SK DIREKSI KPEI
NO: Kep-014/DIR/KPEI/1113
Versi 1.0
1 November 2013
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Tujuan Pedoman Tata Kelola Perusahaan ........................................................ 2
C. Hirarki Peraturan dan Kebijakan Perusahaan .................................................... 3
II. ORGANISASI REGULATOR MANDIRI .................................................................. 10
A. Penyusunan dan Perubahan Peraturan .......................................................... 11
B. Persetujuan Peraturan .................................................................................... 12
C. Jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa .......................... 12
III. PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK .................................... 13
A. Pengertian Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance).......................... 13
B. Pedoman GCG KPEI ....................................................................................... 13
C. Tujuan GCG KPEI ............................................................................................ 14
D. Sasaran GCG KPEI ......................................................................................... 15
E. Acuan Pedoman GCG KPEI ......................................................................... 15
F. Ruang Lingkup Pedoman GCG KPEI .................................................................. 16
G. Kerangka Kerja Implementasi GCG KPEI ........................................................ 16
H. Misi, Visi dan Nilai Inti KPEI ............................................................................. 18
I. Pemegang Saham ............................................................................................... 19
J. Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku ................................................................ 21
K. Pemangku Kepentingan (Stakeholders)......................................................... 21
IV. ORGAN PERUSAHAAN ......................................................................................... 25
A. Organisasi Perusahaan ................................................................................... 25
B. Organ Utama Corporate Governance ............................................................. 25
C. Organ Pendukung Corporate Governance ..................................................... 46
V. PENERAPAN GCG ............................................................................................. 53
A. Prinsip GCG ..................................................................................................... 53
B. Penerapan GCG .............................................................................................. 56
C. Penilaian Implementasi GCG .......................................................................... 57
D. Benturan Kepentingan ..................................................................................... 58
i
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
ii
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tata Kelola Perusahaan atau Corporate Governance merupakan suatu sistem
yang dirancang untuk mengarahkan pengelolaan perusahaan secara
profesional berlandaskan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi serta f a i r n e s s ( kewajaran dan kesetaraan).
Tujuan utama dilaksanakannya Corporate Governance adalah untuk
mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dan pemangku
kepentingan (stakeholders) lainnya dalam jangka panjang, berlandaskan
peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.
1
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
2
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
3
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
2. Kebijakan Perusahaan
a. Struktur Kebijakan Perusahaan
1) Kebijakan Perusahaan di KPEI terdiri dari tiga tingkat yaitu:
a) Tingkat 1 adalah Pedoman Tata Kelola Perusahaan.
b) Tingkat 2 meliputi Pedoman Perilaku (Code of
Conduct/COC, Kebijakan Manajemen (Management
Policy/MP), Piagam (Charter), Peraturan Perusahaan, dan
Keputusan Direksi.
c) Tingkat 3 meliputi Pedoman Mutu, Prosedur Operasi
Standard (POS), Instruksi Kerja (IK).
Cakupan dan alur isinya dirinci mulai dari pokok-pokok
kebijakan pada peringkat teratas sampai acuan kebijakan dasar
bagi pelaksanaan kegiatan, baik yang menyangkut kegiatan
usaha, penanganan risiko, maupun fungsi-fungsi pendukung
yang diperlukan.
5
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
6
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
b. Operasionalisasi
1) Dalam kegiatan operasionalnya, dijabarkan pula seperangkat
POS, IK, dan petunjuk pelaksanaan lainnya yang disusun
sesuai kebutuhan, dan dapat diubah sewaktu-waktu sesuai
dengan bentuk kegiatan usaha dan produk, keadaan lokasi
kegiatan, struktur organisasi, dan kondisi personalia yang ada.
2) Petunjuk-petunjuk pelaksanaan ini merupakan pelengkap yang
harus selalu mengacu dan tunduk pada Pedoman Tata Kelola
Perusahaan dan Kebijakan Manajemen.
7
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
9
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
Salah satu karakteristik dari KPEI yang membedakannya dengan Perusahaan yang
lainnya adalah bahwa KPEI merupakan bagian dari Self Regulatory Organization
(SRO) pasar modal Indonesia. Fungsi utama KPEI adalah sebagai Lembaga
Kliring dan Penjaminan (LKP), yang menyediakan layanan jasa kliring dan
penjaminan penyelesaian transaksi bursa, yang diperlukan untuk lebih
meningkatkan efisiensi dan kepastian dalam penyelesaian transaksi di Bursa Efek.
