Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DINAMIKA HISTORIS, DAN URGENSI


WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI KONSEPSI DAN
PANDANGAN KOLEKTIF KEBANGSAAN INDONESIA
DALAM KONTEKS PERGAULAN DUNIA

OLEH :
1.RIZQIANI FITRIAH (C1G018154)
2. ROSA PUTRI AMALIA (C1G018157)
3. SAOFAL HARIADI (C1G018163)
4. SUNIAH (C1G018173)
5.WAHYU ARI SANDANA (C1G018181)
6. WIDYA ASTUTI (C1G018185)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang dinamika historis dan wawasan nusantara
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak dan berbagai sumber refrensi dalam penulisannya sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki penulisan makalah ini menjadi lebih baik lagi dan
akan kami jadikan tolak ukur dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Demikian makalah tentang dinamika historis dan urgensi wawasan
nusantara sebagai konsepsi dan pandangan kolektif kebangsaan Indonesia dalam
konteks pergaulan dunia kami susun dengan sebaik baiknya semoga bisa
bermanfaat dan memberiakn inspirasi bagi setiap pembacanya sebagai bahan
pembelajaran untuk kedepannya

Mataram,25 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................1

KATA PENGANTAR......................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Maksud dan Tujuan.......................................................................4
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep dan urgensi wawasan nusantara…............5


B. Menggali sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan
Nusantara…………………………………………………........6
C. Pentingnya wawasan nusantara.................................................................7
D. Dinamika dan tantangan Wawasan Nusantara……...........9
E. Esensi dan urgensi Wawasan Nusantara……………….....10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................14
B. Kritik dan saran .................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Wawasan nusantara merupakan wawasan nasional (national outlook)


bangsa Indonesia yang selanjutnya dapat disingkatwasantara. Wawasan nasional
merupakan cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan tempat hidup
bangsa yang bersangkutan. Cara bangsa memandang diri dan lingkungannya
tersebut sangat mempengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa itu
menuju tujuannya. Bagi bangsa Indonesia,wawasan nusantara telah menjadi cara
pandang sekaligus konsepsi berbangsa dan bernegara. Ia menjadi landasan
visional bangsa Indonesia. Konsepsi wawasan nusantara , sejak dicetusakan
melalui deklarasi djuanda tahun 1957 sampai sekarangmengalami dinamika yang
terus tubuh dalam praktek kebidupan bangsa.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana dinamika historis dan konsep urgensi wawasan nusantara


2. Apa pentingnya pentingnya wawasan nusantara sebagai konsepsi dan
pandangan kolektif bangsa indonesia dalam konteks pergaulan dunia.

C.MAKSUD DAN TUJUAN

1. Agar mahasiswa memahami dinamika historis dan konsep urgensi


wawasan nusantara
2. Agar mahasiswa memahami pentingnya wawasan nusantara sebagai
konsepsi dan pandangan kolektif bangsa indonesia dalam konteks
pergaulan dunia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dan Urgensi Wawasan Nusantara

Sebelumnya dikatakan bahwa wawasan nusantara merupakan wawasan


nasional bangsa Indonesia. Namun, demikian timbul pertanyaan apa arti wawasan
nusantara dan apa pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Wawasan
Nusantara bisa kita bedakan dalam dua pengertian, yakni pengertian etimologis
dan pengertian terminologi.

Secara etimologi, kata wawasan nusantara berasal dari dua kata wawasan
dan nusantara. Wawasan dari kata wawas (bahasa jawa) yang artinya
pandangan.sementara kata “nusantara” merupakan gabungan kata nusa yang
artinya pulau atau kepulauan. sedangkan dalam bahasa latin kata lusa berasal dari
katanaesos yang dapat berarti semenanjung, bahkan suatu bangsa.

Kata kedua yaitu “antara” memiliki padanan dalam bahasa latin, in dan terra
yang berarti antara atau dalam suatu kelompok. “antara” juga mempunyai makna
yang sama dengan kata inter dalam bahasa inggris yang berarti antar (antara) dan
relasi. Sedangkan dalam bahsa sanskerta. Kata “antara” dapat diartikan sebagai
laut

Ada pendapat lain yang menyatakan nusa berarti pulau. Dan antaranya berarti
dilapit atau berada ditengah-tengah. Nusantara beraeti gugusan pulau yangdilapit
atau berada ditengah-tengah antara benua dan dua samudra (pasha, 2008) tersebut
dikemukakan.

