Anda di halaman 1dari 11

Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No.

2, Desember 2014

Evaluasi Penerapan Akuntansi Manajemen


Lingkungan pada PT. II
Shela Ika Mardikawati, Luky Patricia Widianingsih, Renna Magdalena
Program Studi Akuntansi
Universitas Pelita Harapan
Surabaya, Indonesia
luky.patricia@uphsurabaya.ac.id
renna.magdalena@uphsurabaya.ac.id

Abstrak - Dampak dari aktivitas produksi suatu perusahaan dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan
yang merugikan berbagai pihak. Hal ini merupakan suatu beban sosial, yang harus ditanggapi secara serius.
Akuntansi Manajemen Lingkungan atau Environmental Management Accounting (EMA) merupakan sebuah konsep
yang membantu perusahaan dalam memuat dampak-dampak bisnis dalam bentuk unit moneter. Penerapan
Akuntansi Manajemen Lingkungan membantu perusahaan dalam permasalahan lingkungan dengan mencatat
seluruh aktivitas produksinya untuk dilaporkan dalam laporan biaya lingkungan perusahaan. Penelitian ini
merupakan penelitian studi kasus pada perusahaan manufaktur, yaitu PT. II. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan PT. II serta peran akuntan dalam penerapannya. Dari
hasil penelitian pada PT. II diketahui bahwa perusahaan belum seutuhnya menerapkan Akuntansi Manajemen
Lingkungan. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam mengelola lingkungan sebesar 20.07% dari total biaya
operasional perusahaan. Dari diterapkannya Akuntansi Manajemen Lingkungan pada tahun 2010 hingga sekarang
permasalahan yang disebabkan oleh lingkungan masih terjadi diantaranya tingginya tingkat turnover pada sumber
daya manusia dan sering terjadinya kebakaran. Dari hasil evaluasi pada penelitian ini dapat diketahui bahwa
akuntan perusahaan berperan penuh dalam penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan, namun akuntan perlu
melakukan studi lingkungan lebih lanjut untuk memahami penerapannya, karena penerapan Akuntansi Manajemen
Lingkungan pada PT. II baru berjalan tiga tahun.

Kata kunci - evaluasi penerapan akuntansi manajemen lingkungan, biaya lingkungan, dan peran akuntan

proses bisnisnya sehingga perusahaan harus


A. PENDAHULUAN menerapkan strategi yang sesuai demi tercapainya
Lingkungan merupakan instrumen penting Going Concern perusahaan serta Sustainable
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan produksi Development (Rustika, 2011). Untuk itu dalam
suatu perusahaan, karena adanya hubungan sebab penerapan strategi perusahaan mengenai lingkungan
akibat antara proses produksi, barang yang dibutuhkan sebuah konsep yang menunjang
dihasilkan dan lingkungan. Suatu kegiatan produksi tercapainya rencana penanganan lingkungan dan
menghasilkan barang yang akan dikonsumsi dan membantu para stakeholder untuk mendapatkan
dinikmati oleh konsumen, tetapi dalam proses informasi mengenai kinerja lingkungan secara detail
produksi tersebut menimbulkan dampak pencemaran dan jelas dalam mengambil berbagai alternatif
yang tidak dapat dihindari, yang disebabkan oleh keputusan. Konsep tersebut ialah Akuntansi
bahan yang digunakan maupun dampak dari Manajemen Lingkungan atau yang sering disebut
penggunaan alat-alatnya. Menurut Hansen dan dengan Enviromental Management Accounting
Mowen (2009), langkah terakhir dalam penilaian (EMA). Akuntansi Manajemen Lingkungan
dampak lingkungan operasional dan keuangan (Environmental Management Accounting)
adalah mencari dan mengurangi dampak lingkungan merupakan salah satu sub sistem dari Akuntansi
dari alternatif-alternatif yang dipertimbangkan atau Lingkungan yang menjelaskan mengenai persoalan
dianalisis. Alasan yang mendasari mengapa sebuah pengukuran dari dampak-dampak bisnis perusahaan
organisasi dan akuntan harus peduli permasalahan ke dalam sejumlah unit moneter. Akuntansi
lingkungan adalah karena para stakeholder Manajemen Lingkungan juga dapat digunakan
perusahaan baik dari sisi internal maupun eksternal sebagai suatu tolak ukur dalam kinerja lingkungan
menunjukkan peningkatan kepentingannya terhadap (Rustika, 2011).
kinerja lingkungan dari sebuah organisasi (Ikhsan, PT. II merupakan salah satu perusahaan
2009 dalam Rustika, 2011). manufaktur yang berskala besar di Sidoarjo - Jawa
Fakta permasalahan pencemaran Timur, dimana perusahaan ini bergerak pada bidang
lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan industri kayu lapis dalam memproduksi mebel.
manufaktur di Indonesia menyebabkan sebuah Bidang industri tersebut tergolong industri yang
lingkungan bisnis harus mampu mempertahankan sangat berpotensi terjadinya pencemaran lingkungan,
98
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014