Kehadiran KPEI sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) bertujuan untuk
melakukan mitigasi terhadap setiap risiko yang mungkin timbul dalam penyelesaian
transaksi bursa. Proses kliring yang dilakukan KPEI dimaksudkan agar setiap
Anggota Kliring (AK) mengetahui hak dan kewajiban baik berupa efek maupun
dana yang harus diselesaikan pada tanggal penyelesaian. Sebagai Central
Counterparty (CCP), KPEI menjadi satu-satunya penjual untuk setiap pembeli dan
satu-satunya pembeli untuk setiap penjual dalam setiap penyelesaian transaksi
atas instrumen investasi yang diperdagangkan di bursa.
10
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
11
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
B. Persetujuan Peraturan
1. Persetujuan Peraturan dilakukan oleh OJK setelah rancangan Peraturan
KPEI tersebut mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris.
2. Surat persetujuan Dewan Komisaris, risalah pertemuan dengar pendapat
dengan pemakai jasa dan Pihak-Pihak yang berkepentingan dengan
peraturan dimaksud, harus dilampirkan ketika meminta persetujuan dari
OJK
3. Proses pengajuan persetujuan Peraturan KPEI dilaksanakan sesuai
dengan peraturan Bapepam dan LK atau OJK terkait.
12
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
13
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
14
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
15
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
16
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
Di dalam kerangka kerja di atas, terlihat bahwa RUPS, Dewan Komisaris dan
Direksi memiliki peran yang penting dalam penerapan prinsip-prinsip GCG di
KPEI. Oleh karena itu, ketiganya disebut sebagai Organ Utama corporate
governance. Dewan Komisaris dan Direksi ditunjuk oleh RUPS sebagaimana
ditunjukkan dengan garis tebal (solid line) antara keduanya dengan RUPS.
Garis putus-putus antara Dewan Komisaris dan Direksi menunjukkan bahwa
terdapat kewenangan dalam pengawasan kinerja oleh Dewan Komisaris
terhadap Direksi.
Selanjutnya Organ Utama ini akan dibantu oleh Organ-organ Pendukung,
baik yang ada di tingkatan Dewan Komisaris seperti Komite-komite
Komisaris, maupun yang ada di tingkatan Direksi/manajemen seperti Komite-
17
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
18
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
I. Pemegang Saham
Prinsip Dasar
21
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
22
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
2. Mitra Bisnis
a. Mitra Bisnis adalah SRO, pemasok, distributor, kreditur,
debitur, dan pihak lainnya yang melakukan transaksi usaha
dengan Perusahaan.
b. Perusahaan memiliki peraturan yang dapat menjamin
dilaksanakannya hak dan kewajiban mitra bisnis sesuai dengan
perjanjian dan peraturan perundang-undangan.
c. Mitra bisnis berhak memperoleh informasi yang relevan
sesuai hubungan bisnis dengan Perusahaan sehingga
masing-masing pihak dapat membuat keputusan atas dasar
pertimbangan yang adil dan wajar.
d. Kecuali dipersyaratkan lain oleh peraturan perundang-
23
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
24
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
A. Organisasi Perusahaan
1. Organisasi Perusahaan disusun sesuai dengan kebutuhan organisasi,
rencana kerja jangka panjang serta perkembangan industri, dengan
mempertimbangkan peraturan OJK, pengendalian internal (misalnya
terdapat mekanisme check and balance system) serta efisiensi dan
efektivitas organisasi.
2. Penyusunan organisasi tersebut dijabarkan ke dalam bentuk bagan
struktur organisasi yang secara jelas menggambarkan:
a. Hubungan pelaporan
b. Alur informasi
c. Tingkatan hirarki
d. Rentang pengawasan
e. Pemisahan tugas dan tanggung
jawab
25
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
26
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
27
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
2. Dewan Komisaris
Prinsip Dasar
28
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
29
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
4. Pembagian Kerja
Dalam mengoptimalkan tugas sebagai Dewan Komisaris,
maka Dewan Komisaris melakukan pembagian tugas sesuai
dengan kemampuan dan keahlian masing-masing Anggota
Dewan Komisaris dengan memperhatikan lingkup usaha
Perusahaan. Pembagian tugas tersebut diatur sendiri diantara
30
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
8. Benturan Kepentingan
a) Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat
konflik antara kepentingan ekonomis Perusahaan dan
kepentingan ekonomis pribadi Pemegang Saham, anggota
Dewan Komisaris dan Direksi, serta Karyawan Perusahaan.
b) Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, Dewan
Komisaris harus senantiasa mendahulukan kepentingan
Perusahaan di atas kepentingan pribadi atau keluarga,
maupun pihak lainnya.
c) Anggota Dewan Komisaris dilarang menyalahgunakan
jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi,
keluarga dan pihak-pihak lain.
d) Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan
yang mengandung unsur benturan kepentingan, pihak
yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut serta.
e) Setiap anggota Dewa n Komisaris yang memiliki
wewenang pengambilan keputusan, diharuskan setiap
tahun membuat pernyataan tidak memiliki benturan
kepentingan terhadap setiap keputusan yang telah dibuat
olehnya dan telah melaksanakan Standar Etika yang
ditetapkan oleh Perusahaan.
