Bab 2 Skrining
Bab 2 Skrining
TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi dimana tekanan
pembuluh darah, semakin sulit jantung bekerja untuk memompa darah (WHO, 2013).
Ukuran tekanan darah dapat diketahui melalui nilai tekanan darah sistolik dan
dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan
klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa berdasarkan JNC-8 sebagai berikut :
Sumber : JNC-8
Klasifikasi hipertensi menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014
terbagi menjadi :
1. Berdasarkan penyebab
dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan
a. Hipertensi Pulmonal
pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan
kehamilan, yaitu:
2) Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu
mengandung janin.
ada yang mengatakan karena faktor diet, tetapi ada juga yang mengatakan
hipertensi sekunder. Bentuk hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya atau bukan
akibat penyakit lain disebut hipertensi primer (esensial) dimana 85-90% ditemukan
pada anak remaja. Faktor risiko tinggi untuk terjadinya hipertensi primer adalah
riwayat keluarga, obesitas, ras, jenis kelamin, berat lahir rendah, konsumsi tinggi
garam, merokok, konsumsi alkohol, aktivitas, HDL rendah, trigliserida tinggi, dan
hemolitik uremik, gagal ginjal kronik, tumor intrarenal (tumor Wilm’s), renal scaring
akibat nefropati refluks maupun uropati obstruktif, ginjal polikistik dan renal
Takayasu, stenosis atau trombosis arteri renalis, dan neurofibromatosis (Pardede &
Sari, 2016)
Sebagian besar kasus hipertensi tidak menimbulkan tanda dan gejala apapun.
Biasanya jika telah tejadi komplikasi pada organ lain maka akan timbul gejala. Gejala
yang timbul yaitu sakit kepala, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, keringat
berlebihan, kejang otot, sering berkemih, dan denyut jantung cepat atau tidak
gagal jantung, stroke, gagal ginjal hingga gangguan kognitif (Junaedi, Yulianti, &
Rinata, 2013).
berat badan, rutin aktivitas fisik, dan berhenti merokok. Pasien hipertensi akan
membutuhkan terapi obat untuk mencapai kontrol tekanan darah yang optimal. Terapi
obat hipertensi yang direkomendasikan yaitu diuretik, beta bloker, antagonis kalsium,
Terapi obat tersebut dianggap sebagai antihipertensi yang utama (Williams et al.,
2018).
Indonesia.
Junaedi, E., Yulianti, S., & Rinata, M. G. (2013). Hipertensi Kandas Berkat Herbal. Jakarta:
FMedia.
Olin, B. R., Twiggs, J., & Bell, K. (2015). Hypertension: The Silent Killer: Updated JNC-8
https://doi.org/10.1001/jama.2013.284427
Pardede, S. O., & Sari, Y. (2016). Hipertensi pada Remaja. Majalah Kedokteran, 32(1), 30–
Williams, B., Mancia, G., Spiering, W., Rosei, E., Azizi, M., Burnier, M., … Dominiczak,