategori. penelitian ini menyimpulkan bahwa peranan
Akuntansi Lingkungan diperlukan dalam setiap
Peran dan Standar Etis Akuntan Manajemen tahap-tahap yang ada di supply chain perusahaan,
Peran akuntan manajemen dalam suatu organisasi namun PT. Timah belum menerapkan Akuntansi
merupakan salah satu peran pendukung (Hansen dan Lingkungan secara penuh. Secara garis besar, cukup
Mowen, 2009). Akuntan manajemen membantu banyak data perusahaan ini yang dapat digunakan
orang-orang yang bertanggung jawab langsung untuk menunjang penerapan Akuntansi Lingkungan.
dalam melaksanakan tujuan dasar organisasi. Tidak terlihat sistem informasi yang
Akuntan manajemen menghasilkan informasi untuk mengintegrasikan data lingkungan dengan data
penggunaan internal, seperti manajer, eksekutif dan ekonomi. Perusahaan ini belum mengkonversikan
pekerja. Akuntan manajemen lebih spesifik bertugas satuan unit menjadi satuan moneter atas efisiensi
dalam mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, biaya yang diperoleh dari pengolahan limbah dan
mengklasifikasi dan melaporkan informasi yang energi alternatif.
bermanfaat bagi pengguna internal dalam
merencanakan, mengendalikan dan membuat
keputusan untuk keberlangsungan perusahaan B. METODE PENELITIAN
(Hansen dan Mowen, 2009). Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian
Penilaian Kinerja Lingkungan berdasarkan ISO terapan atau applied research, yaitu penelitian
14000 dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah yang
ISO 14000 (International Organizatiton for dihadapi oleh manajer di tempat kerja dan
Standardization) adalah jaringan dari institut standar memerlukan penyelesaian dengan segera (Sakaran,
nasional dari 147 negara, yang berbasis di Jenewa 2003). Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis,
Swiss. ISO adalah pengembang standar di dunia mengevaluasi, serta mengkaji mengenai
penerapan Akuntansi Manajemen bergerak dalam bidang furniture, yaitu PT. II di
Lingkungan pada perusahaan manufaktur yang Sidoarjo.
100
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014
101
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014
102
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014
operasionalnya sebesar Rp. 1.876.000.000. Terdapat Accounting perusahaan yang kurang memahami
selisih pengeluaran dan pendapatan sebesar mengenai Akuntansi Manajemen Lingkungan. Hal
123.435.000 dari pendapatan pengelolaan limbah ini dikarenakan penerapannya yang baru berjalan
yang telah dilakukan. PT. II dalam lapoan biaya selama tiga tahun. Perusahaan belum memberikan
lingkungan tersebut telah mempertimbangkan studi lebih lanjut terhadap para akuntan untuk
berbagai aktivitas produksinya yang dapat memberikan pendalaman mengenai penerapan
menghasilkan limbah untuk dapat ditangani oleh Akuntansi Manajemen Lingkungan, sehingga
perusahaan. akuntan belum bisa mempertimbangkan secara
spesifik biaya lingkungan akibat aktivitas produksi
Evaluasi Dan Rekomendasi Penerapan Akuntansi dan pelaporan biaya lingkungan.
Manajemen Lingkungan PT. II. Kekurangan PT. II dalam penerapan
Berdasarkan hasil observasi penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan terdapat pada
Akuntansi Manajemen Lingkungan PT. II di laporan biaya lingkungan PT. II yang tidak
lapangan, ditemukan beberapa kekurangan yang mengelompokkan biaya lingkungan pada kategori
harus diperhatikan oleh perusahaan. Kekurangan PT. biaya. Perusahaan menggabungkan setiap aktivitas
II adalah mengenai lingkungan produksi PT. II yang pembiayaan lingkungan, sehingga laporan biaya
masih kotor, khususnya toilet dan tempat lingkungan kurang terperinci dan kurang spesifik.
penampungan sampah sementara. Hal ini Hal ini membuat pengguna laporan biaya
dikarenakan kurang intensifnya pengawasan yang lingkungan tidak bisa menganalisis secara tepat
dilakukan oleh divisi GA, selaku divisi operasional kekurangan yang harus diperhatikan dan diperbaiki
perusahaan. Kekurangan lain yang harus perusahaan. Laporan biaya lingkungan yang tidak
diperhatikan oleh perusahaan ialah jumlah karyawan terperinci juga akan membuat pengguna laporan
divisi kebersihan yang harus disesuaikan dengan tidak bisa membuat keputusan atau kebijakan
kebutuhan area divisi kebersihan, sehingga perusahaan secara tepat, karena informasi yang
kebersihan lingkungan produksi bisa terkontrol diperoleh kurang lengkap dan kurang jelas.