33
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
34
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
35
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
12. Pelaporan
Pada setiap tahun Dewan Komisaris melaporkan kemajuan
Perusahaan dalam Laporan Tahunan Perusahaan dan
bersama-sama Direksi menandatanganinya dan diajukan
kepada RUPS guna mendapatkan persetujuan dan
pengesahannya.
13. Pertanggungjawaban
a) Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris
bertanggung jawab kepada RUPS.
b) Dewan Komisaris dalam fungsinya sebagai pengawas,
menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengawasan
atas pengelolaan Perusahaan yang dilakukan Direksi kepada
RUPS. Laporan pengawasan Dewan Komisaris
merupakan bagian dari Laporan Tahunan yang
disampaikan kepada RUPS untuk memperoleh
persetujuan.
c) Dengan diberikannya persetujuan atas Laporan Tahunan
dan pengesahan atas laporan keuangan, berarti RUPS
telah memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung
jawab kepada masing-masing anggota Dewan Komisaris
sejauh hal-hal tersebut tercermin dari Laporan Tahunan,
dengan tidak mengurangi tanggung jawab masing-
masing anggota Dewan Komisaris dalam hal terjadi
tindak pidana atau kesalahan dan atau kelalaian yang
menimbulkan kerugian bagi pihak ketiga yang tidak dapat
dipenuhi dengan aset Perusahaan;
d) Pertanggungjawaban Dewan Komisaris kepada RUPS
36
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
3. Direksi
Prinsip Dasar
37
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
2. Hak Direksi
a) Memperoleh remunerasi sesuai keputusan RUPS.
b) Membela diri di hadapan RUPS apabila akan diberhentikan
sementara atau tetap.
c) Membentuk komite-komite untuk Direksi dengan biaya
Perusahaan. Komite Direksi tersebut harus memiliki surat
pengangkatan dan pedoman kerja yang jelas.
d) Mengundurkan diri dalam masa jabatannya dengan tetap
mempertanggungjawabkan tugasnya selama menjabat.
e) Memperoleh program pengenalan (induction program) dari
Perusahaan.
38
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
39
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
5. Fungsi Direksi
Fungsi pengelolaan Perusahaan oleh Direksi mencakup lima tugas
utama yaitu kepengurusan, manajemen risiko, pengendalian internal,
komunikasi dan tanggung jawab sosial.
a) Kepengurusan
1) Direksi harus menyusun Misi, Visi dan n i l a i - n i l a i i n t i
serta program jangka panjang dan jangka pendek
Perusahaan untuk disampaikan dan d i s e t u j u i oleh
Dewan Komisaris atau RUPS sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar Perusahaan.
2) Direksi harus dapat mengendalikan sumberdaya yang
dimiliki oleh Perusahaan secara efektif dan efisien.
3) Direksi harus memperhatikan kepentingan yang wajar
dari Stakeholders.
4) Direksi dapat memberikan kuasa kepada Komite yang dibentuk
untuk mendukung pelaksanaan tugasnya atau kepada
karyawan Perusahaan untuk melaksanakan tugas tertentu,
namun tanggung jawab tetap berada pada Direksi.
5) Direksi harus memiliki tata tertib dan pedoman kerja
(Charter Direksi) sehingga pelaksanaan tugasnya dapat
terarah dan efektif serta dapat digunakan sebagai salah
satu alat penilaian kinerja.
40
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
b) Manajemen Risiko
1) Direksi harus menyusun dan melaksanakan sistem
manajemen risiko Perusahaan yang mencakup seluruh
aspek kegiatan Perusahaan.
2) Untuk setiap pengambilan keputusan strategis, termasuk
pembuatan/pengembangan produk/jasa baru, harus
diperhitungkan dengan seksama dampak risikonya, dalam
arti adanya keseimbangan antara hasil dan beban risiko.
3) Untuk memastikan dilaksanakannya manajemen risiko
dengan baik, Perusahaan harus memiliki unit kerja /
penanggung jawab terhadap pengendalian risiko.
d) Komunikasi
Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara
Perusahaan dengan Stakeholders.