diantaranya yaitu adanya serbuk kayu dari proses Tujuan Penelitian


produksi yang meyebabkan polusi udara, kebisingan Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk
dari penggunaan alat-alat dan polusi air. Akibat dari mengevaluasi penerapan Akuntansi Manajemen
pencemaran tersebut perusahaan mengalami banyak Lingkungan pada PT. II dan mengetahui peran
kerugian, diantaranya karyawan produksi banyak akuntan dalam penerapan Akuntansi Manajemen
mengalami gangguan kesehatan, sehingga membuat Lingkungan PT. II. Penilitian ini juga bertujuan
sekitar empat puluh lima persen karyawan produksi untuk mengevaluasi penerapan Akuntansi
memutuskan hubungan kerja, sehingga turnover Manajemen Lingkungan di lapangan, tidak hanya
sumber daya manusia pada perusahaan ini tinggi. mengetahui penerapan Akuntansi Manajemen
Hal tersebut menyebabkan proses produksi Lingkungan hanya dari sisi dokumen.
terhambat, karena harus melakukan training,
penyesuaian pada karyawan baru yang menambah A. TINJAUAN PUSTAKA
pengeluaran perusahaan dan PT. II juga rentan Pengertian dan Manfaat Akuntansi Manajemen
mengalami masalah kebakaran akibat dari limbah Lingkungan
produksinya. Akibat dari permasalahan- Akuntansi Manajemen Lingkungan
permasalahan tersebut perusahaan diperkirakan merupakan salah satu sub sistem dari Akuntansi
mengalami kerugian sebesar 20%. Oleh karena itu Lingkungan yang menjelaskan sejumlah persoalan
perusahaan dituntut untuk menemukan solusi atas mengenai pengukuran dari dampak-dampak bisnis
pencemaran tersebut, salah satunya dengan perusahaan ke dalam sejumlah unit moneter (Ikhsan,
menerapkan Akuntansi Manajemen Lingkungan dan 2009). Akuntansi Manajemen Lingkungan juga
pengelolaan limbah. Penerapan Akuntansi dapat digunakan sebagai suatu tolak ukur dalam
Manajemen Lingkungan pada PT. II sudah berjalan kinerja lingkungan. Berangkat dari hal tersebut,
hampir tiga tahun, tepatnya diterapkan pada tahun manajemen akan lebih baik mengevaluasi aspek
2010. moneter dari produk dan proyek mereka pada saat
Menurut divisi General Affair (GA) PT. II, harus mengambil keputusan bisnis (Ikhsan, 2009).
permasalahan perusahaan yang diakibatkan Sedangkan menurut The International Federation of
permasalahan lingkungan pada PT. II masih belum Accountants (1998), Akuntansi Manajemen
teratasi dengan baik, sehingga belum ada perbedaan Lingkungan merupakan pengembangan dari
yang signifikan dengan diterapkannya Akuntansi Manajemen Lingkungan dan seluruh kinerja
Manajemen Lingkungan tersebut. Hal ini terbukti, ekonomi perusahaan serta implementasi dari
perusahaan kembali mengalami masalah kebakaran lingkungan yang tepat dalam hubungan antara
pada tahun 2012 yang dikarenakan terjadinya Sistem Akuntansi dan praktiknya.
konsleting mesin oven pada divisi finishing dan Ikhsan (2009), menyatakan bahwa
masih tingginya tingkat turnover pada sumber daya penggunaan dan manfaat khusus Akuntansi
manusia PT. II. Berdasarkan permasalahan dan latar Manajemen Lingkungan sangat beragam. Penekanan
belakang yang telah dipaparkan tersebut judul pada Eco-efficiency dan Strategic Position
penelitian ini mengenai “Evaluasi Penerapan merupakan dua paralel dari seluruh kategori-kategori
Akuntansi Manajemen Lingkungan pada PT. II”. evolusi Akuntansi Manajemen, tidak hanya
penyisihan informasi dan perencanaan serta
Batasan Masalah pengendalian manajemen, tetapi juga berfokus pada
Penelitian ini dilakukan kepada karyawan produksi, efektifitas penggunaan sumber daya. Disamping itu,
staf akuntan, dan Departemen General Affair (GA) manfaat spesifik dan keuntungan-keuntungan dari
PT. II. Penelitian ini juga membatasi masalah Akuntansi Manajemen Lingkungan sangat banyak.
evaluasi penerapan Akuntansi Manajemen Menurut Ikhsan (2009), beberapa hal berikut ini
Lingkungan pada perusahaan manufaktur, yaitu PT. yang merupakan beberapa keuntungan yang dicapai
II di Sidoarjo, yang terkait mengenai laporan biaya oleh perusahaan ketika menerapkan Akuntansi
lingkungan PT. II. Manajemen Lingkungan, antara lain:
1. Akuntansi Manajemen Lingkungan dapat
Fokus Penelitian menghemat pengeluaran usaha. Dampak dari
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan isu-isu lingkungan dalam biaya produksi
tersebut dan masalah yang terjadi pada PT. II, maka seringkali tidak diperkirakan sebelumnya.
penulis berfokus melakukan penelitian mengenai Akuntansi Manajemen Lingkungan dapat
evaluasi penerapan Akuntansi Manajemen membantu untuk mengidentifikasi dan
Lingkungan PT. II. Penelitian ini juga berfokus menganalisa biaya tersembunyi (hidden cost).
untuk mengetahui bagaimana peran akuntan dalam 2. Akuntansi Manajemen Lingkungan dapat
penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan PT. membantu pengambilan keputusan. Keputusan
II. yang menguntungkan harus didasarkan pada
berbagai informasi penting. Akuntansi
Manajemen Lingkungan membantu pengambil
keputusan dengan informasi penting tentang

99
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014

biaya tambahan yang disebabkan oleh isu-isu yang diterima secara luas di seluruh dunia, dimana
lingkungan. penerapan standar ISO bersifat sukarela karena tidak
3. Akuntansi Manajemen Lingkungan ada wewenang hukum untuk memaksa
meningkatkan performa ekonomi dan implementasinya (David, 2006). ISO 14000 adalah
lingkungan usaha. Akuntansi Manajemen standar yang mengacu pada bidang lingkungan,
Lingkungan memberikan solusi yang saling standar ini tidak hanya melibatkan mengenai unsur-
menguntungkan (win-win situations). Usaha unsur masalah lingkungan tradisional, tetapi ISO
atau kegiatan diharapkan akan mempunyai 14000 juga menghubungkan masalah-masalah
performa lebih baik pada sisi ekonomi maupun lingkungan tradisional dengan masalah
sisi lingkungan. pengembangan produk, keamanan proses atau
4. Akuntansi Manajemen Lingkungan mampu keselamatan, kesehatan dan keselamatan karyawan
memuaskan semua pihak yang terkait. (Brian, 1995).
Penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan
pada usaha atau kegiatan secara simultan dapat Penelitian Terdahulu
meningkatkan performa ekonomi dan kinerja Penelitian yang dilakukan oleh
lingkungan. Peningkatan performa akan Moedjanarko dan Frisko (2013), yang meneliti
berimplikasi pada kepuasan pelanggan dan mengenai pengelolaan biaya lingkungan dalam
investor, hubungan baik antara Pemerintah upaya meminimalisasi limbah PT. Wonosari Jaya.
Daerah dan masyarakat sekitar, serta memenuhi Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa
ketentuan regulasi. laporan biaya lingkungan PT. Wonosari Jaya,
menunjukkan badan usaha ini telah memperhatikan
Laporan Biaya Lingkungan kondisi internal dengan baik dan hal ini terbukti dari
Hansen dan Mowen (2009), menyatakan bahwa hasil laporan yang menunjukkan pengeluaran biaya
laporan biaya lingkungan merupakan informasi yang yang besar pada biaya kegagalan internal
berhubungan dengan distribusi relatif dari biaya lingkungan. PT. Wonosari Jaya tidak mendapatkan
lingkungan, yang berguna untuk memperbaiki dan komplain dari masyarakat di sekitar pabrik walaupun
mengendalikan kinerja lingkungan. Laporan biaya kegiatan pencegahan di badan usaha tidak ada. PT.
lingkungan yang baik memberikan perincian biaya Wonosari Jaya benar-benar
lingkungan berdasarkan kategori. Pelaporan biaya mempertanggungjawabkan tindakan pembuangan
lingkungan menurut kategori akan memberikan limbah dengan melakukan pengelolaan limbah.
inforrmasi yang penting bagi perusahaan, yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Pangabean
informasi mengenai dampak biaya lingkungan yang dan Deviarti (2012), yang meneliti dan mengevaluasi
memberikan informasi terkait profitabilitas Pengungkapan Akuntansi Lingkungan Dalam
perusahaan dan informasi mengenai jumlah relatif Prespektif PT. TIMAH (Persero) TBK. Hasil
atau biaya yang dihabiskan untuk setiap kategori. penelitian ini menyimpulkan bahwa peranan
Akuntansi Lingkungan diperlukan dalam setiap
Peran dan Standar Etis Akuntan Manajemen tahap-tahap yang ada di supply chain perusahaan,
Peran akuntan manajemen dalam suatu organisasi namun PT. Timah belum menerapkan Akuntansi
merupakan salah satu peran pendukung (Hansen dan Lingkungan secara penuh. Secara garis besar, cukup
Mowen, 2009). Akuntan manajemen membantu banyak data perusahaan ini yang dapat digunakan
orang-orang yang bertanggung jawab langsung untuk menunjang penerapan Akuntansi Lingkungan.
dalam melaksanakan tujuan dasar organisasi. Tidak terlihat sistem informasi yang
Akuntan manajemen menghasilkan informasi untuk mengintegrasikan data lingkungan dengan data
penggunaan internal, seperti manajer, eksekutif dan ekonomi. Perusahaan ini belum mengkonversikan
pekerja. Akuntan manajemen lebih spesifik bertugas satuan unit menjadi satuan moneter atas efisiensi
dalam mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, biaya yang diperoleh dari pengolahan limbah dan
mengklasifikasi dan melaporkan informasi yang energi alternatif.
bermanfaat bagi pengguna internal dalam
merencanakan, mengendalikan dan membuat
keputusan untuk keberlangsungan perusahaan B. METODE PENELITIAN
(Hansen dan Mowen, 2009). Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian
Penilaian Kinerja Lingkungan berdasarkan ISO terapan atau applied research, yaitu penelitian
14000 dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah yang
ISO 14000 (International Organizatiton for dihadapi oleh manajer di tempat kerja dan
Standardization) adalah jaringan dari institut standar memerlukan penyelesaian dengan segera (Sakaran,
nasional dari 147 negara, yang berbasis di Jenewa 2003). Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis,
Swiss. ISO adalah pengembang standar di dunia mengevaluasi, serta mengkaji mengenai
penerapan Akuntansi Manajemen bergerak dalam bidang furniture, yaitu PT. II di
Lingkungan pada perusahaan manufaktur yang Sidoarjo.