dengan baik. Dalam pengelolaan limbahnya PT. II Untuk membuat laporan biaya lingkungan lebih
kurang memperhatikan tempat maupun saluran terperinci, spesifik serta lengkap berdasarkan
pembuangannya, seperti drum penampung oli dan aktivitas lingkungan, yang dapat memudahkan
solvent tanpa penutup, yang dapat tumpah dan pengguna laporan biaya lingkungan dalam
tercampur pada tanah. menganalisis setiap aktivitas kategori lingkungan,
PT. II juga dinilai kurang memperhatikan maka laporan biaya lingkungan dikelompokkan
kesejahteraan karyawan, khususnya karyawan berdasarkan kategori biaya. Manfaat lain dari
produksi yang merasakan dampak langsung terhadap laporan lingkungan berdasarkan kategori yaitu dapat
limbah produksi, misalnya karyawan Divisi membantu dalam pengambilan keputusan manajerial
finishing, processing, dan sanding. Kurangnya secara tepat guna keberlangsungan perusahaan dan
kesejahteraan yang diberikan perusahaan kepada meningkatkan citra perusahaan. laporan biaya
karyawan membuat tingkat turnover karyawan PT. lingkungan PT. II berdasarkan kategori terdapat
II tinggi. Perusahaan seharusnya memberikan pada tabel tabel 2 (lampiran).
tunjangan yang dinilai lebih menguntungkan dari Pada laporan biaya lingkungan PT. II tabel
pada perusahaan harus kehilangan karyawan yang 2 (lampiran), perusahaan mengeluarkan biaya
berpengalaman, dan menerima karyawan baru pengelolaan lingkungan sebesar 20.07%, sedangkan
sehinga harus memberikan training dan menambah pada laporan biaya lingkungan berdasarkan kategori
biaya lagi. Dalam penerapan Akuntansi Manajemen diatas diberikan perhitungan persentase pengeluaran
Lingkungan PT. II di lapangan, PT. II sudah biaya lingkungan dari total biaya operasional
menggunakan alat pengendali polusi, yaitu blower perusahaan. Biaya operasional perusahaan sebesar
dan dust collector yang dapat menampung serbuk Rp. 1.876.000.000, sehingga dapat diketahui
dan penyedot debu. Namun perawatan yang penambahan aktivitas pengelolaan lingkungan yang
dilakukan oleh PT. II terhadap alat pengendali polusi dikeluarkan perusahaan sebesar 22.93% pada
kurang dilakukan dengan baik, masih ada beberapa laporan biaya lingkungan rekomendasi . Pada
blower yang rusak dan tidak segera dilakukan laporan biaya lingkungan berdasarkan kategori di
perbaikan. Perlengkapan keselamatan kerja atas juga telah diberikan penambahan biaya
karyawan PT. II jumlahnya terbatas, sehingga ada lingkungan sebagai rekomendasi.
beberapa karyawan yang tidak memakai 1. Studi Lingkungan
perlengkapan tersebut, terutama masker karena Perusahaan memerlukan penambahan
limbah PT. II sebagian besar adalah debu dari kayu. kegiatan studi lingkungan lebih lanjut, khususnya
Berdasarkan evaluasi peran akuntan dalam terkait penerapan Akuntansi Manajemen
penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan, maka Lingkungan yang dibutuhkan oleh divisi
ditemukan beberapa kekurangan dalam Accounting. Hal ini dilakukan karena divisi
penerapannya diantaranya yaitu, mengenai Staf Accounting masih kurang memahami Akuntansi
103
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014
Manajemen Lingkungan secara mendalam, sehingga laporan biaya lingkungan berdasarkan kategori
dalam penerapannya masih banyak kekurangan. tersebut sebesar Rp. 53.760.000. Peningkatan
Kemampuan perusahaan dalam menganggarkan pengeluaran pada laporan biaya lingkungan
studi terkait penerapan Akuntansi Manajemen berdasarkan kategori dapat mengurangi
Lingkungan untuk divisi Accounting sebesar Rp. permasalahan perusahaan diantaranya, jumlah
35.000.000. karyawan yang mengalami gannguan kesehatan bisa
Penambahan jumlah masker tersebut, berkurang karena diberikan masker sesuai dengan
karena masker adalah salah satu perlengkapan yang jumlah karyawan yang berinteraksi secara langsung
sangat penting, yang wajib dikenakan oleh dengan debu, divisi accounting lebih memahami dan
karyawan. Sebelumnya hanya diberikan perusahaan mendalami Akuntansi Manajemen Lingkungan dan
sebanyak 5000 masker, tanpa mempertimbangkan lebih efektifnya fungsi peralatan pengendali polusi
jumlah keseluruhan karyawan yang berinteraksi untuk mengurangi debu.