41
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
7. Benturan Kepentingan
a) Benturan kepentingan adalah keadaaan dimana terdapat konflik
antara kepentingan ekonomis Perusahaan dan kepentingan
ekonomis pribadi pemegang saham, Anggota Dewan Komisaris
dan Direksi, serta Karyawan Perusahaan.
b) Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, Direksi dan
Karyawan Perusahaan harus senantiasa mendahulukan
kepentingan Perusahaan diatas kepentingan pribadi atau
keluarga, maupun pihak lainnya.
42
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
43
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
44
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
11. Pelaporan
Secara teratur sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Direksi
membuat laporan kepada Dewan Komisaris, OJK atau kepada
RUPS.
45
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
berlaku.
c) Rincian tugas komite-komite Komisaris serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan fungsinya diatur dalam masing-masing
piagam (Charter) Komite Komisaris.
2. Audit Internal
Audit Internal merupakan organ pendukung pelaksanaan GCG yang dapat
memberikan jasa audit (assurance) dan konsultasi yang bersifat
independen dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan
memperbaiki operasional Perusahaan, melalui pendekatan yang
sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
manajemen risiko, pengendalian internal, dan proses tata kelola
(governance).
a) Kepala Audit Internal melakukan pelaporan secara fungsional dan
administratif kepada Direktur Utama.
b) Kepala Audit Internal melakukan pelaporan secara fungsional kepada
Komisaris melalui Komite Audit.
c) Kepala Audit Internal dan anggota Audit Internal harus memiliki
kualifikasi dan kompetensi yang memadai agar dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya.
d) Kedudukan, pokok-pokok tugas dan tanggung jawab Audit Internal
disusun dalam Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter).
3. Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan adalah suatu fungsi yang dibentuk untuk
berinteraksi dengan pemegang saham dan stakeholders lainnya, menjaga
citra Perusahaan dan menjadi kustodian dokumen Perusahaan.
Sekretaris Perusahaan memiliki akses langsung kepada Direksi dan
bersinergi dengan divisi-divisi lain untuk mendapatkan informasi yang
47
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
49
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
50
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
4. Komite-komite Direksi
Dalam menjalankan kegiatan Perusahaan, maka dalam rangka menjaga
kualitas dari pengambilan keputusan, Direksi dapat membentuk komite-
komite tertentu untuk membantu memberi masukan kepada Direksi.
Komite-komite yang saat ini telah dibentuk Direksi adalah:
51
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
b) Komite Haircut
1) Komite Haircut dibentuk dengan tujuan untuk menentukan besarnya
Haircut Efek Bersifat Ekuitas atau Efek Beragun Aset Arus Kas Tidak
Tetap yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan Reksa Dana yang
Unit Penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek sebagai faktor
pengurang nilai pasar wajar Efek dimaksud yang diperhitungkan
dalam Modal Kerja Bersih Disesuaikan.
2) Tugas Komite Haircut tercantum dalam Peraturan KPEI Nomor II-11.
52
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
V. PENERAPAN GCG
A. Prinsip GCG
KPEI berkomitmen untuk selalu menerapkan standar tata kelola terbaik sesuai
dengan standar yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu KPEI melakukan
adopsi berdasarkan Pedoman Umum GCG Indonesia. KPEI memastikan
bahwa prinsip- prinsip G C G diterapkan pada setiap aspek
proses bisnis dan di semua jajaran Perusahaan. Prinsip-prinsip
GCG yang dimaksud adalah Transparansi (Transparancy),
Akuntabilitas (Accountability), Responsibilitas (Responsibility),
Independensi (Independency) dan Kewajaran dan Kesetaraan
(Fairness) yang diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha
(sustainability) Perusahaan dengan memperhatikan kepentingan
Stakeholders.
Prinsip dan rekomendasi GCG yang menjadi rujukan KPEI sesuai Pedoman
Umum GCG Indonesia yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG), 2006 adalah sebagai berikut:
1. Transparansi (Transparency)
Yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan
relevan termasuk pelaksanaan pengambilan keputusan. Transparansi
secara lebih spesifik meliputi, namun tidak terbatas pada aspek-aspek
berikut:
a. Perusahaan akan menyediakan informasi secara tepat waktu, jelas
dan akurat, termasuk di dalamnya adalah kinerja dan kondisi
keuangan Perusahaan.