Pengertian terminologis umumnya adalah pengertian istilah menurut para ahli


atau tokoh dan lembaga yang mengkaji konsep tersebut. Pada uraian sebelumnya ,
anda telah mengakaji konsep wawasan nusantara secara termonologis.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, keberadaan wawasan


nusantara pada dasarnya digunakan sebagai jembatan penghubung dan pemersatu
bagi wawasan lokal yang terdapat di setiap daerah atau geografis nusantara. Jadi,
wawasan lokal pada dasarnya boleh berbeda dengan wawasan nasional, namun
harus ada jembatan yang harus menghubungkan kedua wawsan tersebut.
Selanjutnya, wawasan lokal tidak boleh bertentangan dengan wawasan nasional,
dalam arti tidak boleh keluar dari konteks wawasan nasional. Keperbedaan
wawasan lokal dengan wawasan nasional, harus diartikan sebagai variadi dan
kekayaan yang dimiliki bangsa indonesia yang diangkat dari keanekaragaman
budaya yang ada. Secara demikian, munculnya wawasan nasional merupakan
resultante (hasil) dari interaksi wawasan lokal yang beraneka ragam.

B. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan Nusantara

Ada sumber historis (sejarah), sosiologis, dan politis terkait dengan


munculnya konsep wawasan Nusantara. Simber-sumber itu melatar belakangi
berkembangnya wawasan nusantara.

1. Latar belakang
Lahirnya konsepsi wawasan nusantara bermula dari perdana
menteri Ir. H. Djuanda kartawidjaja yang pada tanggal 13 desember
1957 mengeluarkan deklarasi yang selanjutnya dikenal sebagai deklarasi
Djuanda isi deklarasi tersebut sebagai berikut: Isi pokok deklarasi ini
adalah bahwa lebar laut territorial Indonesia 12 mil yang dihitung dari
garis yang mengubungkan pulau terluar Indonesia. Dengan garis tutorial
yang baru iini wilayah Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah.
Sebelum keluarnya deklarasi Djuanda, wilayah Indonesia
didasarkan pada territorial zee en maritime kringen ordinantie 1939
(TZMKO 1939) atau dikenal dengan nama ordonasi 1939, sebuah
peraturan buatan pemerintah hindia-belanda. Isi oedonasi tersebut pada
intinya adalah penentuan lebar laut 3 mil dengan cara menarik garis
pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau/darat.
Guna memperkuat kedaulatan atas wilayah negara tersebut
dibentuklah undang-undang sebagai penjabarannya. Setelah keluarnya
deklarasi Djuanda 1957 dibentuklah undang-undang No. 4 Prp Tahun
1960 tentang perairan Indonesia.
Tidak hanya melalui peraturan perundang-undang nasional, bangsa
Indonesia juga memperjuangkan konsepsi wawasan nusantara berdasar
deklarasi Djuanda ini ke forum international agar dapat pengakuan bangsa
lain atau masyarakat internasional.
2. Latar belakang sosiologis wawasan nusantara
Berdasarkan sejarah, wawasan nusantara bermula dari wawasan
kewilayahan. Ingat deklarasi Djuanda 1957 sebagai perubahan atas
ordonasi 1939 berintikan mewujudkan wilayah Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah, tidak lagi terpisah-pisah.sebagai konsepsi kewilayahan,
bangsa Indonesia mengusahakan dan memandang wilayah sebagai satu
kesatuan.
Namun seiring tuntunan perkembangan , konseepsi wawasan
nusantara mencakup pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi,
social budaya, dan pertahanan keamanan, termasuk persatuan sebagai satu
bangsa. Sebagaimana dalam urusan GBHN 1998 dikatakan wawasan
nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ini berarti lainnya konsep
wawasan nusantara juga dilator belakangi oleh kondisi sosiologis
masyarakat Indonesia.
Hal diatas, keadaan sosiologis masyarakat Indonesia dan juga
keberlangsungan penjanjahan yang memecah belah bangsa, telah
melatarbelakangi tumbuhnya semangan dan tekad-tekad orang wilayah
dinusantara ini untuk bersatu dalam satu nasionalitas, satu kebangsaan
yakni bangsa Indonesia.

3. Latar belakang politis wawasan nusantara


Selanjutnya secara politis , ada kepentingan nasional bagaimana
agar wilayah yang utuh dan bangsa yang bersatu ini dapat dikembangkan,
dilestarikan, dan dipertahankan secara terus menerus. Kepentingan
nasional itu merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan
nasional, maupun visi nasional. Cita-cita nasional bangsa Indonesia
sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea II adalah
untuk mewujudkan negara Indonesia, yang merdeka, bersaatu berdaulat,
adil dan makmur sedangkan tujuan nasional Indonesia sebagaimana
tentang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV salah satunya adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.

