Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) Keluarga Berencana adalah

tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk mendapatkan

objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan

kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan,

mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri dan

menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Keluarga berencana adalah suatu upaya peningkatan kepedulian dan peran

serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kehamilan,

pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluargauntuk

mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Dengan memperkenalkan nilai,

budaya dan norma yang baru tentang KB kepada masyarakat diharapkan dapat

mengubah pola fikir, sikap dan perilaku masyarakat diharapkan dapat progam KB.

Gagasan KB memerlukan pendekatan atas pertimbangan kemanusiaan dengan

mengurangi resiko bahaya pada ibu yang melahirkan serta kematian anak yang terjadi

pada peristiwa kelahiran. Cara mengubah ketidaktahuan masyarakat dalam pemilihan

alat kontrasepsi diantaranya melalui pendidikan

Pendidikan yang sederhana yang dapat digunakan adalah melalui program,

KIE ( Komunikasi, Informasi dan Edukasi ) dimana suatu proses belajar informal

yang sangat efektif untuk mengubah sikap dan perilaku, metode ini digunakan untuk

penyampaian pesan dan mengajak masyarakat agar ber KB demi kebahagiaan dan

kesejahteraan keluarga

1
IUD (Intra Uterine Device) merupakan alat kontrasepsi yang banyak

digunakan dalam program keluarga berencana di Indonesia, dengan nama lain AKDR

(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah

Suatu alat yang dimasukkan dan disimpan dalam rongga rahim dengan tujuan

mencegah atau menjarangkan kehamilan dalam jangka waktu yang lama.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tahun 2011, 99 %

kematian itu terjadi di negeri berkembang. Dalam jangka waktu yang sama, tak

kurang dari 50 juta aborsi akibat kehamilan tak diinginkan terjadi di muka bumi ini.

Kontrasepsi kemudian dijadikan program untuk menekan angka-angka yang

mengerikan itu. Di Afrika tercatat, sekitar 82 % penduduknya tidak berkontrasepsi.

Di Asia Tenggara, Selatan, dan Barat, hanya 43 % yang sadar kontrasepsi. Negeri

maju di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan, selangkah lebih sadar, hanya

20 % warganya yang menolak kontrasepsi.

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil

sensus sebanyak 259.940.857 orang, yang terdiri dari 132.240.055 (50,87 % )

laki-laki dan 127.700.802 (49,13 %) perempuan. Laju pertumbuhan penduduk

Indonesia sebesar 1,49% per tahun (Sensus Penduduk, 2012).

Program Keluarga Berencana (KB) yang digalakkan oleh pemerintah menjadi

sangat penting sebagai pengendalian peledakan penduduk. Pencapaian peserta KB

aktif semua metode kontrasepsi yang diperoleh dari data Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2012, jumlah akseptor KB aktif

sebanyak 6.152.231 peserta. Dengan rincian pengguna kontrasepsi suntik 2.949.633

peserta (47,94%), pil 1.649.256 peserta

2
(26,81%), Implant 527.569 peserta (8,58 %), Kondom 462.186 peserta (7,51% ),

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim 459.177 peserta (7,46%), MOW 87.079 peserta

(1,42%), MOP 17.331 peserta (0,28%).

3
BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakuka pada warga desa Tungkop

Kota Banda Aceh mengenai promosi kesehatan tentang Keluarga Berencana (KB),

dapat dilihat pada pembahasan dibawah ini :

Pertanyaan :

1. apakah ibu tahu mengenai pengertian keluarga berencana?

Pembahasan :

Berdasarkan hasil wawancara menerangkan bahwa mayoritas memberikan

jawaban paham mengenai keluarga berencana dimana mereka memberikan argument

yang sesuai dengan menyebutkan beberapa jenis alat kontrasepsi.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Gerakan untuk membentuk keluarga yang

sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Dengan kata lain KB adalah

perencanaan jumlah keluarga. Pembatasan bisa dilakukan dengan penggunaan alat-

alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD dan

sebagainya.

Pertanyaan :

2. Bagaimana menurut bapak mengenai cara ber-KB Mantap ?

Pembahasan :

Berdasarkan hasil wawancara menerangkan bahwa mayoritas memberikan

keterangan cara ber-KB mantap dengan memenuhi seluruh syarat yang ada, hal

4
tersebut diutarakan disebabkan oleh informasi maupun pemahaman

responden/masyarakat yang sudah baik.