53
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
2. Akuntabilitas (Accountability)
Yaitu kejelasan fungsi, tugas dan tanggung jawab organ Perusahaan
sehingga Perusahaan dapat berjalan dengan efektif. Akuntabilitas secara
lebih spesifik meliputi, namun tidak terbatas pada aspek- aspek berikut:
a. Perusahaan menjabarkan fungsi, tugas dan tanggung jawab tiap organ
secara tertulis, jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai serta
strategi Perusahaan.
b. Perusahaan memastikan pelaksanaan check and balance system dan
pengendalian internal di masing-masing fungsi.
c. Perusahaan meyakini bahwa semua organ Perusahaan dan semua
karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung
jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.
d. Perusahaan menyusun satuan pengukuran kinerja tiap organ secara
54
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
3. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Yaitu kesesuaian pengelolaan Perusahaan dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan
Perusahaan yang sehat. Pertanggungjawaban secara lebih spesifik
meliputi, namun tidak terbatas pada aspek-aspek berikut:
a. Tiap organ Perusahaan dalam aktivitasnya selalu menjalankan prinsip
kehati-hatian dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan, anggaran dasar dan peraturan Perusahaan.
b. Perusahaan melaksanakan fungsi tanggung jawab sosial dengan
didukung perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang memadai.
4. Independensi (Independency)
Yaitu pengelolaan Perusahaan secara profesional tanpa pengaruh /
tekanan, intervensi dan benturan kepentingan (conflict of interest) dalam
pengambilan keputusan penting Perusahaan. Independensi secara lebih
spesifik, meliputi, namun tidak terbatas pada aspek-aspek berikut:
a. Perusahaan menghindari adanya dominasi tidak wajar dari pemegang
saham maupun stakeholders lainnya.
b. Perusahaan melaksanakan pengambilan keputusan secara objektif
dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun.
55
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
B. Penerapan GCG
56
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
57
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
D. Benturan Kepentingan
58
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
E. Pengungkapan Informasi
1. SBP merupakan pedoman dan arah strategis Perusahaan untuk periode tiga
tahun kedepan dalam rangka mengembangkan dan memperkokoh posisi
dan peran Perusahaan di dalam pasar modal Indonesia. SBP juga berfungsi
sebagai acuan bagi para pihak yang terkait dengan aktivitas Perusahaan
mengenai rencana pengembangan dan kegiatan yang akan dilakukan
Perusahaan.
2. SBP Perusahaan sekurang-kurangnya harus tercakup:
a. Hasil analisis perkembangan ekonomi dan pasar modal nasional dan
internasional.
b. Peranan dan evaluasi perkembangan Perusahaan.
c. Analisis faktor eksternal dan internal Perusahaan.
d. Perumusan strategi Perusahaan.
e. Pengukuran dan target kinerja Perusahaan.
f. Roadmap pengembangan Perusahaan.
59
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
a. Pendahuluan:
1) Tujuan penyusunan RKAT
2) Dasar penyusunan RKAT
3) Proses penyusunan rancangan RKAT
4) Prinsip realisasi RKAT
60
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
61
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
5) Aset tetap
f. Anggaran Pendapatan dan Beban tahun berjalan:
1) Ringkasan Proyeksi Laporan Laba (Rugi) dan Investasi
tahun berjalan.
2) Anggaran Pendapatan
Anggaran pendapatan meliputi pendapatan dari jasa Kliring; Jasa
PME; Jasa Pengelolaan Dana Jaminan; Jasa lainnya; dan
Pendapatan lain.
3) Anggaran Beban
Anggaran beban meliputi beban: Personalia; Kantor dan umum;
Sewa; Pendidikan dan kepustakaan; Pemeliharaan TI; dan
Pengembangan usaha.
g. Anggaran Investasi tahun berjalan.
h. Kontrak material.
4. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam menetapkan sasaran maupun
perhitungan anggaran harus dijabarkan dengan jelas sehingga dapat
dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
5. Perusahaan menetapkan mekanisme pengkajian asumsi yang dipakai
dalam perhitungan anggaran serta memiliki mekanisme pengawasan untuk
mengkaji validitas asumsi dan perhitungan yang digunakan dalam
menyusun anggaran tahunan.
6. Anggaran Tahunan Perusahaan disajikan secara perbandingan dengan
anggaran tahun berjalan serta realisasinya.
H. Kebijakan Perusahaan
1. Kebijakan Umum
Kebijakan Umum Perusahaan harus dilaksanakan dengan memenuhi
prinsip GCG, yaitu:
62
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
63
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
d. Kebijakan Umum
1) Dewan Komisaris dan Direksi memiliki tanggung jawab
utama untuk memastikan bahwa Perusahaan memiliki
64
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
memuat elemen:
1) Tujuan strategis Perusahaan yang dapat menjelaskan
bagaimana visi Perusahaan pada akhirnya akan tercapai.
2) Risiko strategis (strategic risk) yang dapat
menghambat pencapaian tujuan strategis dan pada
akhirnya menghambat pencapaian isi Perusahaan.