100
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014

Subjek dan Objek Penelitian B. Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak


Objek dalam penelitian ini adalah terkait, yaitu bagian Accounting, General Afair
perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang (GA), divisi kebersihan, dan karyawan produksi
industri furniture, yaitu PT. II yang berada di PT. II. Wawancara dilakukan secara langsung di
Sidoarjo-Jawa Timur. Data yang diperlukan terkait PT. II, dengan melakukan pertemuan dengan
penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif divisi yang terkait dengan topik wawancara.
diantaranya yaitu, profil PT. II, struktur organisasi c. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan berbagai
perusahaan, dokumen limbah, dokumen dokumen perusahaan sebagai bahan evaluasi
pengelolahan limbah dan proses produksi PT. II. Akuntansi Manajemen Lingkungan. Dokumen
Sedangkan untuk data yang bersifat kuantitatif yang terkait adalah struktur organisasi PT. II,
adalah data laporan biaya lingkungan PT. II. laporan biaya lingkungan, dokumen limbah dan
Subjek penelitian merupakan sumber data dokumen pengelolahan limbah.
yang diperoleh dalam melakukan penelitian. Subjek d. Kepustakaan, yaitu mengumpulkan dan
penelitian ini yaitu staf Accounting, General Affair mempelajari data-data sekunder yang diperoleh
(GA), divisi kebersihan, dan karyawan produksi PT. dari buku-buku dan artikel yang terkait
II yang berinteraksi langsung dengan limbah Akuntansi Manajemen Lingkungan sebagai
perusahaan. Untuk menjaga validitas dan realibilitas acuan penelitian ini.
data penelitian ini, maka dilakukan juga beberapa
uji, diantaranya credibility, uji transferability, uji
dependability, dan uji conformity (Sugiyono, 2010). Metode Analisis Data

Metode Pengumpulan Data Metode analisis data dalam penelitian ini


Pengumpulan data yang dilakukan dengan dengan memahami dokumen-dokumen terkait
berbagai teknik, diantaranya yaitu peneliti penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan yang
mengumpulkan data-data sekunder untuk menunjang ideal khususnya mengenai laporan biaya lingkungan.
penelitian ini. Data sekunder tersebut adalah teori Dokumen tersebut sebagai acuan dan pedoman
mengenai Akuntansi Manajemen Lingkungan, Biaya dalam mengevaluasi keefektifan PT. II dalam
Lingkungan dan Laporan Biaya Lingkungan menerapkan Akuntansi Manajemen Lingkungan,
berdasarkan kategori yang mengenai Akuntansi dengan memahami dan mengevaluasi dokumen yang
Manajemen Lingkungan. Untuk data primer pada diperoleh dari perusahaan untuk mengelompokkan
penelitian ini, peneliti mengumpulkan data secara limbah yang dihasilkan perusahaan,
langsung dari subjek penelitian. Data-data mendeskripsikan hal-hal yang telah dilakukan
perusahaan dalam penelitian ini dikumpulkan perusahaan terhadap masyarakat dalam rangka
melalui teknik-teknik sebagai berikut : pertanggungjawaban kegiatan produksi yang telah
a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan dilakukan oleh PT. II dan mengevaluasi terkait
langsung terhadap objek penelitian. Obeservasi laporan biaya lingkungan PT. II berdasarkan
dalam penelitian ini dilakukan beberapa kali, perincian kategori biaya lingkungan.
observasi awal bertujuan untuk mengetahui Dilakukan uji silang antara dokumen
keadaan lingkungan, serta permasalahan penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan pada
lingkungan PT.II dan proses produksi PT. II, PT. II, hasil wawancara yang telah dilakukan dengan
sehingga peneliti mengetahui gambaran awal staf accounting, divisi GA, divisi kebersihan,
mengenai lingkungan perusahaan dan jenis karyawan produksi dan hasil observasi. Penerapan
produksi. Observasi selanjutnya bertujuan untuk Akuntansi Manajemen Lingkungan pada PT. II yang
mengamati jenis limbah yang dihasilkan, dampak dievaluasi, diberikan saran serta rekomendasi
limbah terhadap lingkungan dan untuk mengenai hal-hal yang harus diperhatikan atas
mengamati langkah-langkah awal yang sudah kekurangan penerapan Akuntansi Manajemen
dilakukan PT. II dalam mengatasi pencemaran Lingkungan pada PT. II.
tersebut pada lingkungan perusahaan.
b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data
dengan melakukan interview secara langsung C. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
dengan membuat daftar pertanyaan. Sifat Peran Akuntan Dalam Penerapan Akuntansi
wawancara pada penelitian ini semi struktur, Manajemen Lingkungan
yaitu dengan membuat draft wawancara yang Penerapan Akuntansi Manajemen
terdapat pada lampiran A. Jika dalam draft Lingkungan pada PT. II pada awalnya diusulkan
wawancara ada hal-hal baru terkait pernyataan oleh konsultan perusahaan, dikarenakan pembiayaan
responden, maka pertanyaan selain yang ada di lingkungan perusahaan tidak tercatat dan tidak
lampiran A akan ditanyakan lebih lanjut untuk mempertimbangkan setiap aktivitas dan limbah yang
mengeksplorasi pernyataan tersebut, sedangkan dihasilkan dari proses produksinya yang
hasil laporan wawancara terdapat pada lampiran menyebabkan perusahaan sering mengalami