C. Dinamika dan Tantangan Konstitusi dalam kehidupan Berbangsa-Negara


Indonesia

Dengan adanya konsepsi Wawasan Nusantara wilayah Indonesia menjadi


sangat luas dengan beragam isi flora, fauna, serta penduduk yang mendiami
wilayah itu. Namun demikian, konsepsi wawasan nusantara juga mengajak
seluruh warga negara untuk memandang keluasan wilayah dan keragaman yang
ada di dalamnya sebagai satu kesatuan. Kehidupan politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan dan keamanan dalam kehidupan bernegara merupakan satu
kesatuan.
Luas wilayah Indonesia tentu memberikan tantangan bagi bangsa Indonesia
untuk mengelolanya. Hal ini dikarenalan luas wilayah memunculkan potensi
ancaman dan sebaliknya memiliki potensi keunggulan dan kemanfaatan.

Wawasan nusantara telah menjadi landasan visiponal bagi bangsa Indonesia


guna memperkokoh kesatuan wilayah dan persatuan bangsa akan terus meneruis
dilakukan. Hal ini dikarenakan visi tersebut dihadapkan pada dinamika kehidupan
yang selalu berkembang dan tantangan yang berbedavsesuai dengan perubahan
zaman./

Dinamika yang berkembang itu misalnya, jika pada masalalu penguasaan


wilayah dilakukan dengan pendudukan militer maka sekarang ini lebih ditekankan
pada upaya perlindungan pelestarian diwilayah tersebut. Tantangan yang berubah,
misalnya adanya perubahandari kejahatan konvensional menjadi kejahatan
didunia maya.
Wawasan nusantara pada dasarnya menjadi cara pandang suatu bangsa
yang di dalamnya menampakkan bagaimana suatu bangsa itu melakukan dialogis
dengan kondisi geografis dan sosial budayanya. Wawasan nasional, juga di
artikan sebagai cara pandang nasional yang merupakan salah satu gagasan
falsafah hidup bangsa yang berisikan dorongan-dorongan motifasi dan rangsangan
di dalam merealisasikan dan mencapai aspirasi serta tujuan nasional. Bangsa
indonesia memiliki wawasan nasional dan pada perkembangannya yang terakhir
wawasan tersebut merupakan suatu konsepsi kewilayahan dan konsepsi politik
ketatanegaraan bagi bangsa indonesia dan bukanlah semata-mata sebagai suatu
konsepsi pertahanan keamanan belaka. Dnegan demikian maka konsepsi wawasan
nusantara mencakup seluruh bidang kehidupan sosial bangsa yang menjadi
pedoman bagi pembinaan kelangsungan hidup bangsa indonesia. Sebagai umat
yang beragama kita percaya bahwa Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan
empat golongan mahluk, yaitu :

a) benda mati yang hanya mempunyai bentuk dan wujud


b) flora yang mempunyai bentuk wujud dan kehidupan.
c) fauna yang mempunyai bentuk, wujud, kehidupan daya reaksi dan naluri
d) manusia yang mempuntyai bentuk, wujud, kehidupan daya reaksi dan
naluri dengan ahlak dan daya pikir

Wawasan nusantara dalam peundang-undangan negara republik indonesia


yang merupakan suatu pandangan, sikap pendirian dan keyakinan bangsa
imdonesia yang telah lama dikenal dan dianutnya, dan bahkan telah mempunyai
leglaitas dalam kehidupan kita sebagai bangsa dan negara yang telah merdeka dan
berdaulat. Wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional adalah
wawasan nusantara yang mencakup :

a) perwujusan kepulauan nusantara sebagai suatu kesatuan politik


b) perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya.
c) perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
d) perwujudan kepulauan nusantara sebahai satu kesatuan pertahanan dsn
keamanan.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan nasional,Wawasan
nusantara dalam kehidupan nasional yang mencakup kehidupan politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan harus tercermin dalam pola pikir, pola
sikap, dan pola tindakan yang senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara kesatuan republik indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan.

D. Pentingnya Dinamika Dan Tantangan Wawasan Nusantara

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah
wilayah kedaulatan, disamping rakyat dan pemerintah yang diakui. Konsep dasar
wilayah kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember
1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia,
karena telah melahirkan konsep wawasan nusantara yang menyatukan wilayah
Indonesia, karena telah melahirkan konsep wawasan nusantara yang menyatukan
wilayah Indonesia. Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya.
Unsur-unsur dasar wawasan nusantara itu adalah wadah, isi, dan tata laku. Dalam
kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksi dan
interelasi dengan lingkungan sekitar (regional atau internasional). Salah satu
pedoman bangsa Indonesia dalam wawasan nasional yang berpijak pada wujud
wilayah nusantara disebut Wawasan Nusantara.

Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia


mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta
sesuai dengan geografi wilayah Nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa
dalam mencapai tujuan cita-cita nasional. Unsur Dasar Wawasan Nusantara
Wadah (Counter) Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan
kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya. Isi (Content) Isi adlah
aspirasi bangsa yang berkembang dimasyarakat da cita-cita serta tujuan nasional
yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Isi ini sendiri menyangkut dua hal
yang esensial, yakni : Relasasi aspirasi bangsa Persatuan dan Kesatuan Tata Laku
(Conduct) Tata Laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi yang terdiri
dari tata laku batiniah dan lahiriah. Tantangan Implementasi Nusantara
Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan
peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan
nasional hanya dalam dilaksankan oleh negara-negara maju dengan Buttom Up
Planning, sedang untuk negara berkembang dengan Top Down Planning karena
adanya keterbatasan kualitas sumber daya manusia, sehingga diperlukan landasan
operasional berupa GBHN.

Kondisi nasional (pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan


keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi integritas. Dunia Tanpa Batas
Perkembangan Iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan
dunia tanpa batas merupakan tantangan wawasan nusantara. Mengingat
perkembangan tersebut akan mempengaruhi masyarakat indonesia dalam pola
pikir, pola sikap dan pola tindak didalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Era Baru Kapitalisme Sloan dan Zureker menyatakan kapitalisme adalah suatu
sistem ekonomi yang didasarkan atas hak milik swasta atas macam-macam barang
dan kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain dan
untuk berkecimpung dalam aktifitas-aktifitas ekonomi yang di pilihnya sendiri.
Lester Thurow menyatakan, “Untuk dapat bertahan dalam era baru kapitalisme
harus membuat strategi baru yaitu keseimbangan (balance) anatara paham
individu dan paham sosialis”. Kesadaran Warga Negara Pandangan Indonesia
tentang hak dan kewajiban Masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak,
dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dpat dibedakan namun tidak dapat
dipisahkan. Kesadaran Bela Negara Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang
dilakukan adalah perjuangan non fisik untuk memerangi keterbelakangan,
kemiskinan,kesenjangan sosial, membrantas KKN, menguasai Iptek,
meningkatkan kuliatas SDM, transparan, dan memelihara persatuan, Kedudukan,
Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai
wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini
kebenarannnya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan
penyimpangan dalam upaya mencapai serta mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasional.
E. Esensi dan Urgensi konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara

Sebagaimana telah di kemukakan di muka, esensi atau hakikat dari


wawasan nusantara adalah “kesatuan wilayah dan persatuan bangsa” Indonseia.
Mengapa perlu kesatuan wilayah? Mengapa perlu persatuan bangsa? Sebelumnya
anda telah mengkaji bahwa sejarah munculnya wawasan nusantara adalah
kebutuhan akan kesatuan atau keutuhan wilayah Indonesia yang terbentang dari
Sabang sampai Merauke. Wilayah itu harus merupakan satu kesatuan tidak lagi
terpisah-pisah oleh adanya lautan bebas. Sebelumnya kita ketahuai bahwa wilayah
Indonesia itu terpecah-pecah sebagai akibat dari aturan hukum kolonial Belanda
yakni Ordonomi 1939. Baru setelah adanya Deklarasi Djuanda tanggal 13
Desember 1957, wilayah Indonesia barulah merupakan satu kesatuan dimana laut
tidak lagi merupakan pemisah tetapi sebagai penghubung.
Wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memiliki keunikan antara lain :
a) Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508
pulau
b) Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta
km2 dan laut seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan/perairan.
c) Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km
d) Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang)
e) Terletak pada garis katulistiwa
f) Berada pada iklim tropis dengan dua musim
g) Menjadi pertemuan dua jalur pergunungan yaitu Mediterania dan Sirkum
Pasifik
h) Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT
i) Wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni)
j) Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam.
Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi kewilayahan
berkembang menjadi konsepsi kebangsaan. Artinya wawasan nusantara tidak
hanya berpandangan keutuhan wilayah, tetapi juga persatuan bangsa. Bangsa
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang heterogen. Heterogenitas bangsa ditandai
dengan keragaman suku, agama, ras, dan kebudayaan. Bangsa yang heterogen dan
beragam ini juga harus mampu bersatu. Cobalah anda kemukakan mengapa
bangsa Indonesia yang beragam ini harus kita pandang sebagai satu kesatuan?