langsung dengan debu. Perhitungan jumlah masker Dalam penerapan Akuntansi Manajemen
pada penelitian ini berdasarkan jumlah karyawan Lingkungan PT. II, perusahaan disarankan untuk
yang berinteraksi dengan debu secara langsung, melakukan sertifikasi ISO 14.000 yang
yaitu divisi finishing 85 karyawan, processing 110 pembiayaannya ditambahkan pada akun aktivitas
karyawan dan tally 5 karyawan. Perhitungan masker pencegahan lingkungan. Hal ini dikarenakan PT. II
dengan menjumlahkan total karyawan dikalikan merupakan perusahaan yang berskala besar dan
kebutuhan satu bulan dan dikalikan enam bulan melakukan kegiatan ekspor ke luar negeri. PT. II
periode laporan biaya lingkungan (200 karyawan X juga disarankan untuk memperhatikan kesejahteraan
4 minggu X 6 bulan) = 4800 + 5000 (jumlah masker karyawan, khususnya karyawan yang berinteraksi
perhitungan perusahaan) = 9800 masker yang langsung dengan limbah sehingga dapat mengurangi
diperlukan. tingkat turnover pada sumber daya manusia.
104
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014
pengendali polusi dan studi lingkungan untuk Divisi menimbulkan terjadinya limbah telah dikelola dan
Accounting. dipertanggungjawabkan oleh perusahaan.
Penelitian ini menambahkan perhitungan Implikasi bagi pemerintah yaitu, melalui
persentase dari setiap kategori aktivitas pengelolaan penelitian ini pemerintah mengetahui PT. II sebagai
lingkungan, sehingga dapat diketahui pengeluaran perusahaan manufaktur yang berpotensi terjadinya
setiap aktivitas berdasarkan nominal maupun pencemaran lingkungan telah menjalankan peraturan
persentasenya. Laporan biaya lingkungan pemerintah, yaitu pada UU PT No 40 tahun 2007,
rekomendasi pada penelitian ini juga menambahkan pasal 1 ayat 1 dan pasal 74 ayat 1, untuk melakukan
perhitungan persentase biaya lingkungan dari total pengelolaan lingkungan yang juga untuk
biaya operasionalnya. Persentase biaya lingkungan meminimalisasi limbah kegiatan produksinya.
pada tabel 4.2 yang dikeluarkan perusahaan dari
total biaya operasionalnya yaitu sebesar 20.07%, Rekomendasi
sehingga sebagai rekomendasi pada laporan biaya Penelitian ini merupakan penelitian studi
berdasarkan kategori ditambahkan beberapa aktivas kasus pada perusahaan manufaktur yaitu PT. II,
yang meningkatkan pembiayaan pengelolaan sehingga hasil dari penelitian ini tidak bisa
lingkungan menjadi sebesar 22.93% dari total biaya digunakan untuk seluruh perusahaan karena jenis
operasionalnya. Adanya laporan biaya lingkungan aktivitas produksi dan hasil limbah yang dihasilkan
berdasarkan kategori biaya tersebut membuat setiap perusahaan berbeda. Aktivitas dan hasil
perusahaan mendapatkan informasi yang akurat limbah yang dihasilkan mempengaruhi pengeluaran
mengenai masing-masing aktivitas, sehingga perusahaan dalam membuat laporan biaya
membuat manajemen dapat mengetahui komposisi lingkungan, sehingga penelitian ini dapat digunakan
pengeluaran terkecil hingga terbesar setiap kategori sebagai gambaran bagi perusahaan lain dalam
yang telah dikeluarkan. Dengan penerapan laporan menerapkan Akuntansi Manajemen Lingkungan.
biaya yang didasarkan pada kategori juga dapat Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu
membantu manajemen perusahaan untuk mengambil masih banyak aktivitas yang bersifat moneter yang
keputusan yang tepat terkait permasalahan yang dapat ditambahkan dalam laporan biaya lingkungan
sering terjadi pada perusahaan. khususnya pada aktivitas pencegahan, namun dalam
penelitian ini tidak bisa ditambahkan karena
Implikasi Teoritis perusahaan melakukan efisiensi biaya untuk
Penelitian ini juga memberikan implikasi mengurangi pengeluaran perusahaan. Oleh karena
bagi ilmu pengetahuan mengenai pentingnya itu diharapkan kepada penelitian selanjutnya dapat
penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan. menambahkan aktivitas yang bersifat moneter yang
Penerapan tersebut khususnya bagi perusahaan dapat meningkatkan kualitas lingkungan perusahaan
manufaktur yang berpotensi melakukan pencemaran dan kesejahteraan karyawan dalam laporan biaya
lingkungan, karena dampak dari aktivitas produksi lingkungan, sehingga dapat diketahui penerapan
dapat dikelola secara tercatat dengan adanya Akuntansi Manajemen Lingkungan secara penuh
Laporan biaya lingkungan. Akuntansi Manajemen dan keseluruhan.
Lingkungan merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan dalam memuat dampak-dampak dari
aktivitas produksi yang bersifat moneter. DAFTAR PUSTAKA
105
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014
Salemba Empat : Jakarta. (Original work [17] Undang-undang Perseroan Terbatas No. 1
published 2007). Tahun 1995 Tentang Perubahan Aturan
[5] Idris (2012). Akuntansi Lingkungan Sebagai Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang
Instrumen Pengungkapan Tanggung Jawab Perseroan Terbatas.
Perusahaan Terhadap Lingkungan Di Era Green [18] Dokumen Daftar Limbah PT. II Tahun 2012.
Maket. http://manajemen.unnes.ac.id diakses [19] Dokumen Pengelolaan Limbah PT. II Tahun
pada tanggal 29 Juli 2013. 2012
[6] Ikhsan, A. (2009). Akuntansi Manajemen [20] Laporan Biaya Lingkungan PT. II Periode
Lingkungan & Pengungkapannya. Edisi Bulan Januari sampai Juni 2013
Pertama. Graha Ilmu : Yogyakarta.
[7] Lutfillah, K. (2011). Kasus Newmont
(Pencemaran Di Teluk Buyat). Jurnal
Kybernarn. Vol2,(1). http://www.ejournal-
unisma.ne diakses pada tanggal 18 Agustus
2013.
[8] Martusa, R. (2009). Peranan Environmental
Accounting Terhadap Global Warming. Jurnal
Akuntansi. Vol 1,164-179.
[9] Moedjanarko dan Frisko, D. (2013).
Pengelolahan Biaya Lingkungan Dalam Upaya
Minimalisasi PT WONOSARI JAYA
SURABAYA.Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya. Vol 2, (1).
http://www.journal.ubaya.ac.id. Diakses pada
tanggal 29 Juli 2013.
[10] Sekaran, U. (2003). Research Methods for
Business : A Skill Building Approach (4th). John
Willey and Sons, Inc : USA.
[11] Sueb dan Keraf, M. (2012). Relasi Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001 Dan
Kinerja Keuangan. Jurnal Dinamika
Manajemen. Vol 1, (3), 69-75.
http://www.repository.ipb.ac.id. Diakses pada
tanggal 11 September 2013.
[12] Sugiyono (2013). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan R&D. Alfabeta : Bandung.
[13] Suryandaru, S. (2013). Jurnalisme Lingkungan,
Sebuah Genre Baru. Jurnalisme Lingkungan.
http://www.yayan-s-
fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-70678
Jurnalisme%20. Diakses pada tanggal 23
September 2013.
[14] Pangabean dan Deviarti, H. (2012). Evaluasi
Pengungkapan Akuntansi Lingkungan Dalam
Prespektif PT. TIMAH (Persero) TBK. Binus
Business Review.Vol 3 (2), 1010-1028.
http://www.library.binus.ac.id. Diakses pada
tanggal 06 September 2013.
[15] Rothery, B. (1995). Sistem Manajemen
Lingkungan ISO14000. Pustaka Binaman
Pressindo : Jakarta.
[16] Rustika N dan Prastiwi, A. (2011). Analsis
Pengaruh Penerapan Akuntansi Manajemen
Lingkungan Dan Strategi Terhadap Inovasi
Perusahaan. Jurnal Novia Rustika
http://www.eprints.undip.ac.id/30899/1/jurnal_
novia_rustika_c2c007095.pdf. Diakses pada
tanggal 29 Juli 2013.
106
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014
LAMPIRAN
107
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014
108