Anda di halaman 1dari 3

Hubungan Bilateral

Didalam dunia internasional tentunya terdapat interaksi yang dilakukan oleh


aktor-aktor dalam dunia internasional tersebut yang dapat berupa negara, kelompok
negara, indvidu, atau bahkan kelompok individu. Suatu negara dapat berinteraksi dengan
negara lainnya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terdapat didalam negerinya
maupun interaksi yang terjadi untuk memperjuangkan kepentingannya satu sama lain
dengan cara bersaing. Hubungan diantara kedua negara tersebut disebut dengan hubungan
bilateral. Hubungan bilateral pada umumnya merupakan hubungan yang terjalin antara
suatu negara dengan negara lainnya yang dapat berupa hubungan yang baik seperti
kerjasama maupun hubungan tidak baik seperti konflik.

Menurut Didi Krisna, Hubungan bilateral merupakan kondisi yang menjelaskan


adanya interaksi berupa hubungan timbal balik atau hubungan yang saling mempengaruhi
satu sama lain diantara dua pihak atau dua negara (Didi Krisna,1993). Dari pengertian
tersebut dapat dipahami bahwa hubungan bialteral terjadi diantara kedua negara dimana
interaksi yang dilakukan kedua negara ini kemudian akan mempengaruhi satu sama lain
atau terdapat hubungan timbal balik diantara keduanya. Interaksi yang terjadi dalam
hubungan bilateral tidak terlepas dari adanya kepentingan-kepentingan dari masing-
masing negara untuk mendorong terjadinya hubungan bilateral.

Menurut Jack C. Plano dalam Kamus Hubungan Internasional, menjelaskan


bahwa hubungan yang terjalin diantara kedua negara tidak terlepas dari adanya
kepentingan nasional yang diperjuangkan oleh masing-masing negara (Plano, 1990). Hal
tersebut karena kepentingan nasional merupakan unsur utama suatu negara melakukan
interaksi dengan negara lainnya. Dengan kepentingan-kepentingan masing-masing
negara, hubungan bilateral yang terbentuk diantara keduanya dapat berupa konflik
maupun kerjasama. Hubungan konflik ataupun kerjasama yang terjalin ini akan dapat
berubah seiringan dengan dinamika hubungan inetrnasional yang terjadi. Hubungan
bilateral dapat terjadi ketika suatu dua negara dihadapkan pada suatu masalah yang
kemudian kedua negara tersebut berinteraksi satu sama lain untuk mencapai kesepakatan
bersama dalam menyelsaikan masalah tersebut yang dapat berujung pada kerjasama
diantara keduanya, namun apabila interaksi diantara kedua aktor tersebut tidak mencapai
kesepakatan maka akan berujung pada terjadinya konflik.
Setiap negara yang menjalin hubungan bilateral dengan negara lainnya sangat
memerlukan politik luar negeri yang dijadikan sebagai instrumen untuk mencapai
kepentingannya. Suatu negara kemudian akan merumuskan kebijakan luar negerinya
terhadap negara lainnya untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya dalam
hubungan bilateral yang terjadi diantara kedua negara tersebut. Kebijakan luar negeri
merupakan racangan tindakan yang dilakukan suatu negara terhadap negara lainnya untuk
mencapai tujuan dari kepentingannya tersebut (T. May Rudy, 2002). Oleh karena itu
kebijakan luar negeri suatu negara menjadi unsur penting dari hubungan bilateral suatu
negara dengan negara lain.

Dalam menjalin hubungan bilateral suatu negara tidak terbatas pada negara-
negara yang berada disekitarya saja melainkan juga negara- negara yang terpaut jarak
yang lumayan jauh. Seperti hubungan bilateral yang terjalin diantara Tiongkok dan
Amerika Serikat. Hubungan bilateral diantara kedua negara ini kerap kali berubah-ubah
sesuai dengan dinamikan hubungan internasional keduanya. Hubungan antara Tinongkok
dan Amerika Serikat kerap kali berada pada hubungan konflik yang terjadi karena adanya
perbedaan ideologi yang mana Tiongkok merupakan negara dengan ideologi komunis
yang sangat bertentangan dengan ideologi Amerika Serikat yaitu liberalisme.

Namun dinamika yang terjadi dianatra kedua negara ini tidak selalu berada dititik
konflik, kedua negara juga sempat menjalin hubungan bilateral yang sangat baik pada
awal tahun 1970an yang ditandai dengan diplomasi ping-pong. Diplomasi ini menjadi
sarana untuk memperbaiki hubungan kedua negara yang renggang karena perbedaan
ideologi. Tiongkok yang berdada dibawah kepemimpinan Mao Zedong sangat menutup
diri dari negara-negara asing. Namun Tiongkok kemudian mau membuka diri dengan
memperbaiki hubungannya dengan Amerika Serikat melalui diplomasi ini. Hal ini karena
Tiongkok memiliki kepentingan yang ingin dicapainya melalui diplomasi ini. Dalam
diplomasi ping-pong yang dilakukan kedua negara ini tentunya terdapat kepentingan dari
masing-masing negara yang melatarbelakangi kemauan terciptanya hubungan bilateral
yang baik diantara kedua negara.

Keduanya juga kerap kali berada pada hubungan konflik terkait hak asasi
manusia (HAM), dimana Tiongkok merupakan salah satu negara yang banyak terjadi
pelanggaran HAM dan Amerika Serikat sebagaimana yang kita tahu sangat menjunjung
tinggi HAM dan sangat mengecam pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di
Tiongkok. Seperti pada peristiwa Tiananmen dimana terjadi pelanggaran HAM yang
menjadi penyebab kematian Hu Yaobang tahun 1989. Pelanggaran HAM tersebut
kemudian berdampak pada putusnya hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dengan
Tiongkok.

Daftar Pustaka :

Buku:

1. Plano, Jack C. 1990. Kamus Hubungan Internasional, Abardin: Bandung.


2. Krisna, Didi. 1993. Kamus Politik Internasional, Jakarta : Grasindo, hal. 18
3. Rudy, T. May. 2002. Studi strategis dalam transformasi sistem internasional
pasca perang dingin. Bandung : Refika Aditama, hal. 27.

Anda mungkin juga menyukai