Anda di halaman 1dari 4

LIMNOLOGI

TUGAS ANALISA KEJADIAN DI DANAU

Disusun oleh
Ibnu Fajar
1713521069

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2019
VIDEO 1 : Menjelaskan tentang blooming alga yang terjadi di suatu perairan,
yang ditandai dengan timbulnya alga berbahaya (Harmful Alga Blooms) yang
sangat banyak dan tentunya dapat mempengaruhi ekosistem dari perairan
tersebut.

VIDEO 2 : Menjelaskan tentang Eutrofikasi , dimana Eutrofikasi ini merupakan


proses munculnya nutrient yang berlebihan ke dalam ekosistem perairan yang
mempercepat peningkatan jumlah tumbuhan dll secara cepat.

Lalu apa keterkaitan penjelasan dalam video 1 dengan video 2 ?


Faktor terjadinya blooming alga adalah proses eutrofikasi yaitu adanya
nutrient berlebih yang masuk kedalam perairan, yaitu nitrogen dan posfat. Kedua
nutrien tersebut dalam konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkan
pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) dan memicu ledakan populasi fitoplankton
(blooming fitoplankton). Masukan bahan pencemar berupa limbah yang
mengandung nutrient dapat mengaki1batkan penurunan kualitas perairan.
Limbah dari kegiatan tersebut mengandung beberapa nutrien salah satunya
adalah nitrat dan ortofosfat. Konsentrasi yang tinggi dari kedua nutrien ini dapat
memicu proses eutrofikasi dan ledakan populasi fitoplankton (blooming).

Kemudian apa yang menyebabkan terjadinya blooming alga & eutrofikasi ?


Blooming alga yang terjadi diindikasikan akibat adanya aktifitas
peningkatan populasi fitoplankton secara berlebihan (algae bloom) yang terjadi
karena kondisi lingkungan perairan yang mendukung. Dimana banyak sekali
nutrient khususnya Nitrat dan Posfat yang masuk kedalam perairan tersebut.
Ledakan populasi fitoplankton yang diikuti dengan keberadaan beberapa jenis
fitoplankton beracun akan menyebabkan ledakan populasi alga berbahaya
(Harmful Alga Blooms).

Bagaimana proses terjadinya eutrofikasi dan blooming alga?


Proses eutrofikasi diakibatkan adanya masukan nutrient kedalam perairan
yang berlebih. Dimana masuknya nutrient ini bisa diakibatkan karena adanya
aktifitas perkebunan yang teraliri ke perairan akibat hujan , limbah cair rumah
tangga, dan kegiatan lainnya yang menghasilkan buangan limbah yang
mengandung nutrien (nitrat dan ortofosfat). Kemudian limbah yang mengandung
nutrient tersebut masuk ke suatu perairan. Timbunan Posfat di perairan
merangsang alga tumbuh. Semakin banyak kandungan fosfat, semakin cepat
pula pertumbuhan alga. Selain itu proses upwelling juga mempengaruhi
terjadinya blooming alga.

Lalu apa akibatnya bagi ekosistem perairan tersebut ?


Akibat populasi alga yang terlalu banyak, maka dapat mengurangi ruang
gerak bagi makhluk hidup yang ada disana, dan itulah mengapa perairan yang
sedang mengalami blooming, sepi akan biota. Selain itu, karena perairan tertutup
oleh alga maka proses difusi oksigen ke dalam perairan, akan terganggu
kemudian dapat menyebabkan ikan dan organisme lainnya mati. Walaupun alga
merupakan jenis tumbuhan, tetapi dia tidak menginjeksikan oksigen kedalam air,
tetapi melepaskannya ke udara karena posisinya yang mengambang di
permukaan.
Selain itu, blooming alga juga menghilangkan nilai estetika, konservasi
dan pariwisata yang tentunya untuk mengembalikan keadaan seperti semula
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kemudian bagi beberapa spesies
seperti cyanobacteria (blue-green algae) diketahui mengandung toksin yang
dapat membahayakan hewan dan tentunya manusia.

CONTOH KASUS :
Judul Jurnal : KONSENTRASI NITRAT DAN ORTOFOSFAT DI MUARA
SUNGAI BANJIR KANAL BARAT DAN KAITANNYA DENGAN KELIMPAHAN
FITOPLANKTON Harmful Alga Blooms (HABs).
Disusun oleh : Anggita Wahyuningtyas Tungka, Haeruddin dan Churun Ain

Perkembangan industri dan aktivitas rumah tangga di sepanjang aliran


Sungai Banjir Kanal Barat, Semarang secara nyata memberikan masukan bahan
pencemar berupa limbah yang mengandung nutrien yang dapat mengakibatkan
penurunan kualitas perairan. Limbah dari kegiatan tersebut mengandung
beberapa nutrien salah satunya adalah nitrat dan ortofosfat. Konsentrasi yang
tinggi dari kedua nutrien ini dapat memicu proses eutrofikasi dan ledakan
populasi fitoplankton (blooming).
Peningkatan populasi fitoplankton secara berlebihan (algae bloom) dapat
terjadi karena kondisi lingkungan perairan yang mendukung. Ledakan populasi
fitoplankton yang diikuti dengan keberadaan beberapa jenis fitoplankton beracun
akan menyebabkan ledakan populasi alga berbahaya (Harmful Alga Blooms)
(Mulyani et al., 2012). Adanya fitoplankton beracun dapat membahayakan
kehidupan organisme perairan. Racun yang terdapat di jaringan tubuh
fitoplankton HABs dapat terakumulasi dalam tubuh ikan, kerang, dan udang.
Keberadaan toksik dalam organisme tersebut mungkin tidak mematikan
organisme retsebut, namun jika dikonsumsi oleh manusia akan menimbulkan
gangguan kesehatan atau bahkan kematian.
Keberadaan fitoplankton HABs di perairan dipicu oleh beberapa faktor.
Menurut Anderson et al., (2008), faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
blooming fitoplankton HABs salah satunya adalah eutrofikasi atau pengkayaan
unsur hara. Nutrien yang dominan mengakibatkan eutrofikasi adalah nitrat dan
fosfat. Kedua unsur ini juga berperan dalam perkembangan fitoplankton.
Kasus kematian massal ikan di Ancol, Jakarta tahun 2015 yang diduga
disebabkan oleh kandungan unsur hara (nitrat dan ortofosfat) menjadi latar
belakang penelitian ini dilaksanakan. Dilihat dari karakteristiknya, Teluk Jakarta
dan Teluk Semarang memiliki morfologi yang sama yaitu perairan yang semi
tertutup. Hal ini memungkinkan kasus blooming fitoplankton HABs terjadi di lokasi
penelitian.
Kemudian ,hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan yang nyata
antara nitrat dan ortofosfat terhadap kelimpahan fitoplankton HABs sebesar
0,66. Sebesar 44,2% konsentrasi nitrat dan ortofosfat mempengaruhi kelimpahan
fitoplankton HABs. Pengaruh nutrien nitrat dan ortofosfat masing-masing sebesar
36,6% dan 7,6%. Spesies fitoplankton HABs yang teridentifikasi di lokasi
penelitian yang paling sensitif terhadap perubahan kedua nutrien tersebut adalah
jenis Trichodesmium sp.

Anda mungkin juga menyukai