Bangsa Indonesua sebagai kesatuan juga memiliki keunikan yakni:

1. Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data BPS,
2010)
2. Memiliki jumlah pendudukan besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011)
3. . Memiliki keragaman ras
4. . Memiliki kergaman agama
5. Memilliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi dari keragman
suku bangsa.

Konsep Wawasan Nusantara menciptakan pandangan bahwa Indonesia


sebagai satu kesatuan wilayah merupakan satu kesatuan politik, sosial budaya,
ekonomi serta pertahanan dan keamanan atau dengan kata lain perwujudan
wawasan nusantara sebagai satu kesatuan politik sosial budaya, ekonomi dan
pertahanan dan keamanan. Pandangan demikian penting sebagai landasan visional
bangsa Indonesia terutama dalam melaksanakan pembangunan.

1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik Memiliki


makna :

a) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya


merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan
matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan miliki bersama bangsa.
b) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara
dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan
satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas luasnya.
c) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib,
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam
mencapai cita-cita bangsa.
d) Bahwa pancasila adalah satu-staunya falsafah serta ideologi bangsa dan
negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa.
e) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusatara merupakan satu
kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
f) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem
hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukun nasional yang mengabdi
kepada kepentingan nasional.
g) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain
ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas
aktif serta diabdikan pada kepentingan nasional.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
Memiliki makna:
a) Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah
modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari
harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh
daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam
pengembangan kehidupan ekonominya.
c) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu
kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
3.Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
Memiliki makna:
a) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus
merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta adanya
keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
b) Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak
ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang
menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya,
dengan tidak menolak nilai–nilai budaya lain yang tidak bertentangan
dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh
bangsa.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan
keamanan
Memiliki makna:
a) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
b) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

1. Wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan dengan


dicetuskannya Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957. Inti dari
deklarasi itu adalah segala perairan di sekitar, di antara dan yang
menghubungkan pulau-pulau yang termasuk Negara Indonesia
dengantidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang
wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia. Dengan demikian,
bagian dari perairan pedalaman atau nasional yang berada di bawah
kedaulatan mutlak milik Negara Indonesia.
2. Keluarnya Deklarasi Djuanda 1957 membuat wilayah Indonesia sebagai
satu kesatuan wilayah. Laut bukan lagi pemisah pulau, tetapi laut sebagai
penghubung pulau-pulau Indonesia. Melalui perjuangan di forum
internasional, Indonesia akhirnya diterima sebagai Negara kepulauan
(Archipelago state) berdasarkan hasil keputusan Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun1982.

3. Pertambahan luas wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memberikan


potensi keunggulan (positif) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan. Namun demikian juga mengundang potensi negatif yang
bisa mengancam keutuhan bangsa dan wilayah.
4. Wawasan nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya
dikembangkan sebagai konsepsi politik kenegaraan sebagai cara pandang
bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungan tempat tinggalnya sebagai
satu kesatuan wilayah dan persatuan bangsa.
5. . Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah
dan persatuan bangsa, mencakup di dalamnya pandangan akan satu
kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanankeamanan.
Wawasan nusantara merupakan perwujudan dari sila III Pancasila yakni
Persatuan Indonesia
6. Rumusan wawasan nusantara termuat pada naskah GBHN 1973 sampai
1998 dan dalam Pasal 25 A UUD NRI 1945. Menurut pasal 25 A UUD
NRI 1945, Indonesia dijelaskan dari apek kewilayahannya, merupakan
sebuah negara kepulauan (Archipelago State) yang berciri nusantara.
7. Berdasar Pasal 25 A UUD NRI 1945 ini pula, bangsa Indonesia
menunjukkan komitmennya untuk mengakui pentingnya wilayah sebagai
salah satu unsur negara sekaligus ruang hidup (lebensraum) bagi bangsa
Indonesia yang telah menegara. Ketentuan ini juga mengukuhkan
kedaulatan wilayah NKRI di tengah potensi perubahan batas geografis
sebuah negara akibat gerakan separatisme

B.KRITIK DAN SARAN


Demikianlah pokok bahasan contoh makalah ini yang dapat kami
paparkan,besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan
banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik
lagi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hakim, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Indonesia.


Malang: Madani

Al-Hakim, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Indonesia


(Edisi Revisi). Malang: Madani

Darmadi, H. 2016. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Pontianak :


Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai