Anda di halaman 1dari 3

MODUL PRAKTIKUM PA FKG

1. INFLAMASI AKUT PADA APPENDIX


Apendisitis akut adalah peradangan akut pada appendix vermiformis, secara
pathogenesisnya berhubungan dengan adanya obstruksi dan insfeksi.
 Obstruksi dapat disebabkan oleh fecolith (feses yang mengeras), benda asing,
cacing tumor, stenosis, spasme otot spinchter perbatasan apendiks dan caecum dan
pada anak hyperplasia jaringan limfoid.
 Infeksi dapat disebabkan oleh kuman : e. Coli (80%) dan streptococcus.
Mikroskopis :

 Mukosa dilapisi Epitel kolumner selapis bergoblet


 Tampak penampang lintang appendiks, terdapat lumen berisi dengan dinding
apendiks dan lapisan-lapisannya.
 Terdapat infiltrasi difus leukosit PMN (dominan neutrofil) pada lapisan mukosa
sampai dengan centrum germinativum prominen
 Lapisan mukosa tampak erosive atau ulserasi
 Lamina propia sembab hiperemis mengandung kelenjar-kelenjar yang tubular

2. INFLAMASI KRONIS PADA CHOLECYSTITIS


Mikroskopis:
 Mukosa dilapisi Epitel kolumner selapis
 Lamina propia sembab hiperemis mengandung beberapa kelenjar-kelenjar yang
berkelok-kelok bervariasi dengan dinding berlapiskan epitel serupa didalam stroma
jaringan otot dan jaringan ikat fibrous yang sembab hiperemis bersebukan sel-sel
limfosit histiosit.
 Tak tampak tanda-tanda keganasan pada sediaan ini

3. RADANG KRONIS EKSASERBASI AKUT


Mikroskopis :
 Lamina propia sembab hiperemis mengandung beberapa kelenjar-kelenjar yang
berkelok-kelok bervariasi dengan dinding berlapiskan epitel serupa didalam stroma
jaringan otot dan jaringan ikat fibrous yang sembab hiperemis bersebukan sel-sel
limfosit histiosit dan sebaran moderat sel-sel leukosit PMN
 Tak tampak tanda-tanda keganasan pada sediaan ini
4. ABSES
Mikroskopis :
 Massa nekrosis disertai stroma jaringan ikat fibrous yang sembab hiperemis
bersebukan difuse sel-sel radang leukosit PMN, limfosit dan histiosit
 Tak tampak tanda-tanda keganasan pada sediaan ini

5. INFEKSI SPESIFIK TUBERCULOSIS


Mikroskopis :
 Terdapat sebaran sel-sel epiteloid histiosit yang membentuk gambaran tuberkel
diantaranya terdapat area-area nekrosis caseosa.
 Ditemukan juga sel datya langhans
 Gambaran tuberkel yang merupakan proses radang granulomatik pada stroma
 Proliferasi jaringan ikat fibrosa (fibrosis) dengan infiltrasi limfosit yang padat

6. REAKSI ALERGI (EOSINOFIL PADA POLIP NASI)


Mikroskopis :
 Mukosa dilapisi Epitel kolumner pseudostratifikasi tumbuh membentuk struktur
polypoid diantaranya ditemukan juga sebaran moderat eosinophil
 Sembab hiperemis dengan sebukan sel-sel PMN
 Tak tampak tanda-tanda keganasan pada sediaan ini

7. PROSES HEALING PADA EPULIS FIBROSA


Epulis adalah suatu istilah topografi yang berarti setiap penonjolan atau
pertumbuhan baru yang terdapat pada ginggiva (gusi) yang bukan neoplasma. Epulis
fibrosa merupakan salah satu nodul pada rongga mulut, nodul ini bersifat hiperplastik,
berasal dari proliferasi fibrosa sebagai respon terhadap iritasi kronik yang disertai dengan
komponen inflamasi.

Klinis :
 Awalnya pada gingiva timbul benjolan kecil, yang makin lama makin membesar
 Tidak terasa sakit pada penekanan
 Kadang-kadang berdarah
Makroskopis:
 Benjolan pada ginggiva, ukuran bervariasi ada yang permukannya halus bentuk
irregular atau sferis ada pula benjolan dengan tepi meninggi dan multinodular
 Konsistensi kenyal padat
 Warna merah jambu , merah tua, sampai merah ungu
Mikroskopis:
 Tampak lapisan epidermis dari ginggiva
 Dibawah epidermis tampak jaringan ikat kolagen yang proliferative membentuk
bundle-bundle yang tidak teratur dengan sejumlah fibroblast yang bervariasi
 Sub epithelial terdapat komponen inflamasi berupa limfosit dan sel plasma
 Inflamasi dapat lebih berat dan meluas ke dalam jika disertai ulserasi
 Jaringan fibrokolagen yang berubah memadat (proses healing)

8. Granuloma Pyogenik pada ginggiva


merupakan lesi jinak vaskuler pada mukosa yang relatif sering terjadi.
etiopatogenesis nya masih kontroversial. granuloma pyogenik paling sering terjadi di
ginggiva merupakan ginggival reactive hyperplasia sebagai akibat respon iritasi. hal ini
diperkirakan oleh karena hiegene oral perorangan yang jelek dan iritan kronik seperti
kalkulus atau benda asing yang terdapat di dalam ginggival crevice. perubahan hormonal
selama pubertas dan kehamilan turut mempengaruhi respon perbaikan ginggiva terhadap
trauma sehingga pada wanita hamil disebut sebagai pregnancy tumor (granuloma
gravidarum).
Makroskopis:
 berupa massa polipoid berwarna merah kebiruan, kenyal, bias pedunculated atau
sessile.
 ukuran beberapa mm sampai beberapa cm.
 kadang ditemukan ulserasi akibat trauma sekunder dimana lesi ulserasi ditutupi
membran fibrin berwarna kuning.
Mikroskopis:
 pola pertumbuhan eksofitik dikelilingi jaringan yang normal dilapisi epitel gepeng
berlapis yang rata,atrofi, atau ulserasi dengan lesi terdiri dari proliferasi pembuluh
darah disertai jaringan granulasi.
 terdapat sebukan sel radang limfosit dan sel plasma
 neutrofil terdapat didaerah superficial dari daerah ulcerasi.

9. TELEANGIEKTSIS

Anda mungkin juga menyukai