3) Kriteria yang akan digunakan untuk mengukur apakah
suatu tujuan strategis berhasil dicapai .
4) Rencana aksi (action plan) untuk setiap tahun.
4. Kesekretariatan Perusahaan
a. Filosofi proses Kesekretariatan Perusahaan
Manajemen berkewajiban menyusun kebijakan manajemen dan
POS terkait proses kesekretariatan dan kom unikasi
Perusahaan.
70
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
71
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
72
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
73
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
74
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
75
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
77
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
5. Operasional
a. Filosofi Operasional
Kebijakan operasional merupakan dasar bagi penyusunan
kebijakan dan pengambilan keputusan Perusahaan yang terkait
dengan proses operasional Kliring dan Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa. Direksi berkewajiban untuk
menyusun suatu panduan yang lebih terperinci mengenai
proses operasi (Operation Manual) yang berisi kebijakan dan
POS terkait operasional Kliring dan Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa.
b. Tujuan Proses Operasional
Tujuan proses operasional adalah untuk menyediakan layanan
jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
serta Pinjam Meminjam Efek yang terbaik sesuai Visi
Perusahaan.
78
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
d. Kebijakan Umum
Proses operasional harus dilakukan mengacu kepada peraturan
terkait dan harus memenuhi prinsip GCG..
6. Teknologi Informasi
79
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
80
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
81
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
82
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
83
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
84
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
Perusahaan.
4) Peningkatan employee engagement terhadap Perusahaan.
86
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
88
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
89
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
90
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
1. Proses Akuntansi:
a) Perusahaan melakukan pencatatan, penyusunan dan
penyajian laporan keuangan dengan mengacu pada
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
b) Perusahaan memiliki kebijakan dan pedoman akuntansi yang
sesuai dengan prinsip dan praktik akuntansi yang diterima
secara umum, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
c) Perusahaan memiliki catatan keuangan Perusahaan yang
dibuat secara akurat, tepat waktu dan lengkap, serta
dipelihara dan disimpan untuk suatu periode tertentu sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang
berlaku.
d) Perubahan atas prinsip akuntansi yang diterapkan harus
mendapat persetujuan dari Direksi, diketahui oleh Dewan
Komisaris dan dilaporkan dalam laporan keuangan
Perusahaan. Perubahan prinsip akuntansi yang berpengaruh
material pada periode berjalan atau dapat berpengaruh
material pada periode yang akan datang harus diungkapkan
beserta alasan perubahannya, sesuai dengan prinsip
akuntansi dan pelaporan yang berlaku umum.
2. Laporan Keuangan:
Proses akuntansi, pelaporan keuangan dan pelaporan
manajemen harus menghasilkan laporan yang memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a) Mudah dipahami yaitu bahwa informasi dalam akuntansi,
laporan keuangan dan laporan manajemen dapat dengan
mudah dipahami oleh publik.
91
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
3. Perpajakan:
a) Perusahaan wajib memenuhi dan melaksanakan semua
peraturan perpajakan yang telah ditetapkan Pemerintah
sebagaimana tertuang dalam perundang- undangan
perpajakan yang berlaku di Indonesia.
b) Perusahaan memiliki kebijakan mengenai perpajakan yang
mengacu pada peraturan perpajakan yang berlaku di
Indonesia, dan diperbaharui secara rutin.
c) Dalam hal terjadi restitusi atas pajak-pajak yang telah dibayar,
Perusahaan memiliki mekanisme sesuai peraturan perpajakan
ayng berlaku.
92
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
9. Hukum
a. Filosofi Hukum
Kebijakan proses hukum (legal) merupakan dasar bagi penyusunan
seluruh kebijakan dan pengambilan keputusan Perusahaan
yang terkait dengan proses Perusahaan. Direksi
berkewajiban menyusun panduan yang lebih terperinci
mengenai proses legal Perusahaan yang berisi kebijakan dan
POS proses legal P e r u s a h a a n . .
95
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
96
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
ditetapkan Perusahaan.
b. Manajemen proyek dilakukan sesuai dengan metodologi,
struktur, dan praktek standar yang berlaku umum.
c. Manajemen proyek perlu dukungan manajemen dan komitmen
sumber daya dari pihak-pihak terkait.