101
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014

kebakaran.. Penerapan Akuntansi Manajemen mengetahui aktivitas produksi yang dilakukan


Lingkungan pada PT. II sendiri, dianggap oleh staf perusahaan. Konsultan perusahaan hanya
accounting masih mempunyai banyak kekurangan memberikan pengarahan ketika accounting
dan perlu dilakukan perbaikan. Hal ini dikarenakan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya.
penerapannya masih baru berjalan tiga tahun. Staf
accounting perlu mengikuti training dan Penerapan Dan Laporan Biaya Lingkungan PT. II
penyesuaian untuk mengembangkan pengetahuan Penerapan Akuntansi Manajemen
mengenai Akuntansi Manajemen Lingkungan, yang Lingkungan PT. II mempertimbangkan perhitungan
sebelumnya belum dilakukan lebih lanjut. Konsultan setiap aktivitas produksi yang telah dilakukan dalam
perusahaan hanya memberikan pengarahan dan bentuk unit moneter atau yang disebut dengan
konsep dasar mengenai pembiayaan yang perlu laporan MEMA. Laporan MEMA berisikan nilai
diperhatikan. rupiah laporan pengeluaran perusahaan dalam
Peran akuntan PT. II dalam penerapan mengangani masalah lingkungan dan pencemaran
Akuntansi Manajemen Lingkungan mulai dari tahap yang dialami PT. II dan laporan pendapatan yang
perencanaan hingga pelaporan, yang khususnya diterima perusahaan dari pengelolaan limbah
dilakukan oleh staf accounting satu dan Kepala perusahaan. Laporan MEMA berfungsi sebagai
accounting selaku penanggung jawab. Staf informasi untuk manajemen terkait lingkungan dan
accounting satu bertugas untuk membuat anggaran sebagai pengambilan keputusan dalam
untuk periode berikutnya dengan meningkatakan strategi perusahaan. Perusahaan juga
mempertimbangkan kapasitas produksi yang akan melaporkan hasil uji dan pengukuran tingkat
dikerjakan. Staf accounting satu melakukan pencemaran atau dampak dari aktivitas PT. II,
pencatatan mengenai pengeluaran biaya lingkungan dimana pelaporan tersebut merupakan laporan
hingga pendapatan pengelolaan limbah yang akan PEMA, yang merupakan bentuk penerapan
dilaporkan kepada kepala accounting setiap satu Akuntansi Manajemen Lingkungan. Laporan PEMA
bulan sekali. Kendala yang seringkali dihadapi oleh pada PT. II berisikan laporan mengenai komponen
accounting perusahaan dalam menerapkan fisik udara dan kebisingan, komponen hidrologi, dan
Akuntansi Manajemen Lingkungan adalah staf komponen transportasi. Pelaporan PEMA berfungsi
accounting harus melakukan penghematan dalam untuk mengetahui tingkat kebisingan, kualitas udara,
pembiayaan lingkungan meskipun aktivitas produksi air, debu dan kapasitas muatan kendaraan atau truk
yang dilakukan saat itu berkapasitas besar, untuk dibandingkan dengan baku mutu yang telah
sedangkan dalam membuat anggaran harus ditetapkan, sehingga perusahaan mengetahui tingkat
memperhatikan kapasitas atau order tersebut. Hal ini pencemaran perusahaan melebihi baku mutu yang
membuat akuntan harus melakukan penghematan telah ditetapkan atau tidak.
atau meminimalkan pengeluaran disaat kapasitas Pelaporan biaya lingkungan PT. II, dilaporkan
produksi lebih besar dan aktivitas produksi terbagi menjadi dua periode atau enam bulan yaitu
bertambah. Staf accounting satu juga periode pertama pada bulan 01 Januari sampai 30
mengkonfirmasikan kepada staf accounting dua, Juni, dan periode kedua pada bulan 01 Juli sampai
yang bertugas sebagai pemeriksa inventory yang ada 31 Desember. Dalam pelaporannya perusahaan
dilapangan. Inventory yang diperiksa oleh staf menggabungkan seluruh aktivitas yang dikeluarkan,
accounting dua adalah inventory bahan baku, sehingga dapat diketahui jumlah biaya lingkungan
inventory produk jadi maupun inventory peralatan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan secara
dan perlengkapan yang berhubungan dengan keseluruhan. Pelaporan biaya lingkungan PT. II
lingkungan. Kepala accounting tidak hanya terbagi menjadi dua periode dikarenakan untuk
memeriksa pengeluaran yang dilakukan oleh staf memudahkan divisi accounting dalam hal pelaporan,
accounting, namun juga meminta laporan dari divisi pemeriksaan dan dalam hal melakukan perencanaan
GA, selaku penanggung jawab operasional biaya yang akan dikeluarkan untuk pembiayaan
perusahaan mengenai penerapan Akuntansi lingkungan pada periode berikutnya. Laporan biaya
Manajemen Lingkungan yang telah dilakukan lingkungan PT. II pada penelitian ini disertai dengan
dilapangan. rincian perhitungan pengeluaran setiap aktivitasnya
Kepala Accounting menyerahkan laporan dan juga pendapatan pengelolaan limbah. Evaluasi
biaya lingkungan kepada Direktur Akuntansi Manajemen Lingkungan pada penelitian
Finance&Accounting pada setiap akhir periode ini hanya mengevaluasi laporan MEMA, yang
pelaporan. Laporan biaya lingkungan berfungsi berupa laporan biaya lingkungan PT. II pada periode
sebagai sarana informasi perusahaan dalam pertama yaitu laporan biaya lingkungan pada bulan
pengambilan keputusan jangka panjang dan sebagai 01 Januari sampai 30 Juni 2013.
sarana evaluasi dan penilaian terkait Manajemen Berdasarkan laporan biaya lingkungan PT.
Lingkungan. Dalam penerapan Akuntansi II pada tabel 1 (lampiran), perusahaan mengeluarkan
Manajemen Lingkungan PT. II, akuntan perusahaan biaya dalam mengelola lingkungannya sebesar Rp.
sangat berperan. Hal ini dikarenakan akuntan yang 374.675.000 atau sebesar 20.07% dari biaya