Sebagaimana kita ketahui bahwa ber-KB mantap adalah SukarelaCalon

peserta kontrasepsi mantap harus secara sukarela menerima pelayanan kontrasepsi

mantap.Artinya calon peserta KB tersebut tidak dipaksa atau ditekan untuk menjadi

peserta kontrasepsimantap. Untuk memantapkan syarat sukarela ini perlu dilakukan

pelayanan informasi konseling.

Pertanyaan :

3. Dari mana sumber informasi yang bapak/Ibu terima mengenai Kontrasepsi ?

Pembahasan :

Berdasarkan hasil wawancara menerangkan bahwa mayoritas memberikan

keterangan mereke menerima informasi melalui media elektronik. Adapun yang

menerima informasi melalui promosi kesehatan oleh petugas kesehatan di puskesams.

Pertanyaan :

4. Informasi apa saja yang bapak peroleh dari petugas kesehatan mengenai

Kontrasepsi

Pembahasan :

Berdasarkan hasil wawancara disimpulkan mayoritas responden memberikan

keterangan bahwa ada beberapa atau variasi mengenai informasi yang diperoleh

hanya mengenai Keuntungan dan kelebihan, namun hal yang lainnya seperti efek

5
samping belum mereka peroleh.

hal tersebut dapat terjadi diakibatkan oleh si penerima pesan ataupun

penyampai pesan atau cara maupun metode serta isi dari pesan atau informasi yang

disampaikan kurang komprehensif.

Pertanyaan :

6. Pada usia berapa bapak /Ibu menjadi Akseptor KB

Pembahasan :

Berdasarkan hasil wawancara menerangkan bahwa mayoritas memberikan

komentar rentang usia 25 ke atas. Karena berdasarkan sumber hasil wawancara usia

minimal pernikahan responden pada usia 25 tahun.

Pertanyaan :

7. Apakah ada pro maupun kontra dalam melaksanakan KB terhadap pasangan

anda?

Pembahasan :

Berdasarkan hasil wawancara menerangkan bahwa mayoritas responden

mengalami ketidaknyamanan dalam menggunakan alat kontrasepsi tertentu, termasuk

pada pasangan mereka juga. Hal tersebut dapat menjadi permasalahan yang perlu

dikaji kembali apakah user maupun informan yang kurang paham akan informasi

mengenai kesesuian pemakaian alat KB

6
Pertanyaan :

8. Apakah ada keuntungan dan kerugian dalam ber-KB?

Pembahasan :

Berdasarkan hasil wawancara menerangkan bahwa,banyak merasakan

keuntungan dalam pembatasan tingkat fertilitas atau kelahiran maupun jumlah anak.

Namun ada juga yang memberikan keterangan yang merasa rugi dari pasangan

mereka terhadap kenyamanan dalam penggunaannya.

Pertanyaan :

9. Apakah ada dampak terhadap keharmonisan keluarga saat setelah ber-KB?

Pembahasan :

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan keterangan bahwa mayoritas

responden merasa ada kurangya keharmonisan yang didapatkan oleh pasangan

mereka.

Pertanyaan :

10. Sampai kapan bapak/ibu akan ber-KB?

Pembahasan :

Berdasarkan hasil wawancara mayoritas menerangkan akan ber-KB setelah

memiliki 2 anak, dan bahkan 3 orang anak.

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasrkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada masyarakat yang

berada di Desa Tungkop mengenai promosi kesehatan Keluarga berencana, dapat

ditemukan bahwa beragam maupun variasi jawaban yang diberikan. Keterangan yang

diberikan dari seluruh jawaban yang ditanyakan, ditinjau dari aspek pengetahuan

masyarakat ternyata mayoritas masih pada kondisi kurang mengetahui kerugian

maupun keuntungan maupun jenis alat kontrasepsi.

Disamping itu juga dapat disimpulkan bahwa dari aspek sikap masyarakat dari

segi penggunaan alat kontrasepsi masih ditemukan adanya ketidaknyamanan maupun

keluhan dalam pemilihan maupun penggunaannya, mungkin pada hal seperti ini

pengguna maupun pemberi pelayanan kesehatan harus lebih intensif dalam

memberikan edukatif kepada pengguna.

Anda mungkin juga menyukai