Anda di halaman 1dari 10

Macam - macam Pakan Kambing Perah

Hijauan Tropis

Hijauan tropis merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis seperti di Indonesia.
Hijauan tropis ini dapat berupa rumput, legum, dan hijauan pohon (Wilkins, 2000). Hijauan ini
menyebar merata di berbagai wilayah di Indonesia dan memiliki karakteristik yang khas antara
lain protein kasar tinggi, serat kasar yang tinggi, kecernaan yang lebih tinggi, kandungan mineral
dan vitamin yang tinggi pula. Dengan karakteristik yang khas tersebut, hijauan ini dapat
dijadikan sebagai hijauan makanan ternak. Selain itu, hijauan ini juga mengandung zat
antinutrisi yang beragam seperti tanin, saponin, dan mimosin. Umumnya zat antinutrisi ini
terdapat di legum pohon, namun menurut McDonald et al.(2002) menyatakan bahwa legum
pohon juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pakan ruminansia pada daerah tropis
karena mengandung karbohidrat yang mudah tercerna, terutama pada musim kemarau.

Rumput

Rumput terutama sesuai sebagai tanaman makanan ternak untuk penggembalaan maupun
digunakan sebagai hijauan potongan karena beberapa sebab, yaitu: (1) tumbuhnya batang-
batang baru dengan jalan membentuk tunas-tunas (tillering) merupakan cara penyembuhan
terhadap akibat-akibat yang ditimbulkan oleh pemotongan atau penggembalaan. (2) jaringan-
jaringan baru yang dibentuk selama pertumbuhan terutama tumbuh pada pangkal daun
sehingga kecil kemungkinan menjadi rusak karena pemotongan atau penggembalaan. (3)
banyak rumput yang mampu mempertahankan pertumbuhan vegetatif terus-menerus dan
hanya terhenti pada musim kering atau musim dingin. (4) banyak rumput berkembangbiak
dengan rhizoma atau stolon yang dengan mudah membentuk akar-akar tambahan sehingga
permukaan tanah dapat cepat tertutup. (5) sistem perakarannya mengikat partikel-partikel
tanah dan membentuk jalinan (sod) serta mangangkut zat-zat hara ke lapisan permukaan yang
telah tercuci oleh hujan lebat kedalam tanah (McIlroy, 1976).

Legum
Legum adalah salah satu hijauan pakan ternak yang mengandung protein lebih tinggi daripada
rumput, tanaman ini umumnya responsif terhadap pemupukan fosfat karena dibutuhkan untuk
pertumbuhan perakaran dan aktivitas fiksasi nitrogen (Sumarsono, 2002). Legum selain
digunakan sebagai pakan ternak, juga berfungsi sebagai tanaman penutup tanah (cover crop)
dan pendukung kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen (N2). Fungsi legum dibagi menjadi 3
macam yaitu: (1) sebagai bahan pangan dan hijauan pakan ternak (Papilionaceae): kacang tanah
(Arachis hipogeae), kacang kedelai (Glycine soya), kacang panjang (Vigna sinensis); (2) sebagai
hijauan pakan ternak (Mimosaceae): kacang gude (Cayanus cayan), kalopo (Calopogonium
muconoides), sentro (Centrosoma pubescens) dan (3) multi fungsi (pakan, pagar, pelindung,
penahan erosi): Gliricidia maculata, Albizzia falcata. Kandungan nilai protein dari tanaman
leguminosa sangat tinggi dibandingkan dengan tanaman rumput-rumputan. Selain itu,
leguminosa juga mempunyai kandungan serat kasar yang lebih rendah dibanding rumput
sehingga kecernaannya akan lebih tinggi.

Hijauan Pakan Alami

Rumput Lapang

Rumput lapang adalah pakan yang sudah umum digunakan oleh peternak sebagai pakan utama
ternak ruminansia. Rumput banyak disekitar sawah atau ladang, pegunungan, tepi jalan, dan
semak-semak. Rumput ini tumbuh liar sehingga memiliki mutu yang kurang baik untuk pakan
ternak (Aboenawan, 1991). Rumput lapang adalah campuran dari beberapa jenis rumput lokal
yang umumnya tumbuh secara alami dengan daya produksi dan kualitas nutrisi yang rendah,
namun rumput lapang merupakan hijauan yang mudah didapat, murah, dan pengelolaannya
mudah. Rumput mengandung zat-zat makanan yang bermanfaat bagi ternak seperti lemak,
bahan ekstrak tanpa-N, serat kasar, mineral (terutama phosphor dan garam dapur), dan vitamin
(Wiradarya, 1989).