102
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014

operasionalnya sebesar Rp. 1.876.000.000. Terdapat Accounting perusahaan yang kurang memahami
selisih pengeluaran dan pendapatan sebesar mengenai Akuntansi Manajemen Lingkungan. Hal
123.435.000 dari pendapatan pengelolaan limbah ini dikarenakan penerapannya yang baru berjalan
yang telah dilakukan. PT. II dalam lapoan biaya selama tiga tahun. Perusahaan belum memberikan
lingkungan tersebut telah mempertimbangkan studi lebih lanjut terhadap para akuntan untuk
berbagai aktivitas produksinya yang dapat memberikan pendalaman mengenai penerapan
menghasilkan limbah untuk dapat ditangani oleh Akuntansi Manajemen Lingkungan, sehingga
perusahaan. akuntan belum bisa mempertimbangkan secara
spesifik biaya lingkungan akibat aktivitas produksi
Evaluasi Dan Rekomendasi Penerapan Akuntansi dan pelaporan biaya lingkungan.
Manajemen Lingkungan PT. II. Kekurangan PT. II dalam penerapan
Berdasarkan hasil observasi penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan terdapat pada
Akuntansi Manajemen Lingkungan PT. II di laporan biaya lingkungan PT. II yang tidak
lapangan, ditemukan beberapa kekurangan yang mengelompokkan biaya lingkungan pada kategori
harus diperhatikan oleh perusahaan. Kekurangan PT. biaya. Perusahaan menggabungkan setiap aktivitas
II adalah mengenai lingkungan produksi PT. II yang pembiayaan lingkungan, sehingga laporan biaya
masih kotor, khususnya toilet dan tempat lingkungan kurang terperinci dan kurang spesifik.
penampungan sampah sementara. Hal ini Hal ini membuat pengguna laporan biaya
dikarenakan kurang intensifnya pengawasan yang lingkungan tidak bisa menganalisis secara tepat
dilakukan oleh divisi GA, selaku divisi operasional kekurangan yang harus diperhatikan dan diperbaiki
perusahaan. Kekurangan lain yang harus perusahaan. Laporan biaya lingkungan yang tidak
diperhatikan oleh perusahaan ialah jumlah karyawan terperinci juga akan membuat pengguna laporan
divisi kebersihan yang harus disesuaikan dengan tidak bisa membuat keputusan atau kebijakan
kebutuhan area divisi kebersihan, sehingga perusahaan secara tepat, karena informasi yang
kebersihan lingkungan produksi bisa terkontrol diperoleh kurang lengkap dan kurang jelas.
dengan baik. Dalam pengelolaan limbahnya PT. II Untuk membuat laporan biaya lingkungan lebih
kurang memperhatikan tempat maupun saluran terperinci, spesifik serta lengkap berdasarkan
pembuangannya, seperti drum penampung oli dan aktivitas lingkungan, yang dapat memudahkan
solvent tanpa penutup, yang dapat tumpah dan pengguna laporan biaya lingkungan dalam
tercampur pada tanah. menganalisis setiap aktivitas kategori lingkungan,
PT. II juga dinilai kurang memperhatikan maka laporan biaya lingkungan dikelompokkan
kesejahteraan karyawan, khususnya karyawan berdasarkan kategori biaya. Manfaat lain dari
produksi yang merasakan dampak langsung terhadap laporan lingkungan berdasarkan kategori yaitu dapat
limbah produksi, misalnya karyawan Divisi membantu dalam pengambilan keputusan manajerial
finishing, processing, dan sanding. Kurangnya secara tepat guna keberlangsungan perusahaan dan
kesejahteraan yang diberikan perusahaan kepada meningkatkan citra perusahaan. laporan biaya
karyawan membuat tingkat turnover karyawan PT. lingkungan PT. II berdasarkan kategori terdapat
II tinggi. Perusahaan seharusnya memberikan pada tabel tabel 2 (lampiran).
tunjangan yang dinilai lebih menguntungkan dari Pada laporan biaya lingkungan PT. II tabel
pada perusahaan harus kehilangan karyawan yang 2 (lampiran), perusahaan mengeluarkan biaya
berpengalaman, dan menerima karyawan baru pengelolaan lingkungan sebesar 20.07%, sedangkan
sehinga harus memberikan training dan menambah pada laporan biaya lingkungan berdasarkan kategori
biaya lagi. Dalam penerapan Akuntansi Manajemen diatas diberikan perhitungan persentase pengeluaran
Lingkungan PT. II di lapangan, PT. II sudah biaya lingkungan dari total biaya operasional
menggunakan alat pengendali polusi, yaitu blower perusahaan. Biaya operasional perusahaan sebesar
dan dust collector yang dapat menampung serbuk Rp. 1.876.000.000, sehingga dapat diketahui
dan penyedot debu. Namun perawatan yang penambahan aktivitas pengelolaan lingkungan yang
dilakukan oleh PT. II terhadap alat pengendali polusi dikeluarkan perusahaan sebesar 22.93% pada
kurang dilakukan dengan baik, masih ada beberapa laporan biaya lingkungan rekomendasi . Pada
blower yang rusak dan tidak segera dilakukan laporan biaya lingkungan berdasarkan kategori di
perbaikan. Perlengkapan keselamatan kerja atas juga telah diberikan penambahan biaya
karyawan PT. II jumlahnya terbatas, sehingga ada lingkungan sebagai rekomendasi.
beberapa karyawan yang tidak memakai 1. Studi Lingkungan
perlengkapan tersebut, terutama masker karena Perusahaan memerlukan penambahan
limbah PT. II sebagian besar adalah debu dari kayu. kegiatan studi lingkungan lebih lanjut, khususnya
Berdasarkan evaluasi peran akuntan dalam terkait penerapan Akuntansi Manajemen
penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan, maka Lingkungan yang dibutuhkan oleh divisi
ditemukan beberapa kekurangan dalam Accounting. Hal ini dilakukan karena divisi
penerapannya diantaranya yaitu, mengenai Staf Accounting masih kurang memahami Akuntansi

103
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014

Manajemen Lingkungan secara mendalam, sehingga laporan biaya lingkungan berdasarkan kategori
dalam penerapannya masih banyak kekurangan. tersebut sebesar Rp. 53.760.000. Peningkatan
Kemampuan perusahaan dalam menganggarkan pengeluaran pada laporan biaya lingkungan
studi terkait penerapan Akuntansi Manajemen berdasarkan kategori dapat mengurangi
Lingkungan untuk divisi Accounting sebesar Rp. permasalahan perusahaan diantaranya, jumlah
35.000.000. karyawan yang mengalami gannguan kesehatan bisa
Penambahan jumlah masker tersebut, berkurang karena diberikan masker sesuai dengan
karena masker adalah salah satu perlengkapan yang jumlah karyawan yang berinteraksi secara langsung
sangat penting, yang wajib dikenakan oleh dengan debu, divisi accounting lebih memahami dan
karyawan. Sebelumnya hanya diberikan perusahaan mendalami Akuntansi Manajemen Lingkungan dan
sebanyak 5000 masker, tanpa mempertimbangkan lebih efektifnya fungsi peralatan pengendali polusi
jumlah keseluruhan karyawan yang berinteraksi untuk mengurangi debu.
langsung dengan debu. Perhitungan jumlah masker Dalam penerapan Akuntansi Manajemen
pada penelitian ini berdasarkan jumlah karyawan Lingkungan PT. II, perusahaan disarankan untuk
yang berinteraksi dengan debu secara langsung, melakukan sertifikasi ISO 14.000 yang
yaitu divisi finishing 85 karyawan, processing 110 pembiayaannya ditambahkan pada akun aktivitas
karyawan dan tally 5 karyawan. Perhitungan masker pencegahan lingkungan. Hal ini dikarenakan PT. II
dengan menjumlahkan total karyawan dikalikan merupakan perusahaan yang berskala besar dan
kebutuhan satu bulan dan dikalikan enam bulan melakukan kegiatan ekspor ke luar negeri. PT. II
periode laporan biaya lingkungan (200 karyawan X juga disarankan untuk memperhatikan kesejahteraan
4 minggu X 6 bulan) = 4800 + 5000 (jumlah masker karyawan, khususnya karyawan yang berinteraksi
perhitungan perusahaan) = 9800 masker yang langsung dengan limbah sehingga dapat mengurangi
diperlukan. tingkat turnover pada sumber daya manusia.

2. Biaya perawatan dan perbaikan peralatan D. KESIMPULAN


pengendali polusi
Simpulan
Peralatan pengendali polusi PT. II banyak Penerapan Akuntansi Manajemen
yang mengalami kerusakan, khususnya blower cat Lingkungan pada PT. II baru berjalan tiga tahun,
dan serbuk kayu, sehingga perusahaan harus sehingga dalam penerapannya masih banyak
melakukan perawatan peralatan pengendali polusi kekurangan yang harus diperbaiki dan diperhatikan
dengan lebih intensif. Perusahaan telah melakukan oleh perusahaan. Dalam penerapan Akuntansi
perawatan berkala selama satu bulan sekali, hal ini Manajemen Lingkungan PT. II, akuntan perusahaan
perlu ditingkatkan dengan melakukan perawatan sangat berperan dari hal perencanaan hingga
terhadap peralatan pengendali polusi dua kali dalam pelaporannya. Perhitungan Laporan Biaya
satu bulan. Perhitungan perawatan blower pada tabel Lingkungan PT. II dilakukan dengan menghitung
4.19 yaitu dengam mengalikan dua kali aktivitas dan mempertimbangkan seluruh aktivitas produksi
perawatan sebelumnya. Jadi Rp.7.000.000 X 2 yang telah dilakukan oleh perusahaan. Dalam
aktivitas perawatan = Rp. 14.000.000 + Rp. pelaporan biaya lingkungan, perusahaan
1.000.000 upah perawatannya. Untuk perawatan menggabungkan seluruh pengeluaran aktivitasnya.
dust collector menambahkan 3.3 % dari biaya Hal ini membuat pengguna laporan biaya
perawatan sebelumnya. Dengan adanya perawatan lingkungan tidak bisa menganalisis jumlah
yang lebih intensif akan mengurangi polusi yang pengeluaran secara terperinci dan spesifik.
dapat menyebabkan karyawan perusahaan Penggabungan pada laporan biaya tersebut juga
mengalami gangguan kesehatan dan debu. menyulitkan manajemen dalam penilaian terkait
Berdasarkan laporan biaya lingkungan kekurangan perusahaan dalam pengelolaan
dengan mengklasifikasikan kategori biaya seperti lingkungan.
pada tabel 4.15, maka dapat terlihat bahwa Dalam penelitian ini diusulkan pembuatan
perusahaan mengeluarkan pengeluaran terbesar pada Laporan Biaya Lingkungan berdasarkan
aktivitas kegagalan internal yaitu sebesar Rp. pengelompokan kategori biaya yang terdiri dari
237.900.000. Aktivitas kegagalan internal aktivitas pencegahan, aktivitas deteksi, aktivitas
perusahaan yang besar tersebut dikarenakan kegagalan internal dan aktivitas kegagalan eksternal.
perusahaan kurang memperhatikan aktivitas Penelitian ini juga menambahkan beberapa jenis
pencegahannya. Untuk dapat meminimalisasi aktivitas pengelolaan lingkungan untuk
pengeluaran pada aktivitas kegagalan internal memperbaiki penerapan Akuntansi Manajemen
maupun kegagalan eksternal, perusahaan harus Lingkungan pada PT. II. Jenis aktivitas yang
memperhatikan aktivitas pencegahan lingkungan ditambahkan adalah penambahan jumlah masker,
perusahaan. Selisih pengeluaran aktivitas lingkungan penambahan aktivitas perawatan peralatan
pada laporan biaya lingkungan perusahaan dengan

104
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014

pengendali polusi dan studi lingkungan untuk Divisi menimbulkan terjadinya limbah telah dikelola dan
Accounting. dipertanggungjawabkan oleh perusahaan.
Penelitian ini menambahkan perhitungan Implikasi bagi pemerintah yaitu, melalui
persentase dari setiap kategori aktivitas pengelolaan penelitian ini pemerintah mengetahui PT. II sebagai
lingkungan, sehingga dapat diketahui pengeluaran perusahaan manufaktur yang berpotensi terjadinya
setiap aktivitas berdasarkan nominal maupun pencemaran lingkungan telah menjalankan peraturan
persentasenya. Laporan biaya lingkungan pemerintah, yaitu pada UU PT No 40 tahun 2007,
rekomendasi pada penelitian ini juga menambahkan pasal 1 ayat 1 dan pasal 74 ayat 1, untuk melakukan
perhitungan persentase biaya lingkungan dari total pengelolaan lingkungan yang juga untuk
biaya operasionalnya. Persentase biaya lingkungan meminimalisasi limbah kegiatan produksinya.
pada tabel 4.2 yang dikeluarkan perusahaan dari
total biaya operasionalnya yaitu sebesar 20.07%, Rekomendasi
sehingga sebagai rekomendasi pada laporan biaya Penelitian ini merupakan penelitian studi
berdasarkan kategori ditambahkan beberapa aktivas kasus pada perusahaan manufaktur yaitu PT. II,
yang meningkatkan pembiayaan pengelolaan sehingga hasil dari penelitian ini tidak bisa
lingkungan menjadi sebesar 22.93% dari total biaya digunakan untuk seluruh perusahaan karena jenis
operasionalnya. Adanya laporan biaya lingkungan aktivitas produksi dan hasil limbah yang dihasilkan
berdasarkan kategori biaya tersebut membuat setiap perusahaan berbeda. Aktivitas dan hasil
perusahaan mendapatkan informasi yang akurat limbah yang dihasilkan mempengaruhi pengeluaran
mengenai masing-masing aktivitas, sehingga perusahaan dalam membuat laporan biaya
membuat manajemen dapat mengetahui komposisi lingkungan, sehingga penelitian ini dapat digunakan
pengeluaran terkecil hingga terbesar setiap kategori sebagai gambaran bagi perusahaan lain dalam
yang telah dikeluarkan. Dengan penerapan laporan menerapkan Akuntansi Manajemen Lingkungan.
biaya yang didasarkan pada kategori juga dapat Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu
membantu manajemen perusahaan untuk mengambil masih banyak aktivitas yang bersifat moneter yang
keputusan yang tepat terkait permasalahan yang dapat ditambahkan dalam laporan biaya lingkungan
sering terjadi pada perusahaan. khususnya pada aktivitas pencegahan, namun dalam
penelitian ini tidak bisa ditambahkan karena
Implikasi Teoritis perusahaan melakukan efisiensi biaya untuk
Penelitian ini juga memberikan implikasi mengurangi pengeluaran perusahaan. Oleh karena
bagi ilmu pengetahuan mengenai pentingnya itu diharapkan kepada penelitian selanjutnya dapat
penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan. menambahkan aktivitas yang bersifat moneter yang
Penerapan tersebut khususnya bagi perusahaan dapat meningkatkan kualitas lingkungan perusahaan
manufaktur yang berpotensi melakukan pencemaran dan kesejahteraan karyawan dalam laporan biaya
lingkungan, karena dampak dari aktivitas produksi lingkungan, sehingga dapat diketahui penerapan
dapat dikelola secara tercatat dengan adanya Akuntansi Manajemen Lingkungan secara penuh
Laporan biaya lingkungan. Akuntansi Manajemen dan keseluruhan.
Lingkungan merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan dalam memuat dampak-dampak dari
aktivitas produksi yang bersifat moneter. DAFTAR PUSTAKA

Implikasi Empiris [1] Debora dan Ismail, M. (2013). Implikasi


Implikasi empiris dari penelitian ini adalah Akuntansi Lingkungan Serta Etika Bisnis
perusahaan dapat mengetahui kekurangan- Sebagai Faktor Pendukung Keberlangsungan
kekurangan yang harus diperhatikan dan diperbaiki Perusahaan Di Indonesia. Jurnal Akuntansiku.
dalam menerapkan Akuntansi Manajemen http://www.jurnal.usu.ac.id. Diakses pada
Lingkungan. Penelitian ini juga memberikan tanggal 06 September 2013.
masukan bagi PT. II dalam pencatatan pengeluaran [2] David, R. (2006). Strategic Management. Edisi
aktivitas lingkungan berdasarkan pengelompokkan Sepuluh. (Sulistio, Mahardika). Salemba Empat:
biaya lingkungan atau kategori biaya lingkungan, Jakarta. (Original work published 2005)
sehingga laporan biaya lingkungan menjadi spesifik [3] Gunawan, E. (2012). Tinjauan Teoritis Biaya
dan terperinci. Adanya laporan biaya lingkungan Lingkungan Terhadap Kualitas Produk Dan
yang terperinci dan spesifik akan memudahkan Konsekuensinya Terhadap Keunggulan
manajemen dalam melakukan evaluasi dan Kompetitif Perusahaan. Jurnal Ilmiah
memberikan informasi yang jelas dan detail dalam Mahasiswa Akuntansi. Vol 1, (2). http://
pengambilan keputusan. jurnal.wima.ac.id. Diakses pada tanggal 09
Implikasi bagi masyarakat yaitu, melalui September 2013.
penelitian ini masyarakat dapat mengetahui aktivitas [4] Hansen, D. dan Mowen, M. (2009). Managerial
produksi suatu perusahaan manufaktur yang Accounting. (Kwary, A.). Edisi Delapan.

105
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014

Salemba Empat : Jakarta. (Original work [17] Undang-undang Perseroan Terbatas No. 1
published 2007). Tahun 1995 Tentang Perubahan Aturan
[5] Idris (2012). Akuntansi Lingkungan Sebagai Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang
Instrumen Pengungkapan Tanggung Jawab Perseroan Terbatas.
Perusahaan Terhadap Lingkungan Di Era Green [18] Dokumen Daftar Limbah PT. II Tahun 2012.
Maket. http://manajemen.unnes.ac.id diakses [19] Dokumen Pengelolaan Limbah PT. II Tahun
pada tanggal 29 Juli 2013. 2012
[6] Ikhsan, A. (2009). Akuntansi Manajemen [20] Laporan Biaya Lingkungan PT. II Periode
Lingkungan & Pengungkapannya. Edisi Bulan Januari sampai Juni 2013
Pertama. Graha Ilmu : Yogyakarta.
[7] Lutfillah, K. (2011). Kasus Newmont
(Pencemaran Di Teluk Buyat). Jurnal
Kybernarn. Vol2,(1). http://www.ejournal-
unisma.ne diakses pada tanggal 18 Agustus
2013.
[8] Martusa, R. (2009). Peranan Environmental
Accounting Terhadap Global Warming. Jurnal
Akuntansi. Vol 1,164-179.
[9] Moedjanarko dan Frisko, D. (2013).
Pengelolahan Biaya Lingkungan Dalam Upaya
Minimalisasi PT WONOSARI JAYA
SURABAYA.Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya. Vol 2, (1).
http://www.journal.ubaya.ac.id. Diakses pada
tanggal 29 Juli 2013.
[10] Sekaran, U. (2003). Research Methods for
Business : A Skill Building Approach (4th). John
Willey and Sons, Inc : USA.
[11] Sueb dan Keraf, M. (2012). Relasi Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001 Dan
Kinerja Keuangan. Jurnal Dinamika
Manajemen. Vol 1, (3), 69-75.
http://www.repository.ipb.ac.id. Diakses pada
tanggal 11 September 2013.
[12] Sugiyono (2013). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan R&D. Alfabeta : Bandung.
[13] Suryandaru, S. (2013). Jurnalisme Lingkungan,
Sebuah Genre Baru. Jurnalisme Lingkungan.
http://www.yayan-s-
fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-70678
Jurnalisme%20. Diakses pada tanggal 23
September 2013.
[14] Pangabean dan Deviarti, H. (2012). Evaluasi
Pengungkapan Akuntansi Lingkungan Dalam
Prespektif PT. TIMAH (Persero) TBK. Binus
Business Review.Vol 3 (2), 1010-1028.
http://www.library.binus.ac.id. Diakses pada
tanggal 06 September 2013.
[15] Rothery, B. (1995). Sistem Manajemen
Lingkungan ISO14000. Pustaka Binaman
Pressindo : Jakarta.
[16] Rustika N dan Prastiwi, A. (2011). Analsis
Pengaruh Penerapan Akuntansi Manajemen
Lingkungan Dan Strategi Terhadap Inovasi
Perusahaan. Jurnal Novia Rustika
http://www.eprints.undip.ac.id/30899/1/jurnal_
novia_rustika_c2c007095.pdf. Diakses pada
tanggal 29 Juli 2013.