3. Tujuan
a. Manajemen proyek dilakukan agar pelaksanaan inisiatif dapat
secara efektif mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan dan
dilakukan dengan cara-cara yang efisien.
b. Kebijakan Manajemen Proyek diharapkan memberikan paduan
dalam pelaksanaan proyek pengembangan bagi berbagai
bagian Perusahaan yang terlibat. Sehingga masing-masing
mengetahui, memahami, dan dapat menjalankan tugasnya
masing-masing dalam rangkaian siklus aktivitas proyek dengan
standar hasil (deliverables) tertentu. Dengan demikian tidak ada
aktivitas dan hasil (deliverables) yang terlewat karena tidak ada
penanggungjawabnya dan atau dilakukan secara tumpang
tindih.
4. Risiko
a. Manajemen proyek yang kurang baik menybabkan tidak
terlaksananya inisiatif sehingga tujuan strategis Perusahaan
tidak tercapai.
b. Pada proyek-proyek terkait dengan pihak eksternal, manajemen
proyek yang buruk dapat mempengaruhi citra Perusahaan.
c. Manajemen proyek yang kurang baik dapat menyebabkan
pemborosan sumber daya.
5. Kebijakan
a. Pengawasan tata kelola proyek dilakukan oleh Project Sponsor
(Direksi), Steering Committee (General Manager dan kepala
97
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
98
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
a. Filosofi CSR
Selaras dengan komitmen Perusahaan dalam melaksanakan tanggung
jawab sosial, maka perlu adanya kebijakan CSR. Direksi
berkewajiban untuk menyusun suatu panduan yang lebih
terperinci mengenai proses CSR yang berisi kebijakan dan POS
CSR.
99
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
100
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
a. Filosofi Pengadaan
Kebijakan Pengadaan didasari oleh pemenuhan barang
dan jasa yang dibutuhkan melalui mekanisme yang benar,
independen (tidak mengandung unsur benturan
kepentingan), dan transparan. Direksi berkewajiban untuk
menyusun suatu POS Pengadaan Barang/Jasa yang
memadai.
.
b. Tujuan Proses Pengadaan
Proses pengadaan dilakukan agar Perusahaan dapat
memperoleh barang dan jasa pada waktu dan tempat yang
ditentukan dengan volume (quantity) dan kualitas yang
diperlukan, harga yang pantas dan dari sumber yang tepat
sehingga dapat mencapai Misi dan Visi Perusahaan.
101
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
seharusnya.
3) Terhambatnya operasional Perusahaan akibat barang
dan jasa yang diterima tidak tepat waktu.
102
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
103
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
104
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
105
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
106
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
107
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
d. Kebijakan Umum
1) Proses dan unit organisasi pelaksana Audit Internal harus
mengacu kepada Piagam Audit Internal (Internal Audit
Charter), dan Standard Profesi Audit Internal serta Standar
Etika yang diterbitkan oleh The Institute of Internal Auditors
(IIA).
2) Direksi berkewajiban untuk memastikan bahwa seluruh
desain, sistem dan prosedur telah menjamin
terselenggaranya suatu sistem pengendalian internal
secara efektif. Audit Internal sebagai bagian dari sistem
pengendalian internal, bertugas melakukan review dan
pemeriksaan atas seluruh proses dan fungsi bisnis
Perusahaan.
3) Secara umum proses audit internal di Perusahaan harus
menggunakan pendekatan berbasis risiko (risk based
internal auditing).
109
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
110
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
111
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
112
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
Governance Perusahaan.
4. Kebijakan Umum
Proses dan pelaksanaan Standard Etika harus memenuhi prinsip-
prinsip GCG.
113
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
114
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
J. Piagam (Charter)
1. Filosofi Charter
Dewan Komisaris, Direksi, Komite, dan Audit Internal mempunyai
peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan usaha
Perusahaan, sehingga diperlukan suatu pedoman pelaksanaan
kerja (Charter) sebagai pedoman pelaksanaan tugas, tanggung
jawab dan wewenangnya untuk memenuhi kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan atau
Stakeholders.
117
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
2. Tujuan Charter
Charter disusun sebagai pedoman agar Dewan K o m i s a r i s ,
D i r e k s i , K o m i t e , d a n Audit Internal dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara efisien, efektif, transparan, kompeten,
independen, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga
dapat diterima oleh semua pihak yang berkepentingan dan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Kebijakan Umum
Proses dan pelaksanaan Charter harus memenuhi prinsip-
prinsip GCG.
5. Cakupan Charter
Secara umum Charter paling kurang mencakup aspek-aspek sebagai
118
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
berikut:
a. Struktur dan kedudukan: menggambarkan struktur dan
kedudukan keberadaan organisasi.
b. Tugas dan tanggung jawab: menguraikan pokok-pokok tugas
dan tanggung jawab yang telah disepakati sebagai pedoman
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
c. Hak dan wewenang: penjelasan pokok meliputi reward dan
punishment atas pelaksanaan tugas serta kewenangan yang
dapat dilaksanakan.
d. Kode etik: meliputi norma-norma dalam pelaksanaan tugas.
e. Persyaratan keanggotaan: berisikan kompetensi, persyaratan
pendidikan teknis, kualitas ataupun dan kuantitas anggota.
f. Hubungan kerja: mekanisme hubungan kerja dengan pihak
terkait.
g. Pertanggungjawaban: pelaporan pelaksanaan tugas.
h. Independensi.
6. Penetapan Charter
a. Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk menetapkan
Charter Dewan Komisaris dan Charter Komite.
b. Direksi bertanggung jawab untuk menetapkan Charter Direksi.
c. Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab menetapkan
Charter Audit Internal.
d. Dalam proses penetapan seluruh Charter, diperlukan koordinasi
yang baik antara Dewan Komisaris dan Direksi.
119
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
120
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
121
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
122
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
124
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
5. Pemantauan (Monitoring)
a. Pemantauan adalah proses penilaian oleh orang yang tepat atas desain
dan operasional pengendalian dalam waktu yang sesuai, dan
pengambilan tindakan yang diperlukan.
b. Pemantauan diterapkan di seluruh aktivitas Perusahaan.
c. Pemantauan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara:
1) Pemantauan terhadap aktivitas yang sedang berjalan.
125
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
126
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
127
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
128
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
129
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
130
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
A. Manajemen Risiko
131
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
132
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
133
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
134
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
bagi evaluasi risiko. Pembedaan antara risiko yang bersifat minor dan
mayor harus dilakukan sehingga risiko dapat dievaluasi secara memadai.
Pembedaan ini juga harus mempertimbangkan sumber risiko
(source of risk), kemungkinan terjadinya risiko (probability/likelyhood), dan
dampak (impact) yang mungkin ditimbulkan karena risiko tersebut.
7. Evaluasi risiko
Perusahaan menentukan risiko-risiko mana yang memerlukan perlakuan
dan bagaimana prioritas penanganannya.
8. Perlakukan risiko
Perusahaan harus menetapkan upaya penanganan risiko (mitigasi) dengan
menyeleksi pilihan-pilihan yang dapat mengurangi atau meniadakan
dampak serta kemungkinan terjadinya risiko, kemudian menerapkan pilihan
tersebut.
9. Pemantauan dan review risiko
Perusahaan harus memiliki proses pemantauan risiko untuk memastikan
bahwa penanganan risiko masih tetap efektif dan relevan dengan
perubahan situasi.
10. Komunikasi dan konsultasi dalam pengelolaan risiko
Perusahaan harus memastikan bahwa terdapat komunikasi dan konsultasi
yang efektif diantara seluruh pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan
risiko, baik internal maupun eksternal. Komunikasi harus dilakukan untuk
setiap tahapan proses manajemen risiko.
135
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
136
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
137
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
138
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
Prinsip Dasar
140
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
IX. PENUTUP
1. Sosialisasi Pedoman
Kegiatan sosialisasi akan dilakukan secara berkesinambungan
terhadap pihak internal maupun eksternal Perusahaan.
Sosialisasi terhadap pihak internal akan dititikberatkan pada
adanya pemahaman, timbulnya kesadaran dan kebutuhan untuk
menerapkan GCG secara konsisten. Sosialisasi kepada pihak
eksternal ditujukan untuk memberikan pemahaman tentang
cara kerja sesuai GCG yang berlaku di Perusahaan.
2. Implementasi Pedoman
Implementasi Pedoman akan dilaksanakan secara konsisten
dengan komitmen penuh dari seluruh jajaran Perusahaan dan
dukungan dari seluruh Stakeholders lainnya.
3. Evaluasi Pedoman
Perusahaan akan melakukan evaluasi terhadap Pedoman.
Evaluasi ini ditujukan untuk mengetahui dan mengukur
kesesuaian Pedoman dengan kebutuhan Perusahaan serta
efektivitas dari program implementasi yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, perbaikan maupun
141
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
C. Penutup
1. Pedoman Tata Kelola Perusahaan ini digunakan sebagai acuan utama
dalam implementasi GCG oleh RUPS, Dewan Komisaris, Direksi dan
karyawan Perusahaan.
2. Pedoman ini dinyatakan berlaku efektif sejak ditetapkan / disahkan oleh
Dewan Komisaris dan Direksi.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman ini tetap mengacu pada
ketentuan / peraturan internal Perusahaan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
142
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
[Code of Corporate Governance]
X. LEMBAR PENGESAHAN
Disahkan Di Jakarta
Tanggal 1 November 2013
Dewan Komisaris
Direksi
143