Gamal (Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex Walp)


Tanaman yang berasal dari Amerika Tengah ini, di Indonesia lebih dikenal dengan nama gamal.
Daun gamal dapat digunakan sebagai hijauan makanan ternak yang memiliki kandungan nutrien
yaitu protein kasar (PK) 24,7 %, neutral detergent fibre (NDF) 31, 8%, dan acid detergent fibre
(ADF) 20,4%. Daun gamal memiliki zat antinutrisi berupa saponin, tanin, kumarin, dan asam
fenolat (Wood et al., 1998). Pemanfaatan daun gamal sebagai sumber pakan ruminansia sangat
memungkinkan dan beralasan, mengingat tanaman gamal dapat tumbuh dengan baik pada
tanah yang kurang subur, tahan terhadap kekeringan dan produksi hijauan tinggi. Daun gamal
dapat dimanfaatkan sebagai pakan basal ternak kambing (FAO, 2004).

Lamtoro (Leucaena leucocephala LAMK.)

Lamtoro dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Lamtoro memiliki zat antinutrisi berupa
mimosin. Apabila mimosin diberikan pada ruminansia dalam kadar yang tinggi dapat menjadi
racun bagi mikroba rumen sehingga dapat pula menurunkan produksi asam amino (McDonald
et al., 2002). Lamtoro yang banyak digunakan sebagai makanan ternak yang terkenal merupakan
tanaman semak tegak perennial mempunyai karangan bunga berbentuk bola (subfamilia
Mimosaideae) dengan banyak bunga berwarna putih yang akan menghasilkan polongan biji
yang panjangnya 11-17 cm berbentuk pipih dan berwarna coklat mengandung 12-25 biji
berwarna coklat mengkilat dan tiap kilogram berat biji mengandung 21.000-28.000 butir biji.
Tanaman ini menyerbuk sendiri. Lamtoro mengandung PK 24, 3%; ADF 21,5%; NDF 31,8%; dan
tanin 14,8 mg/g BK (Baba et al., 2002).
Tabel 1. Kandungan Nutrisi

Bahan Pakan dari Limbah Industri Pertanian

No. Jenis bahan BK(%) PK(%) LK(%) SK(%) TDN(%)