106
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014

LAMPIRAN

Tabel 1. Laporan Biaya Lingkungan PT. II Periode 01 Januari - 30 Juni 2013

No Aktivitas Biaya Lingkungan Total

1 Melaksanakan Studi Lingkungan Rp. 55.000.000

2 Membeli Perlengkapan keselamatan kerja karyawan Rp. 16.575.000

3 Membuang sampah domestik Rp. 27.900.000

Perizinan lingkungan dan pengujian tingkat

4 pencemaran Rp. 20.000.000

5 Perawatan dan perbaikan peralatan pengendali polusi Rp. 64.000.000

6 Perawatan dan perbaikan mobil PMK Rp. 10.000.000

7 Perawatan mesin produksi Rp. 85.000.000

8 Mendaur ulang sisa bahan Rp. 5.500.000

9 Perawatan dan perbaikan pembuangan air Rp. 42.500.000

10 Biaya membersikan saluran air Rp. 10.000.000

11 Memperbaiki kerusakan jalan Rp. 40.000.000

Grand Total Rp. 376.475.000

Persentase dari Total Biaya Llingkungan 20.07%

No Pendapatan Pengelolaan Limbah Total

1 Pengelolaan kayu Rp. 185.040.000

2 Pengelolaan oli Rp. 10.000.000

3 Pengelolaan drum Rp. 40.000.000

4 Pengelolaan kaleng Rp. 3.000.000

5 Pengelolaan barang bekas Rp. 15.000.000

Grand Total Rp. 253.040.000


Sumber: Laporan Biaya Lingkungan PT. II (2013)

107
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 3 No. 2, Desember 2014

Tabel 2. Laporan Biaya Lingkungan PT. II berdasarkan kategori biaya.

No Kategori Biaya dan Pendapatan Pengelolaan limbah Total % Biaya


lingkungan
Biaya Pencegahan :
1 Studi Lingkungan Rp. 90.000.000 21 %
2 Perlengkapan keselamatan kerja karyawan Rp. 22.335.000 5.2 %
3 Perizinan lingkungan Rp. 13.000.000 3.0 %
4 Perawatan dan perbaikan mobil PMK Rp. 10.000.000 2.0 %
Total Rp. 135.335.000 31.2 %
Persentase Total Biaya Operasional 7.21 %
Biaya Deteksi :
1 Menguji pencemaran Rp. 7.000.000 1.7 %
Total Rp. 7.000.000 1.7 %
Persentase Total Biaya Operasional 0.037 %
Biaya Kegagalan Internal :
1 Membuang sampah domestik Rp. 27.900.000 6.5 %
2 Perawatan dan perbaikan peralatan pengendali polusi Rp. 77.000.000 17.9 %
3 Perawatan mesin produksi Rp. 85.000.000 19.8 %
4 Perawatan dan perbaikan saluran air Rp. 42.500.000 9.9 %
5 Mendaur ulang sisa bahan Rp. 5.500.000 1.4 %
Total Rp. 237.900.000 55.5 %
Persentase Total Biaya Operasional 12.68 %
Biaya Kegagalan Eksternal :
1 Membersihkan saluran air Rp. 10.000.000 2.3 %
2 Mempebaiki Jalan Rp. 40.000.000 9.3%
Total Rp. 50.000.000 11.6 %
Persentase Total Biaya Operasional 2.67 %
Grand Total Biaya Lingkungan Rp. 430.235.000 100 %
Persentase Total Biaya Operasional 22.93 %
Pendapatan Pengelolaan Limbah :
1 Pengelolaan kayu Rp. 185.040.000
2 Pengelolaan oli Rp 10.000.000
3 Pengelolaan drum Rp. 40.000.000
4 Pengelolaan kaleng Rp. 3.000.000
5 Pengelolaan barang bekas Rp. 15.000.000
Grand Total Rp. 253.040.000
Sumber : Data diolah (2013)
Tabel 3. Rekomendasi biaya studi lingkungan

No Jenis Studi Lingkungan Divisi Jumlah


1 Training 5R Seluruh Divisi Rp. 35.000.000
2 Training CSR bidang lingkungan hidup GA dan Acc Rp. 20.000.000
3 Training Akuntansi Manajemen Lingkungan Accounting Rp. 35.000.000
TOTAL Rp. 90.000.000
Sumber : data diolah (2013)
Tabel 4. Rekomendasi biaya perlengkapan dan keselamatan karyawan
No Perlengkapan Harga/pcs Jumlah Total
1 Earplug Rp. 17.500 250 Rp. 4.375.000
2 Masker Rp. 1.200 9800 Rp. 11.760.000
3 Sarung tangan Rp. 2.500 2000 Rp. 5.000.000
4 Kotak P3K Rp. 100.000 10 Rp. 1.000.000
5 Obat-obatan Rp. 2.000 100 jenis obat Rp. 200.000
Total Rp. 22.335.000
Sumber : data diolah (2013)
Tabel 5. Rekomendasi biaya perawatan dan perbaikan peralatan pengendali polusi

No Jenis Peralatan Jumlah


1 Biaya perawatan dust collector Rp. 20.000.000
2 Biaya perbaikan dust collector Rp. 25.000.000
3 Biaya perawatan blower Rp. 15.000.000
4 Biaya perbaikan blower Rp. 15.000.000
5 Biaya perawatan hydrant Rp. 2.000.000
Sumber : data diolah (2013) Total Rp. 77.000.000

Sumber : data diolah (2013)

108

Anda mungkin juga menyukai