1 Ampas tahu 10,8 25,6 5,3 14,5 76,0

2 Ampas kecap 85,4 36,2 17,2 17,8 89,5

3 Ampas bir 31,2 26,4 10,2 7,0 78,7

4 Ampas brem 81,6 3,1 2,1 2,1 55,8

5 Ampas gula cair 34,3 5,1 6,2 8,0 54,9

6 Bungkil kopra 90.5 27.6 11.2 6.8 75.3


7 Ampas bir 31,2 26,4 10,2 7,0 78,7

8 Bungkil kelapa 87,9 21,2 11,9 10,7 67,4

9 Bungkil kcg tanah 80,6 39,7 17,2 0,9 81,0

10 Bungkil klp sawit 88,6 16,5 11,9 10,7 67,4

11 Bungkil kedelai 89,4 52,1 1,0 25,5 40,3

12 Dedak padi 87,5 9,9 2,3 18,5 55,5

13 Kedelai BS 85,4 38,3 4,8 17,8 69,9

14 Onggok kering 88,7 1,2 0,7 8,3 85,0

15 Tumpi kedelai 91,4 21,1 3,0 23,2 69,4

16 Tumpi jagung 87.4 8.6 0,5 21.3 48,5


17 Tepung gaplek 87,0 2,4 0,7 8,9 73,5

18 Polard 88,4 16,4 4,0 5,8 74,8

19 Molasses 30,2 8,3 –– 63,0

Tabel 2. Bahan Pakan dari Pertanian

Nama Bahan Protein % TDN %

Klobot Jagung 5,1 49,5

Jerami Padi 4,9 45,0

Jerami Kedele 11,9 42,7

Jerami Kulit kedelai 8,0 58,9


Jerami Kacang Tanah 12,9 62,3

Jerami Kacang Panjang 12,9 62,3

Jerami Kacang Hijau 23,2 58,1

Kulit coklat 15,0 55,5

Kulit Kacang tanah 5,8 31,7

Kulit Klenteng 13,1 52,3

Tongkol Jagung 5,6 53,0

Pucuk Tebu 5,6 55,3

Daun Ketela Pohon 16,5 37,4

Batang Ketela pohon 5,9 48,1


Bhengok 14,2 49,4

Rumput lapang 6,7 55

Rumput Gajah 10,0 67,7

Setaria 18,8 58,0

Ternak kambing perah juga memerlukan nutrisi untuk kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan,
reproduksi, laktasi, gerak dan kerja. Oleh karena itu pemberian hedaknya memperhitungkan
semua kebutuhan tersebut, atau dengan kata lain , pemnberian pakan disesuaikan dengan
kebutuhan ternak. Penambahan konsentrat pada kambing dan domba perah bertujuan untuk
meningkatkan nilai pakan dan menambah energi serta hasil produksi laktasi. Tingginya
pemberian pakan berenergi menyebabkan peningkatan konsumsi dan daya cerna dari rumput
atau hijauan kualitas rendah. Selain itu penemberian konsentrat tertentu dapat menghasilkan
asam amino essensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Penambahan konsentrat tertentu dapat juga
bertujuan agar zat makanan dapat langsung diserap di usus tanpa terfermentasi di rumen,
mengingat fermentasi rumen membutuhkan energi lebih banyak.

Berdasarkan kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai
sumber energi dan sebagai sumber protein. .
a. Konsentrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari 18%, Total Digestible
Nutrision (TDN) 60%. Ada konsentrat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Berasal dari
hewan mengandung protein lebih dari 47%. Mineral Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta
kandungan serat kasar dibawah 2,5%. Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging,
tepung darah, tepung bulu dan tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya
dibawah 47%, mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%.
Contohnya : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga matahari, bungkil wijen, bungkil
kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit dll.

b. Konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein dibawah 18%, TDN 60% dan
serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung, empok, polar dll. Konsentrat yang
baik apabila terdiri dari bermacam macam bahan pakan supaya mendapatkan asam amino yang
lengkap. Untuk pembuatan konsentrat harus diperhatikan bahan pakan yang digunakan sebagai
penyusun ransum, baik dalam cara penyediaan maupun kandungan gizinya. Kambing dan
Domba perah yang berproduksi tinggi yang kadar lemak yang diinginkan tinggi maka
membutuhkan protein tertinggi. Sedangkan protein sangat sedikit dibutuhkan pada Kambing
dan Domba yang sedang masa kering. Program perhitungan pakan pada Kambing dan Domba
biasanya dihitung berdasarkan bahan kering.

Kebutuhan Air Minum

Air merupakan unsur sangat penting dan tak tergantikan yang sangat dibutuhkan oleh ternak
kambing untuk hidup dan berproduksi. Sebagian besar (70%) tubuh ternak merupakan unsur air.
Oleh karena peran air sangat penting untuk kehidupan dan tidak tergantikan oleh unsur lain,
maka kekurangan air dapat berakibat fatal. Misalnya, apabila ternak kehilangan air sebanyak
20% dari cairan tubuh akan menyebabkan kematian. Kekurangan air dalam volume yang lebih
sedikit akan menggangu proses metabolisma nutrisi, sehingga menurunkan produktivitas,
terutama pada induk yang sedang menyususi (laktasi). Pengelolaan air minum untuk ternak
kambing disajikan Kebutuhan akan air semakin meningkat pada induk yang sedang menyesusi
(laktasi). Dalam fase laktasi tersebut air diperlukan untuk memproduksi susu yang mengandung
80-90 % air. Kekurangan air akan menyebabkan turunnya produksi susu yang selanjutnya akan
mengganggu pertumbuhan anak.

Sodiq, A. dan Z. Abidin. 2009. Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan Ettawa. Cetakan
Kedua. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Eksohadiprojo. 2000. Pengantar Hijauan Makanan Ternak. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Moualem, R., I. Chosniak and A. Shkolnik. 1990. Environmental heat load, bioenergetics and
water economy of two breeds of goats: The Mamber goat versus the desert Bedouin goat. Wld.
Rev. Anim. Prod. 25:91-95

Anda mungkin juga menyukai